Anda di halaman 1dari 24

STUDI KASUS STROKE DAN HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas laporan mata kuliah Nutritional Care Process II

Nama Mahasiswa :

Dwi Ayu Saputri (SG14106)

Indah Palupi (SG14111)

Liberty Aes (SG14113)

Octavianus Fernando Koraag (SG14117)

Risna Sulisdiawaty (SG14118)

Dosen Pengampu :

Yuliati Widyastuti, SGz.

Alia Sofaka, RD.

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kasus
Seorang pasien bernama Ny O, beragama islam, suku sunda 61 tahun dirawat di kelas
1 dengan diagnosa medis stroke & hipertensi. Ny O adalah seorang ibu rumah tangga
yang tinggal bersama 2 orang anak yang belum berkeluarga, ketika datang ke rumah
sakit Ny O mengeluh pusing berputar sejak sore, mual, muntah berisi makanan dan
telinga berdengung dan lemah anggota gerak sebelah kiri. Tekanan darah saat masuk
rumah sakit 160/100 mmHg, nadi 83x per menit, suhu dan respirasi normal.
Berdasarkan hasil anamnesa dokter Ny O mengaku sedang menjalani terapi
osteoporasis dan mempunyai riwayat stroke & hipertensi semenjak tahun 2007.
Berdasarkan pengukuran antropometri BB Ny O 88kg & TB = 168cm, dari hasil data
biokimia hanya pemeriksaan klorida saja yang tinggi, yaitu 112,5 mmol/L ( normal :
98-107 mmol/L) dan hasil CT scan menunjukan adanya perdarahan intra cereblar
dengan edema perifocal di regio cerebelum kanan dan infark lakuner periventrikuler
ventrikel lateralis kanan.
Ny. O tidak mempunyai alergi makanan, pola makan 3 kali/hari jarang mengkonsumsi
buah. Suka makan makanan yang digoreng dan makan kerupuk dan yang manis
manis, dulu suka makan ikan asin, semenjak tahu hipertensi dikurangi makan yang
ikan asin atau makanan yang berasa asin. Sebelum masuk rumah sakit pasien jarang
minum dan tanda fisik bibir pecah-pecah, sehari hari hanya melakukan aktifitas rumah
tangga umumnya dan jarang olahraga.
Hasil Recall 1 hari SMRS : E = 565,5 kkal P = 23,9gr L = 29,7gr KH= 51,8gr

Waktu Asupan URT Berat (gr)


07.00 Lontong 4 potong 80
Tahu Potong 25
Minyak Sdm 5
Toge Gelas 25
Telur Butir 25
14.00 Nasi 2 sdm 40
Ayam 1 potong 50
Sawi putih Gelas 40
Minyak Sdm 5
Kerupuk aci 2 potong 10
Minyak Sdm 5
Sedangkan obat yang dikonsumsi Ny O adalah Valsartan, Merislon, Unalium,
Dramacyn & Lansoprazole
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi stroke hemoragik
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah
yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak.
Apabila karena sesuatu hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini
terhambat selama beberapa menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan
aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai
menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi,
efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan yang
cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan
kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Stroke haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya
terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus
haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah,
sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan
pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan
penderita hipertensi. Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena
lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan atau faktor emosional.
Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral
hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi
pendarahan di dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang
biasanya disebabkan oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang
berbeda dan tidak dipertimbangkan sebagai stroke.
B. Patofisiologi stroke hemoragik
Otak sendiri merupakan 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan istirahat otak
menerima seperenam dari curah jantung. Otak mempergunakan 20% dari oksigen
tubuh. Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang
terjadi pada CVA di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri
karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada
otak melalui empat mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau
penyumbatan lumen sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak
tidak adekuat, selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik
otak. Bila hal ini terjadi sedemikian hebatnya, dapat menimbulkan nekrosis.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke
kejaringan (hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan
otak.
4. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan
menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang
masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah melalui
jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat
oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena, penurunan kecepatan
aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan terjadi
edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah
tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan
tekanan darah arteri. Di samping itu reaktivitas serebrovaskuler terhadap PCO2
terganggu. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan
memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan
secara permanen
C. Penyebab
Penyebab stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di dalam otak.
Beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu, antara lain:Tingginya tekanan darah
(hipertensi), Terjadinya cedera parah atau trauma pada kepala, Ketidaknormalan
pembuluh darah di otak sejak lahir (cacat bawaan), Penyakit aneurisma, Penyakit
hati, Penyakit Anemia sel sabit, Penyakit hemofilia, Penyakit diabetes, Penyakit
katup jantung, Aritmia atau ketidakteraturan detak jantung, Tumor otak, Pernah
mengalami stroke ringan atau disebut juga dengan TIA (transient ischemic
stroke), dan Efek samping penggunaan obat antikoagulan (pencegah pembekuan
darah).
D. Tanda dan gejala
Seseorang yang mengalami stroke hemoragik bisa mengalami gejala-gejala:
1. Mual dan muntah
2. Sakit kepala parah
3. Daya penglihatan menurun
4. Sulit bicara
5. Lengan dan kaki terasa lemas
6. Kehilangan koordinasi dan keseimbangan tubuh
7. Tremor
8. Kejang
9. Pingsan
E. Definisi klorida
Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron
untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dari asam
klorida (HCl) mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang
disebut Natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini
terpecah menjadi ion Na+ dan Cl.
Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan
kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik
maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah
asam klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu atau
organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), sering disebut metil klorid
(Panjaitan, 2009).
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit
bermuatan negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di
dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1.1 g/Kg berat badan dengan
konsentrasi antara 98-106 mmol / L. Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat
pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum tulang belakang, lambung dan
juga pancreas. Bila bereaksi dengan natrium atau hydrogen, klor akan membentuk
ion klor yang bermuatan negative (Cl-). Klor merupakan 0,15 % berat badan.
Nilai rujukan untuk konsentrasi klorida plasma adalah 95-105 mmol/ l. klorida sel
otot yang normal kira-kira 3 mmol/kg berat basah ( 15mmol/l air sel).
F. Fungsi klor
Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan
dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit. Klor akan bergerak secara bebas
melintasi membrane sel dan berasosiasi dengan natrium atau kalium.
Di dalam lambung klor merupakan bagian dari asam klorida (HCl) yang
diperlukan untuk memelihara suasana asam di dalam lambung. Suasana asam ini
diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan. Bersama unsur-unsur
pembentuk asam lainnya seperti fosfor dan sulfur, sebagai anion klor membantu
pemeliharaan keseimbangan asam basa. Ion klor dengan mudah dapat keluar dari
sel darah merah dan masuk ke dalam plasm darah guna membantu mengankut
karbon dioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh. Pada keadaan muntah banyak
asam klorida dikeluarkan dari lambung, yang dapat mengganggu keseimbangan
asam-basa di dalam tubuh. Diduga klor mengatur system rennin-aniotensin
aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh.
G. Metabolisme klorida
Natrium dan klorida biasanya berhubungan sangat erat baik sebagai bahan
makanan maupun fungssinya dalam tubuh. Sebagian besar natrium didapat dalam
plasma darah dan dalam cairan diluar sel (ekstraseluler), beberapa diantaranya
juga terdapat didalam tulang. Jumlah natrium dalam badan manusia diperkirakan
sekitar 100-110 kg.
Dalam badan seperti halnya dalam makanan, sebagian natrium bergabung dalam
klorida membentuk garam meja, yaitu natrium klorida. Konsumsi garam perorang/
hari diperkirakan sekitar 6-18 gr NaCl. Klorida juga banyak terdapat dalam
plasma darah, serta banyak ditemukan dalam kelenjar pencernaan lambung
sebagai asam klorida. Ion-ion klorida mengatifkan enzim amylase dalam mulut
untuk memecahkan pati yang dikonsumsi.
Sebagai bagian dari cairan ekstraselulier, natrium dan klorida juga membantu
menjaga keseimbangan asam basa. Natrium bersama dengan kalsium, mg, serta
kalium dalam cairan ekstraseluluer mempunyai reaksi alkalis, sedangkan klorida
bersama fosfat, karbonat, sulfat, asam-asam organic, dan protein mempunyai
reaksi asam.
Zat klor sendiri berbentuk gas berwarna biru kehijauan dan bersifat racun keras.
Klor selalu dikonsumsi dalam bentuk garam dapur. Ion cl dapat menembus
membrane sel dengan leluasa, dan akan keluar masuk membrane sel secara pasif,
mendampingi ion K dengan Na. dalam bentuk Hcl zat klor dieksresikan didalam
lambung dan berfungsi membantu dalam pencernaan protein oleh pepsin.
H. Absorpsi dan Ekskresi Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi
klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan
keseimbangan asam - basa, dan menghitung anion gap. Jumlah klorida pada orang
dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar 88% klorida
berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi
klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa.
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan di ekskresi melalui
urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan
keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelenjar keringat.
Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang
masuk dan yang keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis
makanan. Kandungan klorida dalam makanan sama dengan natrium. Orang
dewasa pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari,
dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 mEq perhari. Drainase lambung
atau usus pada diare menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari.
Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L. Bila pengeluaran
keringat berlebihan, kehilangan klorida dapat mencapai 200 mEq per hari.
Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal.
Nilai rujukan
serum bayi baru lahir 94-112 mmol/L
serum anak 98 - 105 mmol/L
serum dewasa 95 - 105 mmol/L
keringat anak <50 mmol/L
keringat dewasa <60 mmol/L
Urine 110 - 250 mmol/24 jam
Feses 2 mmol/24 jam

I. Gangguan Keseimbangan Klorida


1. Hipoklorinemia
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan.
Penyebab hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada
alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai
defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang
berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik
kronik dengan kompensasi ginjal.
Dalam keadaan normal kekurangan klor jarang terjadi. Kekurangan hanya bisa
terjadi kesalahan manusia. ASI mengandung lebih banyak klorida dari pada
susu sapi. Bila klorida tidak ditambahkan dalam pembuatan dalam formula
bayi akan terjadi kekurangan klor yang dapat membawa kematian.
Kekurangan klor dapat pula terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan
keringan berlebihan.
2. Hiperklorinemia
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan
mekanisme homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia
sama dengan hipernatremia. Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus
dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis metabolik yang
disebabkan karena diare yang lama dan kehilangan natrium bikarbonat,
diabetes insipidus, hiperfungsi status adrenokortikal dan penggunaan larutan
salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik. Asidosis hiperklorinemia dapat
menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang luas.
J. Interaksi obat
1. Obat valsartan berfungsi untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi)
dan gagal jantung, obat ini mempunyai efek samping seperti gatal-gatal,
kesulitan bernafas, pembengkakan (wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan)
2. Merislon adalah jenis obat anti vertigo berfungsi mengatasi vertigo seperti
sensasi tubuh yang berputar dan gangguan keseimbangan, obat ini mempunyai
efek samping pada saluran pencernaan seperti perasaan mual, muntah, dan
perasaan tidak nyaman pada saluran cerna serta reaksi hipersensitivitas seperti
gatal-gatal dan bercak kemerahan yang terjadi pada kulit.
3. Unalium berfungsi untuk menghilangkan gejala-gejala kelainan sirkulasi
perifer dan serebral dan gangguan vestibular seperti pusing, vertigo, kurang
konsentrasi, gangguan ingatan, sifat lekas marah, gangguan ritme tidur, telinga
berdengung, serta migren, obat ini memiliki efek samping sedasi, kelelahan,
sakit perut, mual, insomnia, mulut kering.
4. Dramacyn & lnsoprazole berfungsi untuk mengatasi gangguan pada sistem
pencernaan : tukak lambung, tukak usus halus (duodenum), penyakit asam
lambung/ GERD, infeksi helicobacter pylori, sindrom zalling erellison,
dispepsia, obat ini memiliki efek samping diare, sakit perut, mual, kembung,
konstipasi, sakit kepala atau pusing, kadar besi darah rendah.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Asessment
Domain Data Interpretasi Data Kesimpulan
Client History
CH-1.1.2 jenis
Perempuan
kelamin
CH-1.1.1 usia 61 tahun
CH-1.1.3 Suku Sunda
CH-1.1.7 role in
Ibu
family
Memiliki riwayat
stroke dan
CH-2.1.1
hipertensi
cardiovaskular
semenjak tahun
2007
CH-2.2.1
Sedang
medical
menjalani terapi
treatments/therap
osteoporosis
y
CH-3.1.6
Ibu rumah tangga
occupation
CH-3.1.2 living / Tinggal bersama
housing situation kedua anaknya
Dirawat di kelas
CH-3.1.1 1 dengan
socioeconomic diagnosa media
factors stroke &
hipertensi
CH-3.1.7
Islam
religion
Antropometri Data (AD)
AD-1.1.1. Tinggi 168cm
badan
AD-1.1.2 Berat
88kg
badan
AD-1.1.5 IMT 31,18 kg/m2 Obesitas
Biokimia Data (BD)
Normal 98-107
BD-1.2.6 klorida 112,5 mmol/L Tinggi
mmol/L
Hasil CT scan
menunjukkan
adanya
perdarahan intra
Terganggunya
cereblar dengan
kemampuan menelan
BD-1.8.1 edema perifocal
Adanya saraf saraf dan terjadinya mual
metabolic rate di regio
yang terganggu muntah sehingga
profil cerebelum kanan
makanan tidak bisa
dan infark
masuk.
lakuner
periventrikuler
ventrikel lateralis
kanan
Pemeriksaan fisik dan klinis data (PD)
PD-1.1.9.1 Normal 120/90
160/100 mmHg Tinggi
tekanan darah mmol/L
PD-1.1.9.2 heart Normal 60-
83x/menit Normal
rate 100x/menit
Mulut : Bibir
Pemeriksaan oral kering
PD-1.1.5 sistem
dan Gastrointestinal:
pencernaan
gastrointestinal mual muntah
berisi makanan
PD-1.1.6 head
Pusing berputar
and eyes
PD-1.1.7 nerves Lemah anggota
and cognition gerak sebelah
kiri
Food history (FH)
E=
565,5/2356,2x100%
Hasil recall
P= E = 24%
FH-1.1.1 asupan SMRS E= 565,5
23,9/88,36x100% P = 27%
energi dari kkal, P= 23,9gr,
L= L = 56,7%
makanan L=29,7gr,
29,7/52,36x100% KH = 15%
Kh=57,8gr
KH =
57,8/382,88x100%
Konsumsi
makanan yang di
goreng, dan
makan kerupuk
FH-1.2.2.5 serta yang manis- Kurangnya
variasi menu manis, jarang mengkonsumsi serat
mengkonsumsi
buah, suka
mengkonsumsi
ikan asin
FH-5.4.1 durasi Biasa makan
makan 3x/hari
Pasien
mengkonsumsi
obat valsartan,
FH-3.1.1
merisian,
konsumsi obat
unalium,
dramacyn
&lansoprazole
Client Standar (CS)
CS-1.1.1 Disesuaikan dengan
2356,2 kkal
perkiraan total kondisi pasien dan
kebutuhan energi daya terima pasien
BBI = 168-100-10%
=61,2kg
BMR = 61,2x25kkal
= 1530 kkal
AF 20% x 1530
Perhitungan
CS-1.1.2 metode =306
kebutuhan energi
perhitungan Koreksi usia 10% x
menurut berat badan
kebutuhan energi 1530=153
ideal
1530-153=1377
306+1377=1683kkal
FS=
1683x1,4=2356,2
kkal
Disesuaikan dengan
CS-2.1 perkiraan 20%x2356,2/9 =
kondisi pasien dan
kebutuhan lemak 52,36 gr
daya terima pasien
CS-2.2 perkiraan Disesuaikan dengan
15%x2356,2/4=
kebutuhan kondisi pasien dan
88,36 gr
protein daya terima pasien
CS-2.3 perkiraan Disesuaikan dengan
65%2356,2/4=
kebutuhan kondisi pasien dan
382,88 gr
karbohidrat daya terima pasien
CS-5.1.1 berat Menggunakan rumus 168-100-10% =
61,2 kg
badan ideal BBI 61,2Kg
Menggunakan rumus
CS-5.1.2 IMT 21,68 kg/m2 67,9/1,682 = 21,68
IMT

B. Diagnosa

Problem Etiologi Sign and Symp


N.I 2.1 inadequate Terkaitdenganterbatasnyadayaterimamakananakibat Ditandaihasil re
energy intake factor fisiologi(disfagia) 1 hari SMRS E
(makanan oral 565,5 kkal atau
tidakadekuat) dari kebutuha
Bibir pecah-pe
N.C. 2.2 altered
Klorida tingg
nutrition-related Terkait dengan efeksamping obat yang dikonsumsi
(menandakan
laboratory values (unalium)
dehidrasi)
(specify)
Mual muntah
Disfagia
N.C.1.1 Ditandaihasil re
swallowing Terkaitdengankondisipasien (gangguansarafakibat 1 hari SMRS E
difficulty stroke) 565,5 kkal, P= 2
(kesulitanmenelan) gr, L= 29,7 gr, K
51,8 gr
N.C.1.4 altered
gastrointestinal Berkaitan dengan jenis obat yang dikonsumsi yang
Klorida tinggi 1
(GI) function merangsang mual dan muntah (merislon, unalium,
mmol/L
(gangguan fungsi dan dramacyn&lansoprazole)
GI)
Ditandaidenganh
N.C.3.3 Terkait dengan keterbatasan aktifitas fisik pasien
IMT = 31,18
overweight/obesity akibat stroke
(obesitas)
seringnya
mengkonsum
makanan yan
berlemak
N.B.1.3 food-and
TerkaitdenganKurangnyaedukasi/informasiterkaitgizi (menyebabka
nutritio- related
hipertensi)
knowledge deficit
dan kurangnya s
(kurang
mengkonsum
buah-buahan
C. Intervensi
1. Pemberianmakan
a. Tujuan diet
1.) Memberikan asupan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi pasien dengan memperhatikan kondisi fisik / klinis dan
komplikasi penyakit yang ada
2.) Memberikan makanan dengan kandungan zat gizi yang adekuat
untuk mencapai status gizi yang optimal dan mencapai berat badan
normal (61,2kg)
3.) Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit
4.) Membantu menurunkan tekanan darah penderita hingga mencapai
normal (120/80 mmHg)
5.) Membatasi konsumsi jumlah natrium
6.) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai pola
makan yang seimbang dengan kebutuhan pasien
b. Prinsip diet = diet stroke dan hipertensi
c. Macam diet =diet stroke 1 dan diet rendah garam 1
d. Rutemakanan = NGT
e. Bentukmakanan = makanan enteral
f. Syarat diet
1.) Kebutuhanenergiyaitu 24-25
kkal/kgBB.Padafaseakutenergidiberikan 1100-1500
kkal/haridalambentuk enteral.
2.) Kebutuhanlemaksebanyak 20% yaitu33,33gr
3.) Kebutuhan protein sebanyak 15% yaitu 56,25gr.
4.) Kebutuhankarbohidratsebanyak 65%
kebutuhanenergiyaitu243,75gram.
Diutamakankarbohidratkompleks
5.) Kolesteroldiberikansebanyak< 300 mg/hari.
6.) Pembatasanasupannatriumdan menghindari makanan yang tinggi
kadar natrium.
7.) Modifikasiasupandarisegijadwalyaknimakanandiberikanseringde
nganporsikeciltiap 2-3 jam. Lama
pemberianmakanandisesuaikandengan keadaan pasien
8.) Modifikasiasupandarisegijenis, yaknidenganpemberianmakanan
enteral (NGT), bentukmakanandisesuaikandengankeadaanpasien
(faseakut),
danbentukmakananmerupakankombinasicairjernihdancairkental,
saring, lunakdanbiasa (fasepemulihan).
9.) Serat 20-30 gr/hari.
10.) Cairandiberikancukup, yaitu 6-8 gelas per hari,
untukmencegahterjadinyakonstipasidanmenurunkanabsorbsilema
kdaridindingusus.
11.) Bentukmakanandisesuaikandengankeadaanpasien
(keadaanpasienpadasaatiniadalahpadafaseakut) atau diet stroke 1
dengangangguanfungsimenelan.
Makanandiberikandalambentukcairkental yang diberikansecara
oral atau NGT sesuaidengankeadaanpenyakit.
g. Menu
Fase akut (24-48 jam. Menu sehari1517,5 kkal.
Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2-3 jam. Lama pemberian
makanan dapat disesuaikan dengan kedaan pasien

Waktu Menu Bahan Makanan Penukar Urt Berat


Susu
06.00 Formula A - Gelas
Formula
Susu
08.00 Formula B - Gelas
Formula
Tepung Susu Skim 1p 4 Sdm 20 Gr
Susu Sari
10.00 Pepaya 1P 1 Bh Bsr 190 Gr
Buah
Gula 1p 1 Sdm 13 Gr
Susu
12.00 Formula C - Gelas
Formula
Tepung Susu Skim 1p 4 Sdm 20 Gr
Susu Sari
14:00 Pepaya 1P 1bh Bsr 190 Gr
Buah
Gula 1p 1 Sdm 13 Gr
Susu
16:00 Formula D - Gelas
Formula
Tepung Susu Skim 1p 4 Sdm 20 Gr
Susu Sari
18:00 Pepaya 1P 1bh Bsr 190 Gr
Buah
Gula 1p 1 Sdm 13 Gr
Susu
20.00 Formula E - Gelas
Formula

Menu sehari 1517,5 kkal

1517,5 15%
P : = 56,90%
4
1517,5 65%
KH : = 240,59%
4
1517,5 20%
L : = 33,72%
9

Keterangan:
Formula A+B+C+D+E
Bahan : susu skim 80 gr, susu penuh bubuk 25 gr, tepung mizena 25
gr, telur ayam 55 gr, minyak jagung 20 gr, gula pasir 65 gr di cairkan
menjadi 4 gelas
1P formula = 173 kal x 5 kali pemberian = 865 kkal
1P susu sari buah = 217.5 kal x 3 kali pemberian = 652,5 kkal

Fase pemulihan
Menu sehari 2375 kkal

Waktu Menu Bahan Makanan Penukar Urt Berat


Beras 1P 1 Gls 75 Gr
Bubur Tim A
Telur Ayam 1p 1 Btr 55 Gr
Tempe P 1 Ptg Sdg 25 Gr
07.00 Sayuran P 1/2gls 50 Gr
Minyak Jagung 2p 1 Sdm 10 Gr
Susu Skim Bubuk 1p 4 Sdm 20 Gr
Susu
Gula Pasir 1p 1 Sdm 13 Gr
10.00 Cente Manis Tepung Maizena P 4 Sdm 20 Gr
Gula Pasir 1p 1 Sdm 13 Gr
Agar Agar - - -
Bubur Tim B Berasikan 1P 1 Gls 75 Gr
Ikan 1p 1 Ptg Sdg 40 Gr
Tempe 1p 2 Ptg Sdg 50 Gr
12.00
Sayurun P Gls 50 Gr
Minyak Jagung 1p 1 Sdm 10 Gr
Buah Buahan Pepaya 1p 1 Ptg Sdg 100 Gr
Susu Skim Bubuk 1p 4 Sdm 20 Gr
15.00 Susu
Gula Pasir 1p 1 Sdm 13 Gr
Bubur Tim C Beras 1P 1 Gls 75 Gr
Ikan 1p 1 Ptg Sdg 40 Gr
Tempe P 1 Ptg Sdg 25 Gr
18.00
Sayuran P Gls 50 Gr
Minyak Jagung 3p 1 Sdm 15 Gr
Buah Buahan Pepaya 1p 1 Ptg Sdg 100 Gr
Roti Tawar 1p 3 Iris Sdg 70 Gr
20.00 Bubur Roti Susu Skim 1p 4 Sdm 20 Gr
Gula 1p 1 Sdm 13 Gr

h. Edukasi dan konseling


Memberikan pengetahuan tentang pola makan dan bahan
makanan
Memberikan edukasi mengenai makanan yang mengandung
natrium, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Memberikan edukasi dan konseling kepada keluarga pasien
supaya bisa merawat pasien dengan baik.

D. Monitoring d an Evaluasi
Parameter Target Intervensi Pelaksanaan
Asupan 1. Modifikasi asupan
Asupan makanan darisegi jumlah
pasien sesuai 2. Menentukan Setiap hari
makanan
dengan kebutuhanasupan
kebutuhan kalori (1500kkal),
pasien protein(gr),karbohidrat
(gr) dan lemak(gr)
3. Modifikasi asupan
darisegi jadwal
4. Modifikasi asupan
dari segi jenis, NGT
(enteral)
1. Dari asupan
kebutuhan disesuaikan
Antropometri Obesitas dengan standar atau Setiap hari
hasil perhitungan
kebutuhan
Mencapai
1. Pemberian diet garam Setiap 2x
Fisik klinis tekanan darah
rendah 1 sehari
normal
Memberikan 1. Memberikan edukasi
edukasi dan dan konseling
konseling mengenai makanan
agar pasien yang tinggi natrium
Sikap dan Di akhir
mengerti dan yang tidak
perilaku perawatan
tentang jenis 2. Menyarankan
makanan yang perbanyak
harus di batasi mengkonsumsi buah-
dan dihindari buahan serta sayuran.

E. Pembahasan
Langkah pertama yang kami lakukan untuk mengatasi kasus Ny. O adalah
dengan melakukan skrining gizi, dilihat dari melihat gejala dan tanda-tanda
fisik maupun klinis yang dialami oleh Ny. O untuk menentukan penanganan
selanjutnya dan waktu penanganan yang harus diberikan. Dalam kasus ini
pasien berisiko mengalami malnutrisi dilihat dari recall SMRS tidak
mencukupi asupan yang dianjurkan. Oleh karena itu, pasien perlu dengan
segera ditangani oleh ahli gizi.
Langkah selanjutnya dilakukan pengkajian dari data antropometri untuk
mengetahui status gizi pasien. Dari data yang sudah didapat diketahui berat
badan pasien 88Kg dan tinggi badan 168cm setelah dihitung menggunakan
rumus IMT, IMT pasien berjumlah 31,18kg/m2 dari hasil tersebut pasien di
kategori kan obesitas menurut DEPKES RI. Setelah mengetahui status gizi
Ny. O, kemudian dilakukan pengkajian data asupan, biokimia, pemeriksaan
fisik, riwayat penyakit pasien dan keluarga pasien. Data yang terkumpul
kemudian dikategorikan sesuai domain yang berada di assesment. Dari domain
tersebut pasien pernah menderita stroke dan hipertensi pada 2007, hal ini
terulang kembali dikarenakan pasien seringnya mengkonsumsi makanan yang
suka digoreng dan rendahnya menkonsumsi buah-buahan dan sayuran hal ini
lah yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi naik sehingga memicu
terjadinya stroke kembali. Dari hasil biokimia di dapat nilai klorida tinggi
yaitu 112,4 mmol/L hal ini disebabkan dari kondisi pasien yang mengalami
cedera otak, cedera otak ini lah yang menyebabkan terjadinya hiperklorinemia
dan menyebabkan dehidrasi juga yang ditandai dengan bibir pecah-pecah.
Dehidrasi ini juga salah satu penyebabnya adalah efek samping dari obat yang
Ny.O konsumsi yaitu unalium.
Intervensi yang kami lakukan memberikan diet stroke 1 dan rendah garam 1
dikarenakan dilihat dari kondisi pasien yang terjadi dehidrasi mempengaruhi
kesadaran pasien, serta dilihat dari asupan SMRS yang hanya 24% dari
kebutuhan, dan diet rendah garam 1 karena dilihat dari tekanan darah pasien,
sudah tergolong kedalam hipertensi level 2 yaitu berat. Rute makanan yang
kami berikan melalui NGT dikarenakan kondisi fisiologis pasien akibat
penyakit yang di derita (stroke) karena mempengaruhi kerja saraf kranial (V,
VII, IX, X, XI, XII) yang berpengaruh pada kemampuan menelan (disfagia)
dan bentuk makanan yang diberikan makanan enteral. Syarat yang diberikan
energi 1500 kkal disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk memenuhi basal
metabolisme ratenya, diutamakan karbohidrat kompleks karena pasien akan
merasa kenyang dalam porsi yang kecil, lama pemberiaan makanan enteral
disesuaikan dengan kondisi pasien. Serta Kami pun memberikan edukasi dan
konseling terhadap pasien serta keluarga pasien.
Setelah intervensi selesai dilakukan, langkah selanjutnya yaitu kegiatan
monitoring dan evaluasi untuk mengetahui dan mengontrol sejauh mana
perkembangan kondisi pasien. Parameter yang digunakan yaitu asupan,
antropometri, gejala fisik klinis, serta kondisi umum pasien dan perilaku saat
keadaan pasien telah membaik. Monitoring yang dilakukan diantaranya adalah
pemantauan berat badan pasien, memantau asupan yang dapat diterima pasien,
dengan makanan berbentuk enteral. Parameter nilai tekanan darah di perlu
untuk memonitoring dan evaluasi dengan penatalaksanaannya 2x sehari untuk
mengembalikan keadaan pasien menjadi normal secara bertahap.
Setelah keadaan pasien membaik dan pasien mulai dapat beraktifitas,
parameter domain perilaku yang dimonitor adalah pengetahuan dan informasi
yang diperoleh dari pendidikan dan konseling gizi yang kemudian
diimplementasi ke dalam perubahan perilaku menuju gaya hidup sehat dan
pola makan seimbang. Untuk parameter fisik klinis, pasien memiliki kondisi
tubuh yang mulai kembali normal, yakni dapat menghabiskan makanan dalam
bentuk normal/padat yang diberikan pada saat intervensi maka intervensi
dapat dikatakan berhasil selain di ikuti perubahan nilai biokimia kolesterol dan
tensi pasien menjadi normal.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pasienterkena stroke hemoragik yang berulanguntuk ke-2
kalinya.Melihatriwayatpasien, dapatdikatakanbahwa stroke yang
menyerangpasiendikarenakanolehpenyakithipertensi yang
telahdideritaolehpasiensejak lama.Pasiendiberikan diet rendahgaram I
denganrutemakan oral danbentukmakanandisesuaikandengankeadaanpasien.
Pasiendankeluargadiberikanedukasimengenai diet
rendahgaramdanedukasimengenaiasupanapasaja yang harusdibatasi.
Koordinasiantarbidang pun menjadihalpentingmengingatpenyakit yang
dideritapasientidakdaptdipulihkanhanyamelaluiterapimakanan.Namun, perandokter,
perawat, potekerdlljugamemilikiposisi yang pentinggunamendukungkepulihanpasien.
B. SARAN
Pentingdukungankeluargapasien agar pasiendapatsegerapulihdaripenyakit yang
dideritanya.Makadariitu,
perludiadakankoordinasidenganpihakkeluargagunamempercepatpemulihanpasien.Pasi
endisarankanuntukmengontrolasupannatrium.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Anonim. 2016. Pengertian Stroke Hemoragik [online]. [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia
: http://www.alodokter.com/stroke-hemoragik.

Anwari, I.M. 2009. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral[online]. [Diakses pada 12 juni
2017]. Tersedia : http://cairan-tubuh-elektrolit-dan-mineral.com.

ApotikAntar. 2011. UNALIUM 10 MG TABLET [ online]. [Diakses pada 13 juni 2017].


Tersedia : http://www.apotikantar.com/unalium_10_mg_tablet.

Baron,D.N.1990. kapita selektapatologi klinik edisi 4. Jakarta: EGC.

Handy, E. 2017. Makalah Stroke Hemoragik [online], [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia :
https://www.academia.edu/3686277/makalah_stroke_hemoragik.

Klutts J.S. and Scott M.G. 2006. Physiology and disorders of Water, Electrolyte, and
Acid Base Metabolism In: Tietz Text Book of Clinical Chemistry and
Molecular Diagnostics, 4th Ed. Vol.1, Elsevier Saunders Inc., Philadelphia

Mediskus. 2017. Merislon : Kegunaan, Dosis, Efek Samping [online]. [Diakses pada 13 juni
2017]. Tersedia : https://mediskus.com/merislon.

Samiadi, A.L. 2017. Lansoprazole [online]. [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia :
https://hellosehat.com/obat/lansoprazole/.

Samiadi, A.L.2016. Valsartan [online]. [Diakses pada 13 juni 2017]. Tersedia :


https://hellosehat.com/obat/valsartan/.

Sediaoetama,A.D. 2004.ilmu gizi.J akarta:PT.Dian rakyat.

Wilson L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta :


Penerbit :Buku Kedokteran EGC

Winarno,F.G. 1994. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai