Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit infeksi


pada manusia ataupun hewan, penyakit ini dapat menular dan ditularkan dari satu
orang ke orang lain atau oleh hewan ke manusia, baik secara langsung maupun
tidak langsung. (Fahdi dkk, 2019). Bakteri Staphylococcus aureus merupakan
bakteri gram positif yang paling sering dijumpai dengan masalah kesehatan
didunia, tanda infeksi yang disebabkan oeh bakteri ini adanya kerusakan jaringan
yang disertai nanah seperti, luka infeksi, jerawat dan bisul (Kulla dan Retno,
2022). Sebenarnya, bakteri sering di temukan pada kulit dan selaput lendir
manusia. Namun, apabila terdapat luka bakteri ini akan menyebabkan infeksi
(Amelia, 2018).

Antibakteri merupakan senyawa aktif dalam tumbuhan yang digunakan


untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri bersifat patogen sehingga, dapat
mencegah resistensi dan penyebaran infeksi bakteri (Marfuah dkk, 2017). Daun
sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) sudah diteliti memiliki aktifitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, bakteri Staphylococcus
epidermis, dan bakteri Pseudomonas aeruginosa (Tari dkk, 2016). Sependapat
dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Perawati dkk, (2018) pengujian pada
ekstrak daun sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) juga memiliki daya
hambat antibateri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Menurut penelitian
Dev dkk, (2015) daun sembung rambat memiliki kandungan metabolit sekunder
seperti flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid steroid, fenol.

Jumlah senyawa turunan terpenoid yang terdapat dalam tumbuhan sembung


rambat ada 6 yaitu, Mikanolide, Deoxymikanolide, Dihydromikanolide,
Scandenolide, Dihydroscandenolide, Asam m-methoxy benzoic. Potensi sembung

1
rambat (Mikania micrantha Kunth) sebagai antibateri terdapat turunan senyawa
terpenoid (sesquiterpen) yaitu, senyawa mikanolide dan dihydromikonalide yang
bertanggung jawab sebagai antibakteri (Ester dkk, 2017). Tanin juga diketahui
merupakan senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibateri, dan dimanfaatkan
dalam pengobatan (Polakitan dkk, 2017). Menurut penelitian Rizky dan Sogandi
(2018), Senyawa fenolik pada ekstrak daun sembung rambat Selain sebagai
antibakteri, fenol dapat menyebabkan kebocoran sel, dan penyebab sel bakteri
mati (Sarfina dkk, 2017)

Kebocoran sel dapat terjadi oleh beberapa senyawa antibakteri, terjadinya


kebocoran sel dapat dianalisi dari kebocoran protein, dan asam nukleat dalam
membrane sel. Senyawa antimikroba dalam senyawa fenol dapat menghambat
sintesa dinding sel bakteri, dan merusak sel. Kerusakan sel yang terjadi
menyebabkan kestabilan dinding sel berubah dan akhirnya menyebabkan nutrien
dalam sel mengalami kebocoran sel bahkan, sampai mematikan sel bakteri (Rizky
dan Sogandi 2018). Kebocoran sel dapat dianalisis dengan mengukur absorbansi
panjang gelombang 260 nm (asam nukleat), dan 280 nm (protein) menggunakan
metode spektrofotometri Uv-vis ( Aljufri, 2013).

Fraksi daun sembung rambat dapat dilakukan dengan pembuatan ekstrak


menggunakan metode maserasi, atau perendaman dengan pelarut. Tujuan metode
maserasi ini agar pelarut yang digunakan dapat memecah dinding sel pada
simplisia sehingga, senyawa metabolit dapat terlarut dalam perarut organik
(Rahmi dkk, 2016). Kebocoran sel dapat dianalisis dengan mengukur absorbansi
panjang gelombang 260 nm (asam nukleat) dan 280 nm (protein) menggunakan
metode spektrofotometri Uv-vis ( Aljufri, 2013).

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


pengujian antibakteri dan aktivitas kebocoran sel pada bakteri Staphylococcus
aureus fraksi daun sembung rambat (Mikania micrantha Kunth) menggunakan
Spektrofotometri Uv-Vis karena belum banyak dilakukan oleh penelitian
sebelumnya, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan dalam penelitaian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh fraksi daun sembung rambat terhadap uji Kadar
Hambat Maksimum (KHM) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
menggunakan metode spektrofotometri uv-vis?
2. Bagaimana pengaruh fraksi daun sembung rambat terhadap pengujian
aktivitas kebocoran sel pada bakteri Staphylococcus aureus menggunakan
metode spektrofotometri uv-vis?
3. Berapakah konsentrasi ekstrak dan fraksi daun sembung rambat yang di
perlukan untuk pengujian antibakteri dan aktivitas kebocoran sel pada
bakteri Staphylococcus aureus menggunakan metode spetrofotometri uv-
vis?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membuktikan pengaruh fraksi daun sembung rambat terhadap uji Kadar
Hambat Maksimum (KHM) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan
metode spektrofotometri uv-vis.
2. Membuktikan pengaruh fraksi daun sembung rambat terhadap pengujian
aktivitas kebocoran sel pada bakteri Staphylococcus aureus menggunakan
metode spektrofotometri uv-vis.
3. Menetapkan konsentrasi ekstrak dan fraksi yang di perlukan untuk pengujian
antibakteri dan aktivitas kebocoran sel pada bakteri Staphylococcus aureus
menggunakan metode spetrofotometri uv-vis

3
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengobatan secara alternative mengenai daun sembung rambat sebagai
antibakteri
2. Bagi peneliti di dunia kesehatan, hasil dari penelitan ini diharapkan daun
sembung rambat di kembangkan menjadi suatu produk obat.

Anda mungkin juga menyukai