Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN BENCANA

Analisis Jurnal Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

DISUSUN OLEH :

SHINTA SALSABILA P1337420618051

PRODI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2022
JURNAL 1

Judul : Analisis Pelaksanaan Program SPGDT Di Indonesia


Peneliti : Yoga Yudhanto, Antono Suryoputro, Rani Tiyas Budiyanti
Hasil penelitian :
Faktor yang mempengaruhi program SPGDT adalah standar operasional prosedur (SOP)
dan sumber daya. Hasil penelitian menemukan bahwa SOP diberbagai daerah masih kurang
baik dalam pembahasan SOP dan sosialisasi terhadap masyarakat. Sumber daya di puskesmas
sudah baik dalam hal anggaran akan tetapi masih kurang pada bagian sumber daya manusian
karena petugas pelaksana unit puskesmas belum pernah dilatih dan belum mengantongi
sertifikat pelatihan kegawatdaruratan.
Analisis :
Jurnal ini menggunakan metode literatur review dari jurnal yang dipubilkasikan pada tahun
2010 sampai dengan 2020. Pencarian database yang digunakan peneliti meliputi ScienceDirect,
Scopus, PubMed, Portal Garuda dan Google Cendikia yang merupakan sumber jurnal berkualitas
baik. Didapatkan 20 artikel yang sesuai dengan krieria inklusi dan eksklusi. Jurnal ini
menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Di Indonesia terdiri dari beberapa faktor antara lain SOP,
Sumber Daya, Waktu Tanggap, dan Inovasi. Implementasi Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) dalam keberjalanan programnya diberbagai daerah sudah sesuai
dengan standar dari pemerintah dilihat dari salah satu indikator yaitu waktu tanggap. Akan
tetapi masih banyak daerah, rumah sakit dan puskesmas yang melebihi standar dari pemerintah
yaitu 5 menit, baik dalam pra rumah sakit maupun saat di rumah sakit. Inovasi layanan
diberbagai daerah juga sudah beragam dari segi informasi, komunikasi, pemetaan dan lain-lain.
Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan SPGDT dibebebrapa daerah masih kurang baik
dalam pembahasan waktu tanggap, SOP, sumber daya dan sosialisasi terhadap masyarakat.
Dosarankan kepada pemegang program untuk meningkatkan pelayanan program SPGDT dalam
bidang sumber daya manusia agar ditambah supaya waktu tanggap darurat bisa lebih baik lagi
dan waktu tanggap pra rumah sakit bisa sesuai dengan standar dari pemerintah dan untuk SOP
program bisa diperjelas agar keberjalanan program lancar. Untuk pemerintah daerah yang
program SPGDT masih kurang baik bisa melihat atau mencontoh inovasi program dari daerah
lainnya.
Sumber :
Yudhanto, Y., Suryoputro, A., & Tiyas Budiyanti, R. (2021). Analisis Pelaksanaan Program
SPGDT Di Indonesia. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia , 31–40.
https://doi.org/10.14710/mkmi.20.1.31-40

Jumlah Kata = 338 kata

JURNAL 2

Judul : Analisis Kesiapan Pelaksanaan Sosialisasi Program Ambulance Hebat


Dalam Rangka Dukungan Terhadap Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu Di Kota Semarang
Peneliti : Wiwid Novitaria, Putri Asmita Wigati, Ayun Sriatmi
Hasil penelitian :
Belum adanya SOP pengawasan petugas dan SOP pelaksanaan sosialisasi yang dapat
mengatur bagaimana alur yang seharusnya dan siapa saja pihak yang bertanggung jawab
dalam melaksanakan sosialisasi. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam segi proses meliputi
pada tahapan edukasi dan persuasinya, dimana banyaknya masyarakat yang masih awam
terhadap kegawatdaruratan ini masih perlu diedukasi lagi dan untuk mengurangi munculnya
persepsi yang salah di masyarakat. Pihak pusat seharusnya memberikan pengawasan pada saat
pelaksanaan sosialisasi.
Analisis :
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.
Secara umum isi dalam jurnal ini informative dan bermanfaat bagi instansi terkait. Namun,
terdapat beberapa penulisan kata dan tanda baca yang kurang tepat. Sehingga kurang enak
untuk dibaca. Akan tetapi itu tidak berpengaruh banyak terhadap hasil penelitian yang
dijelaskan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan pengambilan data dilakukan dengan
mewawancarai para pelaku sosialisasi dari tingkat Dinas Kesehatan Kota Semarang hingga
Puskesmas dan Instansi yang dibawahinya, serta para stakeholder yang tergabung dalam
jejaring Ambulance Hebat. Informan utama dalam penelitian ini berjumlah 5 orang antara lain
adalah 1 orang Kasie Pelayanan Kesehatan Rujukan, 2 orang staff Pelayanan kesehatan
Rujukan di Dinas Kesehatan Kota Semarang dan 2 Kepala Puskesmas kerjasama (Puskesmas
Srondol dan Puskesmas Pandanaran). Informan triangulasi dalam penelitian ini berjumlah 4
orang antara lain 1 orang Kabid Pelayanan Kesehatan. 1 orang Kepala cabang PMI Kota
Semarang (stakeholder), dan 2 Lurah.
Dinas Kesehatan Kota Semarang hendaknya membuat SOP pelaksanaan sosialisasi dan
SOP pengawasan bagi petugas agar dapat mengukur kinerjanya. Serta dapat berintegrasi
dengan stakeholder lainnya agar memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan ini. Pihak
puskesmas berperan dalam kegiatan pengawasan petugas yang ditempatkan di puskesmasnya
masing – masing, serta memantau informasi yang disampaikan oleh pihak kecamatan atau
kelurahan kepada masyarakat langsung agar ada kesesuaian informasi yang disampaikan
diawal hingga sampai ke masyarakat.
Sumber :
Novitaria, W., Wigati, P. A., & Sriatmi, A. (2017). Analisis Kesiapan Pelaksanaan Sosialisasi
Program Ambulance Hebat Dalam Rangka Dukungan Terhadap Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) ,
5(4), 164–171.

Jumlah kata = 355 kata

Anda mungkin juga menyukai