PROBLEM-BASED LEARNING
PBL Manajemen Penyelenggaraan Makanan
SKENARIO Mengapa Tidak Melapor?
Minggu ke 1
Tanggal 8 September s.d 14 September 2017
A. Halaman Sampul...................................................................................................................... i
B. Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
C. Isi ............................................................................................................................................. 1
A. Skenario ........................................................................................................................... 1
B. Daftar Unclear Term ........................................................................................................ 1
C. Daftar Cues....................................................................................................................... 2
D. Daftar Learning Objective ................................................................................................ 2
E. Hipotesis .......................................................................................................................... 6
F. Pembahasan Learning Objectives .................................................................................... 7
D. Kesimpulan dan Rekomendasi ................................................................................................ 58
E. Referensi/ Daftar Pustaka ....................................................................................................... 59
F. Tim Penyusun .......................................................................................................................... 63
A. SKENARIO
Mengapa Tidak Melapor?
Haris adalah seorang Dietisien yang menjadi Kepala Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Swasta BIntang. Sekitar jam 11 pagi, ia mendapat laporan bahwa terjadi underproduction
yaitu sayur bayam untuk disajikan kepada 20 pasien. Atas kejadian itu Haris langsung
meminta salah satu staf mengecek stok makanan basah yang dapat mensubstitusi. Namun,
ternyata tidak ada bahan makanan penganti. Lalu, meminta stafnya lagi menghubungi
supplier untuk mengantar bahan makanan yang dibutuhkan. Kejadian tersebut mendorong
Haris mewawancarai tenaga pengolah, ternyata saat persiapan banyak bagian bayam yang
dibuang Karena busuk. Haris heran, Mengapa petugas tidak melapor? Dan dampak yang
tidak dapat dihindari, distribusi makanan kepada beberapa pasien terlambat.
C. DAFTAR CUES
Dietisien mampu merencanakan, mengontrol dan mengevaluasi sistem penyelenggaraan
makanan di rumah sakit dengan alur pelaporan yang tepat dari tahap pembelian bahan
makanan sampai tahap makanan disajikan ke pasien agar tidak terjadi under production
maupun over production.
Underproduction Overproduction
Vendor
Pembelian - Speciality Vendor - Broadline Vendor
SOP Persiapan
Persiapan - Teknik persiapan bahan makanan yang benar
- Kepatuhan terkait APD saat proses persiapan
bahan makanan
Sentralisasi
Distribusi
Desentralisasi
(Palacio, 2012)
2. Mengkonversi semua hasil pengukuran ke dalam satuan berat. Untuk memudahkan berat
dikonversi ke dalam satuan pounds dan decimal.
3. Kalikan jumlah dari masing-masing bahan pada resep dengan factor konversi
4. Bulatkan hasil ke dalam decimal untuk memudahkan pembacaan.
Berikut tabel contoh penggunaan metode faktor
Menurut Rotua, cara menentukan kebutuhan bahan makanan ada beberapa langkah yaitu :
Menentukan jumlah pasien dan pegawai
Menentukan standar porsi tiap bahan makanan dan berat kotor
Menghitung frekuensi pemakaian bahan makanan dalam setiap siklus menu
Metode :
Economic Order Quantity (EOQ)
4. Bagaimana metode purchasing yang tepat agar tidak terjadi underproduction atau
overproduction? Metode manakah yang tepat digunakan untuk Rumah Sakit Bintang?
Prinsip Purchasing :
a. The right quality: kesesuaian barang/bahan makanan dengan mutu yang dibutuhkan
b. The right price: harga sesuai yang diinginkan
c. The right time: ketepatan waktu barang/bahan makanan sampai ke pembeli
d. The right place: kesesuaian dalam memilih tempat untuk membeli barang/bahan makanan
yang diinginkan dan keseuaian alamat pembeli dalam pengiriman barang
e. The right source: barang/bahan makanan berasal dari sumber yang tepat dan terpercaya
f. The right quantity: jumlah barang/bahan makanan yang diperlukan
g. The right technology: kombinasi dari perkembangan teknologi komunikasi dan komputer
yang banyak digunakan dalam bisnis dan perdagangan.
Metode Purchasing :
Informal
Biasanya digukan pada bahan-bahan yang fresh seperti buah, sayur. Selain itu informal
biasanya digunakan padaeriode harian, mingguan, dan bulanan. Kesepakatan anatar buyer
dan vendor dapat melalui telpon, fax, dan email, atau seacara langsung.
Formal
Pada metode ini akan menuliskan spesifikasi dan kuantitas yang dibutuhkan yang akan
dikirimkan ke vendor sebagai bntuk undangan lalu vendor akan menetukan harga dalam
jangka waktu yg ditentukan. (Palacio, 2012)
Metode yang tepat digunakna untuk Rumah Sakit Bintang adalah menggunakan kombinasi
metode informal dan formal karena pembelian menggunakan metode formal lebih
digunakan pada pembelian yang terencana dan pembelian informal dapat digunakan untuk
mengatasi kedaruratan dalam pengadaan bahan. Seperti pada contoh kejadian
underproduction dikarenakan bayam yang tidak cukup dan tidak ada bahan substitusi
sehingga harus melakukan pembelian informal pada hari itu juga. Selain itu, aplikasi
pembelian secara formal dilakukan ketika hari-hari biasa atau waktu yang sudah
terjadwalkan dimana tidak memiliki masalah (seperti sayuran yang dibeli 2 hari sekali atau
setiap hari).
1) Identifikasi kebutuhan:
Kuantitas/jumlah makanan yang dibutuhkan untuk produksi dari menu yang telah
direncanakan diidentifikasi dari menu dan rese yang digunakan untuk masa persiapan.
Dalam hal ini juga ditambahkan bahan-bahan baku dan persediaan lainnya untuk kebutuhan
area produksi dan servis.
Inventory stock level: mengkomunikasikan kebutuhan dari area produksi dan
penyimpanan ke bagian pembelian
Quantity to buy: jumlah makanan dan persediaan yang dibeli dalam satu waktu dan
frekuensi pemesanan bergantung pada keuangan, metode pembelian, frekuensi
pengiriman barang dan luas area penyimpanan
2) Membuat spesifikasi
Spesifikasi harus detail dan singkat tapi mengandung informasi yang cukup dan mudah
dimengerti, sehingga dapat meyakinkan pembeli bahwa barang tersebut sesuai dengan
kualitas yang diharapkan.
Beberapa informasi yang termasuk ke dalam informasi spesifikasi:
Nama produk
Brand/merk
Satuan dari harga yang telah ditetapkan (pound, gallon, can, bunch, dl)
Nama dan besar container (1 krat telur, dsb)
Jumlah per container
Informasi tambahan terkait masing-masing jenis bahan makanan:
Buah-buahan dan sayuran segar: jenisnya, derajat kematangan, lokasi asal
Makanan berkaleng: tipe, ukuran, berat kering, dsb
Makanan beku: macamnya, rasio gula, suhu saat pengiriman dan penerimaan
Daging dan produk daging: usia, kelas pasar, tata cara memotong, rata-rata berat,
informasi lemak, kondisi saat penerimaan
Dairy products: informasi lemak susu, konsistensi susu, bacteria count, suhu saat
pengiriman dan penerimaan
3) Membuat bon pemesanan
4) Membuat surat penawaran/lelang
Poin-poin yang ada dalam surat pelelangan:
Menyediakan kesempatan bagi supplier untuk mengajukan barang-barang tertentu ang
dibutuhkan pembeli
Kuantitas dan spesifikasi dari tiap barang yang digunakan
Instruski
Deskripsi persetujuan surat penawaran
Tanggal dan waktu saat surat penawaran tersebut dibuat dan disepakati
Identitas institusi/penawar
5) Evaluasi surat penawaran
Kemampuan dan kapasitas penawar untuk menyediakan layanan
Kemampuan penawar untuk menyediakan pelayanan dengan segera dan dengan
waktu yang telah ditentukan
Kejujuran dan reputasi penawar
Kualitas dari penawar berdasarkan kontrak atau pelayanan sebelumnya
Kepatuhan penawar terhadap hokum terkait dengan kontra atau pelayanan
Sumber keuangan penawar
6) Membuat kontrak
Poin-poin yang dimasukkan dalam surat kontrak:
Pelayanan yang disumbangkan
Tanggal dan metode pengiriman
Kondisi untuk pembayaran
Nama dan alamat institusi penyelenggara makanan
Nomor kontrak
Tipe barang yang dilindungi kontrak
Periode/lamanya kontrak
Tanggal kontrak tersebut dikeluarkan
Batas pengiriman
Jumlah yang harus dibayarkan
Tanda tangan kedua institusi yang menyetujui kontrak
(Palacio, 2012)
8. Apa sajakah jenis metode penerimaan? Metode mana yang cocok untuk RS Bintang?
Macam metode penerimaan:
1) Invoice Receiving
Kelebihan:
Mempermudah pegawai dalam mengecek jumlah dan kualitas dari barang-barang yang
dikirimkan dengan spesifikasi
Merupakan metode yang murah dan cepat
Kekurangan:
Terjadi bias jika pegawai pemeriksaan penerimaan barang tidak dapat mencocokkan
barang-barang yang dikirimkan dengan daftar spesifikasi barang.
2) Blind Receiving
Kelebihan:
Dapat memperkecil kejadian bias
Kekurangan:
Memakan waktu yang lama
Membutuhkan kerja pegawai yang lebih intensif
(Palacio and Theis, 2012) (Puckett, 2004)
Metode yang cocok untuk digunakan di RS Swasta Bintang adalah invoice receiving dimana pegawai
penerimaan terfokus pada pengecekan kualitas dari barang yang diterima. Jumlah yang sudah
terdapat pada invoice juga dapat sekaligus dicocokkan.
Tips dalam penerimaan barang (Payne-Palacio & Theis, 2012. Halaman 193)
i. Mengantisipasi dan bersiap untuk kedatangan pesanan
ii. Memiliki dan menyiapkan daftar pesanan pembelian dan spesifikasinya
iii. Segera memeriksa pesanan yang telah datang
iv. Memeriksa suhu pendingin barang saat kedatangan
v. Memeriksa barang beku untuk bukti pencairan dan pembakaran
vi. Membuka kotak atau peti pengiriman secara acak untuk memastikan bahwa barang yang
dipesan telah sesuai
vii. Memeriksa daftar bahan makanan
viii. Memeriksa bahan makan sesuai spesifikasi yang dipesan
ix. Melakukan inspeksi spesifikasi bahan makanan
x. Memutuskan menerima atau menolak bahan makanan
xi. Melihat ketidaksesuain spesifikasi bahan makanan yang dipesan
xii. Memeriksa kembali daftar penerimaan
xiii. Pelabelan label ada 2 yaitu yang ada bahan makanan dan di arsip
xiv. Penandatangan slip setelah diterima dari vendor, di cek, kemudian dilakukan
penandatangan
xv. Membuat laporan penerimaan
Komponen Laporan penerimaan : Judul, nama petugas yg meriksa, tgl penerimaan dan
pembuatan, jumlah barang, deskripsi item, nama vendor, verifikasi jumlah, harga per unit, total
harga, barang mau didistribusikan kemana
xvi. Menyalurkan laporan penerimaan
xvii. Menyalurkan ke bagian selanjutnya yaitu persiapan atau penyimpanan
(Palacio,2012)
.
9. Tidak menempel pada dinding, langit-langit dan lantai :
Jarak bahan makanan dengan lantai : 15 cm.
Jarak bahan makanan dengan dinding : 5 cm.
Jarak bahan makanan dengan langit-langit : 60 cm.
10. Pembagian jenis penyimpanan berdasarkan jenis barang
Penyimpanan bahan makanan kering
a. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam golongan ataupun urutan
pemakaian bahan makanan.
b. Menggunakan bahan makanan yang diterima terlebih dahulu (FIFO = First In First Out). Untuk
mengetahui bahan makanan yang diterima diberi tanggal penerimaan.
c. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan di bagian
penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stok bahan makanan harus segera diisi
tanpa ditunda, letakan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinyu.
d. Kartu atau buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan, harus segera di isi dan
diletakan pada tempatnya.
e. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
f. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak
berlobang. Diletakan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada
dinding.
g. Pintu harus terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu-waktu yang
ditentukan. Pegawai yang keluar masuk gudang juga hanya pegawai yang ditentukan.
h. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 21C.
i. Pembersihan ruangan secara periodik 2 kali seminggu.
j. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik dengan
mempertimbangkan keadaan ruangan.
k. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi perusakan oleh binatang
pengerat, harus segera diperbaiki.
Penyimpannan bahan makanan segar
a. Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan makanan, agar tidak menjadi
rusak.
b. Pengecekan terhadap suhu dilakukan dua kali sehari dan pembersihan lemari es/ruangan
pendingin dilakukan setiap hari.
c. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi pengerasan. Pada berbagai
tipe lemari es tertentu pencairan terdapat alat otomatis di dalam alat pendingin tersebut.
d. Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang pendingin sebaiknya dibungkus plastik
atau kertas timah.
e. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan yang tidak
berbau. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan. Untuk
buah-buahan, ada yang tidak memerlukan pendingin. Perhatikan sifat buah tersebut sebelum
dimasukan ke dalam ruang/lemari pendingin.
(PGRS,2013 ; Pucket, 2004)
Tempat penyimpanan yang baik dapat dibedakan menjadi dua (PPMRS,2007) yaitu :
1. Gudang Bahan Makanan Kering
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan kering yang tahan lama seperti beras,
gula, tepung-tepungan, kacang hijau, minyak, dll. Syarat utama untuk menyimpan bahan
makanan kering adalah ruangan khusus kering, tidak lembab, pencahayaan cukup, ventilasi
dan sirkulasi udara baik, serta bebas dari serangga dan binatang pengerat lainnya. Syarat
lebih lengkap untuk bahan makanan kering adalah sebagai berikut:
a) Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan ataupun
urutan pemakaian bahan makanan.
b) Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu (FIFO). Untuk mengetahui bahan
makanan yang diterima diberi tanda tanggal penerimaan.
c) Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan di penyimpanan
bahan makanan ini, termasuk kartu stok bahan makanan harus segera diisi tanpa ditunda,
diletakkan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinyu.
d) Kartu/buku penerimaan, stok dan pengeluaran BM harus segera diisi dan diletakkan pada
tempatnya.
e) Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
f) Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak
berlubang. Diletakkan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada
dinding.
g) Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu-waktu
yang ditentukan. Pegawai yang masuk keluar gudang juga hanya pegawai yang
ditentukan.
h) Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19-210C.
i) Pembersihan ruangan secara periodik yaitu 2 kali seminggu.
j) Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik dengan
mempertimbangkan keadaan ruangan.
k) Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi pengrusakan oleh
binatang pengerat, harus segera diperbaiki.
Syarat untuk gudang penyimpanan bahan makanan kering menurut PGRS 2013 adalah sebagai
berikut:
a) Bangunan dirancang bebas dari kelembaban, mudah dibersihkan serta bebas dariserangga
dan hewan pengerat
b) Dinding dan langit-langit dibuat dari benda yang tidak mudah keropos
c) Lantai terbuat dari ubin , teraso atau beton dan tidak licin
d) Gudang tidak gelap
e) Pintu gudang satu untuk memudahkan pengawasan
f) Lokasi gudang dekat dengan penerimaan, tempat persiapan dan produksi
g) Pintu gudang selalu terkunci dan yang bertanggung jawab atas semua barang di gudang
kering adalah petugas pengawas
h) Ada meja untuk mencatat bon atau label keluar masuknya barang
i) Terdapat rak yang digunakan untuk menyimpan bahan makanan
j) Terdapat termometer dalam ruangan untuk mengontrol temperatur gudang.
k) Jendela bertirai dan tidak tembus pandang sehingga cahaya matahari tidak langsung
masuk dan tidak merusak bahan
l) Cukup ventilasi dan sirkulasi udara.
Ketentuan Jarak Penyimpanan Bahan Makanan Kering dengan Lantai, Dinding dan Langit-langit
Indikator PGRS 2013
Jarak dengan lantai 15 cm
Jarak dengan dinding 5 cm
Jarak dengan langit-langit 60 cm
Cara penyimpanan bahan makanan basah seperti daging, sayur, ikan, buah, susu, dan cream.
a. Penyimpanan daging.
Daging yang dibeli harus dalam keadaan segar dan harus digantung supaya lebih empuk
dan mudah ditangani. Gunakan kaitan yang terbuat dari logam anti karat. Daging yang
dibekukan harus disimpan dalam Deep Freezer, kecuali kalau akan lansung dimasak, untuk
mencairkan esnya harus dimasukkan kedalam ruangan hingga mencair secara perlahan
lahan. Mencairkan daging yang beku tidak boleh dengan cara direndam dalam air ataupun
direbus, karena dapat mengurangi rasa dari daging tersebut.
b. Menyimpan Ikan
Refrigerator untuk ikan harus terpisah dari bahan-bahan lain. Bersihkan dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam refrigerator Temperaturnya diatas titik beku ( 0- 4oC ) Ikan yang
dibersihkan harus dimasukkan ke dalam Deep Freezer.
c. Menyimpan susu dan cream
Susu segar harus dimasukkan dalam container yang bersih, bahkan yang paling baik
tetap dalam tempatnya semula ketika dikirim dan hanya dibuka pada saat-saat yang
diperlukan saja, Susu dan cream harus disimpan dalam refrigerator Susu dan cream sedapat
mungkin pemebeliannya setiap hari. Tempat susu harus ditutup rapat Susu kalengan
disimpan dalam store yang sejuk dan berventelasi,
d. Penyimpan sayuran
Mencuci sebelum disimpan
Cucilah sayur sampai bersih dengan air yang mengalir. Diharapkan kotoran dan residu
pestisida juga ikut hilang bersama aliran air. Adanya kotoran yang menempel akan
memicu timbulnya mikroba yang menyebabkan sayuran cepat busuk selama
penyimpanan.
Membuang bagian yang busuk dan berpenyakit
Pilih sayuran yang berwarna hijau dan utuh. Artinya daun yang keriting atau berlubang
karena terkena hama atau penyakit sebaiknya dibuang. sayuran yang terkena hama atau
penyakit bila ikut disimpan akan mempengaruhi daun lain yang sehat. Selain itu juga agar
tidak berbahaya bagi tubuh bila dikonsumsi.
Memotong sayuran
Potonglah sayuran sesuai dengan kebutuhan. Hal ini untuk efisien tempat selama
penyimpanan dan efisien waktu, sehingga sayuran bisa langsung dimasak.
Memasukkan dalam wadah berlubang
Wadah yang digunakan untuk penyimpanan bisa dari plastik yang berlubang atau wadah
lain yang memungkinkan aerasi udara selama penyimpanan. Sayuran, walaupun sudah
panen tetapi masih mengalami pernafasan selama penyimpanan. Dengan wadah
berlubang memungkinkan sayuran masih bisa bernafas dan CO2 bisa dikeluarkan lewat
lubang yang ada. Penyimpanan sayuran dalam wadah tertutup rapat, akan menjadikan
kondisi panas karena produksi CO2, sehingga sayuran cepat busuk. Sebaliknya apabila
dibiarkan terbuka maka akan menjadikan sayuran banyak kehilangan air sehingga cepat
layu.
Sayuran tidak boleh diredam dalam air terlalu lama, kerena akan mengakibatkan sayuran
kehilangan textur, serta kealitas dari sayuran tersebut
e. Penyimpanan buah
Jangan menyimpan buah-buahan dalam jumlah terlalu banyak secara berhimpitan hingga
udara tidak bebas masuk. Buah yang belum matang sebaiknya disimpan dalam kardus
(Muchtar, 2004)
Informasi lain: meliputi substitusi bahan makanan, alternative metode persiapan atau keterangan
lain yang muncul saat proses pemasakan (Palacio, 2012).
16. Apa sajakah jenis distribusi dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit? Jenis distribusi mana
yang tepat untuk RS Bintang?
a. Sistem distribusi makanan yang dipusatkan
Umumnya disebut sentralisasi, yaitu makanan dibagi dan disjaikan dalam alat makan di
ruang produksi makanan
Keuntungan :
Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya
Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti
Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan
kesalahan pemberian makanan
Ruangan pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu pembagian
makanan
Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat
Kelemahan :
Memerlukan tempat, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat
harus luas, kereta pemanas mempunyai rak)
Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan
Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin
Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan dari
ruang produksi ke pantry di ruang perawatan
A.KESIMPULAN
Skenario dalam PBL minggu pertama ini, mahasiswa belajar bagaimana merencanakan,
mengontrol dan mengevaluasi sistem penyelenggaraan makanan di rumah sakit dengan alur
pelaporan yang tepat dari tahap pembelian bahan makanan sampai tahap makanan disajikan ke
pasien agar tidak terjadi under production maupun over production.
B.REKOMENDASI
Skenario dalam PBL minggu ini dan selanjutnya diberikan sesuai dengan kejadian nyata yang ada di
lapangan agar mahasiswi dapat lebih memahami dalam penanganan system penyelenggaraan
makanan.
TIM PENYUSUN
i. Anggota :
Rechta Bintang Nagari 170070100111003
Afifa Yulfina 170070100111004
Hermina Pratiwi Utari 170070100111005
Sabania Hari Raharjeng 170070100111006
Yuni Nurwati 170070100111007
Puteri Aisyaffa Nurliana A N. 170070100111008
Rosida Indriani Rohmawati 170070100111009
Mustika Arum Hamengku WPJ 170070100111010
Marselina Azalia Mahar 170070100111011
Resty Lindiawati 170070100111012
Meisya Eadyana Maharani 170070100111013