Anda di halaman 1dari 4

Malaria serebral  suatu komplikasi berat dari infeksi Plasmodium falciparum yang ditandai :

● demam yang sangat tinggi,


● gangguan kesadaran,
● kejang yang terutama terjadi pada anak,
● hemiplegi
● berakhir pada kematian jika tidak secepatnya mendapatkan perawatan yang tepat.
Malaria serebral merupakan penyebab utama ensefalopati non-traumatik di dunia, sehingga
merupakan penyakit parasitik terpenting pada manusia.
1. Etiologi
Adanya sumbatan pembuluh darah kapiler di otak karena menurunnya aliran darah efektif
dan adanya hemolisa sel darah  infeksi plasmodium falciparum
2. Patogenesis patofis singkat
Demam derajat tinggi mengganggu kesadaran, kejang demam (pada anak), dan
psikosis. Apabila kesadaran tidak mengalami gangguan setelah serangan kejang atau
demam, maka prognosis penderita umumnya baik.
Obat-obat antimalaria, seperti klorokuin, kuinin, meflokuin, dan halofantrin 
gangguan perilaku, kejang, halusinasi, dan psikosis. Bila tidak terdapat demam tinggi
atau parasitemia yang menyertai manifestasi neurologis, maka kemungkinan
penyebabnya adalah obat antimalaria.
Hipoglikemia Perlu adanya pertimbangan pemberian infus dextrose 25-50% untuk
mengatasi hal ini.
Hiponatremia e.c muntah berlebih.
Anemia berat dan hipoksemia  disfungsi serebral pada pasien dengan malaria.

3. DD
Meningitis, toxoplasma gondii, tetanus
4. PF (tulisin yang khasnya di Pf)
Anamnesis
Keluhan utama: Demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.
Riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria.
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
Riwayat sakit malaria.
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
Riwayat mendapat transfusi darah
Pemeriksaan Fisik
• Temperatur rektal ≥ 40°C.
• Nadi cepat dan lemah/kecil.
• Tekanan darah sistolik <70mmHg.
• Frekuensi nafas > 35 kali per manit pada orang dewasa atau >40 kali per menit pada
balita, anak dibawah 1 tahun >50 kali per menit.
• Penurunan derajat kesadaran dengan GCS <11.
• Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
• Tanda dehidrasi: mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir kering
• Produksi air seni berkurang.
• Tanda-tanda anemia berat: konjunktiva pucat, telapak tangan pucat, lidah pucat.
• Terlihat mata kuning atau ikterik.
• Adanya ronkhi pada kedua paru.
• Pembesaran limpa dan atau hepar.
• Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
• Gejala neurologik: kaku kuduk, reflek patologis.
Yah kalau malaria triasnya harus :
Demam
Menggigil
Berkeringat
Kalau udah nyampe serebral ada penurunan kesadaran
Pemeriksaan Laboratorium :
1) Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test).
Mekanisme  deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda
immunokromatografi, dalam bentuk dipstik.
2) Tes serologi.
F(x)  mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana
parasit sangat minimal.
Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik sebab antibodi baru terjadi setelah
beberapa hari parasitemia.

Gajelas sih ct scannya yg penting ada edema cerebri atau ga perdarahan tapi jarang
Kalau tetanus kejang pasiennya tapi sadar

PP (Cantumin nilai rujukan tiap PP, Tulis dulu yg gold standar)


5. Tatalaksana
Medika mentosa (Anti malaria)
a. Obat-obat terpilih:
● Kinin dihidroklorida 10 mg/kg BB i.v. dalam NaCl 0,9% (10 cc/kgBB) diberi dalam 4
jam, diulang setiap 12 jam sampai sadar.
● Hidrokortison 2 X 100 mg/hari i.v.
 
b. Obat-obat pengganti:
● Khlorokuin sulfat 250 mg i.v. perlahan-lahan disusul dengan 250 mg dalam 500 cc NaCl
0,9% dalam 12 jam (2 kali).
● Dexametason 10 mg i.v. (dosis inisial), dilanjutkan dengan 4 mg i.v. tiap 1 jam.

Penanganan Umum Rawat ICU, daerah endemis langsung terapi, ukur bb untuk obat anti
malaria, pemberian infus dan usia lanjut dianjurkan dipasang kateter CVP (intake selalu
diperhatikan), awasi mual muntah dan pencegahan jatuhnya pasien dari temapt tidur,
menghhindari decubitus, hindari penggunaan NGT
Penangaan pasien tidak sadar:
● Buat grafik suhu, nadi, dan pernafasan secara akurat.
● Pasang IVFD. Untuk mencegah terjadinya trombophlebitis dan infeksi yang sering terjadi
melalui IV-line maka IV-line sebaiknya diganti setiap 2-3 hari.
● Pasang kateter urethra dengan drainase / kantong tertutup. Pemasangan kateter dengan
memperhatikan kaidah antisepsis.
● Pasang nasogastric tube dan sedot isi lambung untuk mencegah aspirasi pneumonia.
● Mata dilindungi dengan pelindung mata untuk menghindari ulkus kornea yang dapat
terjadi karena tidak adanya refleks mengedip pada pasien tidak sadar
● Menjaga kebersihan mulut untuk mencegah infeksi kelenjar parotis karena kebersihan
rongga mulut yang rendah pada pasien tidak sadar.
● Ubah/balik posisi lateral secara teratur untuk mencegah luka dekubitus dan hypostatic
pneumonia.
6. Edukasi
Edukasi ya sama kek malaria pada umumnya kontol orang ini awalnya kenak malaria tapi karen
komplikasi beratnya jadi ke otak

Upaya Pencegahan untuk Orang yang Pergi ke Daerah Endemik Malaria

Para pelancong dianjurkan untuk memakai pakaian pelindung, losion penangkis anti serangga,
tidur dengan kelambu yang sudah dibubuhi insektida, mengonsumsi obat anti malaria sebagai
profilaksis

Anda mungkin juga menyukai