Anda di halaman 1dari 14

MALARIA SEREBRI

▹ OLEH
▹ Anis Ammar C014182004
▹ Andi Padauleng Wahab C014182087

RESIDEN PEMBIMBING
dr. Desy Kartikasari

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019/2020
DEFINISI : MALARIA
CEREBRAL
▹ Suatu akut ensefalopati yang memenuhui 3 kriteri, yaitu koma yang tidak dapat
dibangunkan atau koma menetap> 30 menit setelah kejang (GCS < 15, Blantyre coma scale
< 3) disertai adanya p.falciparum yang ditunjukkan dengan hapusan darah dan penyebab
lain dari akut ensefalopati telah disingkirkan.

Scheld MW, Whitley RJ, MArra CM. Infection Of The Central Nervous system. Fourth edition. Chapter 42. Cerebral Malaria. Walter Kluwer.
2014 .
3 EPIDEMIOLOGI
Lebih dua miliar atau lebih 40% penduduk dunia hidup di daerah
beresiko terkena malaria. Infeksi malaria tersebar lebih dari 100
negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian selatan).

di Indonesia kira-kira 30 juta/tahun dengan


kematian 100.000/tahun

A.a Raka Sudewi dkk. Buku Infeksi Pada Sistem Saraf Pusat, 2011. Jakarta : Pusat Peneribtan dan Percetkakan Universitas Airlangga
ETIOLOGI
Peyebab infeksi Malaria serebral adalah Plasmodium Falciparum,
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Ada 3
Sifat p. Falciparum dalam siklus hidupnya yang berbeda dengan
jenis plasmodium yang lain
• Menginfeksi eritrosit pada segala usia
• Menimbulkan hyperpasitemia
• Terjadi sekuesterasi dalam organ-organ

4
Husna Malusil dan Hery Bowo Prasetyo, Aspek Biomlekular dan Update Terapi Malaria Serebral, 2016, Malang: Laboratorium Neurologi Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya
SIKLUS HIDUP
PLASMODIUM

Management of severe malaria: a practical


handbook – Third edition © World Health
Organization 2012. Management of severe
5
malaria: a practical handbook – Third edition
© World Health Organization 2012.
PATOFISIOLOG
I

Hempel et al. Erythropoietin treatment alleviates ultrastructural myelin changes induced by murine cerebral malaria. Malaria Journal 2012,
5
11:216 http://www.malariajournal.com/content/11/1/216
MANIFESTASI
KLINIS

▹ Fase Pro dormal: sakit pinggang, mialgia, demam,menggigil, dan sakit


kepala
▹ Fase Akut: Sakit kepala yang sangat hebat, mual, muntah, diare, batuk
berdarah, gangguan kesadaran, pingsan, kejang, hemiplegi, kornea mata
divergen, anemia, ikterik, purpura, akan tetapi tidak ditemukan adanya
tanda rangsang meningeal.

Hempel et al. Erythropoietin treatment alleviates ultrastructural myelin changes induced by murine cerebral malaria. Malaria Journal
2012, 11:216 http://www.malariajournal.com/content/11/1/216
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan:
▹ Keluhan utama: Demam, menggigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri
otot dan pegal-pegal.
▹ Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang
lalu ke daerah endemik malaria.
▹ Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
▹ Riwayat sakit malaria.
▹ Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
▹ Riwayat mendapat transfusi darah.

. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Departemen
kesehatan RI. 2008
.
. DIAGNOSIS
1. GCS < 7 pada dewasa
2. Tonus otot dapat meningkat atau turun
3. Refleks tendon bervariasi
4. Rahang mengatup rapat dan gigi kretekan (seperti mengasah)
5. Mulut mencucu ( pouting ) atau timbul refleks mencucu bila
sisi mulut dipukul
6. Motorik abnormal seperti deserebrasi rigidity dan dekortikasi
rigidity
7. Manifestasi okular : pandangan divergen (dysconjugate gaze)
dan konvergensi spasme sering terjadi. Perdarahan sub
konjungtiva dan retina serta papil udem kadang terlihat
8. Kekakuan leher ringan kadang ada. Kernigs (+) dan
photofobia jarang ada. Untuk itu adanya meningitis harus
disingkirkan dengan pemeriksaan punksi lumbal (LP)
9. Cairan serebrospinal (LCS) jernih, dengan < 10 lekosit/ml,
protein sering naik ringan
. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Departemen
kesehatan RI. 2008
PENATALAKSANAA
. N

SUPORTIF SPESIFIK
PENATALAKSANAA
. N
SUPORTIF SPESIFIK
▹ Menjaga keseimbangan Artemisin (Merupakan pilihan
cairan elektrolit dan pertama)
keseimbangan asam Artesunate diberikan dengan
basa.
dosis 2,4mg/bb/hari iv/im
▹ Antipiretik untuk
mencegah hipertermia Artemeter di berikan dengan
▹ Transfusi darah bila dosis 3,2 mg/kgbb/hari im
Hb<5g/dl atau Kuinin HCL 25%
hematokrit <15%. 500mg(dihitung BB rata-rata
▹ Kejang diberi diazepam 50kg)di larutkan dalam 500cc
10-20mg IV dekstrose 5%

Modul Neuroinfeksi. Kelompok Studi Neuroinfeksi Perhimpunan Dokter Saraf Seluruh Indonesia 2019
KEMOPLROFILAKSIS
.

Ditujukan kepada orang yang


berpergian ke daerah endemis malaria
dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Doksisiklin menjadi pilihan,


diminum satu hari sebelum
keberangkatan dengan dosis 2 mg/kgbb
setiap hari selama tidak lebih dari 12
minggu. Doksisiklin tidak boleh diberikan
kepada anak umur < 8 tahun dan ibu
hamil.
Liu J, Fu J, Xu Y, Wang G. Antithyroid Drug Therapy for
Graves Disease and Implications for Recurrence.
International Journal of Endocrinology; 2017.P. 1-8.
PROGNOSIS

▹ Mengingat dari keparahan manifestasi klinis malaria serebral, kurang dari 10% dari
anak yang menderita malaria serebral dapat bertahan hidup memiliki defisit
neurologis seperti kebutaan kotikal, gangguan bicara, dan gangguan motorik seperti
hemiplegi dan ataksia.

1. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Departemen Kesehatan RI. 2008.

. 2. Kakkilaya BS. Central nervous system involvement in P. Falciparum malaria. 2009. Available at www.malariasite.com
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai