Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis : Anamnesis

- Gejala konstitusional (intermiten/persisten): demam, ruam,


mukositis, artritis, malaise, fatigue, alopesia, anoreksia dan penurunan
berat badan.
- Kelainan kulit dan mukosa, (30-60% anak pada saat didiagnosis).
- Keluhan sendi yang dapat berupa nyeri, bengkak dan morning
stiffness (90% anak penderita LES).
- Alopesia (25% anak), dapat bersifat difus atau berkelompok.
- Gejala akibat kelainan organ lain yang dapat terjadi pada suatu
saat/tahap evolusi penyakit yang berbeda.

Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Diagnosis : Pem. fisik
Secara klinis terdapat 2 unsur penting LES yaitu:
- Bersifat episodik, biasanya terjadi pada anak yang lebih besar, dengan gejala
intermitten artritis, pleuritis, dermatitis atau nefritis.
- Multisistemik, pasien memperlihatkan kelainan pada lebih dari satu organ
akibat vaskulitis, misalnya pada kulit, ginjal dan susunan saraf pusat.

Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Diagnosis : Pem. Penunjang
- Hb, leukosit, trombosit: dapat ditemukan anemia dan leukopenia (50%
anak) dan trombositopenia (15% anak)
- LED dan CRP (indikator reaksi in amasi nonspesi k)
- Retikulosit: meningkat
- PT dan aPTT: biasanya memanjang karena adanya circulating anticoagulant
yang menghambat aktivitas prothrombin activator complex.
- Komplemen C3, C4 dan CH50: selama masa aktif, fraksi komplemen
terpakai sehingga kadar menurun terutama bila disertai gangguan ginjal.
Kadar C3, C4 dan anti-ds-DNA dapat dipakai untuk menilai respons terapi
dan aktivitas penyakit terutama pada lupus nefritis.
Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Diagnosis : Pem. Penunjang
• - Uji Coomb: positif (10%-30% pasien)
• - Uji ANA (antibodi antinuklear): skrining LES, positif pada penyakit
aktif
• - Anti ds-DNA: positif pada 50-70% anak LES. Lebih spesi k
dibandingkan dengan uji ANA, sangat bermanfaat untuk menilai
respons terapi.
• - Sel LE: kurang sensitif dibandingkan uji ANA.
• - Anti Smith: positif (30% penderita), hasil positif bersifat diagnostik.

Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Diagnosis : Pem. Penunjang
- SGOT dan SGPT: peningkatan ringan sesaat (25% penderita), biasanya
dihubungan dengan pengobatan aspirin.
- Kadar T3 dan T4: hipotiroid pada 10-15% penderita.
- Ureum dan Kreatinin: menilai kelainan ginjal.
- Urin: menilai kelainan ginjal.

Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.
Diagnosis : Pem. Penunjang Lainnya
- Foto toraks: evaluasi pleuritis, efusi pleura, pneumonitis akut dan in ltrasi
interstitial.
- Foto persendian: menentukan ada/tidaknya artritis.
- Elektrokardiogra : evaluasi gangguan jantung
- Elektroensefalogra : evaluasi gangguan sistem saraf pusat (ensefalopati).
- Biopsi kulit: penderita suspek LES dengan ANA (-). Pada lupus band test
dapat dideteksi adanya deposit kompleks imunoglobulin dan komplemen
pada dermal- epidermal junction.
- Biopsi ginjal: menilai derajat berat ringannya nefritis
- Pemeriksaan mata: melihat cotton wool exudates, episkleritis dan skleritis.

Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE, Laxer RM,
penyunting. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005.

Anda mungkin juga menyukai