Anda di halaman 1dari 2

Potensi Bawang Putih (Allium Sativum) sebagai alternatif Anti Tuberkulosis

Fauziah Hanif, Novita Carolia.

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium


tuberculosis dan perlu dilakukan tatalaksana dengna konsumsi obat anti tuberkulosis (OAT).
Penggunaan OAT dalam jangka waktu lama menimbulkan dampak berupa timbulnya resistensi
terhadap OAT . Sehingga dilakukan beberapa penelitian untuk mencari obat alternatif pengganti
OAT dari bahan alami seperti tanaman. Salah satu tanaman yang memiliki obat anti tuberkulosis
adalah bawang putih (Allium sativum). Alisin merupakan komponen sulfur bioaktif utama yang
terkandung dalam bawang putih. Alisin termasuk komponen sulfur yang memiliki akfitivas
antibakteri paling besar, alisin juga merupakan komponen yang bertanggung jawab atas manfaat
terapeutik bawang putih yang lainnya seperti antijamur dan antivirus.

Pada tahun 2006, menurut sebuah penelitian gabungan yang dilakukan Universitas
Aligarh di India dan Universitas Cleveland di AS, alisin terbukti menjadi agen potensial untuk
melawan infeksi TB, melalui efek anti-inflamasi yang kuat pada sel mononuklear host yang
terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (MTB).Para peneliti menyarankan senyawa bawang putih
harus diuji dalam model in-vivo untuk mengevaluasi potensi terapeutiknya dalam patogenesis
tuberkulosis. Uji in vitro yang menarik tentang aktivitas anti tuberkulosis Allium sativum yang
dilakukan di Nigeria tahun 2010, dimana ekstak Allium sativum dinyatakan sebagai metode
difusi cakram dan dibandingkan dengan antibiotik standar. Aktivitas anti tuberkulosis bawang
putih pada Mycobacterium yang resisten terhadap beberapa obat diselidiki diantara orang-orang
yang terinfeksi HIV dan menunjukkan aktivitas maksimal terhadap semua isolat bahkan pada
konsntrasi yang berkurang dengan diameter zona penghambatan (IZD).

Dua penelitian yang diterbitkan beberapa tahun kemudian menunjukkan efek


penghambatan alisin terhadap keduanya, non MDR dan MDR isolat Mycobacterium
tuberculosis. Pada tahun 2010, penelitian oleh Gupta dkk, dilakukan untuk mengevaluasi
aktivitas melawan dua MDR Mycobacterium tuberculosis yang ditemukan resisten terhadap
rifampisin dan osinazid. Sebuah studi oleh Hannan dkk tahun 2011, dilakukan untuk
mengevaluasi aktifitas antibakteri bawang putih terhadap non-MDR dan MDR isolat
Mycobacterium tuberculosisi. Sebanyak 20 isolat klinis MTB termasuk 15 MDR dan 5 non-
MDR diselidiki. Ekstrak etanol bawang putih disiapkan dengan metode maserasi. Konsentrasi
penghambatan minimum ekstrak bawang putih berkisar 1 hingga 3 mg/mL, menunjukkan efek
penghambatan bawang putih terhadap kedua non-MDR dan MDR Mycobacterium tuberculosis
isolat. Ekstak etanol bawang putih (Allium sativum) mengandung senyawa metabolit sekunder,
seperti tanin, alkaloid dan saponin. Tanin dapat mengkerutkan membran sel bakteri. Alkaloid
dapat menganggu komponen peptidoglikan pada sel bakteri sehingga dinding sel tidak terbentuk
sempurna. Saponin dapat merusak membran sitoplasma yang menyebabkan bocornya membran
sel.
A. TerapiKomplementer

Optimization of Garlic capsule (Allium sativum Linn)for TB Treatment Alternative

Bawangputih (Allium sativum Linn) terbuktiaktifterhadapMycobacterium tuberculosis. Senyawaalisin


yang terkandungdalambawangputih (Allium sativum Linn) berfungsisebagaiantimikrobaspektrumluas
yang mampumenghambatbakteripenyebab TBC.Kapsulbawangputih (Allium sativum Linn)
harusmemenuhipersyaratansesuaidengan Keputusan Menteri KesehatanRepublikIndonesia
No:661/MENKES/SK/VII/1994 tentangpersyaratanobattradisional.Hasil
penelitianmenunjukkanekstrakbawangputihmemilikikhasiatsamadenganbawangputinglanang, pada dosis
240 μg/mlmedium (setaradengan 600 mg ekstrakbawangputih per kapsul)memilikipotensi paling
besardalammenghambatpertumbuhanMycobacterium tuberculosis
(diambildarikolonibiakanmurnidarikultur sputum pasien yang menderita TBC jenis BTA +2, kultur
positif9, resistenterhadaprifampisin) dibandingdosis 320 dan 400 μg/mlmedia. Ekstrakkeringbawangputih
(Allium sativum Linn) memenuhipersyaratansebagaibahanisikapsulobattradisional, antara
lainangkalempeng total 1.5 (dipersyaratkantidaklebihdari 10); angkakapang dan
khamirekstrakbawangputih 6.102 (dipersyaratkantidaklebihdari 104); tidakmengandungmikrobapatogen
(tidakterkontaminasibakteri coliform, Eschericia coli, Salmonella sp, danStaphylococcus aureus);
tidakterdeteksiadanya aflatoxin(dipersyaratkantidaklebihdari 30 bpj); kadar air rata-rata sebesar 1sampai
2 % (dipersyaratkantidaklebihdari 10 %).Kapsulekstrakkeringbawangputih (Allium sativum
Linn)memenuhipersyaratanfarmasetikauntuksediaankapsulobattradisionalhasil uji
waktuhancurkuranglebih 13 menit(dipersyaratkantidaklebihdari 15 menit) dan
memenuhikeseragamanbobot yang dipersyaratkanuntuksediaankapsul.

Anda mungkin juga menyukai