Halaman Judul.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Tujuan .............................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
A. Analisis Biaya .................................................................................................. 6
B. Perhitungan Biaya ............................................................................................ 9
C. Unit Cost ........................................................................................................ 11
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Unit Cost ....................... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 14
A. Menu Siklus Ke-3 Kelas II dan III ................................................................. 14
B. Menu Siklus Ke-3 Kelas I dan VIP................................................................ 15
C. Perhitungan Food Cost Siklus Ke-3 ............................................................... 16
D. Pembahasan.................................................................................................... 23
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 25
A. Kesimpulan .................................................................................................... 25
B. Saran............................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada pasien. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan
bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit sebagai unit pelayanan
gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien. Penyelenggaraan
makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang berkualitas baik, jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta
pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan
(Kemenkes, 2013).
Rumah sakit adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena
itu, rumah sakit sangat membutuhkan input dalam bentuk informasi yang
lengkap, misalnya yaitu biaya satuan (unit cost) (Sugiyarti et al., 2013).
Biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting menentukan
dalam pelayanan gizi rumah sakit. Biaya harus diperhitungkan, setepat
mungkinn sehingga secara ekonomi dapat dipertanggungjawabkan dan
dikendalikan seefesien mungkin. Kemampuan mengidentifikasi sumber-
sumber biaya, menganalisis biaya pada Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS) menjadi keterampilan yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh
pengelola (PGRS, 2013).
4
tenaga kerja dan biaya overhead serta profit. sebesar 20%. Analisis biaya
makan memberikan informasi tentang biaya, proses sekaligus produk
makanan yang dihasilkan. Informasi ini berguna dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian keuangan penyelenggaraan makanan dan
penetapan tarif makan atau rawat inap. Hasil analisis dapat pula digunakan
untuk memperbaiki tindakan manajemen di masa yang akan datang
sehingga diharapkandapat mengurangi atau mengoptimalkan biaya dengan
perbaikan tindakan tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui besarmya biaya food cost harga rumah sakit dan biaya
food cost harga pasar pada makanan biasa siklus menu ke-3 pada
kelas II dan III di RST Bhakti Wira Tamtama.
3. Mengetahui besarmya biaya food cost harga rumah sakit dan biaya
food cost harga pasar pada makanan biasa siklus menu ke-3 pada
kelas I dan VIP di RST Bhakti Wira Tamtama.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Biaya
Menurut Horngren (2008), biaya adalah suatu sumber daya yang
dikorbankan (sacrifice) atau dilepaskan (forgoe) untuk mencapai tujuan
tertentu. Semua pengorbanan tersebut baru bisa diukur kalau sudah
dikonversi ke dalam nilai uang. Biaya adalah pengorbanan suatu sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk mendapatkan barang/jasa
atau tujuan lain yang diinginkan, yang diharapkan akan memberikan
keuntungan/manfaat untuk saat ini atau yang akan datang bagi individu
maupun organisasi (Sugiyanto, W., 2004). Biaya yang umumnya sering
menjadi perhatian utama pada penyelenggaraan makanan adalah biaya
makan (food cost,) yang diartikan sebagai “uang yg telah dan akan
dikeluarkan dalam rangka memproduksi makanan sesuai kebutuhan atau
permintaan”. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk setiap porsi
makanan disebut sebagai unit cost makanan, yang sering digunakan untuk
menentukan tarif pelayanan makanan pada suatu institusi (Kemenkes,
2014).
Pada penyelenggaraan makanan, biaya memiliki bermacam-macam
klasifikasi, sesuai dengan tujuan dari penggunaan biaya tersebut. Untuk
dapat memudahkan dalam melaksanakan perencanaan biaya pada suatu
penyelenggaraan makanan, sebaiknya perlu mengetahui beberapa
klasifikasi biaya tersebut antara lain:
a. Biaya yang Berhubungan dengan Produk
6
langsung pada biaya produk makanan, misalnya : biaya pembelian bahan
makanan dan upah langsung tenaga kerja (tenaga kerja yang terlibat
langsung dengan proses produksi makanan).
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat dibebankan secara
langsung pada suatu produk makanan namun diperlukan untuk
menyelesaikan produk makanan, misalnya: biaya overhead, pemeliharaan
dan penyusutan.
a) Biaya Investasi
7
untuk produksi makanan. Berdasarkan volume produk (output) antara lain :
a) Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume produksi sampai tingkatan tertentu, dan biaya tetap per unit turun
searah dengan naiknya volume, misalnya: biaya gedung, air, listrik dan lain-
lain.
b) Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung biaya tetap, tetapi
juga mengandung biaya tidak tetap. Contoh biaya semi variable adalah
biayainsentif yaitu penerimaan selain gaji, yang besar kecilnya tergantung
banyak sedikitnya jumlah pelayanan yang diberikan.
d) Biaya total (total cost)
Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.
8
tetap (Variable cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan
3. Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayanan
kesehatan
4. Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunakan Break Even Point
5. Mendapatkan gambaran dan peramalan pendapatan sarana pelayanan
kesehatan
Manfaat analisis biaya antara lain (Bunga, 2017) :
1. Pricing. Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan
kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan
(Unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break even,
atau menguntungkan. Dan juga dapat diketahui berapa besar subsidi
yang dapat diberikan pada unit pelayanan tersebut misalnya subsidi
pada pelayanankelas III rumah sakit
2. Budgeting/Planning. Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit
produksi dan biaya satuan (Unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit,
sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan
anggaran.
3. Budgetary control Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk
memonitor dan mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit.
Misalnya mengidentifikasi pusat- pusat biaya yang strategis dalam
upaya efisiensi rumah sakit.
4. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban. Analisis biaya bermanfaat untuk
menilai performance keuangan RS secara keseluruhan, sekaligus
sebagai pertanggungan jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.
B. Perhitungan Biaya
Pada dasarnya terdapat 2 jenis produk pelayanan yaitu makanan
sebagai produk barang pada penyelenggaraan makanan dan asuhan gizi
serta konseling gizi sebagai produk jasa. Dengan demikian biaya kegiatan
pelayanan gizi dirumah sakit terdiri dari biaya kegiatan penyelenggaraan
makanan (biaya makan) dan biaya asuhan gizi. Untuk instalasi gizi yang
9
telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi, juga
menghitung biaya untuk kegiatan tersebut(Bakri, Intiyati and Widartika,
2018).
a. Perhitungan biaya makan
Biaya bahan makanan ini termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap
(biaya variabel), karena total biaya bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah
atau porsi bahan makanan yang dihasilkan atau jumlah konsumen yang
dilayani. Perhitungan biaya bahan makanan dapat dilakukan melalui 3
pendekatan, yaitu berdasarkan pedoman menu, standar resep, pemakaian
bahan makanan atau logistik bahan makanan.
Dapat menggunakan metode ini maka harus ada data tentang standar
makanan (memuat rincian jumlah bahan makanan yang diberikankepada
konsumen pada setiap waktu makan dalam sehari), standar resep, daftar
menu, pedoman menu (rincian bahan makanan dalam berat bersih dan berat
kotor pada setiap menu), dan harga satuan bahan makanan. Berdasarkan
data ini maka perhitungan biaya rata-rata bahan makanan sehari pada
periode tertentu. Untuk menentukan persentase (%) untuk koreksi bumbu,
tergantung kelompok pasien. Untuk pasien berdiet, bumbunya tidak terlalu
banyak, sehingga koreksi bumbu hanya 5 %. Sedangkan untuk makanan
biasa koreksi bumbunya bisa 10%.
10
2) Berdasarkan standar resep
C. Unit Cost
Unit cost merupakan biaya yang dihitung untuk menghasilkan satuan
produk pelayanan yang diperoleh dengan cara membagi biaya total dengan
jumlah produk (Purwanti, Sudarto and Rusmana, 2022). Adapun
perhitungan biaya satuan ini dapat diperoleh dengan metode Activity Based
Costing (ABC). Perhitungan biaya satuan akan bermanfaat dalam
menentukan besaran biaya yang diberikan atau menyusun anggaran untuk
suatu program pelayanan. Dalam suatu institusi pelayanan kesehatan,
perhitungan unit cost diperlukan untuk melihatefisiensi dan kinerja setiap
departemen, poli, atau komponen yang digunakan dalam proses pelayanan
di institusi penyedia layanan kesehatan dapat dipantau dengan tepat
(Rahmasari, Yurniwati and Febrian, 2022). Hal ini dilakukan agar dapat
merencanakan keseimbangan antara pendapatan rumah sakit dan biaya
produksi sehingga kegiatan pelayanan medis bagi pasien dapat dilakukan
secara optimal dan efisien (Sugiyarti et al., 2013).
11
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perhitungan Unit Cost
12
memerlukan tindakan yang lebih sulit serta peralatan yang lebih
canggih, maka tarif yang ditetapkan untuk jenis pelayanan
kesehatan tersebut umumnya lebih tinggi.
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
B. Menu Siklus Ke-3 Kelas I dan VIP
Tabel 2. Menu Siklus Ke-3 Kelas I dan VIP
15
C. Perhitungan Food Cost Siklus Ke-3
Standar
Bahan BDD Berat Harga satuan Harga per Harga satuan Harga per
Jadwal Menu porsi
makanan (%) kotor pasar porsi pasar RS porsi Rs
(gr)
Pagi Nasi/tim/bubur Beras 100 100 100 Rp 12.000/kg Rp 1.200 Rp 14.500/kg Rp 1.450
Bandeng Rp Rp Rp 6.500
Bandeng 50 100 50 Rp 5.000
presto 20.000/ekor 26.000/ekor
Minayak Rp 36.000/kg Rp 360
10 100 10 Rp 20.000/kg Rp 200
goreng
Tepung Rp 24.000/kg Rp 240
10 100 10 Rp 16.000/kg Rp 160
beras
Oseng tempe Rp 21.000/kg Rp 1.050
Tempe 50 100 50 Rp 12.000/kg Rp 600
Lombok ijo
Lodeh
(terong, jipang, Rp 19.500/kg Rp 560
Terong 25 87 28,73 Rp 12.000/kg Rp 344,76
kacang
panjang)
Jipang 25 83 30,12 Rp 10.000/kg Rp 301,2 Rp 15.000/kg Rp 415,8
16
Kacang Rp 22.500/kg Rp 562,5
25 100 25 Rp 10.000/kg Rp 250
panjang
Kelapa Rp 40.000/kg Rp 754,4
10 53 18,86 Rp 25.000/kg Rp 471,5
parut
Teh manis Gula 10 100 10 Rp 12.000/kg Rp 120 Rp 23.000/kg Rp 230
Rp 3.200/1 Rp 4.400/1 Rp 88
Teh 0,8 100 0,8 Rp 64
kotak kotak
Susu Rp Rp 2.478
Selingan Susu 20 100 20 Rp 91.000/dus Rp 1.820
dancow 123.900/dus
Snack 1 Rp 4.500
Nagasari Rp 2.500
macam (II,III)
Siang Nasi/tim/bubur Beras 100 100 100 Rp 12.000/kg Rp 1.200 Rp 14.500/kg Rp 1.450
17
Gula 10 100 10 Rp 12.000/kg Rp 120 Rp 23.000/kg Rp 230
Bolu
Snack kukus Rp 2.500 Rp 4.500
mekar
Sore Nasi/tim/bubur Beras 100 100 100 Rp 12.000/kg Rp 1.200 Rp 14.500/kg Rp 1.450
Telur ceplok Telur Rp 41.000/kg Rp 2.302
50 89 56,17 Rp 35.000/kg Rp 1.965
bumbu rujak ayam
Minyak 10 100 10 Rp 20.000/kg Rp 200 Rp 36.000/kg Rp 360
Tempe bumbu Rp 21.000/kg Rp 1.050
Tempe 50 100 50 Rp 12.000/kg Rp 600
mangut
Kelapa 10 53 18,86 Rp 25.000/kg Rp 471,5 Rp 40.000/kg Rp 754,4
Oseng putren Rp 33.000/kg Rp 1.650
Putren 40 80 50 Rp 18.000/kg Rp 900
+ wortel
Wortel 25 80 31,25 Rp 16..000/kg Rp 500 Rp 24.000/kg Rp 750
18
Tabel 4. Perhitungan Unit Cost Siklus Menu Ke-3 Kelas II dan III
Standar
Bahan BDD Berat Harga satuan Harga per Harga satuan Harga per
Jadwal Menu porsi
makanan (%) kotor pasar porsi pasar RS porsi Rs
(gr)
Pagi Nasi/tim/bubur Beras 100 100 100 Rp 12.000/kg Rp 1.200 Rp 14.500/kg Rp 1.450
Bandeng Rp Rp Rp 6.500
Bandeng 50 100 50 Rp 5.000
presto 20.000/ekor 26.000/ekor
Minayak Rp 36.000/kg Rp 360
10 100 10 Rp 20.00/kg Rp 200
goreng
19
Tepung Rp 24.000/kg Rp 240
10 100 10 Rp 16.000/kg Rp 160
beras
Oseng tempe Rp 21.000/kg Rp 1.050
Tempe 50 100 50 Rp 12.000/kg Rp 600
Lombok ijo
Lodeh
(terong, jipang, Rp 19.500/kg Rp 560
Terong 25 87 28,73 Rp 12.000/kg Rp 344,76
kacang
panjang)
Jipang 25 83 30,12 Rp 10.000/kg Rp 301,2 Rp 15.000/kg Rp 415,8
Kacang Rp 22.500/kg Rp 562,5
25 100 25 Rp 10.000/kg Rp 250
panjang
Kelapa Rp 40.000/kg Rp 754,4
10 53 18,86 Rp 25.000/kg Rp 471,5
parut
Semur bakso Bakso 60 100 60 Rp 700/biji Rp 2.100 Rp 1.200/biji Rp 3.600
20
Minyak 10 100 10 Rp 20.000/kg Rp 200 Rp 36.000/kg Rp 360
Kelapa Rp 40.000/kg Rp 754,4
10 53 18,86 Rp 25.000/kg Rp 471,5
parut
Bening bayam Rp 22.000/kg Rp 774,62
Bayam 25 71 35,21 Rp 15.000/kg Rp 528,15
+ gambas
Gambas 20 85 23,52 Rp 13.000/kg Rp 305,76 Rp 18.500/kg Rp 435,12
Sore Nasi/tim/bubur Beras 100 100 100 Rp 12.000/kg Rp 1.200 Rp 14.500/kg Rp 1.450
Telur ceplok Telur Rp 41.000/kg Rp 2.302
50 89 56,17 Rp 35.000/kg Rp 1.965
bumbu rujak ayam
Minyak 10 100 10 Rp 20.000/kg Rp 200 Rp 36.000/kg Rp 360
Tempe bumbu Rp 21.000/kg Rp 1.050
Tempe 50 100 50 Rp 12.000/kg Rp 600
mangut
Kelapa 10 53 18,86 Rp 25.000/kg Rp 471,5 Rp 40.000/kg Rp 754,4
Oseng putren Rp 33.000/kg Rp 1.650
Putren 40 80 50 Rp 18.000/kg Rp 900
+ wortel
21
Wortel 25 80 31,25 Rp 16..000/kg Rp 500 Rp 24.000/kg Rp 750
Tabel 6. Perhitungan Unit Cost Siklus Menu Ke-3 Kelas I dan VIP
22
D. Pembahasan
1. Hasil dari perhitungan data food cost pada siklus menu ke-3 kelas
II dan III yaitu Rp 30.973 untuk standart harga pasar, sedangkan
standart rumah sakit yaitu Rp 46.746,9. Maka, terdapat selisih
antara standart harga pasar dan rumah sakit yaitu sebanyak Rp
15.773,9.
2. Hasil dari perhitungan data unit cost pada siklus menu ke-3 kelas II
dan III yaitu Rp 77.432,5 untuk standart harga pasar, sedangkan
standart rumah sakit yaitu Rp 116.867,1. Maka, terdapat selisih
antara standart harga pasar dan rumah sakit, yaitu sebanyak Rp
39.434,6
3. Hasil dari perhitungan data food cost pada siklus menu ke-3 kelas
I, VIP Rp 44.301,7 untuk standart harga pasar, sedangkan standart
rumah sakit yaitu Rp 69.985,4. Maka, terdapat selisih antara
standart harga pasar dan standart rumah sakit yaitu Rp 25.683,7.
4. Hasil dari perhitungan data unit cost pada siklus menu ke-3 kelas I,
VIP yaitu Rp 110.754,1 untuk standart harga pasar, sedangkan
standart rumah sakit yaitu Rp 174.963,5. Maka, terdapat selisih
antara standrt harga pasar dan rumah sakit yaitu sebanyak Rp
64.209,4.
5. Selisih food cost standart harga pasar kelas II, III dan food cost
kelas I, VIP yaitu Rp 13.328,7.
6. Selisih food cost standart harga rumah sakit kelas II, III dan unit
cost kelas I, VIP yaitu Rp 23.238,5.
7. Selisih unit cost standart harga pasar kelas II, III dan unit cost kelas
I, VIP yaitu Rp 33.321,6.
8. Selisih unit cost standart harga rumah sakit kelas II, III dan unit cost
kelas I, VIP yaitu Rp 58.096,4.
9. Ada juga yang membedakan antara kelas II,III dan kelas I,VIP yaitu
dari sisi ruangannya, yang dimana kelas II terdapat tempat kasur
pasien sebanyak 2 kasur, untuk kelas III terdapat tempat kasur
23
pasien sebanyak 3 kasur. Kelas I, VIP dengan kapasitas 1 kasur
dalam satu ruangan. Selain itu, yang membedakan dari makan pagi
dan makan sore ditambah dengan 1 menu makanan, untuk selingan
kelas I, VIP terdapat snack 2, untuk makan siang buahnya diganti
menjadi buah pisang.
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Biaya food cost untuk siklus menu ke-3 kelas II, III berkisar Rp
30.973 sesuai dengan harga pasar dan Rp 46.746,9 sesuai dengan
ketentuan dari instalasi gizi di rumah sakit.
2. Biaya unit cost untuk siklus menu ke-3 kelas II, III berkisar Rp
77.432,5 sesuai dengan harga pasar dan Rp 116.867,1 sesuai dengan
ketentuan dari instalasi gizi di rumah sakit.
3. Biaya food cost untuk siklus menu ke-3 kelas I, VIP berkisar Rp
44.301,7 sesuai dengan harga pasar dan Rp 69.985,4 sesuai dengan
ketentuan dari instalasi gizi di rumah sakit.
4. Biaya unit cost untuk siklus menu ke-3 kelas I, VIP berkisar Rp
110.754,1 sesuai dengan harga pasar dan Rp 174.963,5 sesuai
dengan ketentuan dari instalasi gizi di rumah sakit.
5. Biaya food cost sesuai harga pasar pada kelas II, III dan kelas I, VIP
selisih Rp 13.328,7. Biaya food cost sesuai harga rumah sakit pada
kelas II, III dan kelas I, VIP selisih Rp 23.238,5.
6. Biaya unit cost sesuai harga pasar pada kelas II, III dan kelas I, VIP
selisih Rp 33.321,6. Biaya unit cost sesuai harga rumah sakit pada
kelas II, III dan kelas I, VIP selisih Rp 58.096,4.
B. Saran
Berdasarkan perhitungan food cost dan unit cost untuk siklus menu
ke-3 pada bentuk makanan biasa diharapkan Instalasi Gizi di RST
Bhakti Wira Tamtama dapat melakukan efisiensi dalam penggunaan
barang dan jasa serta menjadi analisis perhitungan sebagai bahan
evaluasi dalam pelaksanaan penyelenggaraan makanan bagi pasien
rawat inap di RST Bhakti Wira Tamtama.
25
DAFTAR PUSTAKA
26