Anda di halaman 1dari 9

Tugas system informasi keperawatan

Vaksin anak dimasa pandemic

Dosen Pengampu :

Ns. Diena Juliana, S Kep.,M. Kes

Disusun Oleh :

Ashari Juliyana ( 821191021 )

Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Yayasan Stikes Yarsi Pontianak

Tahun aajaran 2019/2020


Pendahuluan

Penelitian bertujuan mengetahui Makna Layanan Kesehatan Bayi dan Balita dan
gambaran pelaksanaan posyandu selama masa pandemi Covid-19 Di Posyandu Mekar Sari
Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Metode penelitian menggunakan Pendekatan
Kualitatif dengan Jenis Penelitian Studi Kasus dan Subjek Penelitian adalah Kader Posyandu dan
ibu-ibu di wilayah posyandu Mekar Sari Kampung Baru. Teknik Pengumpulan Data : Observasi,
Wawancara, Dokumentasi dan Prosedur Pengolahan data menggunakan Pengumpulan Data,
Reduksi Data, Penyajian Data, Verifikasi Data Uji Keabsahan Data Kredibilitas, Transferbilitas,
Dependabilitas. Hasil penelitian (1). Posyandu tetap terselenggarakan setiap bulannya sesuai
jadwal, pada era pandemi Covid-19 kader dan pembina posyandu lebih kreatif dalam pelayanan
karena masa pandemi kehadiran masyarakat sangat menurun. Maka dari itu diperlukan kreatifitas
pelayanan yang berbasis teknologi informasi sehingga pemantauan dan pelayanan kesehatan
pada bayi dan balita dapat terus dilakukan (2). Posyandu sebagai Agensi Pendidikan Luar
Sekolah dimaknai penting bagi pemenuhan kebutuhan peserta Posyandu. (3). Posyandu sebagai
agensi Pendidikan luar sekolah telah mampu sebagai media pembalajaran yang efektif di
masyarakat hal ini ditunjukan dengan pemahaman dan antusias serta kesadaran yang tinggi akan
pelayanan kesehatan masyarakat. Tuntutan untuk meningkatkan strategi pelayanan pada masa
covid-19 juga menunjukan bahwa kebutuhan layanan belajar melalui posyandu penting bagi
masyarakat, yang hendaknya secepatnya menjadi dasar menyusun pola dan strategi pelayanan
oleh kader yang merupakan fasilitator pelayanan posyandu dan tuntutan warga belajar dalam hal
ini peserta posyandu perlu mendapat apresiasi karen ini membuktikan bahwa Posyandu Mekar
Sari melalui kinerja para kader dan berbagai pihak telah mampu memberikan pembelajaran yang
bermakna bagi masyarakat terutama kesadaran akan pentingnya Kesehatan keluarga (Juwita,
2020).

AA Gde Muninjaya (2002:169) mengatakan : ”Pelayanan kesehatan terpadu (Poyandu)


adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja
Puskesmas. Dalam melaksanakan kegiatannya, Posyandu mendapat dukungan dari Puskesmas,
keberhasilan kegiatan di Posyandu sangat dipengaruhi oleh dukungan manajemen Puskesmas
dan partisipasi masyarakat sendiri. Kegiatan posyandu sebagai sarana belajar masyarakat
seyogyanya sudah menjadi kegiatan rutin di masyarakat. Namun demikian, kondisi sosial
masyarakat selama masa pandemi Covid-19 ini cukup berpengaruh terhadap pelayanan
Kesehatan bayi dan balita di posyandu, termasuk pelayanan imunisasi di tengah pandemic
Covid-19 cendrung terabaikan, sebab seluruh konsentrasi pelayanan dan kesehatan tertuju pada
Covid-19, oleh karena itu Pembina posyandu dalaam hal ini puskesmas tetap harus mendorong
posyandu untuk aktif dalam pelayanan kesehatan bayi dan balita dengan tetap memperhatikan
protokol Kesehatan masyarakat. Pemberian imunisasi, penimbangan bayi dan pemantauan
perkembangan pada bayi dan balita tidak kalah pentingnya dengan pencegahan covid19. Sebab
imunisasi dan pelayanan Kesehatan bayi balita lainnya terutama pada fase awal dapat membantu
tumbuh kembang anak dan meningkatkan daya tahan tubuh anak. Puskesmas, ketua RW dan RT
Serta PKK juga harus memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pelayanan kesehatan
bayi dan balita di posyandu tetap dilaksanakan dengan pengaturan terhadap pelayanan dengan
menerapkan protokol Kesehatan seperti penggunaan masker, physical distancing, pemeriksaan
suhu tubuh. Selain itu kader posyandu sebagai fasilitator belajar masyarakat terus di dorong
untuk melakukan inovasi dalam pelayanan posyandu oleh karena itu diperlukan pendekatan yang
berbeda untuk mengupayakan kelangsungan pelayanan Kesehatan melaui posyandu di masa
pandemic covid-19 (Juwita, 2020).

Pada tahun 2017 sebanyak 22,93% bayi di Posyandu Mekar Sari Kecamatan Pahandut
Kota Palangka Raya tidak mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap, pada tahun 2018 jumlah bayi
yang tidak mendapat Imunisasi Dasar Lengkap mengalami penurunan sebesar 10,37% dan pada
tahun 2019 kembali mengalami peningkatan jumlah bayi yang tidak mendapatkan Imunisasi
Dasar Lengkap sebesar 71,89%. Gambaran cakupan imunisasi di Posyandu Mekar Sari
Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya dengan target cakupan nasional menunjukan bahwa
cakupan di Posyandu Mekar Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya masih rendah atau
belum sesuai dengan target cakupan nasional (Atika et al., 2020).

UPTD Puskesmas yang merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Posyandu Mekar
Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya dari 40 Puskesmas yang ada, cakupan imunisasi
Puskesmas masih di bawah standar Dinas Kesehatan kota palangkaraya . Cakupan imunisasi
campak di Puskesmas sebesar 90,8%, pada cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib 8,55% sedangkan
pada cakupan imunisasi Hepatitis B sebesar 5,3%. Setelah adanya pandemi Covid-19 ternyata
cakupan kunjungan partisipasi imunisasi menurun. Pada Desember 2019 jumlahnya ada 79%
sedangkan setelah adanya pandemic Covid-19 menjadi 64% (Atika et al., 2020)

Metode

(Rubiani et al., 2021) Dalam melaksanakan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam
empat tahapan yaitu : tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, tahapan uji coba dan
implementasi serta tahapan evaluasi. Dari ketiga tahapan tersebut dapat dijabarkan sperti berikut
ini :

1. Tahapan Persiapan
Dalam Tahapan pertama ini yaitu tahapan persiapan akan dilakukan kegiatan
sosialisasi tentang rencana pelaksanaan pengabdian masyarakat kepada kader-
kader Posyandu Mekar Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya dengan
rencana kegiatan sebagai berikut :
a. Melakukan observasi terhadap sistem yang sedang berjalan dan dokumen-
dokumen pencatatan administrasi yang ada. Tahapan observasi ini
dilakukan terhadap proses pelaksanaan Posyandu Mekar Sari Kecamatan
Pahandut Kota Palangka Raya yang melakukan kegiatannya dengan sistem
5 meja yang dimulai dari kader melakukan pendaftaran sasaran yang
datang yang dicatat dalam buku administrasi di meja 1, kemudian
dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan lalu dicatat di buku
administrasi juga di KMS. Pencatatan ini juga dilakukan ketika balita
mendapatkan imunisasai dan vitamin. Pencatatan yang masih manual
menyebabkan informasi yang dihasilkan kurang akurat dan relevan juga
kurang efektif dan efisien, sehingga mempengaruhi proses pelayanan dan
mempengaruhi pada saat pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota
Palangkaraya.
b. Melakukan wawancara langsung dengan kader-kader Posyandu Mekar
Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Tahapan wawancara
dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi
oleh Posyandu Mekar Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya baik
dalam pelayanan maupun dalam proses pengelolaan datadata administrasi
Posyandu. Pencatatan yang masih dilakukan secara manual menyulitkan
kader dalam melakukan proses pencarian data terutama identitas dan
perkembangan balita setiap bulannya. Sering data di catat dua kali karena
kader tidak bisa menemukan data yang sudah ada.
c. Menganalisa kebutuhan sistem informasi yaitu kebutuhan perangkat lunak
(software), perangkat keras (hardware), dan pengguna sistem (brainware).

2. Tahapan Pelaksanaan
Adapun dalam tahapan pelaksanaan ini kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
pada tahapan ini yaitu :
a. Melakukan desain sistem informasi yaitu desain Data Flow Diagram
(DFD), Model konseptual basis data dan tampilan antar muka sistem
informasi.
b. Menerapkan desain sistem informasi kedalam kode-kode program.
3. Tahapan uji coba dan Implementasi
Sistem selesai di buat tahap selanjutnya adalah tahap penerapan sistem informasi
(Implementation). Di tahap ini sistem informasi diuji cobakan terlebih dahulu
untuk mengetahui sistem sesuai dengan yang diharapkan atau masih ada
kekurangan. Sistem yang sudah selesai diuji coba dan tidak ada kendala mulai
diterapkan di Posyandu.

4. Tahapan Evaluasi
Tahapan yang terakhir yaitu tahapan evaluasi, pada tahapan ini akan dilaksanakan
evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang meliputi :
a. Implementasi sistem informasi kepada mitra pengabdian kepada
masyarakat.
b. Mitra sebagai pengguna melakukan pengolahan data pada sistem
informasi.
c. Mitra akan diberikan kuisioner sebagai umpan balik terhadap kegiatan
pengabdian masyarakat ini yang hasilnya akan di evaluasi untuk
keberlanjutan program di lapangan.

Pembahasan

berdasarkan kelompok umur dari responden yang diteliti (bayi dan batita) Sebagian besar
yaitu responden dengan umur 0-12 bulan sebanyak 28 anak (70%) dan sebagian kecil di atas

12 bulan sebanyak 12 anak (30%). Penggolongan umur responden ini berdasarkan Buku Ajar

Imunisasi yang disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (Hadianti,
dkk,2014).

yang menyampaikan bahwa imunisasi wajib rutin dasar diberikan pada bayi dengan umur
0-12 bulan (bayi mendapatkan imunisasi Hepatitis B,BCG, Polio / IPV, DPT-HB-Hib dan
campak) dan imnisasi wajib rutin lanjutan diberikan pada batita dengan umur 12 bulan – 3 tahun
(batita mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dan campak). Berdasarkan status riwayat imunisasi
responden, sebagian besar responden telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan
usianya sebanyak 30 anak (60%),akan tetapi masih ada 10 responden (40%) yang belum
mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usia anak. Imunisasi sangat diperlukan demi

memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun kekbalan tubuh anak terhadap


berbagai penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kecatatan
tubuh bahkan kematian (Supartini, 2012).

Pemberian imunisasi secara lengkap dan sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat untuk
menghasilkan kekebalan tubuh terhadap penyakit, melainkan juga mencegah penularan penyakit
atau wabah (Fida & Maya,2012).

Hal ini tidak bisa dipungkiri bahwa wabah atau pandemi covid-19 yang dapat
memunculkan kecemasan pada orangtua untuk melengkapi status imunisasi anaknya Aman
(dalam Bahtiar 2020). mengatakan pandemi COVID-19 membuat kecemasan di masyarakat
meningkat. Dari survei itu, sekitar 35,6 persen masyarakat merasa sangat cemas dan 54,4 persen
cemas. Kecemasan merupakan perasaan umum yang berupa ketakutan dan kegelisahan.
Kecemasan merupakan perasaan alamiah tubuh yang mengisyaratkan akan bahaya yang akan
datang dan kebutuhan untuk melakukan tindakan (Hooley, Butcher, & Nock, 2017).

Akan tetapi, jika kecemasan tersebut berlebihan maka akan timbul gejala seperti
gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), depresi, stres, kemarahan, dan sulit
tidur (Kamal & Othman,2020).

Penerapan physical distancing maupun kebijakan pembatasan Pelayanan Kesehatan


Social Berskala Besar (PSBB) yang membatasi mobilitas penduduk, berdampak membatasi
aksesibilitas pelayanan Kesehatan. Hal ini dapat menimbulkan resiko gangguan kelangsungan
pelayanan Kesehatan termasuk layanan Kesehatan di posyandu, yang berpotensi meningkatkan
kesakitan dan

kematian bayi dan balita akibat tidak terpantaunya tumbuh kembangnya oleh posyandu, sehingga
perlu diambil Langkahlangkah strategis untuk menyeimbangkan kebutuhan penanganan Covid-
19 dan tetap memastikan kelangsungan pelayanan posyandu esensial pada bayi dan balita tetap
berjalan (Juwita, 2020).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kader sebagai fasilitator masyarakat dimasa

pandemic covid -19 belum mampu melakukan inovasi pelayanan pada masyarakat yang
menyebabkan menurunnya minat masyarakat (warga belajar) dalam mengunjungi posyandu.
Ketakutan masyarakat akan penularan covid -19 lebih besar dan hal ini membuat masyarakat
enggan berkunjung ke posyandu secara langsung. Adapun harapan masyarakat sebagai
fasilitator, kader posyandu dapat berinovasi dalam memberikan pelayanan posyandu pada
masyarakat, walaupun masyarakat tidak berkunjung ke posyandu tetapi kebutuhan akan
informasi dan pemantauan perkembangan bayi dan balita serta Kesehatan keluarga tetap dapat
dirasakan dan

pelayanan tanpa tatap muka diharapkan tidak mengurangi dari esensi pelayanan posyandu

sesuangguhnya. (kondisi kurang relevan jika dilaksanakn posyandu tatap muka) (Juwita, 2020).

Program, Strategi dan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Kesehatan


tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019. Pengaturan Pemberdayaan
Masyarakat yang ada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan ini digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, swasta, dan
pemangku kepentingan terkait lainnya dalam mewujudkan peran aktif dan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat (Permenkes No. 8, 2019).

Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan Posyandu Mekar Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya
telah terselenggara dengan baik, dan semua layanan di masing-masing meja layanan kegiatan
Posyandu sudah berfungsi, namun demikian, di masa pandemi Covid-19 kader dan pembina

posyandu harus lebih kreatif dalam memberikan pelayanan karena pada masa pandemi kehadiran
masyarakat sangat menurun. Dengan demikian diperlukan kreatifitas pelayanan yang berbasis

teknologi informasi sehingga pemantauan dan pelayanan kesehatan pada bayi dan balita dapat
terus dilakukan misalnya melui daring, group whatsapp, kunjungan rumah dll.

Pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan sebuah sistem informasi Posyandu


Mekar Sari Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya yang dapat membantu para kader dan
masyarakat khususnya kota palangkaraya yang membutuhkan informasi tentang posyandu
Mekar Sari terkait dengan pencatatan data dan dapat menerapkan physical distancing di masa
pandemi Covid-19.
Daftar Pustaka

Juwita, D. R. (2020). Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non Formal Di Masa
Pandemic Covid 19. Meretas: Jurnal Ilmu Pendidikan, 7(1), 1–15.

Atika, Z., Fajriah, N., & Gravidarum, E. (2020). Asian Research Midwifery and Basic Science
Journal. 1(1), 60–72.

Rubiani, H., Samsoleh, E., Fitri, S., & Tasikmalaya, U. M. (2021). SEBAGAI PENDUKUNG
PENERAPAN PHYSICAL DISTANCING DI MASA PANDEMI COVID-19. 2(1), 309–316.
https://doi.org/10.31949/jb.v2i1.738

Ulfa, R. (2020). SOSIALISASI PEMBANGUNAN FASILITAS POSYANDU SEBAGAI


PENDUKUNG PROGRAM KESEHATAN ANAK DIMASA COVID-19. 4(2).

Anda mungkin juga menyukai