Anda di halaman 1dari 3

1.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan serum bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus
yang mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi yang
tergolong risiko tinggi terserang hiperbilirubinemia berat.1
1.1. Pemeriksaan serum total bilirubin invasif.
Pemeriksaan baku emas untuk serum bilirubin adalah pemeriksaan metode
invasif yang memerlukan fasilitas laboratorium khusus. High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) adalah baku emas, tetapi karena teknisnya sangat kompleks
maka hanya digunakan untuk tujuan penelitian.15 Metode reaksi Diazo atau
spektrofotometri direk adalah baku emas untuk penggunaan klinis.16-17 Setelah
diketahui ikterik secara visual, pemeriksaan serum bilirubin perlu dilakukan. Besaran
nilai bilirubin yang didapat lalu diplot terhadap kurva American Academy of Pediatrics
(AAP).13 Metode pemeriksaan ini mempunyai beberapa kendala, yaitu membutuhkan
sampel darah 1 ml, dibutuhkan tenaga laboratorium khusus sehingga waktu tunggu
hasil keluar berkisar 4 jam atau lebih.16
1.2. Pemeriksaan bilirubin non-invasif.
Transcutaneous bilirubin (TcB) dapat digunakan untuk menentukan kadar
serum bilirubin total, tanpa harus mengambil sampel darah. Namun alat ini hanya valid
untuk kadar bilirubin total < 15 mg/dL, dan tidak reliable pada kasus ikterus yang
sedang mendapat terapi sinar.1
1.3. Pemeriksaan tambahan.
Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan
penyebab ikterus antara lain : 1,2,3
o Golongan darah ibu dan bayi
o Coombs’ test
o Darah lengkap dan hapusan darah
o Hitung retikulosit, skrining G6PD
o Bilirubin direk
o Albumin
o End-tidal CO in breath (ETCO)
o Tes faal hati  SGOT dan SGPT meningkat pada gangguan hepatoselular. Alkali
fosfatase dan GGT meningkat pada gangguan kandung empedu. Perbandingan
GGT : SGPT yang > 1 menunjukkan adanya obstruksi bilier.
o Analisa gas darah  toksisitas bilirubin meningkat pada asidosis, khususnya
asidosis respiratorik.
o Tes fungsi tiroid
Pemeriksaan serum bilirubin total harus diulang setiap 4-24 jam tergantung usia bayi
dan tingginya kadar bilirubin. Kadar serum albumin juga perlu diukur untuk menentukan
pilihan terapi sinar ataukah tranfusi tukar.1

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa


faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia berat adalah :1

1. Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama (usia bayi < 24 jam)
2. Inkompatibilitas golongan darah (dengan Coombs’ test positif)
3. Usia kehamilan < 38 minggu
4. Penyakit-penyakit hemolitik (G6PD)
5. Ikterus / terapi sinar / transfusi tukar pada bayi sebelumnya
6. Hematoma sefal, bruising
7. ASI eksklusif (bila berat badan turun > 12 % BB lahir)
8. Ras Asia Timur, jenis kelamin laki-laki, usia ibu < 25 tahun
9. Ikterus sebelum bayi dipulangkan
10. DM gestasional
11. Polisitemia

Daftar Pustaka
1. Kliegman, Robert M.Neonatal Jaundice And Hyperbilirubinemia Dalam :Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HBEditors. Nelson Textbook Of Pediatrics. 17ThEdition.
Philadelphia: Saunders;2004. p. 592-8
2. American Academy of Pediatrics, Subcommittee on Hyperbilirubinemia. In :
Management Of Hyperbilirubinemia The Newborn Infant 35 Or More Weeks Of
Gestation. Pediatrics; 2004. p.114, 297-316.
3. Etika R, Harianto A, Indarso F, Damanik, Sylviati M. Dalam : Hiperbilirubinemia Pada
Neonatus. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fk Unair/Rsu Dr. Soetomo – Surabaya; 2004.

13. Maisels MJ, Bhutani VK, Bogen D, Newman TB, Stark AR, Watchko JF.
Hyperbilirubinemia in the newborn infant≥ 35 weeks’ gestation: an update with clari
cations. Pediatrics 2009;124:1193-8.

15. Kazmierczak SC, Robertson AF, Catrou PG, Briley KP, Kreamer BL, Gourley GR.
Direct spectrophotometric method for measurement of bilirubin in newborns: comparison
with HPLC and an automated diazo method. Clin Chem 2002;48:1096-7.

16. Westwood A. e analysis of bilirubin in serum. Ann Clin Biochem 1991;28:119-30.

17. Nagar G, Vandermeer B, Campbell S, Kumar M. Reliability of transcutaneous bilirubin


devices in preterm infants: a systematic review. Pediatrics 2013;132:871-81.

Anda mungkin juga menyukai