Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKOLOGI

JAMINAN MUTU PEMERIKSAAN


MIKOLOGI

DISUSUN OLEH :

Diah Eka Wiji Utami (2134009)

Dosen Pengampu :
Haridawati BSc.,S.Pd.,M.Kes

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM


MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK MUSI
CHARITAS PALEMBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
telah dapat menyelesaikan tugas indivdu berupa makalah dengan judul “Jaminan Mutu
Pmeriksaan Mikologi”.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mikologi di program studi
Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Kesehatan Universitas Katholik Musi Charitas .
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Haridawati
BSc.,S.Pd.,M.Kes selaku dosen pembina mata kuliah Mikologi dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Palembang, Oktober 2022

Penulis

[2]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2


BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah .................................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
A. Penjamin mutu laboratorium mikologi ................................................................................... 5
B. Cara pemeriksaan mikologi .................................................................................................... 6
C. Media yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi .............................................................. 9
BAB III ........................................................................................................................................... 12
PENUTUP ...................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 12

[3]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang
sedangdiamati, sifat yang dimiliki oleh suatu program, kepatuhan terhadap standar
yangtelah ditetapkan, serta sifat wujud dari mutu barang atau jasa yang
dihasilkan,yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman
atauterpenuhinya para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut.
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar dan keinginan pelanggansehingga
memenuhi kepuasan pelanggan. Perlu disadari bahwa semakin tinggitingkat
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanankesehatan yang
bermutu semakin meningkat. Oleh karena itu pelayanan rumahsakit yang bermutu,
baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin dibutuhkan.
Mutu sering digambarkan sebagai sesuatu yang hebat dan superior. Produk
atau pelayanan yang bermutu dianggap sebagaisesuatu yang baik, cepat,
dapatdiandalkan dan mahal. Stamatis (1996) mengatakan bermutu tidak memerlukan
biaya mahal tetapi mutu yangrendah akan menyebabkan biaya mahal. Pada pelayanan
laboratorium, mutu hasil pemeriksaan laboratorium yang rendah akanmengakibatkan
penambahan biaya yang dikeluarkan oleh pihak laboratoriumuntuk kegiatan
pengerjaan ulang dan menimbulkan kerugian di pihak pengguna jasa dalam
membantu menegakkan diagnosis penyakit.

B. Rumusan masalah
A. Bagaimana penjamin mutu pada laboratorium?
B. Bagaimana cara pemeriksaan mikologi?
C. Media apa saja yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi?

C. Tujuan
A. Mengetahui bagaimana penjamin mutu pada laboratorium
B. Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan mikologi
C. Mengetahui media yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi

[4]
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjamin mutu laboratorium mikologi


Laboratorium mikologi merupakan standar Biosafety Level 2 atau BSL-2 , yaitu
laboratorium untuk menguji degan agen penyakit cukup potensial membahayakan petugas
laboratorium dan lingkungannya. Sebagai contoh Blastomycesdermatitidis, Coccidiodides
neoformans , Epidermophyton sp, Histoplasma ,capsulatum, dll.
BSL-2 mencakup pemeriksaan dengan agen yang terkait dengan penyakitmanusia,
dengan kata lain , organisme pathogen atau infeksi yang menimbulkan bahaya sedang.
Seperti yang diketahui , pemeriksaan di laboratorium mikologimemiliki resiko dimana
petugas laboratorium dapat terpapar atau terinfeksi olehfungi patogen yang diperiksa.
Oleh karena itu , dengan potensi yang sedang untukmenyebabkan penyakit kepada
petugas laboratorium maka laboratorium mikologimenggunakan standar Biosafety Level
2 (BSL-2).

Persyaratan rancang bangun BSL-2 hasrus memiliki:

a. Pintu dapat menutup sendiri


b. Bak cuci tangan stainless steel
c. Ral pakaian pelindung
d. Ruang kerja mudah dibersihkan
e. Ruang kedap air dan anti slip
f. Perabotan yang kokoh
g. Jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu
h. Dilengkapi biological safety cabinet
i. Harus cukup penerangan atau cahaya dalam laboratorium
j. Lokasi laboratorium harus terpisah dari tempat/rumah penduduk
k. System pengawasan ventilasi dimana aliran udara hanya masuk ke
dalamlaboratorium tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari laboratorium
l. Dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci mata untuk petugas
m. Membatasi lalu lintas orang
n. Dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja

2) Kesehatan Keselamatan Kerja


Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerjanyatidak
terkecuali untuk laboratorium medik. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman ,
bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan , keracunandan paparan mikroorganisme ,
seseorang dapat bekerja dengan aman , produktif ,dan efesien keadaan aman dalam
laboratorium , dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja atau
kelompok pekerja untuk menjaga dan melindungi diri.
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat padadirinya sendiri
maupun orang lain serta lingkungannya. Ini adalah tanggung jawabmoral dalam
keselamatan kerja , yang memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan.

[5]
Selain itu , disiplin setiap individuterhadap peraturan juga memberikan andil besar
dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor
manusianya , yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan didalam
laboratorium.

3) personalia
Organisasi laboratorium adalah susunan personalia yang mengelola labaoratorium
tersebut. Organisasi tersebut ditanggung jawabi oleh kepala laboratorium. Para asisten
juga harus bertanggung jawab dibawah kepalalaboratorium. Personalia harus sudah
lulus tes profesi dan bersertifikat.
Langkah-langkah proses ini mencakup:
1. perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan
dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia
segaris dengan rencana sumber daya manusia.
3. Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia.
4. Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu
yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.

B. Cara pemeriksaan mikologi

1. Fase pre-analitik
Fase ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan secara utuh.
Pada fase ini komunikasi yang baik antara klinisi dan ahli sangat penting.

A.Isi Lembaran Permintaan

1. Data lengkap pasien


2. Data dokter yang mengirim
3. Jenis specimen
4. Diagnosis klinis dan riwayat pasien yang relevan
5. Jenis pemeriksaan yang dikehendaki
6. Data lain yang relevan
7. Antibiotika yang diberikan
B. Pencantuman Label Spesimen

1. Label dan tinta harus terbuat dari bahan yang tidak mudah larut air
2. Label harus melekat erat pada wadah
3. Harus dicocokan dengan lembaran permintaan
4. Perhatikan kelayakan bahan pemeriksaan

C.Pedoman Cara Pengambilan Spesimen , Transportasi Sesuai dengan Spesimen dan


Penyimpanan
a. Pengambilan specimen
1. Spesimen harus berasal dari daerah infeksi yang benar dan menghindari adanya

[6]
kontaminasi
2. waktu pengumpulan specimen harus tepat
3.Jumlah yang diambil harus memadai agar dapat diperoleh pertumbuhan yang
maksimal
4.Menggunakan alat pengambilan sampel , container , media kultur/transport yang
sesuai
5.Dilabel dengan benar.

b. persiapan sampel
1. Darah dan sumsum tulang
Darah dari pasien septisemik dapat mengandung jamur patogen maupunoportunis.
Kultur darah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan infeksi jamur dalam
darah. Sistem kultur yang telah tersedia untuk pemeriksaan sel- selragi diantaranya
adalah BACTEC dan ESP. Sistem sentrifugasi lisis juga dapat digunakan terutama
pada daerah yang sering ditemukan adanya jamur dimorfik dalam darah.
2.Saluran Pernafasan
Infeksi jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terbanyak padasaluran
pernapasan. Sekresi saluran berupa sputum , sputum induksi , bronchial washing dan
aspirat trakea merupakan jenis-jenis sampel yang diperiksa dari saluran pernapasan.
3.Urin
Sampel urine harus segera diperiksa setelah pengambilan sampel. Sampel urin
yang telah lebih dari 24 jam tidak dapat digunakan untuk bahan kultur.Pemeriksaan
langsung dapat dilakukan untuk menemukan sel ragi maupun hifa.Preparasi untuk
kultur dilakukan dengan teknik sentrifugasi.
4.Luka dan Jaringan
Cairan pada luka dapat diperiksa untuk menemukan granula , jika tidakterdapat
granula sampel dapat langsung ditanam pada permukaan agar. Jaringanyang akan
diperiksa terlebih dahulu diproses dengan Stomacher yang berfungimengeluarkan
sitoplasma sel-sel pada jaringan dalam media cair. Suspensemedia cair selanjutnya
dijadikan bahan pemeriksaan. Sebanyak 0.1 ml suspense dapat dikultur pada
permukaan media dan diinkubasi pada suhu 30˚C selama 21 hari.

2. Fase analitik
Fase Intra-Analitik diawali dengan memutuskan penerimaan atau penolakan sampel,
pengambilan, pengolahan, pemeriksaan sampel, kultur(biakan)
a. Pengambilan sampel
1. Kuku
 Disiapkan pisau scalpel dan gunting kuku steril
 Dibersihkan kuku dengan kapas beralkohol dibiarkan kering
 Sementara kuku mengering, disipakan media yang digunakan
 Ditulis no.lab, nama pasien dan tanggal pengambilan sampel
 Digunakan cawan petri steril untuk menampung potongan dan kerokan kuku
 Dipotong kuku dengan gunting kuku. Diusahakan potongan kuku agak besar

[7]
untuk direndam dalam KOH Parker Blue 20%
 Sisa potongan kuku dikerok dengan pisau scalpel untuk ditanam dalam media
yang sudah disiapkan
2.Kulit
 Disiapkan pisau scalpel steril
 Dibersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas beralkohol,dibiarkan
mengering
 Sementara kulit mengering, disiapkan media yang akandigunakan
 Ditulis no.lab, nama pasien dan tanggal pengambilan sampel
 Dikerok bagian kulit yang terinfeksi
 Kerokan yang sudah terkumpul sehingga ditabur (ditanam) dalam media yang
sudah disiapkan, sebagian dibuat preparat KOH
3.Rambut
Cara pengambilan sampel dari kepala sama dengan pengambilan sampel kulit.
Hanya ditambah dengan akarrambut, karena biasanya terdapat spora pada akar
rambut(endotriks ataupun eksotriks).

b. Pengolahan sampel
Dalam pengolahan sampel pasien, hanya sampel kuku yang harus diolah.
Cara pengolahan :
 Sampel kuku dikerik
 Sampel kuku yang agak besar direndam dalam larutan KOHParker Blue 20%
(2-3 tetes) dan disimpan selama 1 malam dalam suhu/temperatur ruangan

c. Pemeriksaan sampel
1.Kuku
 Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggitannya
 Diambil 1-2 ose sampel kuku yang telah direndam dalam KOHParker Blue
20% dan oleskan diatas objek glass. Diusahakanagar mendapat kuku yang
berbentuk seperti bubur
 Ditutup dengan cover glass. Ditekan sedikit agar didapat preparat yang cukup
tipis
 Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x
2.Kulit
 Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggirannya
 Kerokan kulit dikumpulkan dibagian tengah objek glass
 Diteteskan 1 tetes larutan KOH Parker Blue 20%dipinggirannya
 Dengan menggunakan cover glass, dicampurkan kerokan kulitdengan larutan
tadi dengan ditutup cover glass tadi
 Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x
3.Rambut

[8]
 Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggirannya
 Rambut dan kerokan kulit kepala dikumpulkan dibagian tengah objek glass
 Diteteskan 1 tetes larutan KOH Parker 20% di pinggirnya
 Dengan menggunakan cover glass, dicampurkan rambut dankerokan kulit
dengan larutan tadi dengan ditutup dengan coverglass tadi
 Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x

3. Fase pasca analitik


Fase ini terutama terdiri dari pelaporan individual dan epidemilog. Sangatdisarankan
laporan disampaikan dalam bentuk tercetak agar mudah terbaca dan menghindari
kesalahan baca dengan mencantumkan nama ahli mikrobiologi,alamat dan nomor
telepon yang mudah dihubungi. Sedapat mungkin nama mikroba ditulis hingga
spesiesnya.

C. Media yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi

1.Sabaroud Dextrosa Agar (SDA)


Kegunaan : untuk budidaya jamur nonpatogenik dan patogenik khususnya dermatophyte.
Pembuatan :

 Menimbang berat media dengan timbangan analitik , untuk 1 liter airdigunakan 65


gram media SDA
 Media dimasukkan pada labu erlenmeyer dan tambah air 1 liter
 Dipanaskan diatas kompor listrik
 Dan ditutup dengan kapas sumbat dan melapisi dengan aluminium foil
 Mensterilkan media dengan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15
 -20 menit
 Memanaskan kembali lalu tuangkan pada cawan petri
2.Brain Heart Infusion Agar (BHI)
Kegunaan : khusus untuk isolasi jamur Histoplasma capsulatum
Pembuatan :

 Larutkan 37 gram media dalam 1 liter air


 Panaskan dan aduk sampain larut
 Autoclave tekanan tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15
 -20 menit

3.Potato Dextrosa Agar (PDA)


Kegunaan : untuk meningkatkan produksi pigmen dan spora dari berbagai jamur
Pembuatan:

 Mengupas kentang , memotong-motong seukuran dadu dan mencucinya


 Menimbang sebanyak 200 gram , dextrose 10 gram , agar 15 gram , danaquadest 1
liter
 Masukkan dalam erlebnmeyer dan didihkan pada penangas

[9]
 Setelah mendidih , mengangkat dan menyaring ekstrak dengan kertassaring dan
corong lalu masukkan di dalam Erlenmeyer.
 Dan ditutup dengan kapas sumbat.
 Mensterilkan media dengan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15-20 menit
 Memanaskan kembali lalu tuangkan pada cawan petri.

4. Bird Seed Agar


Kegunaan : media padat yang digunakan untuk isolasi dan diferensial Cryptococcus
neoformans
Pembuatan :

 Campurkan biji grinded guizotia abyssinica dengan 1000 l air suling


 Rebus selama 30 menit , melewati kertas saring dan sesuaikan volumehingga 1000
ml
 Tambahkan sisa bahan untuk filtrate dan larutkan
 Mensterilkan media dengan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15-20
menit
 Dinginkan hingga 48˚C dan tambahkan 0,5 ml penicillin G dan 0,5 ml gentamisin
ke setiap 500 ml agar benih burung
 Campurkan dengan lembut dan tuangkan ke dalam cawan petri

5.Bromocresol purple milk solids agar


Kegunaan : untuk isolasi spesies Trichophyton sp
Pembuatan:

 Campurkan air suling 1000 ml , susu bubuk skim 80 g , bromcresol (atau


bromocresol) ungu (larutan 1,6% dalam alkohol) 2 ml
 Larutkan dalam 2 liter dan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C sela
 ma 15-20 menit
 Campurkan glukosa 40 g air suling sebanyak 200 ml
 Larutkan dan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15-20 menit
 Campurkan bacto agar 30 g , air suling 800 ml
 Rendam selama 15 menit dalam labu 3 liter , autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C
selama 15-20 menit
 Campurkan campuran A dan B ke bagian campuran C , sesuaikan pHakhir
menjadi 6,6

6. Malt Extract Agar


Kegunaan :Untuk pengamatan fenotifik
Pembuatan :

 Sebanyak 20g agar dan 50g Malt extract agar dimasukkan kedalamlabu
erlenmayer dan ditambahi aquades hingga 1.000mL
 Larutan dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih dansemua bahan
larut sempurna. Medium disterilkan menggunakanautoklaf dengan suku 115ºC
dan tekanan 2 atm selama 15 menit
 Medium yang sudah disterilkan ditambahi dengan antibiotiktetrasiklin pada
saat suhu medium ±45ºC kemudian dituang kecawan petri masing-masing
sebanyak 15-20mL

[10]
7.Cornmeal glucose sucrose agar
Kegunaan :Untuk merangsang sporulasi dibeberapa zygomycetes, terutama Sakseneaea dan
Apophysomyces.
Pembuatan :

 Campurkan bahan : agar-agar jagung (BD) 17g, Dextrose (Glukosa) 2


g.Uskrosa 3g. Exstrak ragi (Difco) 1g, air suling 1000mL ke dalam
100mLH2O, rebus air yang tersisa
 Tambahkan air mendidih ke dalam campuran dan didihkan
 Dispense for slopes
 Autoklaf selama 10 menit pada 121ºc angkat dan miringkan

8. Modified dixons agar


Kegunaan :Untuk isolasi dan penanaman utama Malassezia furfur
Pembuatan :

 Rendam bahan-bahan extrak malt (Oxoid L39) 9 g, bacto tryptone 1,5 g,Ox-
bile Desccated (Oxoid L50) 5g, tween 40 2,5mL , Asam oleat 0,5g,Gliserol
0,5 mL, Bacto agar (BD) 3 g, Air suling 250mL selama 15 menitdalam air
 Didihkan air yang tersisa, tambahkan kebahan lainnya. Didihkan sekalilagi
 Dispanse for slopes
 Autoklaf pada 121ºC selama 10 menit dan kemudian miringkan

9. Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA) 5% NaCl


Kegunaan :Untuk budidaya dan diferensiasi dermatofit terutama T.rubrum dari
T.Mentagrophytes
Pembuatan :
 Rendam bahan disekitar 100mL air
 Membawa sisa air hingga mendidih, tambahkan ke bahan perendaman
 Dispense dor slopes
 Autoklaf di 121ºC selama 10 menit, lalu miringkan rak

[11]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan penjaminan mutu termasuk quality
control baik untuk petugas laboratorium maupunterhadap alat dan didalamnya.
Quality control yang dilakukan diantaranya ialah dengan melakukan pemantapan
mutu internal dan eksternal,assessment atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan
agarlaboratorium sesuai dengan standar mutu yang sudah berlaku dan kecil
kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melakukan quality control hasil akhir
yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang
diberikan oleh badan yang berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan
standar akreditasi yang ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/397946487/11-Jaminan-Mutu-Px-Mikologi
https://id.scribd.com/document/367678216/Jaminan-Mutu-Pemeriksaan-Virologi-
FIX-FINAL
Darnetty, 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas University Press.

[12]

Anda mungkin juga menyukai