? Fungsi darah Transportasi gas, nutrient, hormon dan sisa metabolisme Regulasi pH dan komposisi ion cairan interstitial Restriksi kehilangan cairan dari luka injury Pertahanan dari racun dan patogen. Stabilisasi temperatur tubuh Komposisi darah Dalam darah (whole blood) terdiri dari plasma (46 – 63%) dan elemen pembentuk (37 – 54%) Komposisi plasma: Plasma protein (7%), zat terlarut lain (1%), water (92%) Karakteristik whole blood adalah pada temperatur tertentu, viskositas, pH (7,35 – 7,45) Whole blood 7% BB Plasma protein Albumin (60%): berfungsi sebagai mempertahankan tekanan osmotik plasma, transport lipid, hormon steroid Globulins (35%): berfungsi sebagai transport ion, hormon, lipid dan fungsi imun Regulator protein (<1%) sebagai enzim, proenzim, hormon. Zat terlarut lain Elektrolit: berfungsi penting dalam aktivitas seluler dalam komposisi yang normal. Misalnya: Na, Ca, Mg, Cl, HCO3, SO4, HPO4. Organic nutrient: berfungsi sebagai produksi ATP, pertumbuhan, mempertahankan sel, meliputi, lipid (asam lemak, kolesterol, gliserol), protein (asam amino), karbohidrat (glukosa) Sisa metabolisme: membawa zat sisa seperti urea, creatinin, bilirubin dan ion amonium Elemen pembentuk Platelet dan sel darah putih (0,1 %) Sel darah merah (99,9%) Sel darah putih: neutropil, eosinofil, basopil, limposit, monosit. Hematokrit (Ht) adalah persentase elemen pembentuk dalam whole blood (37 – 54%) Sel darah merah/ erythrocites (RBC) Berbentuk bi concave Tidak mengandung DNA no replication Mengandung pigmen merah (erythro=merah) Hemoglobin dihitung per 100 ml dari whole blood (g/ dl) pada rentang 14 – 18 g/ dl pada pria dan 12 – 16 g/ dl pada wanita Berusia 120 hari Struktur hemoglobin Memiliki bentuk quaternary complex. Mengandung 2 rantai alpha dan 2 rantai beta polipeptida Setiap rantai hemoglobin terdiri dari 4 unit molekul heme, setiap heme memiliki ion besi yang akan berinteraksi dengan oksigen (oksihemoglobin/ HbO2) RBC dengan oksihemoglobin berwarna merah terang Ikatan HbO2 sangat lemah. ? Bila mengalami kekurangan akan menderita anemia Pengaturan sel darah merah melalui proses phagositosis di hati, spleen dan bone marrow. Proses produksi sel darah merah disebut erythropoiesis. Ginjal berperan dalam melepaskan erythropoietin dalam kontrol erythropoiesis. Tipe darah A, B, AB, O, Rh faktor. ? Konservasi Hb dan recycling Sel Phagositic pada hati, limpa dan bone marrow memonitor sirkulasi RBC RBC (120 hari) di fagositosis dipecah menjadi asam amino dan iron. Asam amino dan besi diabsorbsi untuk proses pembentukan darah lagi di sumsum tulang. Heme biliverdin bilirubin (hati) urobilinogen dan sterkobilinogen urobilin dan sterkobilin (di GI dan ginjal) dikeluarkan dalam urin dan feses. Besi berlebihan dalam tubuh berbahaya perlu berikatan dengan protein dalam bentuk transferin (ferritin dan hemosiderin) Sel darah putih/leukocytes (WBC) No colour Translucent Sebagai mekanisme pertahanan tubuh melawan invasi zat patogen, mengeluarkan toxin, sisa, sel- sel yang rusak dan abnormal. Dibagi menjadi dua tipe: Granulosit (neutropil, eosinopil, dan basopil) dan agranulosit (monosit dan limposit) Jumlah : 6000 - 9000 Leukopenia : jumlah WBC tidak adekuat Leukositosis : jumlah WBC berlebih Platelet (trombosit) Berfungsi: transport zat kimia penting dalam proses kloting, pembentukan keping platelet untuk menghentikan perdarahan pada sisi luka, aktif kontraksi setelah pembentukan kloting terjadi. Jumlah : 150.000 – 500.000 Proses pembentukan platelet disebut trombocytopoesis Hemostasis (coagulation or cloting) Proses alami menghentikan perdarahan atau kehilangan darah akibat injuri. Hemo = darah ; stasis = tetap Ada tiga tahapan: 1) spasme pembuluh darah, vasokonstriksi pembuluh darah, 2) pembentukan keping platelet dan 3) cloting darah atau koagulasi. Faktor pembekuan darah I) fibrinogen II) prothrombin III) Tissue factor IV) Calcium V) Proaccelerin/ labile factor VI) Accelerin (does not exist) VII) Proconvertin/ stable factor, VIII) Antihemophilic factor A IX) Antihemophilic factor B/ Christmas factor X) Stuart power factor XI) Plasma thromboplastin antecedent/ antihemophilic factor C XII) Hagemen Factor XIII) Fibrin stabilizing factor Prothrombin Pada saat pembuluh darah mengalami kerusakan akan menstimulasi dilepaskannya protrombin activator yang kemudian akan mengkonversi prothrombin menjadi thrombin. Reaksi ini memerlukan ion calcium. Thrombin Memfasilitasi konversi fibrinogen menjadi fibrin Fibrin Fibrin akan membentuk ikatan/ jaringan antar fibrin disekitar paltelet pada area pembuluh darah yang rusak dan menghentikan perdarahan. Selesai