pembentukan darah. Salah satu contoh penyakit yang berhubungan dengan kekurangan darah
adalah anemia. Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemaglobin dan hematokrit hingga dibawah normal (Smelzer, 2002:935)
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patofiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesa yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan informasi laboratorium. Penyebab tersering dari anemia adalah kurang zat gizi yang
diperlukan untuk sintensis eritrosit, antara lain: besi, vitamin B12 dan asam folfat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti pendarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan lain-lain. Batas bawah dari nilai normal untuk wanita
dan laki-laki dewasa berbeda yaitu:
A. OBAT HEMATOLOGIK
Dalam bab ini dibahas obat yang penting untuk eritropoesis normal yaitu zat besi (Fe),
Vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat. Dengan demikian obat-obat ini digunakan
untuk mengobati anemia dan dinamakan juga sebagai hematinik. Obat lain yang berpengaruh
terhadap eritropoesis yaitu rabioflavin, piridoksin, kobal dan tembaga akan di singgung
sedikit, tetapi beberapa hormon yang secara tidak langsung juga mempengaruhi eritropoesis
misalnya hormon tiroid, gonad dan adrenal dibicarakan dalam bab-bab yang bersangkutan.
Di samping itu dikenal adanya faktor pertubuhan sel darah merah yaitu eritropoetin
yang dibentuk oleh ginjal. Zat ini berperan sebagai regulator proliferasi eritrosit, sehingga
bila terganggu dapat berakibat animia berat. Selain diproduksi oleh ginjal dalam sel
peritubuler dari tubuli proksimalis, dalam jumlah kecil protein ini disintesis oleh hati. Untuk
kepentingan pengobatan eritropoetin diproduksi sebagai rekombinan eritropoetin manusia
yang di sebut “epoetin alfa”. Sedangkan indikasi utama adalah untuk anemia pada gagal
ginjal kronik dan pada penderita yang menjalani hemodialisis.
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah
manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Plasma darah, bagian cair darah yang sebagaian besar terdiri atas air, elektrolit dan
protein darah.
Cairan darah tersusun atas komponen sel yang tersuspensi dalam plasma darah. Sel darah
dibagi menjadi eritrosit (sel darah merah, normalnya 5 ribu per mm3 darah) lekosit 9 sel
darah putih, normalnya 5000-10000 per mm3 darah), terdapat sekitar 500 -1000 eritrosit tiap
satu lekosit. Lekosit dapat berada dalam berapa bentuk ; eosinofit, basofil , monosit, netrofil,
limfosit. Fragmen-fragmen sel tak berinti disebut trombosit (normalnya 150000-450000 per
mm3 darah). Komponen seluler darah normalnya menyusun 40 % - 45 % volume darah fraksi
darah ditempati sebagai cairan merah, opak, dan kental. Warnanya ditentukan oleh
hemoglobin terkandung dalam sel darah merah.
Volume darah manusia sekitar 7 %-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Darah bersirkulasi dalam sistem vaskuler berperan sebagai penghubung antar organ tubuh,
membawa oksigen yang diabsorpsi oleh paru dan nutrisi yang diabsobsi oleh traktus
grastrointestinal ke sel tubuh untuk metabolisme sel darah juga mengangkut produksi sampah
yang dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru , kulit ginjal ditransformasi dan dibuang ke luar
dari tubuh. Membawa hormon dan antibody ketempat sasaran atau tujuan.