Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH K3 DAN PATIENT SAFETY

“PATIENT SAFETY PADA TENAGA LABORATORIUM”

DISUSUN OLEH :

KELAS 2B

KELOMPOK 3

M. SYAHRUL FIKI RIKA SARI

ANNA MAIRINA YUWIRMA SISKA PUTRI JULIANA

DIAN BERLIANA SWANDY SITI KHODIJAH

NURUL AMALIA TATA MUTIA TANTRI

PUTRI ADE NINGSIH WINDI APRILIYA SAPUTRI

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK FKIK

UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU 2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha Penyayang.
Kami ucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Contoh Patient Safety Pada Tenaga
Laboratium”. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan susunan makalah ini. Untuk itu,
kami menerima kritikan dan saran dari pembaca.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Pekanbaru, 26 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Patient Safety di Laboratorium.......................................................... 2

2.2 Tujuan Pelaksaan Patient Safety di Laboratorium .............................................. 3

2.3 Tata Laksana Patient Safety di Laboratorium ..................................................... 4

2.4 Upaya-upaya Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Laboratorium ....................... 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 7

3.2 Saran .................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Patient Safety atau keamana dan keselamatan pasien
merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh seluruh tenaga kesehatan saat
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem
dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah
terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Keamanan merupakan prinsip yang
paling dasar diterapkan dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit, salah satunya
dalam pemberian pelayanan di laboratorium dan merupakan aspek yang paling diperhatikan
karena berkaitan dengan kuantitas dan kualitas yang ada di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu keselamatan pasien di laboratorium?

2. Apa tujuan dari pelaksaan keselamatan pasien di laboratorium?

3. Bagaimana tata laksana keselamatan pasien di laboratorium?

4. Apa saja upaya dalam pelaksaan keselamatan pasien di laboratorium?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang keselamatan pasien di laboratorium.

2. Mengetahui tujuan dari keselamatan pasien di laboratorium.

3. Mengetahui tata laksana keselamatan pasien di laboratorium.

4. Mengetahui upaya pelaksaan keselamatan pasien di laboratorium.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Patient Safety di Laboratorium


Patient safety atau keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang dijumpai di
rumah sakit dimana rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak
diharapkan terjadi.Sistem keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan
resiko.Patient safety atau keselamatan pasien didefinisikan sebagai upaya pencegahan
terjadinya bahaya pada pasien atau pencegahan terjadinya luka atau kecelakaan yang
disebabkan oleh tindakan medis. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana, patient safety
adalah pencegahan error/ kesalahan dan kejadian merugikan bagi pasien terkait layanan
kesehatan.
Patient safety dan kualitas layanan merupakan faktor yang sangat penting dari setiap
layanan kesehatan. Patient safety menjadi ‘poros’ dari setiap tindakan diagnosa, penanganan
dan perawatan di rumah sakit, termasuk di laboratorium klinik, dan tempat layanan kesehatan
lainnya. Patient safety menjadi tanggung jawab dokter, perawat, analis kesehatan dan semua
orang yang bekerja dalam bidang layanan kesehatan, yang sudah berkomitmen untuk
merawat, menolong, menjaga dan menghadirkan kenyamanan bagi pasien.

Pasien akan memperoleh manfaat terbesar dari penyedia layanan kesehatan yang
mengutamakan patient safety, yakni mendapatkan layanan kesehatan terbaik, terhindar dari
penderitaan dan cedera yang tidak perlu, berkurangnya biaya yang harus dibayarkan, dan
perbaikan akses kesehatan. Petugas kesehatan pun diuntungkan karena memiliki lingkungan
dan budaya kerja yang lebih sehat. Sedangkan manajemen akan memperoleh benefit
operasional yang lebih efisien dan meningkatnya kinerja keuangan. Kesalahan atau ‘error’
merupakan salah satu hal yang dapat mengancam keselamatan pasien atau patient safety.

Ada beberapa jenis sumber kesalahan yang dapat terjadi dalam layanan kesehatan secara
umum yakni:

 kesalahan komunikasi (kegagalan komunikasi pasien atau yang mewakili pasien


dengan praktisi, praktisi dengan staf non medis, atau antar sesama praktisi)

2
 manajemen pasien (delegasi atau penugasan yang tidak sesuai, kegagalan
menelusuri, rujukan yang salah, dll)

Error atau kesalahan pada tingkat yang fatal dapat mengakibatkan pasien mengalami
kesakitan lebih lama atau bahkan kematian, pasien dan keluarga dirugikan secara material
dan psikologis, dan hal ini menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap profesional
kesehatan. Sasaran utama patient safety di laboratorium adalah meningkatkan keselamatan
pasien dan mengurangi kesalahan pada seluruh tahapan proses pemeriksaan. Fokus
keselamatan pasien adalah tahap pre analitik (sebelum pemeriksaan) dan paska analitik
(setelah pemeriksaan).Di laboratorium, keselamatan pasien berarti semua standar prosedur
operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan laboratorium harus ditaati,tidak
adakesalahan sampling atau specimen,tidak ada kesalahan analisa, tidak ada kesalahan
pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak ada kesalahan ekspektasi hasil.
Melaporkan segera nilai praktis kepada dokter pengirim merupakan salah satu tindakan untuk
keselamatan pasien. Keselamatan pasien di laboratorium juga berarti semua fasilitas yang
dipakai adalah fasilitas yang aman untuk pasien.

Dimulai dari standar bangunan, mebeler peralatan, pengambilan specimen, sampai alat-
alat analiser yang dipilih adalah alat-alat yang menunjang mutu dan keselamatan pasien.
Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi nokosomial yang
berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan cara mengikuti standar pengendalian
infeksi mulai dari cuci tangan sampai penggunaan alat pelindung diri (APD).

2.2 Tujuan Pelaksaan Patient Safety di Laboratorium

1. Tujuan Umum

 Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium.

2. Tujuan Khusus

 a). Menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di laboratorium.


 b). Mengumpulkan, menganalisa, mengevaluasi data, dan mengusulkan jalan
keluar KNC, KTD, dan Sentinel Event yang terjadi yang berhubungan dengan
laboratorium.
 c). Menganalisa risiko klinis dari suatu system yang diterapkan di laboratorium.

3
2.3 Tata Laksana Patient Safety di Laboratorium

Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO).

2. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laboratorium.

3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila tejadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

4. Pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD, mencari jalan keluar bila perlu
mengubah sistem sehingga lebih baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut,
dan mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system baru
tersebut.

5. Melaporkan indikator keselamatan pasien yaitu:

 a). Kejadian yang berhubungan dengan ketidakcocokan identitas pasien.


 b). Kejadian yang berhubungan dengan komunikasi yang tidak efektif.
 c). Kejadian pasien jatuh.
 d). Kejadian yang berhubungan dengan transfusi darah.
 e). Kejadian yang berhubungan dengan standar pengendalian infeksi (cuci
 tangan).
 f). Melakukan semua standar pengendalian infeksi.

2.4 Upaya-upaya Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Laboratorium

Prinsip umum etika pelayanan kesehatan adalah bahwa keselamatan pasien adalah yang
utama. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa laboratorium hendaknya menjamin bahwa
keselamatan dan kepentingan pasien selalu menjadi pertimbangan utama dan diletakkan lebih
tinggi. Disamping itu, laboratorium hendaknya memperlakukan semua pasien secara adil dan
tanpa diskriminasi. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan di dalam pelaksaan
keselamatan pasien di laboratorium antara lain :

1. Pengumpulan Informasi

4
 a). Laboratorium hendaknya mengumpulkan informasi yang memadai untuk
identifikasi pasien secara tepat, tetapi hendaknya tidak mengumpulkan informasi
pribadi yang tidak perlu.
 b). Keselamatan staf dan pasien merupakan sesuatu yang utama bila kemungkinan
terdapat penyakit menular.

2. Pengambilan Sampel Primer

 a). Semua prosedur yang dilakukan pada pasien memerlukan persetujuan

pasien.

 b). Dalam situasi darurat, persetujuan dapat menjadi tidak mungkin dan dalam
keadaan tersebut dapat dilakukan prosedur yang diperlukan, asalkan merupakan yang
terbaik bagi pasien.
 c). Privasi yang layak selama pengambilan sampel hendaknya tersedia dan sesuai
dengan jenis sampel primer yang sedang dikumpulkan serta informasi yang diminta.
 d). Jika sampel primer diterima laboratorium dalam kondisi yang tidak sesuai dengan
pemeriksaan yang diminta, hendaknya dibuang dan dokter perujuk diberitahu.

3. Kinerja Pemeriksaan

 a). Semua pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan menurut standar yang tepat
dan dengan tingkat keahlian dan kompetensi profesi yang diharapkan.
 b). Segala bentuk pemalsuan hasil sama sekali tidak dapat diterima.
 c). Dalam situasi dimana ahli patologi atau laboratorium dapat menentukan

volume pekerjaan untuk pemeriksaan yang diminta (misalnya jumlah blok yang dapat
dipotong dari spesimen histologi), pemilihan hendaknya yang paling layak untuk situasi
tersebut.

4. Pelaporan Hasil

 a). Hasil pemeriksaan laboratorium yang diberikan ke pasien adalah bersifat rahasia
kecuali jika pengungkapan hal tersebut disetujui pasien atau dipersyaratkan oleh
peraturan perundangan.
 b). Keputusan yang berkenaan dengan pernyataan persetujuan mengenai pelaporan
hasil ke pihak lain (misalnya: praktisi konsultan dimana pasien tersebut dirujuk)

5
hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan dengan mempertimbangkan tata cara
setempat.
 c). Laboratorium mempunyai tanggung jawab tambahan untuk menjamin, sejauh
mungkin, pemeriksaan diinterpretasikan dengan benar dan digunakan untuk
kepentingan terbaik pasien.

5. Penyimpanan dan Retensi Rekaman Medik

 a). Laboratorium hendaknya menjamin bahwa informasi disimpan sedemikian hingga


terdapat perlindungan yang layak terhadap kehilangan, akses oleh yang tidak
berwenang, dan penyalahgunaan lainnya.
 b). Retensi rekaman medik dapat diatur dengan berbagai persyaratan wajib atau
perundang-undangan dalam negara yang berbeda dan persyaratan tersebut perlu
dipertimbangkan bersama dengan lembaga profesional yang relevan. Perhatian yang
berkaitan dengan liabilitas hukum untuk jenis prosedur tertentu (misalnya
pemeriksaan histologi) dapat mempersyaratkan retensi rekaman bahan tertentu untuk
periode yang lebih panjang daripada rekaman atau sampel lainnya.

6. Akses ke Rekaman Laboratorium

Pada prinsipnya, tata cara akses antara satu negara dengan negara lainnya belum tentu sama.
Pada kebanyakan negara, akses pada umumnya tersedia untuk :

 orang yang meminta pemeriksaan.


 staf laboratorium, jika diperlukan.
 individu berwenang lainnya.

7. Penggunaan Sampel untuk Tujuan Pemeriksaan Selain yang Diminta

 a). Penggunaan sampel tanpa persetujuan untuk kegunaan selain daripada yang
diminta hendaknya hanya terjadi jika residu sampel dibuat tidak dikenal dan dengan
mempertimbangkan implikasi hukum.
 b). Aturan nasional, regional atau lokal yang relevan dan persyarata komite etika
hendaknya diperhatikan.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh
perawat yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.Tindakan
pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang
keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut.Oleh karena itu, perawat harus memiliki
pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan
yang dapat menjaga keselamatan diri pasien serta menjadikan komunikasi sebagai kunci
utama untuk dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi pasien.

Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya
memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien.Oleh karena itu, rumah
sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.Standar
tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang
baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien.

3.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai
standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari
segala aspek tindakan yang kita berikan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rahman.2013. Manajemen Resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Laboratorium


RSUD DR. Mohammad Soleh Kota Probolinggo.Jember : FKM Universitas Jember.

Hati.2015.Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pembelajaran Di


Laboratorium. Riau: Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Batam.

Anda mungkin juga menyukai