DISUSUN OLEH :
Dosen Pengampu :
Haridawati BSc.,S.Pd.,M.Kes
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
telah dapat menyelesaikan tugas indivdu berupa makalah dengan judul “Jaminan Mutu
Pmeriksaan Mikologi”.
Laporan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mikologi di program studi
Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Kesehatan Universitas Katholik Musi Charitas .
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Haridawati
BSc.,S.Pd.,M.Kes selaku dosen pembina mata kuliah Mikologi dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis
[2]
DAFTAR ISI
[3]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mutu adalah tingkat kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang
sedangdiamati, sifat yang dimiliki oleh suatu program, kepatuhan terhadap standar
yangtelah ditetapkan, serta sifat wujud dari mutu barang atau jasa yang
dihasilkan,yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman
atauterpenuhinya para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan tersebut.
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar dan keinginan pelanggansehingga
memenuhi kepuasan pelanggan. Perlu disadari bahwa semakin tinggitingkat
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanankesehatan yang
bermutu semakin meningkat. Oleh karena itu pelayanan rumahsakit yang bermutu,
baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin dibutuhkan.
Mutu sering digambarkan sebagai sesuatu yang hebat dan superior. Produk
atau pelayanan yang bermutu dianggap sebagaisesuatu yang baik, cepat,
dapatdiandalkan dan mahal. Stamatis (1996) mengatakan bermutu tidak memerlukan
biaya mahal tetapi mutu yangrendah akan menyebabkan biaya mahal. Pada pelayanan
laboratorium, mutu hasil pemeriksaan laboratorium yang rendah akanmengakibatkan
penambahan biaya yang dikeluarkan oleh pihak laboratoriumuntuk kegiatan
pengerjaan ulang dan menimbulkan kerugian di pihak pengguna jasa dalam
membantu menegakkan diagnosis penyakit.
B. Rumusan masalah
A. Bagaimana penjamin mutu pada laboratorium?
B. Bagaimana cara pemeriksaan mikologi?
C. Media apa saja yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi?
C. Tujuan
A. Mengetahui bagaimana penjamin mutu pada laboratorium
B. Mengetahui bagaimana cara pemeriksaan mikologi
C. Mengetahui media yang digunakan dalam pemeriksaan mikologi
[4]
BAB II
PEMBAHASAN
[5]
Selain itu , disiplin setiap individuterhadap peraturan juga memberikan andil besar
dalam keselamatan kerja. Kedua faktor penting tersebut bergantung pada faktor
manusianya , yang ternyata merupakan sumber terbesar kecelakaan didalam
laboratorium.
3) personalia
Organisasi laboratorium adalah susunan personalia yang mengelola labaoratorium
tersebut. Organisasi tersebut ditanggung jawabi oleh kepala laboratorium. Para asisten
juga harus bertanggung jawab dibawah kepalalaboratorium. Personalia harus sudah
lulus tes profesi dan bersertifikat.
Langkah-langkah proses ini mencakup:
1. perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan
dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.
2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia
segaris dengan rencana sumber daya manusia.
3. Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia.
4. Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu
yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.
1. Fase pre-analitik
Fase ini merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan secara utuh.
Pada fase ini komunikasi yang baik antara klinisi dan ahli sangat penting.
1. Label dan tinta harus terbuat dari bahan yang tidak mudah larut air
2. Label harus melekat erat pada wadah
3. Harus dicocokan dengan lembaran permintaan
4. Perhatikan kelayakan bahan pemeriksaan
[6]
kontaminasi
2. waktu pengumpulan specimen harus tepat
3.Jumlah yang diambil harus memadai agar dapat diperoleh pertumbuhan yang
maksimal
4.Menggunakan alat pengambilan sampel , container , media kultur/transport yang
sesuai
5.Dilabel dengan benar.
b. persiapan sampel
1. Darah dan sumsum tulang
Darah dari pasien septisemik dapat mengandung jamur patogen maupunoportunis.
Kultur darah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan infeksi jamur dalam
darah. Sistem kultur yang telah tersedia untuk pemeriksaan sel- selragi diantaranya
adalah BACTEC dan ESP. Sistem sentrifugasi lisis juga dapat digunakan terutama
pada daerah yang sering ditemukan adanya jamur dimorfik dalam darah.
2.Saluran Pernafasan
Infeksi jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terbanyak padasaluran
pernapasan. Sekresi saluran berupa sputum , sputum induksi , bronchial washing dan
aspirat trakea merupakan jenis-jenis sampel yang diperiksa dari saluran pernapasan.
3.Urin
Sampel urine harus segera diperiksa setelah pengambilan sampel. Sampel urin
yang telah lebih dari 24 jam tidak dapat digunakan untuk bahan kultur.Pemeriksaan
langsung dapat dilakukan untuk menemukan sel ragi maupun hifa.Preparasi untuk
kultur dilakukan dengan teknik sentrifugasi.
4.Luka dan Jaringan
Cairan pada luka dapat diperiksa untuk menemukan granula , jika tidakterdapat
granula sampel dapat langsung ditanam pada permukaan agar. Jaringanyang akan
diperiksa terlebih dahulu diproses dengan Stomacher yang berfungimengeluarkan
sitoplasma sel-sel pada jaringan dalam media cair. Suspensemedia cair selanjutnya
dijadikan bahan pemeriksaan. Sebanyak 0.1 ml suspense dapat dikultur pada
permukaan media dan diinkubasi pada suhu 30˚C selama 21 hari.
2. Fase analitik
Fase Intra-Analitik diawali dengan memutuskan penerimaan atau penolakan sampel,
pengambilan, pengolahan, pemeriksaan sampel, kultur(biakan)
a. Pengambilan sampel
1. Kuku
Disiapkan pisau scalpel dan gunting kuku steril
Dibersihkan kuku dengan kapas beralkohol dibiarkan kering
Sementara kuku mengering, disipakan media yang digunakan
Ditulis no.lab, nama pasien dan tanggal pengambilan sampel
Digunakan cawan petri steril untuk menampung potongan dan kerokan kuku
Dipotong kuku dengan gunting kuku. Diusahakan potongan kuku agak besar
[7]
untuk direndam dalam KOH Parker Blue 20%
Sisa potongan kuku dikerok dengan pisau scalpel untuk ditanam dalam media
yang sudah disiapkan
2.Kulit
Disiapkan pisau scalpel steril
Dibersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas beralkohol,dibiarkan
mengering
Sementara kulit mengering, disiapkan media yang akandigunakan
Ditulis no.lab, nama pasien dan tanggal pengambilan sampel
Dikerok bagian kulit yang terinfeksi
Kerokan yang sudah terkumpul sehingga ditabur (ditanam) dalam media yang
sudah disiapkan, sebagian dibuat preparat KOH
3.Rambut
Cara pengambilan sampel dari kepala sama dengan pengambilan sampel kulit.
Hanya ditambah dengan akarrambut, karena biasanya terdapat spora pada akar
rambut(endotriks ataupun eksotriks).
b. Pengolahan sampel
Dalam pengolahan sampel pasien, hanya sampel kuku yang harus diolah.
Cara pengolahan :
Sampel kuku dikerik
Sampel kuku yang agak besar direndam dalam larutan KOHParker Blue 20%
(2-3 tetes) dan disimpan selama 1 malam dalam suhu/temperatur ruangan
c. Pemeriksaan sampel
1.Kuku
Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggitannya
Diambil 1-2 ose sampel kuku yang telah direndam dalam KOHParker Blue
20% dan oleskan diatas objek glass. Diusahakanagar mendapat kuku yang
berbentuk seperti bubur
Ditutup dengan cover glass. Ditekan sedikit agar didapat preparat yang cukup
tipis
Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x
2.Kulit
Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggirannya
Kerokan kulit dikumpulkan dibagian tengah objek glass
Diteteskan 1 tetes larutan KOH Parker Blue 20%dipinggirannya
Dengan menggunakan cover glass, dicampurkan kerokan kulitdengan larutan
tadi dengan ditutup cover glass tadi
Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x
3.Rambut
[8]
Disiapkan objek glass diberi no.lab dipinggirannya
Rambut dan kerokan kulit kepala dikumpulkan dibagian tengah objek glass
Diteteskan 1 tetes larutan KOH Parker 20% di pinggirnya
Dengan menggunakan cover glass, dicampurkan rambut dankerokan kulit
dengan larutan tadi dengan ditutup dengan coverglass tadi
Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa okuler10x dan lensa
objektif 10x atau dengan lensa objektif 40x
[9]
Setelah mendidih , mengangkat dan menyaring ekstrak dengan kertassaring dan
corong lalu masukkan di dalam Erlenmeyer.
Dan ditutup dengan kapas sumbat.
Mensterilkan media dengan autoklaf tekanan 1 atm suhu 121˚C selama 15-20 menit
Memanaskan kembali lalu tuangkan pada cawan petri.
Sebanyak 20g agar dan 50g Malt extract agar dimasukkan kedalamlabu
erlenmayer dan ditambahi aquades hingga 1.000mL
Larutan dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih dansemua bahan
larut sempurna. Medium disterilkan menggunakanautoklaf dengan suku 115ºC
dan tekanan 2 atm selama 15 menit
Medium yang sudah disterilkan ditambahi dengan antibiotiktetrasiklin pada
saat suhu medium ±45ºC kemudian dituang kecawan petri masing-masing
sebanyak 15-20mL
[10]
7.Cornmeal glucose sucrose agar
Kegunaan :Untuk merangsang sporulasi dibeberapa zygomycetes, terutama Sakseneaea dan
Apophysomyces.
Pembuatan :
Rendam bahan-bahan extrak malt (Oxoid L39) 9 g, bacto tryptone 1,5 g,Ox-
bile Desccated (Oxoid L50) 5g, tween 40 2,5mL , Asam oleat 0,5g,Gliserol
0,5 mL, Bacto agar (BD) 3 g, Air suling 250mL selama 15 menitdalam air
Didihkan air yang tersisa, tambahkan kebahan lainnya. Didihkan sekalilagi
Dispanse for slopes
Autoklaf pada 121ºC selama 10 menit dan kemudian miringkan
[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan penjaminan mutu termasuk quality
control baik untuk petugas laboratorium maupunterhadap alat dan didalamnya.
Quality control yang dilakukan diantaranya ialah dengan melakukan pemantapan
mutu internal dan eksternal,assessment atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan
agarlaboratorium sesuai dengan standar mutu yang sudah berlaku dan kecil
kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melakukan quality control hasil akhir
yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang
diberikan oleh badan yang berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan
standar akreditasi yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/397946487/11-Jaminan-Mutu-Px-Mikologi
https://id.scribd.com/document/367678216/Jaminan-Mutu-Pemeriksaan-Virologi-
FIX-FINAL
Darnetty, 2006. Pengantar Mikologi. Padang: Andalas University Press.
[12]