2, November 2019 42
rahmawatiruly31@gmail.com
Abstrak: Peluang terjadinya kecelakaan kerja di industri sangatlah besar. Salah satu upaya
pencegahan preventif yang bisa dilakukan ialah dengan melaksanakan program K3. Semakin baik
pelaksanaan program K3 yang dimiliki suatu usaha, maka akan semakin baik pula mutu kerja
karyawan dan budaya kerja yang tercipta. Namun berdasarkan hasil pengamatan, terdapat suatu
industri yang belum melaksanakan program K3 secara optimal. Hal tersebut dapat membuka potensi
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat merugikan dua belah pihak yaitu, pekerja dan pemilik usaha.
Tujuan umum dalam penelitian ini ialah untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan kesehatan,
keselamatan, dan keamanan kerja (K3) di katering tersebut. Metode penelitian yang dilakukan ialah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di salah satu katering yang cukup
terkenal di Kota Bandung. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan K3
pada proses katering ini termasuk dalam kategori cukup dilaksanakan. Implikasi yang timbul dari
hasil penelitian ini ialah jika pelaksanaan K3 dalam suatu industri tergolong baik, maka peluang
terjadinya kecelakaan kerja akan berkurang sehingga proses kerja yang tercipta akan menjamin
keselamatan dan keamanan bagi pekerja dan lingkungan.
tuas kemudian arahkan pada titik api”, responden membatasi interaksi dengan
sedangkan 60% menjawab “tidak rekan kerja. Hasil wawancara tentang
tahu” dengan hasil jawaban “tidak penggunaan isi kotak P3K sebagai
tahu cara menggunakannnya”. Hasil salah satu langkah pertolongan,
wawancara tentang penyediaan sebesar 70% responden menjawab
lap/karung goni basah sebagai “ya, selalu menggunakannya” dan
alternatif alat pemadam api ringan, sebesar 30% responden menjawab
sebesar 60% responden menjawab “terkadang, karena masih
“selalu menyediakan namun hanya lap menggunakan beberapa obat
saja, karena mudah ditemui” dan 40% tradisional”.
responden menjawab “jarang Berdasarkan hasil data
menyiapkan ataupun menyediakan wawancara terkait jawaban pertanyaan
benda tersebut. Hasil wawancara nomor satu dan dua menunjukan
tentang kegiatan selalu bahwa pelakssanaan K3 pada proses
memperhatikan rambu-rambu produksi perlu adanya pembinaan
keselamatan kerja di area dapur, mengenai cara yang dilakukan dalam
sebesar 100% responden menjawab memberikan pertolongan pertama dan
“tidak pernah memperhatikan karena pengetahuan mengenai jenis
di area dapur tidak tersedia rambu- handgloves yang harus dipakai sesuai
rambu tersebut”. Hasil wawancara pekerjan yang sedang dilakukan.
tentang kepemilikan sertifikat kursus Pembinaan diberikan agar karyawan
sanitasi higiene, sebesar 5% responden mengetahui tentang apa yang akan dia
menjawab “ya memiliki” dan 95% hadapi dan dia kerjakan. Menurut
responden “tidak punya”. Hasil Green dalam jurnal yang ditulis
wawancara tentang kegiatan selalu (Shiddiq, dkk. 2014, hlm. 114)
membaca Standar Operasional menyebutkan bahwa peningkatan
Prosedur (SOP) sebelum bekerja, pengetahuan tidak selalu
sebesar 5% responden menjawab “iya” menyebabkan perubahan perilaku,
dan sebesar 95% responden menjawab tetapi pengetahuan sangat penting
“tidak atau jarang membaca karena diberikan sebelum individu melakukan
sudah lupa dan sudah tidak ada suatu tindakan. Tindakan akan sesuai
lembarannya”. Hasil wawancara dengan pengetahuan apabila individu
tentang kepemilikan buku catatan menerima isyarat yang cukup kuat
kesehatan pribadi, sebesar 100% untuk memotivasi dia bertindak sesuai
responden tidak memilikinya. dengan pengetahuannya.
Responden menjawab “tidak Berdasarkan hasil data
memiliki”. Hasil wawancara tentang wawancara terkait jawaban pertanyaan
penggunaan masker pada saat nomor tiga hingga nomor sepuluh
mengalami sakit ringan, sebesar 20% menunjukan bahwa motivasi internal
responden menjawab “iya selalu yang mendorong pelaksanaan K3 oleh
pakai”, dan sebesar 80% resnponden karyawan perlu ditingkatkan kembali
menjawab “tidak”. Jawaban tidak khususnya terkait penggunaan APAR,
tersebut terdiri dari 10% responden selalu memperhatikan rambu-rambu
lebih memilih istirahat dirumah keselamatan kerja, memiliki sertifikat
daripada memaksakan bekerja dan kursus sanitasi higiene, selalu
70% memilih tidak memakai masker membaca SOP sebelum bekerja,
dan agar penyakitnya tidak menular, memiliki buku catatan kesehatan
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 8, No. 2, November 2019 47