Abstrak
Prevalensi penyakit infeksi di Indonesia masih tergolong tinggi dan menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu
penyebab penyakit infeksi adalah bakteri. Antibiotik adalah terapi yang digunakan untuk melawan bakteri. Ekstrak etanol
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) memiliki berbagai manfaat, salah satunya sebagai antimikroba karena kandungan
kurkumin dan minyak atsiri dalam temulawak dapat menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol temulawak terhadap daya hambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro. Dengan menggunakan metode kirby bauer disk diffusion,
ekstrak etanol temulawak dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 40%, 80%, 100%, kontrol negatif (akuades steril)
dan kontrol positif (kloramfenikol) ditanam dalam Muller Hinton Agar berisi bakteri, diinkubasi dan diukur zona
hambat yang terbentuk. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ekstrak etanol temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada semua konsentrasi uji.
[JK Unila. 2016; 1(2):308-312]
Kata kunci: antibakteri, Curcuma, daya hambat, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
Korespondensi : Ety Apriliana, alamat: Jl,Panglima Polem 22 Bandar Lampung, HP 08127248928, email:
ety.apriliana@fk.unila.ac.id
negatif yang berbentuk batang adalah nantinya akan dibersihkan dan dikeringkan
Escherichia coli.2 selama 3-5 hari. Proses ekstraksi dilakukan di
Terapi yang dapat digunakan dan sesuai Laboratorium FMIPA Kimia Universitas
untuk mengatasi infeksi bakteri adalah dengan Lampung. Ekstraksi dilakukan menggunakan
menggunakan antibiotik. Pemakaian dan etanol, ekstrak temulawak pekat yang
distribusi obat-obatan khususnya antibiotik di terbentuk (kadar konsentrasi 100%) akan
Indonesia tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari diencerkan dengan menggunakan akuades
praktik penjualan obat-obatan secara bebas di steril dengan tingkat konsentrasi 10%, 15%,
warung-warung kecil, ketidaktahuan 20%, 25%, 30%, 40%, 80% dan 100%.
masyarakat mengenai cara pemakaian obat Bakteri Uji
yang rasional, dan dampak yang dapat terjadi Bakteri uji yang digunakan adalah
dari pemakaian obat tergolong tinggi. bakteri bakteri gram positif dan bakteri gram
Fenomena ini dapat menyebabkan terjadinya negatif yaitu Staphylococcus aureus dan
restensi bakteri terhadap antibiotik tertentu Escherichia coli. Bakteri uji didapatkan dari
akan semakin tinggi.3 UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Bandar
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Lampung.
Roxb) merupakan tanaman herbal yang Identifikasi ulang bakteri uji dilakukan
banyak ditemukan di Indonesia. Temulawak dengan pewarnaan Gram dan uji biokimiawi
memiliki kandungan yang dapat berguna utuk bakteri Gram positif (uji katalase,
sebagai antibiotik atau antifungal alami.1 koagulase) dan bakteri Gram negatif (uji TSIA,
Secara kualitatif, temulawak mengandung air, Sitrat, SIM, fermentasi gula-gula).
minyak atsiri, pati, serat, abu (terlarut dan tak
terlarut dalam asam), alkohol dan kurkumin. Uji Daya Hambat Antibakteri
Sedangkan secara fitokimia, temulawak Uji daya hambat ekstrak temulawak
mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap
saponin, triterpennoid, dan glikosida. pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, dan Escherichia coli dengan Metode Difusi
triterpennoid dan glikosida lebih dominan di Kirby Bauer. Bakteri uji Staphylococcus aureus
banding tannin, saponin dan steroid alkaloid dan Escherichia coli dibuat suspensi sehingga
yang bersifat racun bagi manusia.4 Menurut didapatkan kekeruhan yang disesuaikan
penelitian, temulawak memiliki efek dengan standar kekeruhan McFarland 0,5
antimikrobial terhadap beberapa untuk mendapatkan bakteri sebanyak 108
mikroorganisme, khususnya terhadap bakteri cfu/mL.
Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pada lempeng Muller Hinton Agar
Staphylococcus aureus. Selain itu, temulawak (MHA), diusapkan biakan bakteri
juga dapat memberikan efek pada jamur Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
sehingga dapat berguna sebagai antifungal, dengan menggunakan lidi kapas steril pada
contoh jamur yang dapat terpengaruh cawan petri yang berbeda. Diletakan cakram
terhadap temulawak adalah Saccharomyces kertas yang telah direndam selama ± 15 menit
cerevisiae, Aspergillus niger, dan Penicillium dengan ekstrak temulawak dengan
notatum.5 Berdasarkan latar belakang diatas konsentrasi 100%, 80%, 40%, 30%, 25%, 20%,
maka perlu untuk dilakukan penelitian 15% dan 10% pada kedua kultur bakteri
terhadap temulawak untuk menguji khasiat tersebut. Sebagai kontrol positif, digunakan
dari ekstrak temulawak terhadap daya hambat kertas cakram yang direndam dalam antibiotik
bakteri gram positif (Staphylococcus aureus) kloramfenikol selama ± 15 menit. Sebagai
dan bakteri gram negatif (Escherichia coli). kontrol negatif, digunakan kertas cakram yang
direndam dalam akuades steril selama ± 15
Metode menit. Inkubasi dilakukan pada suhu 37◦C
Bahan Uji selama 24 jam, kemudian diukur zona hambat
Penelitian ini menggunakan temulawak yang terbentuk disekitar cakram kertas.
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang siap panen
(kurang lebih berusia 10-12 bulan).
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) ini
Tabel 1. Diameter Zona Hambat Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kadar Kontrol Kontrol
Bakteri Uji
10% 15% 20% 25% 30% 40% 80% 100% Negatif Positif
Staphylococcus
8 9 15 15.5 16 16,2 16,5 17 0 35
aureus
ataupun senyawa eter, namun yang banyak Curcuma, yaitu Curcuma xanthorriza Roxb
digunakan para peneliti adalah etanol. Etanol (Temulawak) Curcuma domestica (Kunyit)
merupakan senyawa yang bersifat semi polar Curcuma mangga (Temu mangga) Curcuma
yang digunakan sebagai pelarut karena heyneana (Temu giring) Curcuma zedoaria
bersifat netral, kapang dan kuman sulit (Temu putih) Curcuma aeruginosa (Temu
tumbuh dalam etanol, tidak beracun, hitam), terhadap C. albicans, S. aureus dan E.
absorbsinya baik, dan etanol dapat bercampur coli, menunjukkan bahwa semua ekstrak
dengan air dalam segala perbandingan. Etanol Curcuma tersebut mampu menghambat
juga selektif dalam menghasilkan jumlah pertumbuhan mikroba uji dengan metode
senyawa aktif yang optimal, serta panas yang kirby bauer disk diffusion. Rata rata diameter
diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.8 zona hambat mikroba ekstrak segar rimpang
Kurkumin dan minyak atsiri merupakan enam jenis Curcuma ini terhadap Candida
zat aktif yang terkandung di dalam temulawak albicans berkisar antara 9-13 mm,
yang bersifat non polar.6 Kurkumin tidak dapat Staphylococcus aureus berkisar 8-15 mm dan
larut dalam air dan hanya dapat larut di dalam Escherichia coli berkisar 9-31 mm.1,9
etanol.7 Oleh karena itu di dalam penelitian
ini, digunakan etanol sebagai pelarut dalam Simpulan
proses ekstraksi dengan metode maserasi Ekstrak etanol temulawak (Curcuma
(perendaman) untuk dapat mendapatkan zat xanthorrhiza Roxb) memiliki daya hambat
aktif kurkumin dan minyak atsiri yang terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan
terkandung di dalam temulawak. Dalam Escherichia coli pada semua konsentrasi uji
penelitian ini juga digunakan air (akuades 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 40%, 80% dan
steril) yang berfungsi sebagai pengencer. Hal 100%.
ini dimaksudkan untuk dapat mendapatkan
konsentrasi ekstrak sesuai yang diinginkan dan Daftar Pustaka
air dapat larut di dalam etanol serta tidak 1. Adila R, Nurmiati, Agustien A. Uji
merusak zat aktif.1 Antimikroba Curcuma spp. Terhadap
Etanol dapat melarutkan zat aktif dalam Pertumbuhan Candida albicans,
temulawak (kurkumin/kurkuminoid dan Staphylococcus aureus dan Escherichia
minyak atsiri) dengan baik namun etanol tidak coli. Jurnal Biologi Universitas Andalas.
mampu melarutkan lemak dengan baik.7 Hal 2013; 2(1): 1–7.
ini memberikan dampak yang berbeda 2. Jawetz, Melnick, Adelberg. Jawetz,
terhadap pertumbuhan bakteri Melnick, and Adelbergs
Staphylococcus aureus dengan Escherichia coli Medical Microbiology. Edisi ke-25. 2012.
setelah diberikan ekstrak temulawak dengan Jakarta
pelarut etanol dalam kertas cakram. 3. Rahayu EU. Antibiotika, resistensi, dan
Staphylococcus aureus yang tergolong sebagai rasionalitas terapi. El-Hayah. 2011; 1(4):
bakteri gram positif, tidak memiliki lapisan 191–8.
lipopolisakarida yang tebal, sehingga zat aktif 4. Tetan-el, D. Diameter Zona Hambat dan
yang terlarut di dalam etanol dapat bekerja Efektifitas Temulawak (Curcuma
secara optimal dalam menghambat xanthorriza Roxb) terhadap Jumlah
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Koloni Streptococcus mutans di Dalam
Escherichia coli merupakan bakteri gram Mulut [skripsi]. Universitas Hasanuddin.
negatif yang memiliki lapisan lipopolisakarida 2014.
yang tebal dan lapisan peptidoglikan tipis di 5. Un SH, Kim S, Rong K. Curcumin Reverse
bawah lapisan lipopolisakarida. Lapisan tebal Methicillin Resistance in Staphylococcus
lipopolisakarida ini menghambat ekstrak aureus. Molecules. 2014; 19: 18283–95.
etanol temulawak dalam menghambat 6. Sari DLA. Pengaruh Pemberian Ekstrak
pertumbuhan bakteri Escherichia coli sehingga Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val)
ekstrak etanol temulawak tidak bekerja secara Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
optimal. Secara In Vitro [skripsi]. Universitas Islam
Pada penelitian sebelumnya uji Sultan Agung. 2010
antimikroba ekstrak segar rimpang enam jenis 7. Mujahid R, Pkd A, Nita S. 2008. Maserasi