Definisi
Cerebral malaria merupakan komplikasi
neurologis berat dari infeksi malaria,
terutama spesies plasmodium falciparum.
Penyakit ini ditandai dengan sindrom klinis
berupa koma dan adanya stadium aseksual
parasit dari pemeriksaan apusan darah tepi.
Angka mortalitasnya cukup tinggi dan
beberapa pasien yang selamat mengalami
kerusakan kemampuan
kognitif jangka panjang.
Etiologi
Malaria serebral umumnya disebabkan oleh Plasmodium
falciparum. Dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab
lain yang menyebabkan variasi kejadian dari cerebral
malaria:
1. Faktor manusia (rasial)
2. Faktor vektor (nyamuk Anopheles)
Di Indonesia vektor yang penting (spesies Anopheles) yaitu
: A. aeonitus, A. maeulatus, A, subpictus, yang terdapat di
Jawa dan Bali; A. sundaicus dan A. aconitus diSumatera; A.
sundaicus, A. subpictus di Sulawesi; A. balabacensis di
Kalimantan; A. farauti dan A. punctulatus di Irian Jaya.
3. Parasit
Plasmodium falciparum
4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi siklus biologi
Sulawesi Utara
Ujung Pandang
Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RS
Bethesda Tomohon
1986-1989
RSUP Manado
Januari 1998Desember 2002
Epidemiologi (Indonesia)
Pakista
n
19911995
Nigeria
Dunia
Faktor Resiko
Anak-anak usia kurang dari 10 tahun
Tinggal di daerah endemis malaria
Patofisiologi
1.Sitoadheren
s
2.Sekuestrasi
3.Rosetting
4.Sitokin
Sitoadherens
melekatnya EP (eritrosit protoporfirin) matang di
permukaan endotel vaskular.
terjadi di kapiler dan venula post kapiler.
gangguan aliran mikrovaskular anoksia/hipoksia
jaringan
Sekuestrasi
ketidak sesuaian antara parasitemia di perifer dan
jumlan total parasit dalam tubuh.
sekuestrasi di otak malaria serebral
Rosetting
perlekatan antara satu buah EP matang yang
diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non
parasit sehingga berbentuk seperti bunga
obstruksi mikrovaskular
Sitokins
Manifestasi klinis
Anamnesis
Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang
Pemeriksaan fisik
Demam
GCS: penurunan kesadaran sampai koma
Kejang
Dapat ditemukan anemia berat (Hb < 5 g
%, Ht < 15 %)
Dapat ditemukan ikterus (bilirubin > 3 mg
%)
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan ini dapat menghitung jumlah parasit
dan identifikasi jenis parasit. Bila hasil (-), diulangi
tiap 6-12 jam.
b. QBC ( semi quantitative buffy coat)
Tes QBC adalah cepat tapi tidak dapat
membedakan jenis plasmodium dan hitung parasit.
c. Rapid Manual Test
Hasilnya segera diketahui dalam 10 menit.
Sensitifitasnya 73,3 % dan spesifitasnya 82,5 %.
d. PCR (Polymerase Chain Reaction)
ektif untuk mendeteksi jenis plasmodium penderita
walaupun parasitemia rendah.
Terapi Farmakologi
Artemisin artesunate dosis maintenance
2,4mg/kgBB iv atau IM
Quinine dihydrochloride <5 mg/kgBB/jam
bolus iv
Terapi Adjunctive
Pemantauan jalan napas
Terapi etiologi (misal hipoglikemia,
bakterial meningitis
Hindari kortikosteroid, heparin dan
adrenalin
Intubasi bila perlu
Differential Diagnosis
Aseptic meningitis;
Bacterial meningitis;
Viral encephalitis;
Tetanus;
Dengue;
Pes;
Viral Hemorrhagic Fevers;
Komplikasi
KEMATIAN
Gangguan mental yang berat
Kebutaan kortikal
Ataxia
Perubahan tingkah laku
Pencegahan
Menegakkan diagnosis yg tepat
Edukasi
Jangan bepergian ke tempat endemik
malaria
Menggunakan repellent, baju lengan
panjang jika keluar di malam hari jika ada
di daerah endemik
Menguras tempat penampungan air
Membuang sampah dan menimbun agar
tidak menjadi sarang nyamuk
Terapi yang adekuat
Daftar Pustaka
Kotambunan RC, Harijanto P. Malaria serebral. Dalam: Makalah yang
TERIMA KASIH