Diajukan untuk memenuhi tugas laporan mata kuliah Nutritional Care Process II
Nama Mahasiswa :
Dosen Pengampu :
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kasus
Seorang pasien bernama Ny O, beragama islam, suku sunda 61 tahun dirawat di kelas
1 dengan diagnosa medis stroke & hipertensi. Ny O adalah seorang ibu rumah tangga
yang tinggal bersama 2 orang anak yang belum berkeluarga, ketika datang ke rumah
sakit Ny O mengeluh pusing berputar sejak sore, mual, muntah berisi makanan dan
telinga berdengung dan lemah anggota gerak sebelah kiri. Tekanan darah saat masuk
rumah sakit 160/100 mmHg, nadi 83x per menit, suhu dan respirasi normal.
Berdasarkan hasil anamnesa dokter Ny O mengaku sedang menjalani terapi
osteoporasis dan mempunyai riwayat stroke & hipertensi semenjak tahun 2007.
Berdasarkan pengukuran antropometri BB Ny O 88kg & TB = 168cm, dari hasil data
biokimia hanya pemeriksaan klorida saja yang tinggi, yaitu 112,5 mmol/L ( normal :
98-107 mmol/L) dan hasil CT scan menunjukan adanya perdarahan intra cereblar
dengan edema perifocal di regio cerebelum kanan dan infark lakuner periventrikuler
ventrikel lateralis kanan.
Ny. O tidak mempunyai alergi makanan, pola makan 3 kali/hari jarang mengkonsumsi
buah. Suka makan makanan yang digoreng dan makan kerupuk dan yang manis
manis, dulu suka makan ikan asin, semenjak tahu hipertensi dikurangi makan yang
ikan asin atau makanan yang berasa asin. Sebelum masuk rumah sakit pasien jarang
minum dan tanda fisik bibir pecah-pecah, sehari hari hanya melakukan aktifitas rumah
tangga umumnya dan jarang olahraga.
Hasil Recall 1 hari SMRS : E = 565,5 kkal P = 23,9gr L = 29,7gr KH= 51,8gr
B. Diagnosa
1517,5 15%
P : = 56,90%
4
1517,5 65%
KH : = 240,59%
4
1517,5 20%
L : = 33,72%
9
Keterangan:
Formula A+B+C+D+E
Bahan : susu skim 80 gr, susu penuh bubuk 25 gr, tepung mizena 25
gr, telur ayam 55 gr, minyak jagung 20 gr, gula pasir 65 gr di cairkan
menjadi 4 gelas
1P formula = 173 kal x 5 kali pemberian = 865 kkal
1P susu sari buah = 217.5 kal x 3 kali pemberian = 652,5 kkal
Fase pemulihan
Menu sehari 2375 kkal
D. Monitoring d an Evaluasi
Parameter Target Intervensi Pelaksanaan
Asupan 1. Modifikasi asupan
Asupan makanan darisegi jumlah
pasien sesuai 2. Menentukan Setiap hari
makanan
dengan kebutuhanasupan
kebutuhan kalori (1500kkal),
pasien protein(gr),karbohidrat
(gr) dan lemak(gr)
3. Modifikasi asupan
darisegi jadwal
4. Modifikasi asupan
dari segi jenis, NGT
(enteral)
1. Dari asupan
kebutuhan disesuaikan
Antropometri Obesitas dengan standar atau Setiap hari
hasil perhitungan
kebutuhan
Mencapai
1. Pemberian diet garam Setiap 2x
Fisik klinis tekanan darah
rendah 1 sehari
normal
Memberikan 1. Memberikan edukasi
edukasi dan dan konseling
konseling mengenai makanan
agar pasien yang tinggi natrium
Sikap dan Di akhir
mengerti dan yang tidak
perilaku perawatan
tentang jenis 2. Menyarankan
makanan yang perbanyak
harus di batasi mengkonsumsi buah-
dan dihindari buahan serta sayuran.
E. Pembahasan
Langkah pertama yang kami lakukan untuk mengatasi kasus Ny. O adalah
dengan melakukan skrining gizi, dilihat dari melihat gejala dan tanda-tanda
fisik maupun klinis yang dialami oleh Ny. O untuk menentukan penanganan
selanjutnya dan waktu penanganan yang harus diberikan. Dalam kasus ini
pasien berisiko mengalami malnutrisi dilihat dari recall SMRS tidak
mencukupi asupan yang dianjurkan. Oleh karena itu, pasien perlu dengan
segera ditangani oleh ahli gizi.
Langkah selanjutnya dilakukan pengkajian dari data antropometri untuk
mengetahui status gizi pasien. Dari data yang sudah didapat diketahui berat
badan pasien 88Kg dan tinggi badan 168cm setelah dihitung menggunakan
rumus IMT, IMT pasien berjumlah 31,18kg/m2 dari hasil tersebut pasien di
kategori kan obesitas menurut DEPKES RI. Setelah mengetahui status gizi
Ny. O, kemudian dilakukan pengkajian data asupan, biokimia, pemeriksaan
fisik, riwayat penyakit pasien dan keluarga pasien. Data yang terkumpul
kemudian dikategorikan sesuai domain yang berada di assesment. Dari domain
tersebut pasien pernah menderita stroke dan hipertensi pada 2007, hal ini
terulang kembali dikarenakan pasien seringnya mengkonsumsi makanan yang
suka digoreng dan rendahnya menkonsumsi buah-buahan dan sayuran hal ini
lah yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi naik sehingga memicu
terjadinya stroke kembali. Dari hasil biokimia di dapat nilai klorida tinggi
yaitu 112,4 mmol/L hal ini disebabkan dari kondisi pasien yang mengalami
cedera otak, cedera otak ini lah yang menyebabkan terjadinya hiperklorinemia
dan menyebabkan dehidrasi juga yang ditandai dengan bibir pecah-pecah.
Dehidrasi ini juga salah satu penyebabnya adalah efek samping dari obat yang
Ny.O konsumsi yaitu unalium.
Intervensi yang kami lakukan memberikan diet stroke 1 dan rendah garam 1
dikarenakan dilihat dari kondisi pasien yang terjadi dehidrasi mempengaruhi
kesadaran pasien, serta dilihat dari asupan SMRS yang hanya 24% dari
kebutuhan, dan diet rendah garam 1 karena dilihat dari tekanan darah pasien,
sudah tergolong kedalam hipertensi level 2 yaitu berat. Rute makanan yang
kami berikan melalui NGT dikarenakan kondisi fisiologis pasien akibat
penyakit yang di derita (stroke) karena mempengaruhi kerja saraf kranial (V,
VII, IX, X, XI, XII) yang berpengaruh pada kemampuan menelan (disfagia)
dan bentuk makanan yang diberikan makanan enteral. Syarat yang diberikan
energi 1500 kkal disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk memenuhi basal
metabolisme ratenya, diutamakan karbohidrat kompleks karena pasien akan
merasa kenyang dalam porsi yang kecil, lama pemberiaan makanan enteral
disesuaikan dengan kondisi pasien. Serta Kami pun memberikan edukasi dan
konseling terhadap pasien serta keluarga pasien.
Setelah intervensi selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu kegiatan
monitoring dan evaluasi untuk mengetahui dan mengontrol sejauh mana
perkembangan kondisi pasien. Parameter yang digunakan yaitu asupan,
antropometri, gejala fisik klinis, serta kondisi umum pasien dan perilaku saat
keadaan pasien telah membaik. Monitoring yang dilakukan diantaranya adalah
pemantauan berat badan pasien, memantau asupan yang dapat diterima pasien,
dengan makanan berbentuk enteral. Parameter nilai tekanan darah di perlu
untuk memonitoring dan evaluasi dengan penatalaksanaannya 2x sehari untuk
mengembalikan keadaan pasien menjadi normal secara bertahap.
Setelah keadaan pasien membaik dan pasien mulai dapat beraktifitas,
parameter domain perilaku yang dimonitor adalah pengetahuan dan informasi
yang diperoleh dari pendidikan dan konseling gizi yang kemudian
diimplementasi ke dalam perubahan perilaku menuju gaya hidup sehat dan
pola makan seimbang. Untuk parameter fisik klinis, pasien memiliki kondisi
tubuh yang mulai kembali normal, yakni dapat menghabiskan makanan dalam
bentuk normal/padat yang diberikan pada saat intervensi maka intervensi
dapat dikatakan berhasil selain di ikuti perubahan nilai biokimia kolesterol dan
tensi pasien menjadi normal.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pasienterkena stroke hemoragik yang berulanguntuk ke-2
kalinya.Melihatriwayatpasien, dapatdikatakanbahwa stroke yang
menyerangpasiendikarenakanolehpenyakithipertensi yang
telahdideritaolehpasiensejak lama.Pasiendiberikan diet rendahgaram I
denganrutemakan oral danbentukmakanandisesuaikandengankeadaanpasien.
Pasiendankeluargadiberikanedukasimengenai diet
rendahgaramdanedukasimengenaiasupanapasaja yang harusdibatasi.
Koordinasiantarbidang pun menjadihalpentingmengingatpenyakit yang
dideritapasientidakdaptdipulihkanhanyamelaluiterapimakanan.Namun, perandokter,
perawat, potekerdlljugamemilikiposisi yang pentinggunamendukungkepulihanpasien.
B. SARAN
Pentingdukungankeluargapasien agar pasiendapatsegerapulihdaripenyakit yang
dideritanya.Makadariitu,
perludiadakankoordinasidenganpihakkeluargagunamempercepatpemulihanpasien.Pasi
endisarankanuntukmengontrolasupannatrium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Pengertian Stroke Hemoragik [online]. [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia
: http://www.alodokter.com/stroke-hemoragik.
Anwari, I.M. 2009. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral[online]. [Diakses pada 12 juni
2017]. Tersedia : http://cairan-tubuh-elektrolit-dan-mineral.com.
Handy, E. 2017. Makalah Stroke Hemoragik [online], [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia :
https://www.academia.edu/3686277/makalah_stroke_hemoragik.
Klutts J.S. and Scott M.G. 2006. Physiology and disorders of Water, Electrolyte, and
Acid Base Metabolism In: Tietz Text Book of Clinical Chemistry and
Molecular Diagnostics, 4th Ed. Vol.1, Elsevier Saunders Inc., Philadelphia
Mediskus. 2017. Merislon : Kegunaan, Dosis, Efek Samping [online]. [Diakses pada 13 juni
2017]. Tersedia : https://mediskus.com/merislon.
Samiadi, A.L. 2017. Lansoprazole [online]. [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia :
https://hellosehat.com/obat/lansoprazole/.