Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Administrasi Dan Manajemen Kesehatan Lingkungan

Dosen : Erlani, SKM., M.Kes

LAPORAN

“ LAPORAN IDENTIFIKASI TERHADAP EVALUASI, PENCATATAN, DAN


PELAPORAN KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN”

OLEH :
KELOMPOK 7

NUR IKHWAN PO714221201067


MUHAMMAD NURHIDAYAT R PO714221201063
LULU EVERLITA PO714221201085
PUTRI ISLAMIYAH AZZAHRAH PO714221201077
PRANESTI ELYZA PABURE PO714221201076
SIRKA WANDA PO714221201095

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
SANITASI LINGKUNGAN
DIV. TK. III.B
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kita Ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Merupakan
Satu Kata Yang Pantas Penulis Ucapkan Yang Karena Bimbingan-Nya Maka
Penulis Dapat Menyelesaikan Makalah Dengan “ Laporan Identifikasi Terhadap
Evaluasi, Pencatatan, Dan Pelaporan Kegiatan Kesehatan Lingkungan ” Penulis
Ucapkan Terima Kasih Kepada Pihak Terkait Yang Telah Membantu Penulis
Dalam Menghadapi Berbagai Tantangan Dalam Penyusunan Makalah Ini.

Penulis Menyadari Bahwa Masih Sangat Banyak Kekurangan Yang


Mendasar Pada Makalah Ini. Oleh Karena Itu Penulis Mengundang Pembaca
Untuk Memberikan Kritik Dan Saran Yang Bersifat Membangun Untuk
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Ini.

Terima Kasih Dan Semoga Makalah Ini Dapat Memberikan Sumbangsi


Positif Bagi Kita Semua.

Makassar, 17 November 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat ini adalah
kebutuhan terhadap data/informasi yang akurat makin meningkat namun ternyata
sistem informasi saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat,
lengkap dan tepat waktu. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan masih
belum dilakukan secara efisien, terjadi “Redundant” data, dan duplikasi kegiatan,
selain itu kualitas data yang dikumpulkan masih rendah, bahkan ada data yang
tidak sesuai dengan kebutuhan, ketepatan waktu laporan juga masih rendah,
sistem umpan balik tidak berjalan optimal, pemanfaatan data/informasi di tingkat
daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan 2
manajemen masih rendah serta tidak efisiennya penggunaan sumber daya
(Depkes, 2012).
Berdasarakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Sistem informasi puskesmas (SIMPUS) dan sistem pelaporan terpadu
SIMPUS (SPT SIMPUS) telah dikembangkan diberbagai jajaran dinas kesehatan
kabupaten yang ada di Indonesia. SIMPUS merupakan perangkat lunak yang
digunakan puskesmas untuk merekam data kunjungan pasien rawat jalan. Data
kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk membuat data peleporan pada
periode waktu tertentu yang selanjutnya data tersebut dikirimkan ke dinas
kesehatan. Data pelaporan antar puskesmas di tingkat kabupaten memiliki struktur
data yang sama.
SPT SIMPUS merupakan sistem informasi yang digunakan di tingkat
dinas kesehatan. Sistem ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dinas
kesehatan dalam mengelola data-data yang dimiliki1 . Sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan dan pelaporan data
umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di masyarakat (SK Menkes
No 63/Menkes/SK/11/1981) Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP) adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk
pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan
pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas.
Pemanfaatan data sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP) untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi
dalam rangka pembinaan, penetapan kebijaksanaan dan dimanfaatkan oleh
puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas, melalui perencanaan,
penggerakan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan penilaian3 . Selain itu
berfungsi untuk petugas di tingkat puskesmas lebih bertanggung jawab dalam
mencatat seluruh upaya kesehatan yang dilaksanakannya dan melaporkan secara
teratur dan tepat waktu serta mampu memanfaatkan data dan informasi dari data
sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) sehingga dapat
memberikan umpan balik.
Evaluasi terhadap kegiatan kesehatan lingkungan di puskesmas merupakan
kegiatan mengukur dan membandingkan pencapaian output antara kinerja harapan
(rencana) dengan kinerja riil (nyata). Kemudian, evaluasi bukan pekerjaan yang
berdiri sendiri dengan mengacu pada tujuan,indikator kinerja dan standar kinerja
yang di ditetapkan saat perencanaan.
Fungsi evaluasi yaitu sebagai umpan balik (feed back) bagi pengambilan
keputusan untuk perencanaan di masa depan. Apabila hasil evaluasi menunjukkan
keberhasilan maka menjadi pertimbangan untuk dilanjutkan dan diperluas. Tetapi
jika hasil evaluasi menunjukkan tidak berhasil (kurang sukses atau gagal), maka
direkomendasikan untuk dihentikan (tidak diteruskan) (NA Agustin, 2019).
Melalui SP2TP, puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi
pelayanan UKP maupum UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang
terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke Dinas Kesehatan
melalui format LB1 yang berisi data-data pasien selama sebulan dan pencatatan
penyakit terbesar selama sebulan yang tentunya dalam pembuatan laporan tersebut
banyak ditemui kendala seperti kesalahan pencatatan, pencatatan ganda, sehingga
menyebabkan ketidakpastian hasil dari laporan tersebut (Supraba, 2013).
Dampak dari keterlambatan pelaporan atau tidak adanya Laporan Bulanan
SP2TP yakni tidak tersedianya data yang up to date atau data terbaru yang dapat
digunakan sebagai informasi yang akurat/relevan bagi orang yang membutuhkan
untuk dijadikan bahan referensi penelitian, dan tanpa adanya pencatatan dan
pelaporan maka tidak adanya umpan balik di lintas sektor dari Puskesmas ke
Dinkes Kota, Dinkes Kota ke Dinkes Provinsi, dan Dinkes Provinsi ke Pusat
untuk memberikan informasi sistem apa yang mesti di evaluasi kembali untuk
memperbaiki mutu dalam pelayanan kesehatan, selain itu tanpa adanya pencatatan
dan pelaporan maka kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat dan terdokumentasi wujudnya menjadi informasi untuk pengambilan
keputusan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan mengidentifikasi terkait
evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas
Kassi Kassi Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada laporan ini
yaitu "Bagaimana Evaluasi, Pencatatan, dan Pelaporan Kegiatan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Evaluasi, Pencatatan, dan Pelaporan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi evaluasi kegiatan kesehatan lingkungan
puskesmas.
b. Untuk mengidentifikasi pencatatan kegiatan kesehatan lingkungan
puskesmas.
c. Untuk mengidenfitikasi pelaporan kegiatan kesehatan lingkungan
puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi evaluasi program kesehatan


Evaluasi merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran
dan pengembangan indikator,oleh karena itu dalam melakukan evaluasi
harus berpedoman pada ukuran-ukuran dan indikator yang telah disepakati
dan ditetapkan. Evaluasi juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masalalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi menyediakan
informasi mengenai kinerja dalam hubungannya terhadap tujuan dan
sasaran.
Evaluasi program merupakan evaluasi terhadap kinerja
program,sebagaimana diketahui bahwa program dapat didefinisikan
sebagai kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi instansi pemerintah ataupun
dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, atau yang merupakan
partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi program merupakan hasil komulatif dari berbagai
kegiatan.
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu
mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian
pembinaan yang tepat pula. Evaluasi program sangat penting dan
bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan
masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau
telah dilaksanakan.
Evaluasi program kesehatan merupakan bagian dari proses
manajerial pembangunan kesehatan nasional yang lebih luas.alam
melakukan evaluasi kita sebenarnya menetapkan suatu nilai.Kita dapat
mengurangi unsur subyektif pada penilaian tersebut dengan mendasarkan
penilaian atas fakta-fakta yang ada. Penerapannya menghendaki pikiran
yang terbuka dan mampu memberi kritik yang membangun menuju
kepada pemikiran-pemikiran yang sehat.
B. Pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan Lingkungan
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,
sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk
Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
keliling, bidan di Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan, serta
dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan
upaya kesehatan masyarakat (Ahmad, 2005).
Tujuan umum dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) ini ialah data dan informasi yang akurat tepat waktu
dan mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan program kesehatan
masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. Adapun
tujuan khususnya ialah:
a. Tersedianya data secara akurat yang meliputi segala aspek.
b. Terlaksananya pelaporan yang secara teratur diberbagai jenjang
administrasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
c. Digunakan data tersebut sebagai alat pengambilan keputusan dalam
rangka pengelolaan rencana dalam bidang program kesehatan.
Pelaporan terpadu Puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari
bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Adapun
formulir Laporan yang digunakan untuk kegiatan SP2TP adalah: 1)
Laporan bulanan, yang mencakup: Data Kedakitan (LB.1), Data Obat-
Obatan (LB.2), Gizi, KIA, Imunisasi dan Pengamatan Penyakit menular
(LB.3) serta Data Kegiatan Puskesmas (LB.4); 2) laporan Sentinel, yang
mencakup: Laporan Bulanan Sentinel (LB1S) dan, Laporan Bulanan
Sentinel (LB2S); 3) Laporan Tahunan, yang mencakup: Data dasar
Puskesmas (LT-1), Data Kepegawaian (LT-2) dan, Data Peralatan (LT-3).
Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan baling lambat tanggal
10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Laporan bulanan
sentinel LB1S dan LB2S setiap tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke
Dinas Kesehatan Dati II, Dati I dan Pusat (untuk LB1S ke Ditjen PPM
dan LB2S ke Ditjen Binkesmas), sedangkan Laporan Tahunan (LT)
dikirim selambat-lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya. Khusus
untuk laporan LT-2 (data Kepegawaian) hanya diisi bagi pegawai yang
baru/belum mengisi formulir data Kepegawaian.
Ruang lingkup pencatatan dan pelaporan, meliputi jenis data yang
dikumpulkan, dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut
mencakup:
1. Umum dan demografi
2. Sarana fisik
3. Ketenagaan
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedung
Data umum meliputi peta wilayah dan wilayahnya, jumlah
desa, dusun/RW, jumlah posyandu dan sasaran program.
C. Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan pada SP2TP sudah berjalan di tiap
puskesmas karena setiap laporan yang masuk ke dinas kesehatan selalu
dilakukan analisis oleh pengurus SP2TP di Dinas Kesehatan terutama
tentang adanya peningkatan 10 kasus penyakit, walaupun sudah adanya
analisis dari Dinas Kesehatan dan pengawasan oleh Kepala Puskesmas,
laporan SP2TP yang dikirim ke Dinas Kesehatan tetap memiliki
permasalahan terutama tentang kelengkapan laporan yang dikirim oleh
puskesmas, Pengawasan adalah melakukan penilaian dan sekaligus koreksi
terhadap setiap penampilan pegawai untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam rencana atau suatu proses untuk mengukur penampilan
suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, pengawasan dengan
menggunakan pengukuran hasil kinerja aktual pegawai yaitu:
1. Pengamatan (observasi) secara pribadi yang dilakukan
pimpinan yang memantau aktivitas pegawai di wilayah keria
puskesmas.
2. Laporan lisan dapat berupa wawancara, pertemuan kelompok.
mengandung kelebihan tertentu karna informasi ditransisi
secara lisan dan di dalamnya terdapat kontak pribadi.
3. Laporan tertulis digunakan untuk memperoleh keterangan atau
hasil pekerjaan yang mencakup data yang komprehensif dan
bermanfaat untuk penyusunan statistik.
4. Inspeksi dengan menggunakan pembanding kualitas pelayanan
kesehatan dengan standar layanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai