Saya mengucapkan terima kasih kepada NS. Yance Komela Sari S,Kep M.Kep selaku
dosen mata kuliah Pkfl yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
4.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................8
4.2 SARAN...................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 9
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium adalah untuk mendeteksi dan mengukur risiko
penyakit di masa mendatang, untuk menentukan intervensi yang akan dilakukan, untuk mengkaji
tingkat keparahan proses penyakit dan tentukan prognosisnya, untuk memantau kemajuan
gangguan pada suatu penyakit, untuk memantau efeknifitas pengobatan, dan untuk menetapkan
dan menyingkirkan diagnosis. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium adalah darah, urine, sputum,
dan feses.
Salah satu tes uji laboratorium yang dilakukam terhadap spesimen guna menentukan
penyakit yaitu dengan menggunakan dahak atau sputum. Sputum adalah bahan yang digunakan
untuk sampel pemeriksaan laboratorium yang bertujuan agar bisa mendiagnosa berbagai macam
penyakit tertentu. Pemeriksaan sputum adalah salah satu pemeriksaan utama khususnya untuk
penyakit di paru-paru dan sekitarnya yang dapat dideteksi dengan sputum. Sputum yang
dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi, karena kondisi sputum
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
Pemeriksaan sputum juga dapat mendiagnosa apakah suatu pengobatan dapat berhasil atau
berjalan dengan lancar maupun sebaliknya.
Sampel dahak terbaik adalah yang mengandung sangat sedikit saliva atau air liur. Karena
air liur dapat mengontaminasi sampel dengan bakteri oral. Sampel kemudian diteliti oleh
mikrobiologi klinis dengan memeriksa pewarnaan gram pada dahak. Lebih dari 25 sel epitelia
skuamosa diperbesar untuk mengetahui kontaminasi saliva.
Purulent Sputum atau dahak bernanah mengandung nanah yang terdiri dari sel-sel darah
putih, sel dan jaringan mati, cairan serus, dan cairan lendir kental (mukus). Dahak ini umumnya
berwarna kuning atau hijau dan biasanya terkait dengan gejala bronkiektasis, abses paru,
bronkitis stadium lanjut, atau infeksi saluran pernapasan atas akut seperti pilek dan laryngitis.
Produksi sputum merupakan ciri khas penyakit inflamasi saluran nafas kronis seperti
asma, bronchitis kronis, cytis fibrosis (CF) dan TBC. Sputum telah mengubah komposisi
makromolekul dan sifat biofisik yang bervariasi dengan penyakit, tetapi fitur pemersatu adalah
kegagalan pembersihan mukosiliar, mengakibatkan obstruksi jalan napas, dan kegagalan sifat
imun bawaan. Produksi dan hipersekresi glikoprotein musin yang berlebihan adalah gambaran
umum dari penyakit saluran napas inflamasi kronis, dan ini telah menjadi alasan yang mendasari
untuk menyelidiki mekanisme regulasi gen musin dan sekresi musin. Namun, dalam beberapa
kondisi patologis seperti CF, sputum saluran napas mengandung sedikit musin utuh dan telah
meningkatkan kandungan beberapa makromolekul termasuk DNA, aktin berfilamen , lipid, dan
proteoglikan . Ulasan ini akan menyoroti wawasan terbaru tentang biologi lendir dalam
kesehatan dan penyakit.
1. Menegakkan diagnosis TB
2. Menentukan potensi penularan
3. Memantau hasil pengobatan pasien
4.1 KESIMPULAN
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat membantu dan
menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis penyakit. Tujuan dari pemeriksaan
laboratorium adalah untuk mendeteksi dan mengukur risiko penyakit di masa mendatang, untuk
menentukan intervensi yang akan dilakukan, untuk mengkaji tingkat keparahan proses penyakit
dan tentukan prognosisnya, untuk memantau kemajuan gangguan pada suatu penyakit, untuk
memantau efeknifitas pengobatan, dan untuk menetapkan dan menyingkirkan diagnosis. Jenis-
jenis pemeriksaan laboratorium adalah darah, urine, sputum, dan feses.
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus, dan trakea
yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan. Kata “sputum” yang dipinjam langsung
dari bahasa Latin “meludah. Pemeriksaan sputum atau dahak secara bakteriologis adalah
pemeriksaan yang sangat sederhana mudah dan murah, dimana setiap laboratorium di Puskesmas
PRM (Pusat Rujukan Mikroskopis) dapat melakukan dan hasil pemeriksaan sangat sensitive dan
spesifik.
4.2 SARAN
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan ajar untuk penyusunan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Voynow,JA. Rubin BK. (2009). “ Mucins, Mucus, and Sputum”. In Translating Basic Research
Into Clinical Practice. Volume 135(2), 505-512.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0012369209601422 diakses pada 16
juni 2021 pukul 23.13 WIB.