Disusun Oleh :
Dalam penyelesaian laporan ini, penyusun menyadari bahwa dalam proses awal pembuatan
laporan hingga akhir terselesaikan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat nya sehingga semuanya sehat maupun
rezeki dari mulai proses pengkajian masalah hingga penyusunan laporan
2. Para dosen Keperawatan Komunitas yang telah mengarahkan pemikirannya dan juga
membimbing kami dalam proses praktik lapangan di Puskesmas Talun kenas
3. Kepada Kepala Puskesmas dr. Herlina sembiring yang telah memberikan kami kesempatan
untuk menjalankan praktik lapangan kami di Puskesmas Talun kenas
4. Kepala TU dan stafnya yang telah memberikan bantuan dengan memberikan profil puskesmas
dalam penyelesaian laporan ini
5. Dan kepada seluruh pegawai-pegawai ruangan yang telah membimbing kami selama praktik
Penyusun menyadari bahwa ada kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Walaupun
demikian penyusun berharap sempga laporan ini bermanfaat bagi dunia kesehatan khususnya
dalam bidang keperawatan. Kritik dan saran yang membangun sangan penyusun harapkan untuk
perbaikan selanjutnya.
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing : 1. Ns.Rostiodernita,S.Kep,M.Kep
NPP. 19820225.200505.2.002
2. Ns.M.Dasril Samura,S.Kep,M.Kes
NPP. 19750424.201008.1.002
Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Program Profesi
UPT Puskesmas TalunKenas menganut tata nilai yang disingkat dengan“CERIA” yaitu :
Cekatan : cepat ,tanggap dan terampil.
Efektif : mampu memanfaatkan sumber daya yang ada.
Ramah : salam, senyum dan sapa.
Inovatif :kreatif mengembangkan ilmu untuk menghasilkan
karya yang baru.
Aman : bekerja sesuai dengan SOP atau Standart
Operasional Prosedur
2.3 Pengelompokan Fungsi Puskesmas Talun kenas
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah tenaga kerja fungsional yang terbagi
atas berbagai kelompo Jabatan Fungsional tertentu sesuai bidang keahliannya. Jumlah tenaga
fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang ada.
Kelompok jabatan fungsional bertugas melakukan kegiatan sesuai jabatannya.
Fungsi Puskesmas Talun kenas terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu:
1) Fungsi Pelayanan
Fungsi Pelayanan meliputi kegiatan yang terkait dengan pelayanan kepada masyarakat
yang meliputi pelayanan Promotif, Preventif, dan Kuratif yang dijabarkan dalam 6
program pokok dan program tambahan yaitu:
a. Program Pokok:
b. Program Tambahan
2. Kesehatan Kerja
3. Kesehatan Gigi
4. Kesehatan Jiwa
5. Kesehatan Mata
6. Usia
9. Klinik Infeksi Menulae Seksual (IMS) / Voluntary Counseling and Test (VCT)
2) Fungsi Pendukung
1. Pelayanan Laboratorium
2. Pelayanan Konseling
4. Pelayanan Kefarmasian
Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada Puskesmas Talun kenas mencakup kegiatan
penerimaan pegawai dan penempatan pegawai, peningkatan jenjang karir, pembinaan pegawai,
pemberhentian pegawai, pemecatan perselisihan
2.4 Fungsi Puskesmas Talun kenas
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, kemampuan, melayani
diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayayannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan, dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
2.5 Upaya Kesehatan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya
kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat, Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional, merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua , yakni:
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini
dipuskesmas dapat dikembangakn pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaanya
harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai dengan standart
yang ditetapkan.
1. Desa Sumbul
2. Desa Talun Kenas
3. Desa Negara
4. Desa Tadukan Raga
5. Desa Gunung Rintih
6. Desa Siguci
7. Desa Kuta Jurung
8. Desa Talapeta
9. Desa Lau Rakit
10. Desa Lau Rempak
11. Desa Juma Tombak
12. Desa Lau Barus Baru
13. Desa Penungkiren
14. Desa Limau Mungkur
15. Desa Rambai
Pada tahun 2021 wilayah kerja Puskesmas Talun Kenas memiliki penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 19.165 jiwa dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak18.607jiwa.
Angka tersebutdidapatdari data setiappendudukdidesanya dan dapatdilihat pada table 2.2.
dibawah ini
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Wilayah STM Hilirtahun 2022
Tabel 3.2
NO DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN L+P
1 Talunkenas 1.599 1.636 3.235
2 Lau barusbaru 1.722 1.681 3.403
3 Negara 1.725 1.734 3.459
4 Tadukan raga 2.751 2.629 5.380
5 Gunungrintih 1.729 1.595 3.324
6 Sumbul 1.968 1.891 3.859
7 Talapeta 1.296 1.333 2.629
8 Limaumungkur 1.406 1.293 2.699
9 Siguci 960 922 1.882
10 Jumatombak 981 930 1.911
11 Lau rakit 881 853 1.734
12 Penungkiren 490 498 988
13 Kuta jurung 767 724 1.491
14 Lau rempak 506 513 1.019
15 Rambai 384 375 759
19.165 18.607 37.772
3.1.2 Jumlah Berdasarkan Kelompok Umur
Diwilayah STM Hilir, mayoritas penduduk terbanyak adalah usia 0-4 tahun yang
berjumlah 3.986 jiwa, yang selanjutnya diikuti oleh penduduk berusia 5-9 tahun yang berjumlah
sebanyak 3.961 jiwa. Dan untuk lansia di atas 75 tahun berjumlah 484 jiwa. Dan untuk usia
penduduk di atas 15 tahun berjumlah 26.188 jiwa.Atau dapat dilihat juga pada lampiran tabel 2
dan tabel 3.
Penguatan pelayanan kesehatan dasar dapat berupa penguatan infrastruktur baik fisik
maupun non fisik. Infrastruktur kesehatan fisik meliputi fasilitas pelayanan kesehatan seperti
pukesmas pembantu. Poskesdes, klinik, bidan praktek mandiri dan lainnya.
Table 3.4
Jaring dan jejaring
Puskesmas Talun Kenas
NO SARANA JUMLAH
1 Puskesmas pembantu 5
2 Poskesdes 10
3 Puskesmas keliling 2
4 Praktik bidan mandiri 16
5 Klinik pratama 2
6 Balai pengobatan 1
7 Praktek dokter 1
8 Praktek dokter spesialis 1
9 Toko obat 2
Kesehatan ibu merupakan persoalan utama di Indonesia. Upaya kesehatan ibu dilakukan
melalui pelayanan dan pemeliharaan sejak ibu hamil, ibu bersalin, hingga ibu menyusui. Upaya
yang dilakukan dapat berupa fasilitasi bagi masyarakat dalam rangka membentuk kesiapsiagaan
masyarakat dalam mengatasi kejadian gawat darurat terkait kehamilan dan persalinan. Salah satu
cara untuk menilai kualitas kesehatan ibu adalah melalui angka kematian ibu ( AKI). Kematian
ibu diartikan sebagai kematian perempuan selama kehamilan dalam periode 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau di perberat oleh kehamilan
atau penangannya tetapi bukan di sebabkan oleh kecelakaan, bencana atau lainnya.
AKI di wilayah STM hilir pada tahun 2022 tidak ada, dan diharapakan untuk tahun
selanjutnya tidak pernah lagi terjadi kasus kematian ibu hamil dan ibu bersalin.
3.6.2 Pelayanan kesehatan Ibu Hamil.
berikut:
830
820
810
800 98,2 %
790 K1
K4
780
770
93,2 %
760
750
jumlah pelayanan K1 dan K4
Gambar 3.7
Cakupan kunjungan K-1 dan K-4
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan K-1 mencapai 98,2 %. Namun
cakupan K-4 dapat dilihat tidak mencapai 93,2 %. Ini dapat dilihat bahwa masih kurangnya
pengetahuan masyarakat bahwa pemeriksaan ibu hamil sesuai standart paling sedikit 4 kali
selama kehamilan. Untuk itu, masih di perlukan lagi upaya tenaga kesehatan dalam
mengedukasi ibu hamil agar lebih giat memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan sesuai
standart.
2. Cakupan Ibu Hamil mendapat Tablet Tambah Darah 90.
Salah satu pelayanan standart yang wajib di berikan kepada ibu hamil adalah pemberian
tablet tambah darah minimal 90 tablet untuk pencegahan anemia defisiensi besi dan defisiensi
asam folat yang berguna bagi keselamatan ibu dan kesejahteraan bayi dalam kandungan.
Di Puskesmas Talun Kenas jumlah ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah hanya
Cakupan pertolongan persalinan di tolong tenaga kesehatan adalah jumlah ibu hamil yang
mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi bidan.
Cakupan pertolongan persalinan di Puskesmas Talun Kenas Tahun 2021 berjumlah 768 orang
atau 96,4%.
Pelayanan kesehatan ibu nifas bertujuan untuk deteksi dini nkomplikasi pasca persalinan
dengan melakukan kunjungan minimal tiga kali yaitu kunjungan pertama (KF1) pada saat 6 jam
setelah persalinan samapi dengan tiga hari; kunjungan kedua ( KF2) pada hari keempat sampai
dengan hari ke 28 setelah persalinan; dan kunjungan ketiga( KF3) pada hari ke 29 sampai dengan
Pelayanan kesehatan yang diperoleh oleh ibu nifas meliputi pemeriksaan umum
seperti pengukuran tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, dan pernafasan, pemeriksaan
kali, pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan ibu nifas dan ibu nifas mendapat vitamin A di
760
91,7 %
740
680
660
640
KF 1 KF 2 KF 3 Ibu nifas
dapat vit.A
Wanita usia subur beserta pasangannya merupakan sasaran prioritas dalam program KB.
Usias subur merupakan usia dimana seorang wanita berpeluang untuk hamil lebih tinggi
sehingga WUS merupakan sasaran yang tepat untuk program menjarangkan kelahiran dan
mengatur jumlah kelahiran dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk. Peserta KB
aktif di wilayah Puskesmas Talun Kenas dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar 3.8
Peserta Kb aktif puskesmas talun kenas
KB aktif
14.1 kondom
21.9 suntik
pil
AKDR
7.8 22.7 MOP
MOW
12.3 implan
21.1
Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa peserta KB aktif di wilayah Puskesmas Talun
Kenas pada Tahun 2021 paling banyak menggunakan kontrasepsi suntik yaitu: 935 orang ( 22,7
%) dan yang paling terendah menggunakan kontrasepsi MOP 5 orang (0,1%). Jumlah seluruh
pengguna KB aktif di wilayah Puskesmas Talun Kenas adalah 4.115 orang ( 67%). Dan ini
mengalami penurunan 13,7 % dari tahun sebelumnya yaitu tahun 80,7%.
secara terpadu , terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan anak dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan
Angka kematian anak dapat memberi gambaran kondisi social ekonomi masyarakat karena
bayi merupakan kelompok usia yang paling rentan terkena dampak akibat perubahan lingkungan
dan social ekonomi. Jumlah kematian bayi di wilayah Puskesmas Talun Kenas sebanyak 1 bayi
perempuan yang berasal dari desa Limau Mungkur. Untuk kematian balita pada tahun 2022 di
Pelayanan kunjungan neonates pertama ( KN1) di lakukan pada 6-8 jam setelah lahir
dengan menggunakan pendekatan manajemen Terpadu Bayi Muda. Apabila neonatus telah
mendapatkan pelayanan kesehatan neonatal esensial minimal 3 kali, yaitu 1kali pada usia 6-8
jam, 1 kali pada usia 3-7 hari, dan 1 kali pada usia 8-28 hari maka neonates tersebut di
lengkap di wilayah Puskesmas Talun Kenas dapt dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.9
Cakupan KN 1 dan KN lengkap
800 746 735
700
600
500
384 362 380
355 laki-laki
400
perempuan
total
300
200
100
0
KN 1 KN lengkap
97,3 %
Pelayanan kesehatan bayi
800
72,7 %
700
600
500
Pelayanan kesehatan bayi
400
52 %
300
200
100
0
Pelayanan kesehatan bayi yg mendapat IMD Bayi yg diberi ASI
bayi esklusif
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi sudah
baik ( 97,3%) dan diharapkan untuk tahun selanjutnya ada peningkatan. Namun, untuk data bayi
yang mendapat IMD dan yang di beri ASI esklusif masih rendah. Hal ini disebabkan masih
rendahnya pengetahuan masyarakat bahwa ASI esklusif sangatlah penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Dan untuk capaian bayi yang mendapat IMD masih cukup rendah dan
ini menjadi tugas buat tenaga medis untuk selalu melaksanakan IMD pada bayi yang baru lahir.
3.6.8 Pelayanan Kesehatan Balita.
Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan yang diberikan kepada balita usia 12-23
bulan, usia 24-35 bulan, danusia 36-59 bulan. Pemantauan pertumbuhan pada balita dilakukan
melalui aktifitas penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.Berdasarkan hasil
pengukuran di wilayah Puskesmas Talun Kenas terdapat balita gizi kurang sebanyak 783 orang
(24,2 %), balita pendek tidak ada,dan tidak ada balita kurus. Sedangkan balita yang ditimbang
pada tahun 2022 ada sebanyak 3.239 anak.
3.6.9 PelayananPenjaringanKesehatanPesertaDidik.
Penjaringan peserta didik bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik
secara optimal sehingga mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik..kegiatan
penjaringan kesehatan peserta didik dilakukan melalui Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS) di tiap
sekolah.
Pelayanan penjaringan kesehatan terhadap peserta didik baik kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTS,
10 SMA/MA dilakukan minimal melalui Skrining kesehatan berupa pemeriksaan status gizidan
pendengaran. Penjaringan peserta didik di wilayah Puskesmas Talun Kenas meliputi 32 SD/MI,
Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan pelayanan kesehatan bagi warga usia 60
tahun keatas. Pelayanan yang diberikan berupa edukasi dan skrining penyakit menular dan
penyakit tidak menular. Di wiayah Puskesmas Talun Kenas pelayanan kesehatan usia lanjut
Gambar 3.10
Kesehatan usia lanjut
l aki -l aki p er em p u an
3.7 Program Pokok Puskesmas Talun Kenas Yang Sudah Di jalankan
4.1.1 ISPA
1. Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di saluran pernapasan, yang
menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. ISPA sangat mudah menular dan dapat
dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.
2. Penyebab ISPA
ISPA dapat menyerang saluran napas atas maupun saluran napas bawah. Beberapa
penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut,
laringitis akut, pneumonia.Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui
kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur
akan menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain.
Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar
melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.
3. Gejala ISPA
Gejala tersebut adalah:
Batuk
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
4. Pengobatan ISPA
Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu
putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.
Tabel 4.1 jumlah data Kunjungan penderita penyakit ISPA pada bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 2
2 FEBRUARI 1
3 MARET 2
4 APRIL 1
5 MEI 2
6 JUNI 2
7 JULI 3
8 AGUSTUS 1
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 3
11 NOVEMBER 2
12 DESEMBER 1
JUMLAH 22 ORANG
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung ke
puskesmas dengan masalah kesehatan ISPA pada tahun 2021 pada bulan januari berjumlah 2
orang. Februari berjumlah 1 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang, pada bulan April
berjumlah 1 orang, pada bulan Mei berjumlah 2 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2 orang, pada
bulan Juli berjumlah 3 orang, pada bulan Agustus berjumlah 1 orang, pada bulan September
berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 3 Orang, pada bulan November berjumlah 2
orang, pada bulan Desember berjumlah 1 orang. Dari data tabel tersebut diketahui bahwa
terdapat pada bulan Juli dan Oktober dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas yang hanya
berjumlah 3 orang yaitu pada bulan Februari, April, Agustus dan Desember 1 orang untuk
berobat ke puskesmas untuk berobat terkait penyakit Ispa yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit Ispa ini, pihak
puskesmas melakukan sosialisasi dari desa ke desa mengenai penyakit Ispa dan bahaya Ispa
tersebut jika tidak dicegah kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan kepada
masyarakat tersebut dengan memeriksa sistem pernapasan pasien. Jika pasien tersebut
mengalami tanda-tanda gejala yang mengarah kepada penyakit Ispa maka akan diberikan obat..
Dan menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami
penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka pasien tersebut dapat langsung merujuk ke
Rumah sakit terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami penyakit Ispa
maupun yang tidak yaitu :
Melakukan promosi kesehatan mengenai penyakit Ispa dan pencegahannya
Melakukan pengobatan ke desa-desa
Memberikan suport ke penderita yang mengalami penyakit tersebut untuk rutin
meminum obat agar dapat pulih kembali.
4.1.2 Dispepsia
1. Pengertian Dispepsia
Dispepsia merupakan suatu kondisi yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada
perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag. Meski begitu, dispepsia bukanlah
sebuah penyakit, tapi tanda atau gejala dari suatu penyakit pencernaan yang dialami seseorang.
Hal yang perlu diwaspadai, dispepsia yang dibiarkan bisa berkembang menjadi lebih serius.
2. Faktor Risiko Dispepsia
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami dispepsia,
misalnya:Merokok, Konsumsi obat-obatan tertentu.Sering mengonsumsi makanan pedas dan
berlemak dan minuman soda atau berkafein.
3. Penyebab Dispepsia
Dispepsia dapat diakibatkan oleh banyak hal. Sering kali hal ini dikaitkan dengan gaya
hidup dan dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman atau efek samping dari obat-
obatan. Contohnya:
Makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
Konsumsi makanan yang terlalu berlemak, berminyak, dan pedas.
Konsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda
Merokok.
Rasa cemas.
Beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri.
Terkadang dispepsia dapat menjadi suatu tanda dari penyakit pencernaan lainnya, seperti:
Gastritis.
Ulkus peptikum.
Penyakit celiac.
Batu empedu.
Pankreatitis.
Keganasan lambung.
4. Gejala Dispepsia
Seseorang yang mengidap dispepsia bisa mengalami berbagai gejala dalam tubuh, contohnya:
Rasa cepat kenyang saat makan.
Kembung dan begah setelah makan.
Timbulnya rasa tak nyaman di bagian ulu hati, bisa pula disertai rasa sakit dan perih.
Rasa terbakar atau panas di ulu hati. Kadang-kadang rasa terbakar ini bisa menjalar dari
ulu hati hingga ke tenggorokan.
Mual dan kadang-kadang dapat disertai dengan muntah meskipun hal ini jarang terjadi.
Tabel 4.1.2 jumlah data Kunjungan penderita penyakit Dispepsia pada bulan januari –
desember tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 4
2 FEBRUARI 2
3 MARET 4
4 APRIL 5
5 MEI 4
6 JUNI 2
7 JULI 4
8 AGUSTUS 6
9 SEPTEMBER 3
10 OKTOBER 2
11 NOVEMBER 4
12 DESEMBER 6
JUMLAH 46
Berdasarkan tabel 4.1.2 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Dispepsia pada tahun 2021 pada bulan januari
berjumlah 4 orang. Februari berjumlah 2 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 4 orang, pada
bulan April berjumlah 5 orang, pada bulan Mei berjumlah 4 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2
orang, pada bulan Juli berjumlah 4 orang, pada bulan Agustus berjumlah 6 orang, pada bulan
September berjumlah 3 orang, pada bulan Oktober berjumlah 2 Orang, pada bulan November
berjumlah 4 orang, pada bulan Desember berjumlah 6 orang. Dari data tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat pada bulan Mei dan Desember dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas
yang hanya berjumlah 4 orang yaitu pada bulan Mei 2 orang dan Desember 2 orang untuk
berobat ke puskesmas untuk berobat terkait penyakit Diare yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit Dispepsia ini,
pihak puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai penyakit
Dispepsia. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan kepada masyarakat tersebut
dengan memeriksa sistem pencernaan. Jika masyarakat ada yang mengalami tanda-tanda gejala
yang mengarah kepada penyakit Dispepsia maka akan diberikan obat. Dan menganjurkan kepada
masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami penyakit ini dan tidak adanya
perubahan maka pasien tersebut dapat langsung merujuk ke Rumah sakit terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami enyakit Dispepsia
maupun yang tidak yaitu :
Melakukan promosi kesehatan mengenai penyakit Dispepsia dan pencegahannya.
Melakukan pengobatan ke kepada masyarakat di setiap desa
Memberikan suport ke penderita yang mengalami penyakit tersebut untuk rutin
meminum obat Dispepsia nya agar dapat pulih kembali.
4.1.3 Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan
kompikasi kesehatan yang bpaah dan meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, dan
terkadang kematian.Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap
dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh.Tekanan ini tergantung pada
ristensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja.Semakin banyak darah yang
dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan darah.
2. Penyebab dan Gejala Hipertensi
Hipertensi terbagi ke dalam hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
tidak diketahui penyebabnya dengan pasti, sedangkan hipertensi sekunder dapat terjadi antara
lain akibat penyakit ginjal, sleep apnea, dan kecanduan alkohol. Hipertensi memiliki istilah
silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena penderita hipertensi
umumnya tidak mengalami gejala apa pun, sampai tekanan darahnya sudah terlalu tinggi dan
mengancam nyawa. Oleh sebab itu, penting untuk rutin memeriksakan tekanan darah, baik
secara mandiri atau dengan datang ke dokter.
3. Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi
Hipertensi bisa diatasi dengan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
sehat, menghentikan kebiasaan merokok, dan mengurangi konsumsi minuman berkafein.
Namun, jika tekanan darah sudah cukup tinggi, pasien juga diharuskan mengonsumsi obat
penurun tekanan darah.Untuk mencegah tekanan daranh tinggi,lakukan olahraga secara rutin dan
jaga berat badan agar tetap ideal. Periksakan juga tekanan darah secara berkala ke dokter,
terlebih jika Anda memiliki faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Tabel 4.1.3 jumlah data Kunjungan penderita penyakit Hipertensi pada bulan januari –
desember tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 7
2 FEBRUARI 3
3 MARET 8
4 APRIL 10
5 MEI 4
6 JUNI 9
7 JULI 12
8 AGUSTUS 10
9 SEPTEMBER 8
10 OKTOBER 15
11 NOVEMBER 13
12 DESEMBER 16
JUMLAH 115
Berdasarkan tabel 4.1.3 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Hipertensi pada tahun 2021 pada bulan januari
berjumlah 7 orang. Februari berjumlah 3 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 8 orang, pada
bulan April berjumlah 10 orang, pada bulan Mei berjumlah 4 orang. Pada bulan Juni berjumlah 9
orang, pada bulan Juli berjumlah 12 orang, pada bulan Agustus berjumlah 10 orang, pada bulan
September berjumlah 8 orang, pada bulan Oktober berjumlah 15 Orang, pada bulan November
berjumlah 13 orang, pada bulan Desember berjumlah 16 orang. Dari data tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat pada bulan Februari dan Mei dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas
yang hanya berjumlah 3 orang yaitu pada bulan Februari, dan bulan Mei 4 orang untuk berobat
ke puskesmas terkait penyakit Hipertensi yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit Hipertensi ini,
pihak puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai penyakit
Hipertensi. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan kepada masyarakat tersebut
dengan memeriksa Tekanan Darah. Jika masyarakat ada yang mengalami tekanan darah tinggi
dan riwayat hipertensi maka akan diberikan obat. Dan menganjurkan kepada masyarakat yang
menderita penyakit ini jika tetap mengalami penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka
pasien tersebut dapat langsung merujuk ke Rumah sakit terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami penyakit hipertensi
maupun yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Hipertensi baik gejala, pengobatan
dan pencegahannya.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa
Memberikan suport ke penderita yang mengalami penyakit tersebut untuk rutin
meminum obat Hipertensi nya agar hipertensi dapat terkontrol.
4.1.4 Penyakit Pada Sistem Otot
1. Pengertian Nyeri Otot
Nyeri otot atau myalgia adalah rasa nyeri yang terjadi pada bagian otot. Tergantung dari
penyebabnya, nyeri otot bisa bersifat ringan hingga berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam beberapa kasus, penderita nyeri otot juga dapat merasakan gejala lain, seperti demam,
kemerahan, mual, muntah, dan lain-lain.
2. Gejala Nyeri Otot
Gejala nyeri otot dapat terjadi di otot bagian tubuh manapun, tetapi lebih sering pada leher,
punggung, tungkai, hingga lengan. Nyeri tersebut dapat bersifat ringan hingga berat. Sering kali
nyeri otot dapat hilang dengan sendirinya selama beberapa hari, tetapi bisa juga menetap hingga
beberapa bulan.
3. Penyebab Nyeri Otot
Nyeri otot bisa disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang paling sering terjadi adalah karena:
Ketegangan pada otot.
Penggunaan otot yang berlebihan saat melakukan aktivitas fisik.
Cedera pada otot saat bekerja atau berolahraga.
Selain itu, beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan nyeri otot, yakni flu, lupus, radang
otot, dan sebagainya.
4. Pengobatan Nyeri Otot
Saat mengalami nyeri otot di rumah, langkah-langkah berikut bisa Anda lakukan untuk
membantu:
Konsumsi obat pengurang rasa nyeri.
Istirahatkan otot yang sakit.
Gunakan kompres es untuk mengurangi nyeri.
Lakukan peregangan otot secara perlahan.
Hindari aktivitas berlebih hingga nyeri menghilang.
Segera periksa ke dokter jika nyeri otot tersebut membuat Anda sulit bernapas, demam tinggi,
kaku leher, ruam, dan mengalami kelemahan otot yang hebat. Waspada juga jika terdapat tanda-
tanda infeksi dan peradangan, seperti bengkak dan kemerahan pada otot yang sakit, nyeri tidak
hilang dengan obat, dan berlangsung lebih dari 1 minggu.
Biasanya dokter akan menyarankan obat pengurang rasa nyeri untuk mengatasi nyeri otot. Jika
penyebabnya infeksi maka dapat diberikan antibiotik. Namun, jika karena hal lain, obat akan
disesuaikan dengan penyebabnya.
5. Pencegahan Nyeri Otot
Cegah nyeri otot dengan melakukan tindakan berikut ini:
Olahraga teratur, serta tidak lupa untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga.
Konsumsi makanan yang bergizi.
Hindari stres.
Hindari aktivitas fisik atau berolahraga yang berlebihan.
Tabel 4.1.4 jumlah data Kunjungan penderita penyakit pada sistem otot bulan januari –
desember tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 5
2 FEBRUARI 4
3 MARET 5
4 APRIL 2
5 MEI 2
6 JUNI 2
7 JULI 1
8 AGUSTUS 4
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 5
11 NOVEMBER 3
12 DESEMBER 3
JUMLAH 38
Berdasarkan tabel 4.1.4 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan pada sistem otot pada tahun 2021 pada bulan januari
berjumlah 5 orang. Februari berjumlah 4 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 5 orang, pada
bulan April berjumlah 2 orang, pada bulan Mei berjumlah 2 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2
orang, pada bulan Juli berjumlah 1 orang, pada bulan Agustus berjumlah 4 orang, pada bulan
September berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 5 Orang, pada bulan November
berjumlah 3 orang, pada bulan Desember berjumlah 3 orang. Dari data tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat pada bulan Juli dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas hanya berjumlah
1 orang untuk berobat ke puskesmas terkait penyakit pada sistem otot yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit sistem otot ini,
pihak puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai penyakit
otot baik merasakan nyeri maupun ngilu pada otot. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan
pemeriksaan kepada masyarakat tersebut dengan menanyakan keluhan yang dialami oleh
masyarakat. Jika masyarakat ada yang mengalami nyeri sendi atau ngilu maka akan diberikan
obat. Dan menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami
penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka pasien tersebut dapat langsung datang ke Rumah
sakit terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami masalah pada otot
maupun yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai hal yang dapat menyebabkan nyeri pada otot
serta penanganannya.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami masalah otot tersebut untuk rutin
berolahraga minimal berjalan-jalan disekitar rumah atau melakukan kegiatan ringan.
4.1.5 Diare
1. Pengertian diare
Diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air besar (BAB) lebih sering dari
biasanya. Seseorang bisa dikatakan mengalami diare bila ia BAB sebanyak tiga kali atau lebih
dalam satu hari. Selain itu, feses yang dikeluarkan juga lebih encer.
Ada dua jenis diare yang bisa terjadi, yaitu akut atau kronis (persisten). Diare akut adalah
diare yang berlangsung dalam waktu singkat. Ini adalah masalah kesehatan yang umum. Diare
akut biasanya berlangsung sekitar satu atau dua hari, tapi bisa juga lebih lama, kemudian
menghilang dengan sendirinya.
Diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari merupakan pertanda dari masalah yang
lebih serius. Diare kronis yang berlangsung minimal 4 minggu bisa menjadi gejala penyakit
kronis. Gejala pada diare kronis bisa berlangsung terus-menerus atau datang dan pergi.
2. Faktor Risiko Diare
Setidaknya ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terserang diare,
seperti:
1. Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.
2. Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
3. Jarang membersihkan dapur dan toilet.
4. Sumber air yang tidak bersih.
5. Makan makanan sisa yang sudah dingin.
6. Tidak mencuci tangan dengan sabun.
3. Penyebab Diare
Ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami diare. Umumnya, diare
disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a. Bakteri dari makanan atau air yang terkontaminasi.
b. Virus seperti flu, norovirus, atau rotavirus. Rotavirus adalah penyebab paling umum dari
diare akut pada anak-anak.
c. Parasit, yang merupakan organisme kecil yang ditemukan dalam makanan atau air yang
terkontaminasi.
d. Intoleransi atau sensitivitas terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
e. Alergi makanan.
f. Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kanker, dan antasida yang
mengandung magnesium.
g. Penyakit yang mempengaruhi lambung, usus kecil, atau usus besar, seperti penyakit
Crohn.
h. Masalah dengan fungsi usus besar, seperti sindrom iritasi usus besar.
i. Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten..
4. Gejala
Beberapa gejala yang biasanya menjadi tanda munculnya diare adalah:
1. Feses lembek dan cair.
2. Nyeri dan kram perut.
3. Mual dan muntah.
4. Nyeri kepala.
5. Kehilangan nafsu makan.
6. Haus terus-menerus.
7. Darah pada feses.
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat
ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air
mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif,
mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat. Sedangkan tanda
dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan,
pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.
5. Pengobatan
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi diare. Misalnya:
Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral
maupun melalui intravena.
Pemberian obat yang dapat melawan infeksi bakteri.
Selain cara di atas, ada juga pengobatan lainnya. Pengobatan untuk diare biasanya
disesuaikan dengan penyebabnya.
Tabel 4.1.5 jumlah data Kunjungan penderita penyakit diare bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 5
2 FEBRUARI 7
3 MARET 5
4 APRIL 2
5 MEI 1
6 JUNI 2
7 JULI 1
8 AGUSTUS 4
9 SEPTEMBER 3
10 OKTOBER 6
11 NOVEMBER 3
12 DESEMBER 5
JUMLAH 44
Berdasarkan tabel 4.1.5 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah diare pada tahun 2021 pada bulan januari berjumlah 5 orang.
Februari berjumlah 7 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 5 orang, pada bulan April berjumlah 2
orang, pada bulan Mei berjumlah 1 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2 orang, pada bulan Juli
berjumlah 1 orang, pada bulan Agustus berjumlah 4 orang, pada bulan September berjumlah 3
orang, pada bulan Oktober berjumlah 6 Orang, pada bulan November berjumlah 3 orang, pada
bulan Desember berjumlah 5 orang. Dari data tabel tersebut diketahui bahwa terdapat pada bulan
Mei dan Juli dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas hanya berjumlah 1 orang pada bulan
Mei dan 1 orang pada bulan Juli untuk berobat ke puskesmas terkait penyakit diare yang di
derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit diare ini, pihak
puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai penyakit diare.
Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan kepada masyarakat tersebut dengan
menanyakan keluhan yang dialami oleh masyarakat. Jika masyarakat ada yang mengalami diare
maka akan diberikan obat. Dan menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini
untuk lebih menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan linkungan dan makanan, jika masyarakat
tetap mengalami penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka masyarakat tersebut dapat
langsung datang ke Rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami diare maupun yang
tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai hal yang dapat menyebabkan diare serta
pencegahan dan pengobatan yang bisa dilakukan dirumah secara mandiri.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami diare tersebut untuk memperhatikan
makanan yang dimakan dan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan makanan
yang dimakan.
4.1.6 Diabetes Melitus (DM)
1. Pengertian DM
Diabetes merupakan penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan
cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
2. Gejala Diabetes Melitus
Pradiabetes atau diabetes tipe 2 biasanya tidak menunjukkan gejala pada awalnya.
Sementara itu, pada diabetes tipe 1, gejala dapat berkembang dengan cepat. Adapun beberapa
tanda dan gejala umum penyakit DM atau diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah:
Meningkatnya haus dan sering buang air kecil
Rasa lapar yang ekstrem
Turun berat badan tanpa sebab
Kelelahan dan pandangan kabur
Luka sembuh sangat lama
Sering mengalami infeksi, seperti pada gusi, kulit, hingga vagina.
Diabetes tipe 1 dapat berkembang pada usia berapa pun, biasanya muncul selama masa
kanak-kanak atau remaja. Diabetes tipe 2 merupakan tipe yang lebih umum dan dapat terjadi
pada usia berapa pun, walau lebih sering dialami orang yang berusia lebih dari 40 tahun.
3. Penyebab DM
Diabetes Tipe 1
Pada penyakit diabetes tipe 1 ini biasanya terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
Menderita infeksi virus.
Orang berkulit terang diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras
lain.
Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes
tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
Diabetes Tipe 2
Sedangkan pada diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit diabetes yang lebih sering terjadi.
Penyakit diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap
insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat digunakan dengan baik.
Pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki
faktor risiko seperti:
Kelebihan berat badan.
Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
Kurang aktif. Pasalnya aktivitas fisik ini membantu mengontrol berat badan, membakar
glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Jadi, kalau
kurang aktif bergerak, seseorang bisa lebih mudah terkena diabetes tipe 2 ini.
Bertambahnya usia.
Menderita tekanan darah tinggi.
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar
kolesterol baik atau HDL yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko
mengalami diabetes tipe 2.
4. Cara Mengatasinya
Untuk mengendalikan diabetes, Kementerian Kesehatan telah membentuk 13.500 Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk memudahkan akses warga melakukan deteksi dini
penyakit diabetes. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk melakukan aksi cerdik dengan
melakukan hal-hal di bawah ini yaitu:
1. Cek kesehatan secara teratur untuk mengendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak
berisiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur.
2. Hilangkan asap rokok dan jangan merokok.
3. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti olahraga, berjalan kaki,
membersihkan rumah. Upayakan hal tersebut dilakukan dengan baik, benar, teratur dan
terukur.
4. Diet yang seimbang dengan mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi
buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi gula hingga
maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, hindari pula makanan dan minuman yang
manis atau yang berkarbonasi.
5. Istirahat yang cukup.
6. Mengelola stres dengan baik dan benar.
7. Lakukan pemantauan gula darah secara mandiri, kamu tidak akan kerepotan sama sekali
karena sudah ada alat pengukur kadar gula yang sangat mudah dipakai. Waktu yang
dianjurkan untuk pemantauan gula darah mandiri adalah sesaat sebelum makan, 2 jam
setelah makan, menjelang tidur,atau ketika mengalami gejala-gejala tertentu.
8. Obat-obatan juga tak bisa lepas dari upaya mengatasi penyakit diabetes melitus seperti
pengobatan berupa insulin yang diberikan melalui suntikan, sedangkan untuk diabetes tipe
2, terdapat beberapa golongan obat oral yang dapat diberikan sesuai indikasi oleh dokter.
Tabel 4.1.6 jumlah data Kunjungan penderita penyakit DM bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 7
2 FEBRUARI 7
3 MARET 2
4 APRIL 5
5 MEI 5
6 JUNI 6
7 JULI 1
8 AGUSTUS 4
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 4
11 NOVEMBER 4
12 DESEMBER 8
JUMLAH 55
Berdasarkan tabel 4.1.6 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah DM pada tahun 2021 pada bulan januari berjumlah 7 orang.
Februari berjumlah 7 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang, pada bulan April berjumlah 5
orang, pada bulan Mei berjumlah 5 orang. Pada bulan Juni berjumlah 6 orang, pada bulan Juli
berjumlah 1 orang, pada bulan Agustus berjumlah 4 orang, pada bulan September berjumlah 2
orang, pada bulan Oktober berjumlah 4 Orang, pada bulan November berjumlah 4 orang, pada
bulan Desember berjumlah 8 orang. Dari data tabel tersebut diketahui bahwa terdapat pada bulan
Juli dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas hanya berjumlah 1 orang untuk berobat ke
puskesmas terkait penyakit diare yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit DM ini, pihak
puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai penyakit DM.
Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan Cek KGD kepada masyarakat tersebut.
Jika masyarakat ada yang mempunyai KGD tinggi maka akan diberikan obat. Dan menganjurkan
kepada masyarakat yang menderita penyakit ini untuk lebih menjaga kesehatan dan menjaga pola
makanan, jika masyarakat tetap mengalami penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka
masyarakat tersebut dapat langsung datang ke Rumah sakit atau puskesmas terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami DM maupun yang
tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai hal hal apa saja yang dapat meningkatkan
KGD dan apabila ada luka diabetic maka anjurkan klien untuk rajin membersihkan luka
tersebut ke tenaga kesehatan atau dibersihkan secara mandiri.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami DM tersebut untuk memperhatikan
makanan yang dimakan serta menjaga pola makan.
4.1.7 Rheumatoid Arthitis
1. Pengertian Rheumatoid Arthitis
Rematik atau penyakit yang ditandai dengan nyeri sendi disebut juga rheumatoid
arthritis. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun ketika sistem imun pada tubuh seseorang
menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.Dalam hal ini, area persendian adalah area yang diserang
oleh sistem imun pengidap rheumatoid arthritis. Akibatnya, peradangan kronik dan rasa nyeri
yang hebat pada sendi-sendi yang terserang terjadi.
3. Faktor Risiko Rematik
Sampai saat ini penyebab utama seseorang bisa mengidap penyakit rematik belum
ditemukan, tetapi faktor genetik dipercaya memiliki peran dalam timbulnya penyakit ini. Faktor
risiko yang meningkatkan seseorang mengalami penyakit ini, antara lain:
a) Jenis kelamin yaitu wanita
b) Usia 40-60 tahun.
c) Riwayat di keluarga.
d) Kebiasaan merokok.
e) Obesitas.
f) Paparan dari lingkungan kerja seperti asbes maupun silika, meskipun sampai saat ini
masih sulit untuk dijelaskan secara pasti.
4. Penyebab Rematik
Rheumatoid arthritis disebabkan oleh adanya kesalahan pada sistem imun seseorang
yang menyerang sinovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh.
Akibatnya, sinovium menjadi meradang dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan
tulang di sekitar sendi. Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi menjadi lemah dan
merenggang. Seiring berjalannya waktu, sendi pun akan kehilangan bentuk dan mengalami
perubahan posisi dari yang seharusnya.
5. Gejala Rematik
Seseorang dengan penyakit rheumatoid arthritis biasanya memiliki tanda dan gejala
berupa bengkak dan radang pada sendi, serta terdapat kekakuan pada sendi yang memburuk pada
pagi hari dan setelah lama diistirahatkan. Selain gejala pada sendi, biasanya pengidap rheumatoid
arthritis juga memiliki kondisi tubuh yang tidak prima, sering kelelahan, lesu dan lemas, sering
mengalami demam yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, dan mengalami penurunan berat
badan.Pada perjalanan awal, penyakit biasanya yang diserang oleh penyakit ini adalah sendi-
sendi kecil seperti pada jari-jari tangan maupun jari-jari kaki. Penyakit ini akan berkembang
seiring berjalannya waktu. Hal ini menimbulkan pengaruh terhadap sendi-sendi yang lebih besar
seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, bahu, siku, dan pinggul.Kurang lebih 40 persen
pengidap rheumatoid arthritis memiliki tanda dan gejala yang tidak menimpa persendian
melainkan struktur lain seperti kulit, mata, paru-paru, jantung, ginjal, sel-sel saraf, sumsum
tulang, dan pembuluh darah.Tanda dan gejala dari rheumatoid arthritis sangat beragam dari
tingkat keparahannya dan dapat datang dan pergi. Seiring berjalannya waktu, rheumatoid
arthritis ini menyebabkan deformitas dan pergeseran poros sendi.
Tabel 4.1.7 jumlah data Kunjungan penderita penyakit Rheumatoid Arthitis pada bulan
januari – desember tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 2
2 FEBRUARI 2
3 MARET 2
4 APRIL 3
5 MEI 1
6 JUNI 2
7 JULI 1
8 AGUSTUS 3
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 2
11 NOVEMBER 3
12 DESEMBER 1
JUMLAH 24
Berdasarkan tabel 4.1.7 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Rheumathoid Arthritis pada tahun 2021 pada bulan
januari berjumlah 2 orang. Februari berjumlah 2 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang,
pada bulan April berjumlah 3 orang, pada bulan Mei berjumlah 1 orang. Pada bulan Juni
berjumlah 2 orang, pada bulan Juli berjumlah 1 orang, pada bulan Agustus berjumlah 3 orang,
pada bulan September berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 2 Orang, pada bulan
November berjumlah 3 orang, pada bulan Desember berjumlah 1 orang. Dari data tabel tersebut
diketahui bahwa terdapat pada bulan Mei, Juli dan Desember dimana Masyarakat yang datang
ke Puskesmas yang hanya berjumlah 1 orang yaitu pada bulan Mei, 1 orang pada bulan Juli dan
pada bulan Desember juga 1 orang yang dating untuk berobat ke puskesmas terkait penyakit
Rheumathoid Arthritis yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah penyakit Rheumathoid
Arthritis ini, pihak puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai
penyakit Rheumathoid Arthritis. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan
dengan menanyakan ada atau tidak gejala nyeri sedi yang dirasakan masyarakat. Jika masyarakat
ada yang mengalami nyeri sendi dan riwayat rematik maka akan diberikan obat. Dan
menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami penyakit ini
dan tidak adanya perubahan maka pasien tersebut dapat langsung merujuk ke Rumah sakit
terdekat atau puskesmas.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami penyakit
Rheumathoid Arthritis maupun yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Rheumathoid Arthritis baik gejala,
pengobatan dan pencegahannya.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami penyakit tersebut untuk rutin
meminum obat saat nyeri sendi dan mengkompres area yang nyeri dengan menggunakan
air hangat.
4.1.8 Demam
1. Pengertian
Demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius yang umumnya
merupakan respon stubuh terhadap penyekit. Suhu tubuh yang meningkat atau demam
sebenarnya merupakan salah satu cara system kekebalan tubuh manusia untuk menguurangi
infeksi. Itulah mengapa jika demamnya tidak terlalu parah, dokter menyarankan untuk tidak
perlu menurunkannya.
2. Penyebab Demam
Beberapa penyebab demam antara lain:
a. Imunisasi, misalnya stelalah mendapat vaksin pertussis
b. Infeksi virus dan bakteri, misalnya meningitis, tifus, disentri, cacar air, dan infeksi
saluran kemih.
c. Penyakit akibat gigitan nyamuk, seperti demam berdarah, malaria.
d. Sebagian jenis obat juga dapat menyebabkan gejala demam.
3. GejalaUmum
Beberapa gejala yang dapat menyertai demam, antara lain:
a. Nyerikepala
b. Keringat
c. Menggigil
d. Dehidrasi
e. Batuk
f. NyeriTenggorokan
g. NyeriTelinga
h. Diare
i. Muntah-muntgah
j. Nyeriotot
k. Nafsumakanturun
l. Kelalahan
4. Pengobatan Demam
Berikut ini perawat di rumah yang kamu lakukan untuk mengobati demam:
a. Istirahatcukup
b. Gunakan pakaian tipis dannyaman
c. Tinggal diruangan dengan udara yang sejuk
d. Banyak minum air agar tidak hidrasi
e. Kompres dengan air hangat
f. Pemberian obat-obatan, seperti obat penurunan demam.
Tabel 4.1.8 jumlah data Kunjungan penderita Demam pada bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 2
2 FEBRUARI 3
3 MARET 2
4 APRIL 4
5 MEI 1
6 JUNI 2
7 JULI 3
8 AGUSTUS 3
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 4
11 NOVEMBER 2
12 DESEMBER 2
JUMLAH 30
Berdasarkan tabel 4.1.8 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Demam pada tahun 2021 pada bulan januari berjumlah
2 orang. Februari berjumlah 3 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang, pada bulan April
berjumlah 4 orang, pada bulan Mei berjumlah 1 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2 orang, pada
bulan Juli berjumlah 3 orang, pada bulan Agustus berjumlah 3 orang, pada bulan September
berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 4 Orang, pada bulan November berjumlah 2
orang, pada bulan Desember berjumlah 2 orang. Dari data tabel tersebut diketahui bahwa
terdapat pada bulan Mei dimana Masyarakat yang datang ke Puskesmas yang hanya berjumlah 1
orang yaitu pada bulan Mei, 1 orang untuk berobat ke puskesmas karena demam yang di derita.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah demam ini, pihak
puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai demam yang
sering diderita. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan dengan menanyakan
ada atau tidak keluhan demam. Jika masyarakat ada yang mengalami demam dan riwayat demam
yang tak kunjung sembuh maka akan diberikan obat. Dan menganjurkan kepada masyarakat
yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami penyakit ini dan tidak adanya perubahan maka
pasien tersebut dapat langsung dating ke Rumah sakit terdekat atau puskesmas terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami demam maupun
yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai demam baik gejala, pengobatan dan
pencegahannya.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami penyakit tersebut untuk rutin
meminum obat saat demam dan mengkompres area lipatan tubuh dengan menggunakan
air hangat.
4.1.9 Vertigo
1. pengertian vertigo
Vertigo adalah gejala yang menyebabkan seseorang mengalami sensasi pusing berputar yang
muncul secara tiba-tiba. Pada kondisi yang parah, gejala vertigo bisa mengganggu aktivitas
sehari-hari. Sebab, vertigo bisa menyebabkan hilang keseimbangan dan disorientasi. Serangan
vertigo bahkan bisa menyebabkan pengidapnya sampai terjatuh.
2. Penyebab Vertigo
Penyebab utama vertigo adalah gangguan pada telinga bagian dalam. Hal ini kemudian
memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa
menyebabkan vertigo, di antaranya:
Perubahan posisi secara tiba-tiba.
Migrain atau sakit kepala tidak tertahankan.
Stroke.
Penyakit Meniere, gangguan yang menyerang telinga bagian dalam.
Vestibular neuronitis, inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam.
Gangguan pada otak, misalnya tumor.
Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga.
Trauma atau luka di kepala dan leher.
3. Gejala Vertigo
Gejala yang umum terjadi saat seseorang mengalami vertigo adalah pusing berputar yang
diikuti dengan telinga berdengung. Hal ini bisa memicu mual dan muntah. Jika kondisi ini
dibiarkan berlanjut, pengidap vertigo bisa terjatuh karena kehilangan keseimbangan dan tidak
bisa berdiri. Apabila telah berbaring dan menutup mata, pengidap juga akan tetap merasa
tubuhnya berputar dan rasa berdebar hingga dapat memicu pingsan. Serangan awal vertigo
biasanya berlangsung selama beberapa jam saja. Namun, jika tidak segera ditangani, vertigo
akan selalu kambuh yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke.
4. Pengobatan Vertigo
Perlu diketahui, vertigo bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala dari suatu masalah
kesehatan pada tubuh. Vertigo bisa muncul sebagai tanda penyakit tertentu. Maka dari itu,
penanganan vertigo dilakukan tergantung pada penyakit yang menjadi penyebabnya. Beberapa
kasus vertigo bisa sembuh tanpa pengobatan, karena otak berhasil beradaptasi dengan perubahan
pada telinga bagian dalam.
Vertigo membutuhkan langkah pengobatan khusus apabila disebabkan oleh:
a. Manuver Epley untuk menangani BBPV.
b. Obat-obatan.
c. Melakukan terapi rehabilitasi vestibular yang bertujuan untuk membantu otak beradaptasi
dengan sinyal membingungkan dari telinga.
Penanganan vertigo juga bisa dilakukan di rumah selama gejala masih belum parah.
Pengobatan rumahan dilakukan dengan pijatan ringan di sekitar area kepala, minum teh jahe,
konsumsi kacang almond, atau konsumsi campuran cuka apel dengan madu. Jangan lupa untuk
memenuhi asupan cairan tubuh agar tubuh tidak dehidrasi.
5. Pencegahan Vertigo
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah gejala-gejala vertigo muncul, yaitu:
Menghindari gerakan secara tiba-tiba agar tidak terjatuh.
Segera duduk jika vertigo menyerang.
Gunakan beberapa bantal agar posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
Gerakkan kepala secara perlahan-lahan.
Hindari gerakan kepala mendongak, berjongkok, atau tubuh membungkuk.
Bagi pengidap penyakit Meniere, batasi konsumsi garam dalam menu sehari-hari.
Tabel 4.1.9 jumlah data Kunjungan penderita Vertigo pada bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 3
2 FEBRUARI 3
3 MARET 2
4 APRIL 2
5 MEI 1
6 JUNI 2
7 JULI 2
8 AGUSTUS 1
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 3
11 NOVEMBER 2
12 DESEMBER 1
JUMLAH 24
Berdasarkan tabel 4.1.9 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Dermatitis pada tahun 2021 pada bulan januari
berjumlah 3 orang. Februari berjumlah 3 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang, pada
bulan April berjumlah 2 orang, pada bulan Mei berjumlah 1 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2
orang, pada bulan Juli berjumlah 2 orang, pada bulan Agustus berjumlah 1 orang, pada bulan
September berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 3 Orang, pada bulan November
berjumlah 2 orang, pada bulan Desember berjumlah 1 orang. Dari data tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat pada bulan Desember hanya 1 orang, Mei hanya 1 orang dan Agustus hanya 1
orang yang dating ke puskesmas untuk memeriksakan penyakitnya terkait Vertigo.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah vertigo ini, pihak
puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai vertigo yang
sering diderita. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan dengan menanyakan
ada atau tidak keluhan. Jika masyarakat ada yang mengalami pusing/oyong, mata berkunang-
kuang dan pengelihatan kabur maka akan diberikan obat dan dianjurkan untuk berisitirahat. Dan
menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami penyakit ini
dan tidak kunjung sembuh maka pasien tersebut diharapkan dapat langsung datang ke Rumah
sakit terdekat atau puskesmas terdekat untuk memeriksakan penyakitnya.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami vertigo maupun
yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai vertigo dan hal apa saja yang tidak boleh
dilakukan pada saat penyakit ini kambuh.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami vertigo untuk menggerakkan kepala
pada saat mengalami vertigo kemudian gunakan bantal agar posisi saat tidur kepala lebih
tinggi.
4.1.10 Dermatitis
1. Pengertian Dermatitis
Dermatitis adalah merupakan peredangan yang terjadi pada kulit.Kondisi ini membuat
kulit penderitanya terlihat kering, bengkak, danmerah.
2. Gejala
Gejala dermatitis juga ada yang berlangsung ringan dan terlihat berbeda tergantung pada
bagian tubuh mana yang terpengaruh.Secara umum, gejala dermatitis bias beruparuam,
lecet, kulit kering pecah-pecah, kulit yang gatal, kulit yang menyakitkan dengan
menyengat atau terbakar, kemerahan, pembengkakan.
3. Pencegahan
1. Seringnya atau kerap mencuci tangan, sehingga kulit menjadi kering.
6. Membatasi mandi. Gunakan air hangat, bukan panas. Minyak mandi juga bias
membantu dan sabun yang lembut.
7. Setelah mandi keringkan diri dengan lembut dan hati-hati. Tepuk-tepuk kulit dengan
lembut dengan handuk. Lalu, menjaga kulit tetap lembab. Dengan krim atau minyak
wajah.
Tabel 4.1.10 jumlah data Kunjungan penderita Dermatitis pada bulan januari – desember
tahun 2021
NO BULAN JUMLAH
1 JANUARI 3
2 FEBRUARI 2
3 MARET 2
4 APRIL 1
5 MEI 1
6 JUNI 2
7 JULI 2
8 AGUSTUS 1
9 SEPTEMBER 2
10 OKTOBER 2
11 NOVEMBER 2
12 DESEMBER 0
JUMLAH 20
Berdasarkan tabel 4.1.10 diatas dapat diketahui bahwasanya masyarakat yang berkunjung
ke puskesmas dengan masalah kesehatan Dermatitis pada tahun 2021 pada bulan januari
berjumlah 3 orang. Februari berjumlah 2 Orang, Pada bulan Maret berjumlah 2 orang, pada
bulan April berjumlah 1 orang, pada bulan Mei berjumlah 1 orang. Pada bulan Juni berjumlah 2
orang, pada bulan Juli berjumlah 2 orang, pada bulan Agustus berjumlah 1 orang, pada bulan
September berjumlah 2 orang, pada bulan Oktober berjumlah 2 Orang, pada bulan November
berjumlah 2 orang, pada bulan Desember berjumlah 0 orang. Dari data tabel tersebut diketahui
bahwa terdapat pada bulan Desember dimana Masyarakat tidak ada yang datang ke Puskesmas
terkait penyakit Dermatitis.
Program Tindak Lanjut Puskesmas Dari Masalah Kesehatan
Program yang dilakukan pihak puskesmas mengenai masalah demam ini, pihak
puskesmas melakukan penkes kepada masyarakat dari desa ke desa mengenai dermatitis yang
sering diderita. Kemudian pihak dari puskesmas melakukan pemeriksaan dengan menanyakan
ada atau tidak keluhan gatal-gatal pada badan. Jika masyarakat ada yang mengalami gatal-gatal
di badan dan riwayat alergi atau gatal-gatal sebelumnya maka akan diberikan obat dan
dianjurkan untuk melakukan kebersihan baik kebersihan tubuh maupun kebersihan lingkungan
sekitar. Dan menganjurkan kepada masyarakat yang menderita penyakit ini jika tetap mengalami
penyakit ini dan tidak kunjung sembuh maka pasien tersebut diharapkan dapat langsung datang
ke Rumah sakit terdekat atau puskesmas terdekat.
Implementasi dari Mahasiswa
Implementasi yang kami lakukan terkait masyarakat yang mengalami demam maupun
yang tidak yaitu :
Melakukan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya menjaga kebersihan, baik
kebersihan tubuh dan kebersihan lingkungan. Serta menganjurkan masyarakat untuk
selalu menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat terutama dimasa pandemi seperti
sekarag.
Melakukan pengobatan kepada masyarakat di setiap desa.
Memberikan suport ke penderita yang mengalami dermatitis tersebut untuk rutin
menjaga kebersihannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan program/proyek kesehatan masih dijumpai kendala, namun secara
keseluruhan hasil pelaksanaan program menunjukkan hasil yang membaik dibandingkan tahun
sebelumnya, meskipun pada beberapa program masih belum tercapai seperti yang diharapkan.
Hal tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas yang
masih rendah sehingga masih membutuhkan edukasi dari lembaga/institusi kesehatan. Sekalipun
demikian, secara umum Puskesmas talun kenas telah memberikan kontribusi yang besar bagi
peningkatan Kesehatan Masyarakat Kecamatan STM Hilir
5.2 Saran
Diharapkan dengan data-data yang disajikan diatas, menjadi acuan dan pedoman bagi
Puskesmas talun kenas untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat pada tahun-
tahun mendatang.
5.3 Tenaga Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh di Kecamatan STM hilir maka diperoleh data tenaga
kesehatan 54 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1. Dokter umum 5 orang
2. Dokter gigi 1 orang
3. Sarjana administrasi 2 orang
4. Sarjana kesehatan masyarkakat 2 orang
5. Bidan 30 orang
6. Perawat 10 orang
7. Gizi 0 orang
8. Ahli Laboratorium 2 orang
9. Kesling 1 orang
10. Apoteker 1 orang
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Disusun Oleh :
Sasaran : Pasien
Waktu : 30 menit
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3. Pokok Materi
a. pengertian hipertensi
c. Gejala hipertensi
a. Ceramah
b. Diskusi
6. Media
a. Spanduk
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan seseorang akan mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal dalam jangka waktu lama. Indikatornya apabila
diperiksan dan angka tekanan darah bila menunjukkan angka diatas 140/80mmHg.
2. Penyebab
A. Gaya Hidup
Kerja keras penuh tekanan yang mendomisili gaya hidup masa kini menyebabkan stress
yang berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur,
jantung, dan hipertensi.
B. Obesitas
Asupan nutrisi yang berlebihan, sebenarnya tubuh mampu membuangnya melalui air seni, tetapi
proses ini bisa terhambat karena kurangnya air putih, berat badan yang berlebih,kurang gerak
atau terdapat keturunan hipertensi. Berat badan yang berlebih dapat menyebabkan aktivitas fisik
yang berkurang.
C. Pola Makan Tidak Sehat
Tubuh membutuhkan nutrisi untuk menjaga keseimbangan natrium serta mengatur tekanan
darah., tetapi jika asupannya berlebih darah akan meningkat yang mengakibatkan adanya retensi
cairan.. gaya hidup yang serba cepat menuntun segala sesuatunya serba instan termaksuk
konsumsi makanan.
3. Gejala Hipertensi
a. Pusing
b. Mudah tersinggung
c. Mudah lelah
d. Rasa berat pada tengkuk
e. Mata berkunang-kunang
f. Sulit tidur
4. Cara Mencegah Hipertensi
a. Diet rendah lemak. Mengurangi makanan gorengan, daging, susu full cream, telur
b. Diet rendah garam. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan
c. Melakukan olahraga yang teratur dan terkontrol.
d. Berhenti merokok
e. Berhenti minum kopi
f. Menurunkan berat badan bagi penderita hipertensi yang mengalami obesitas.
g. Menghindari stress
h. Mengobati penyakit penyerta seperti diabetes militus,hipertiroit, dan kolestrol tinggi.
DOCUMENTASI PENYULUHAN