LUKA
1
PENDAHULUAN
Studi observasional yang menilai status gizi dan
dampaknya pada pasien bedah yang dilakukan
oleh Sulistyaningrum & Puruhita (2007)
menemukan semakin baik IMT , semakin cepat
penyembuhan luka operasi dan semakin tinggi
albumin, semakin cepat penyembuhan luka
operasi. Sementara penelitian yang dilakukan
oleh Ijah (2009) menunjukkan adanya pengaruh
status gizi secara signifikan terhadap
penyembuhan luka dan lama rawat inap.
2
Proses penyembuhan luka adalah
kompleks dan melalui beberapa tahap
yaitu:
1. Fase inflamasi
Pada fase ini, penyempitan pertama dari
pembuluh darah untuk memastikan
pembentukan gumpalan. Setelahnya,
prostaglandin dan histamin dalam darah
akan mulai melebarkan pembuluh darah
untuk meningkatkan aliran darah ke luka.
3
2. Fase prolifetarif
Selama fase ini, matriks darah baru dan
sel-sel kulit mulai terbentuk, serta fibrolast
yang berfungsi memproduksi kolagen juga
terbentuk. Proses ini dipengaruhi oleh
asam laktat, asam askorbat dan faktor
yang mempengaruhi oksigen seperti zat
besi, tembaga dan pyridoxine.
4
3. Fase pematangan
Pada tahap ini, penutupan luka di kulit
terjadi, kulit mulai melakukan renovasi
meskipun kadang tidak tertutup secara
sempurna.
5
Untuk mendukung ketiga tahapan ini, ada
beberapa nutrisi yang berperan,
Karbohidrat
Intake karbohidrat diperlukan oleh tubuh
untuk energy. Terlebih selama proses
penyembuhan luka, Apabila intake
karbohidrat dalam tubuh berkurang, hal
ini akan menyebabkan tubuh memecah
protein untuk dijadikan kalori. Jika ini
terjadi maka akan mengganggu fungsi
utama protein sebagai pembentuk
jaringan baru pada luka. 6
Protein
Protein ini merupakan sumber nutrisi kaya
akan asam amino. Dimana asam amino ini
diperlukan tubuh dalam proses
penyembuhan luka. Selama
penyembuhan setelah operasi, tubuh
membutuhkan asam amino untu
memperbaiki dan membentuk jaringan di
dalam tubuh.
7
Selain itu juga protein ini dapat
meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melawan infeksi dan penyakit yang dapat
memperlambat penyembuhan luka.
Adapun sumber protein ini diantaranya;
putih telur, daging tanpa lemak, susu
rendah lemak, kacang panjang, keju, ikan
gabus, tahu, tempe.
8
Vitamin C
9
Vitamin A
Perannya adalah mempromosikan sintesis
kolagen dan diferensiasi fibroblast serta
mengendalikan infeksi. Sumbernya dari
sayuran berdaun hijau, buah-buahan
berwarna kuning dan orange, produk susu
yang sudah difortifikasi serta hati hewan.
10
Vitamin K
B = BIOCHEMICAL DATA
C = CLINICAL SIGN
D = DIETARY HISTORY
15
ANTROPOMETRI
Meliputi :
16
Rumus perkiraan BB :
17
Lanjutan Antropometri
Lingkar Lengan ( LL )
Lipatan Otot Triceps ( LOT )
Lingkar Otot Lengan ( LOL )
Standar :
Wanita Laki 2
LL 28,5 cm 29,3 cm
LOT 16,5 mm 12,5 mm
LOL 23,5 cm 25,3 cm
18
BIOCHEMICAL DATA
Pemeriksaan Laboratorium, Meliputi :
Darah Lengkap
a. Hemoglobin ( Hb )
Dws pria : 13,5 – 18 g / dl
Dws wanita : 12 – 16 g / dl
Hb adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah
yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen
b. Hematokrit ( Ht )
Dws pria : 40% – 50 %
Dws wanita : 36 – 46 %
Ht adalah volume sel-sel darah merah dalam 100 ml darah,
dihitung dlm %, tujuan u/ mengukur konsentrasi sel-sel drh merah
( Eritrosit ) dalam darah
19
Lanjutan Biochemical data
c. Leukosit
Dewasa = 4.500 – 10.000
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh
Peningkatan jumlah leukosit disebu leukositosis
Penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia
d. Albumin
Dewasa = 3,5 – 5,0 g/dl
Albumin merupakan komponen protein yang membentuk lebih dari ½
protein plasma. Albumin disintesa oleh hepar
20
Lanjutan Biochemical data
e. Transperin
Suatu protein darah yang berkaitan dgn besi dan transport keseluruh
tubuh
Kadar transperin merupakan indikator malnutrisi protein
21
Klasifikasi Status Nutrisi
Derajat kekurangan Nutrisi
22
Dietary History
Riwayat Dahulu, meliputi : minimal 5 hari
Pola makan
Intake cairan
Penggunaan vitamin
Masalah yang berhubungan dengan diet
Diet yg tdk adekuat
Ggn perubahan citra rasa, pembauan dll
Makanan yang intoleran
Makanan yang menimbulkan alergi
Ketidakmampuan fisik yg berhubungan dgn nutrisi
23
Lanjutan Pengkajian
26
Lanjutan Diagnosa Keperawatan
27
Lanjutan Diagnosa Keperawatan
28
PERENCANAAN
Pada prinsipnya perencanaan bertujuan untuk :
29
INTERVENSI
1. Konseling tentang nutrisi
a. Berdasarkan kebutuhan masing-masing kelompok : Remaja,
bumil, buteki
b. Informasikan yg harus diberikan meliputi :
- Integrasi perubahan diit kedalam life stile
- Memberi motivasi pada klien untuk merubah pola / kebiasaan
makan
c. Pada dasarnya perubahan diet merupakan tanggung jawab
klien
30
Lanjutan Intervensi
31
Lanjutan Intervensi
32
Lanjutan Intervensi
Diharapkan klien :
34