✔Hemoglobin
✔Hematokrit/Hct ( PCV )
✔Eritrosit
✔MCV, MCH, MCHC
✔Lekosit dan hitung jenisnya (differential count)
✔Trombosit
✔Laju Endap Darah
Struktur Sel Darah Merah (Red Blood Cell)
Eritrosit atau sel darah merah masa paruh sekitar 120 hari
Tidak berinti sel “mati” selama waktu paruhnya
Merupakan deferensiasi dari sel retikulosit sebagai sel progenitornya
Mengandung 65% air dan 33% Hemoglobin (Hb)
Komposisi elektrolit Na+ 8 mmoL/L, K+ 90 mmoL/L, Cl- 55 mmoL/L
dari volume sel total
Kandungan air relative rendah zat-zat seperti glukosa dan urea
berdifusi sangat rendah pengukuran glukosa dan urea darah tidak
sebaik dengan plasma
Pengaturan keseimbangan eritrosit dipengaruhi oleh beberapa factor
ertiropoitin, vitamin B12, Folat, Besi (Fe2+), Tembaga
Hormon eritropoitin berkaitan dengan penyakati kronis pasien
gagal ginjal kronis (GGK) sintesa eritropoitin
Vitamin B12 dan Folat kondisi anemia anemia permiosa dan
megaloblastik
Struktur Sel Darah Merah (Lanjutan)
Anonim., 2001
RBC dan Interpretasi Data Klinik (IDK)
Indikator Pria Wanita
Plasma
55%
Hematokrit 40 – 50 % 35 – 45%
Hemato
krit 45%
Hemoglobin 13—18 g/dL 12- 16 g/dL
Hemoglobin
Nilai normal :
Pria : 13 - 18 g/dL
SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/
Wanita : 12 - 16 g/dl
SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
Deskripsi
�Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai
alat transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida
(CO2).
�Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri
dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme
(mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen
merah)
Struktur Hb
� Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen.
� Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri)
berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang
kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua.
� Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen.
Implikasi Klinik
� Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama
anemia karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme,
perdarahan, peningkatan asupan cairan dan kehamilan.
� Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi
(polisitemia, luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal
jantung kongestif dan pada orang yang hidup di daerah
dataran tinggi.
Implikasi Klinik (Lanjutan)
Nilai normal
Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45
Deskripsi
hipertiroid.
� Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada
mikrositik
� Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi
� Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal untuk bayi
lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel makrositik. Nilai Hct
� Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada kelompok umur
lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah merah yang lebih rendah
Nilai normal:
Pria:
Wanita:
3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L
Deskripsi
� Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia leukemia, penurunan
fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus eritematosus sistemik. Dapat
juga terjadi karena obat (drug induced anemia). Misalnya: sitostatika,
antiretroviral.
MCV = x 10 fl = 80 – 94 fL (normal)
2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) adalah nilai yang mengindikasikan kandungan Hb rata-rata dalam
sel darah merah
Dibagi 3 kategori: normokrom, hipokrom dan hiperkromik
Perhitungan adalah sebagai berikut:
3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) adalah untuk mengukur konsentrasi rata-rata Hb
dalam sel darah merah nilainya semakin kecol semakin bagus
Perhitungannya adalah sebagai berikut
Klasifikasi lainnya yang biasa juga digunakan mengkelompokkan WBC adalah Granulosit (neutrophil, eosinophil dan
basophil) dan agranulosit (limfosit/limfoid dan monosit). Agranulositosis (agranulosis/granulopenia) leukopenia berat
kematian sel neutrofil sering muncul pada ESO kemoterapi atau pada kasus infeksi berat
WBC dan Interpretasi Data Klinik (IDK)
Indikator Nilai Normal
Leukosit 3200 – 10.000/mm3
Atau
4000 – 11.000/mm3
Implikasi klinik :
Leukositosis (10.000/mm3) merupakan sebuah sign atau tanda klinis bukan diagnosis jika
terjadi infeksi/inflamasi lihat juga gejala lainnya seperti demam (calor),nyeri (dolor), kemerahan
(rubor) pada trauma jaringan atau SIRS (systemic inflammatory response syndrome) namun Plasma
leukositosis juga bisa terjadi karena selain infeksi seperti ESO obat, perdarahan dan nekrosis 55%
jaringan jangan terburu-buru dalam menginterpretasi
Nilai krisis leukositosis 30.000 – 5.000/mm3 gangguan produksi di sumsum tulang yang dapat Platelet &
leukosit <
disebabkan oleh leukemia 5%
Leukopenia penurunan jumlah leukosit < 4000/mm3 karena beberapa factor seperti infeksi
berat (sepsis), ESO obat, anemia aplastic/permiosa, multiple myeloma
pada infant (bayi usia 6 - 1 tahun) konsentrasi leukosit 10.000 – 20.000/mm3 sering salah Hemato
interpretasi krit 45%
Untuk meminimalisir risiko miss interpretasi biasanya seorang apoteker klinis juga mengkaji nilai
WBC deferensial terutama neutrophil pada kasus infeksi
WBC dan Interpretasi Data Klinik (IDK) (Lanjutan)
WBC Differensial Neutrofil Neutrofil Bands Eosinofil Basofil Limfosit Monosit
segment
Nilai normal (%) 36 - 73 0-12 0-6 0-2 15 - 45 0 -10
Jumlah absolut 1260 - 7300 0 - 1440 0 - 500 0 - 150 800 – 4000 100-800
(/mm3)
Implikasi klinik:
Natriofilia peningkatan jumlah sel neutrophil biasanya dipicu oleh infeksi bakteri diiringi dengan peningkatan
WBC pasien yang rentan mengalami infeksi adalah pasien immunocompromise (pasien HIV, TB), pasien diabetes
melitus type 2, pasien dengan terapi imunosupresi, selain itu pasien trauma jaringan seperti luka bakar, kecelakaan
(luka terbuka) juga dapat meningkatkan produksi sel neutrophil
Shift to left peningkatan neutrophil segment (imature neutrofil) dipicu akibat kondisi infeksi sedang – berat, obat
sitostatika, leukemia, trauma jaringan berat (luka bakar) dan perdarahan
Shift to right peningkatan neutrofil band (mature neutrophil) kekurangan vitamin B12 dan asam folat pada kasus
anemia
Eosinofil dan basophil peningkatan dipicu oleh alergi dan infeksi parasite ditunjang dengan pemeriksaan lain
seperti kultur tinja dan lactoferrin amoebiasis
Limfosit peningkatan karena virus dan bakteri didukung dengan pemeriksaan lain Imunoglobulin dengan
metode PCR infeksi Covid-19
Monosit peningkatan karena virus dan bakteri jarang dilakukan pemeriksaan
Absolute Neutrophile Count (ANC)
Absolute Neutrophile Count (ANC) digunakan untuk menghitung derajat neutropenia
Hasil hitung biasanya digunakan apoteker klinis untuk meminimalisir efek samping myelosupresi pada pasien
dengan terapi obat-obatan sitostatika
ESO sitostatika neutropenia menyebabkan pasien rentan infeksi harus dihitung untuk menentukan
pemberian terapi antibiotic profilaksis
ESO beberapa obat lain antipsikotik clozapine mempercepat apoptosis dan metabolitnya memiliki efek
sitotoksik
Melihat kondisi infeksi lain paling berbahaya adalah sepsis
Rumus hitung adalah:
ANC (mm3) =
Implikasi klinik:
Trombisitosis peningkatan jumlah trombosit inflamasi, polisistema vera, trauma jaringan, stress dan atritis
rheumatoid, kanker
Trombositopenia penurunan jumlah trombosit infeksi (malaria dan virus dangue), sirosis hepatic, ESO obat-
obatan (heparin, kinin, antibiotic gol.penisilin, dan asam valproate) dan obat-obatan lain seperti sitostatika, penyakit-
penyakit seperti idiopatik trombositopenia purpura, anemia hemolitik
Nilai kritis < 20 x 103/mm3 mempengaruhi waktu pembekuan darah risiko perdarahan ditandai dengan pteki
dan ekimosis (perdarahan gusi)
Selain trombosit diperlukan indicator untuk menilai fungsi koagulasi phrotrombin time (PT), thrombine time (TT),
activated Partial Thromboplastin Time (aPTT), dan International Normalized Ratio (INR) terutama pada tahap
kedua pada proses hemostasis
Faktor Pembekuan dan Interpretasi Data Klinik (IDK)
INR indicator untuk evaluasi terapi warfarin pada
Indikator Nilai Normal
pasien jantung (kongesti disertai afib dan PJK) nilai
Protrombin Time (PT) 10 – 15 detik INR merupakan rasio antara PT actual (lab) pasien dan
Trombin Time (TT) 16 – 24 detik PT normal (rata-rata) nilai jarang dicantumkan di
dalam rekam medis sehingga harus di hitung
aPTT 21 – 45 detik
Rumus hitung sebagai berikut:
INR 0,8 – 1,2 detik
INR= 𝑃𝑇 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ( 𝐿𝑎𝑏 )=𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
0,8 – 1,2 detik
Implikasi klinik:
Waktu PT memanjang dipengaruhi oleh kondisi 𝑃𝑇 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 (𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 )
ESO memanjangnya waktu pembekuan perlu
defisiensi vit k asupan vit K kurang adekuat, penyakit diwaspadai terapi anti trombotik/antiplatelet (aspilet,
liver, anemia hemolitik, obstruksi sal.empedu, ticlopin, dipiridamol, clopidogrel), antikoagulan
malabsorbsi lemak, penyakti kibat mutasi seperti (heparin, warfarin), trombolitikl (streptokinase,
hemophilia (produksi salah satu factor koagulasi tidak urokinase, dan alteplase/rt-PA (recombinant tissue
terbentuk mutasi protein) dan autoimin (mempercepat plasminogen activator)
proses degradasi factor koagulasi) dan penyakit infeksi Penelitian polimorfisme gen enzim CYP2D
spt malaria dan mempngerangi proses metabolism di liver kadar
Waktu PT memendek konsumsi vit k adekuat warfarin meningkat waktu INR memanjang
terkandung dalam sayur-sayur hijau
Sama halnya dengan PT waktu aPTT, TT, dan INR
memanjang karena factor-factor diatas
Polimorfisme Enzim CYP2C9 Pada Kadar Warfarin
Warfarin gol. Antikoagulan secara luas digunakan pada terapi pasien jantung coroner, kongesti jantung
disertai dengan atrial fibrilasi menstabilkan plaque dan menghancurkan klot
Di metabolism di liver enzim CYP2C9 dan CYP4F2 motabolit inaktif warfarin
Pada beberapa kasus polimorfisme pada enzim metabolism kadar warfarin dalam darah meningkat
waktu INR memanjang risiko perdarahan
Perbedaan ras mempengaruhi terutama ras Asia poor metabolizer (metabolisme lambat)
penting berhubungan dengan safety pengaturan dosis pada awal terapi dan sebagi evaluasi terapi warfarin
Penerapan belum optimal di Indonesia focus SDM dibidang farmakogenetik masih terbatas
Bisa menjadi prototype penerapan farmakogenetika dan sebagai dasar pertimbangan terapi pada pasien
Laju Endah Darah (LED)
Nilai normal :
✔ LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
gravitasi bumi.
Implikasi Klinik
� nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya tuberkulosis,
arthritis reumatoid, infark miokard akut, kanker, Systemic Lupus Erythematosus (SLE),
� nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel
sabit, Hipofi brinogenemia, serum protein rendah Interaksi obat dengan hasil