Anda di halaman 1dari 24

Referat

CEREBRAL MALARIA
Roro Sri Tanjung Wigid P K
Firdauzy Devi Arimbi
Haristya Okta L

RSUD H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2019
Latar Belakang

Peningkatan jumlah penderita malaria di daerah luar jawa bali


(daerah endemis-non endemis)

Tiap tahun 500 jt infeksi & >2,7 juta kematian oleh karena malaria

Ensefalopati non tauma paling umum mempengaruhi anak-anak


Malaria
Infeksi parasite
oleh plasmodium Unarouseable
menyerang coma
eritrosit

(+) bentuk Gejala : demam,


aseksual pada menggigil, anemi,
darah splenomegali
Plasmodium

Vivax (Malaria tertian) • Demam setiap 3 hari sekali

Malariae (Malaria • Demam setiap 4 hari sekali


quartina)

Ovale (Malaria Ovale) • Pola demam tidak khas setiap 1-2 hari sekali

Falciparum (Malaria • Demam timbul setiap 3 hari sekali dengan gejala yang lebih berat
• Komplikasi malaria berat : malaria serebral
tropikana)
Malaria serebral
• Akut ensefalopati yang memenuhi 3 kriteria :

1. Koma yang tidak dapat dibangunkan / koma yang


menetap >30 menit setelah kejang (GCS<7 / sopor)
2. (+) Bentuk aseksual Plasmodium Falsiparum
ditemukan dalam darah
3. Penyebab lain dari akut ensefalopati telah disingkirkan
Malaria serebral
• HistoPA : sequester pada kapler dan vena otak
yang (+) PRBC dan Non PRBC (Parasited red blood
cell)
• Lesi berbentuk cincin pada otak
• FR : anak-anak <10 tahun dan tinggal di endemic
malaria
Patofisiologi

Sumbatan pd kapiler otak


karena menurunnya aliran
darah efelektif dan +
hemolisis sel darah
Melepaskan toksin malaria yang akan menstimulasi
sitokin pro inflamasi (TNF alfa) mengubah endotel vask,
menyebabkan anemia, hipoksia jaringan dan organ
Faktor Predisposisi

Anak balita Ibu Hamil

Orang yang belum


Pasien dengan pernah tinggal di
immunocompromise daerah endemik
malaria
GEJALA KLINIS
Fase Prodormal Fase Akut

Sakit kepala hebat disertai mual dan


Penderita mengeluh sakit pinggang
muntah

Myalgia Diare

Demam yang hilang timbul disertai


Gangguan kesadaran, kejang, hemiplegia
menggigil

Sakit kepala Ikterik, purpura, anemia, dll


Pemeriksaan Fisik
• Demam (37,5o C-40oC)
• Nadi cepat dan lemah
• Splenomegali
• Hepatomegali
• Tekanan darah sistolik < 70 mmHg
• Penurunan kesadaran (GCS < 11)
• Terdapat manifestasi perdarahan
• Terdapat tanda-tanda dehidrasi
• Manifestasi neurologis bervariasi
Diagnosis Malaria
Penderita berāsal dari daerah endemis atau berada di daerah endemis malaria.

Demam atau riwayat demam yang tinggi.

Manifestasi serebral

Ditemukannya parasit malaria dalam sediaan darah tepi

Tidak ditemukannya kelainan cairan serebrospinal yang berarti; Nonne/Pandee positif/lemah, dan
adanya hipoglikemi ringan.
Pemeriksaan Penunjang

Pmx Rapid
Test QBC
Mikroskopis Manual Test

PCR MRI
Tatalaksana Umum/Simptomatik
• Menjaga hidrasi dan keseimbangan elekrolit
• Menjaga oksigenasi
• Penananganan hipertermi : kompres dingin dan paracetamol 15 mg/kgBB tiap 4
jam
• Anemia  Transfusi darah
• Kejang  diazepam 10-20 mg iv bolus pelan
Tatalaksana Spesifik
• Artemisin  pilihan pertama untuk kasus malaria berat
1. Artemeter  dosis 3,2 mg/kgbb/hari im pada hari pertama, kemudian dilanjutkan
dengan 1,6mg/kgbb/hari sampai 4 hari. Dilanjutkan dengan obat kombinasi per oral
2. Artesunate  dosis 2,4mg/bb/hari iv pada waktu masuk (time = 0),kemudian pada
jam ke 12 dan jam ke 24,selanjutnya tiap hari sekali sampai penderita dapat minum
obat dilanjutkan dengan obat oral kombinasi.
3. Kuinin HCL 25% 500mg(dihitung BB rata-rata 50kg)di larutkan dalam 500cc
dekstrose 5% atau dextrose dalam larutan salin diberikan slama 8 jam, atau
pemberian infus pada cairan tersebut diberikan selama 4 jam kemudian diulang
dengan  cairan yang sama terus menerus sampai penderita dapat minum obat dan
dilanjutkan dengan pemberian Kuinin peroral dengan dosis 3 kali sehari
10mg/kgBB/ (3x600mg)dengan total pemberian kuinin keseluruhannya selama 7
hari.
Tatalaksana Spesifik
• Klorokuin  jarang digunakan untuk malaria berat karena banyak yang telah
resisten
1. Dosis loading 10 mg/kgbb dilarutkan dalam 500 ml NaCl 0,9% diberikan
dalam 8 jam kemudian dilanjut dengan dosis 5 mg/kgbb per infus selama 8
jam dan sebanyak 3 kali (dosis total 25 mg/kgbb selama 32 jam).
2. Bila secara intravena tidak memungkinkan, dapat diberikan secara
intramuskuler atau subkutan dengan cara:  3,5 mg/kgbb klorokuin basa
dengan interval setiap 6 jam, atau 2,5 mg/kgbb klorokuin basa dengan
interval setiap 4 jam.
Tatalaksana Spesifik
• Transfusi pengganti  menurunkan parasitemia
• Indikasi trasnsfusi pengganti :
1. Parasitemia >30% tanpa komplikasi berat
2. Parasitemia >10% disertai komplikasi berat (malaria serebral, gagal ginjal
akut, edema paru/ARDS, ikterik (bilirubin >25 mg/dl) dan anemia berat.
3. Parasitemia >10% dengan gagal pengobatan selama 12-24 jam pemberian
kemoterapi anti malaria yang optimal, atau didapatkan skizon matang
dalam sediaan darah perifer.
Kemoprofilaksis
• Doksisiklin  diminum satu hari sebelum keberangkatan dengan dosis 2 mg/kgbb
setiap hari selama tidak lebih dari 12 minggu. Doksisiklin tidak boleh diberikan
kepada anak umur < 8 tahun dan ibu hamil.
Diagnosis Banding

Ensefalitis
Demam Tifoid Septikemia dan
Meningitis

Abses Hati
DHF
Amubik
Prognosis
• Kepadatan parasit < 100.000 u/L, maka mortalitas < 1 %
• Kepadatan parasit > 100.000 u/L, maka mortalitas > 1 %
• Kepadatan parasit > 500.000 u/L, maka mortalitas > 50 %
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai