Disusun Oleh
Salsabila Aurellya Bachtiatr
20220306054
Aqlats Aufa
20220306 (??)
JAKARTA BARAT
2022
ABSTRAKS
Hasil : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis di bawahnya sudah lama menerapkan SIMPUS, namun sistem informasi
yang ada belum sepenuhnya bisa menjadi sistem pelaporan dari Puskesmas ke
Dinas Kesehatan. Data dikumpulkan secara manual, belum memenuhi unsur
Keywords
Sistem Informasi; SIMPUS; Evaluasi Pemanfaatan; Fungsi Esensial
Informasi kesehatan yang handal dan tepat waktu merupakan pondasi yang penting
cukup mendesak dalam beberapa kasus penyakit yang muncul secara mendadak
dan bersifat akut. Dalam kondisi semacam itu dibutuhkan informasi yang bersifat
daya, serta membuat keputusan berbasis bukti yang ada / evidence base.
Puskesmas sebagai sebagai salah satu pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam
dituangkan dalam sebuah sistem. Oleh karena itu dibutuhkan sistem informasi
pasien, data rekam medis pasien, farmasi, psikologi, keuangan, hingga dapat
menampilkan pelaporan baik bulanan, triwulan, semester, dan tahunan. Data yang
prosedur, perangkat, teknologi dan sumber daya manusia, saling terkait, perlu
menghasilkan data kesehatan berupa angka dan fakta kejadian, dapat menjadi
sesuatu yang belum bermakna apabila belum diolah dan diproses lebih lanjut.
yang terfokus pada suatu penyakit atau permasalahan tertentu, sehingga layanan
tidak terintegrasi yang pada akhirnya tenaga kesehatan menjadi terbebani oleh
tuntutan pencatatan dan pelaporan yang cukup banyak dari sub sistem yang tidak
terkoordinasi dengan baik. Tuntutan dan tekanan akan ketersediaan data yang
yang spesifik pada suatu penyakit atau program tertentu, misalnya pada kasus
seperti gizi, kesehatan ibu anak (KIA) dan sebagainya, menjadikan SIK di banyak
kesehatan yang dibangun dengan berbagai developer yang berbeda dan belum
yang mengakibatkan data yang dihasilkan dari masingmasing daerah menjadi tidak
seragam, susah untuk dilakukan komunikasi data, guna berbagi data yang telah ada
sebelumnya sehingga tidak diperlukan lagi pengentrian data untuk data yang telah
ada sebelumnya⁴.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mavimbe, Braa and Bjune pada tahun
2005 di Mozambik dan Kenya, yang dilakukan pada akhir tahun 1990-an, serta di
awal abad ke-21, diketemukan banyak bukti yang menunjukkan bahwa sistem
menghasilkan hasil yang diharapkan, yaitu kualitas data yang buruk⁵. Penelitian
METODE PENELITIAN
perilaku, proses, input dan output di Puskesmas Tegalrejo dan Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta. Informan yang dipilih adalah mereka yang terlibat dalam
untuk menjadi sumber informasi yang baik serta mampu mengemukakan pendapat
dengan baik dan benar. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara
jalan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraanya. Adapun yang
Dapat menjadi masukan bagi pemerintah atau lembaga – lembaga lain yang
sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep dan
sosial, untuk itu dalam melaksanakan penelitian ilmiah khususnya dalam ilmu
gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berfikir dalam penelitian ini.
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
“to provide means for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan sarana
yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari
publik. Proses kebijakan adalah suatu rangkaian tahap yang saling bergantung
adopsi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Proses yang perlu ditekankan disini
adalah bahwa tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan
( Winarno, 2002:102 ).
adalah suatu perkiraan akan masa depan yang lebih bersifat semu, abstrak dan
konseptual. Namun ketika telah masuk di dalam tahapan implementasi dan terjadi
suatu kebijakan tidak lagi memenuhi kepentingan publik, bagaimana bisa disebut
mengatakan bahwa:
kebijakan :
1. Komunikasi
a. Transmisi
b. Kejelasan
dimana bila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, atau bahkan tidak
2. Sumber Daya
yang sesuai dengan kualifikasi standar yang diharuskan. Sumber Daya Manusia
b. Informasi
pemerintah.
lain, menarik dana dari sebuah program, memberikan dana, bantuan teknik,
membeli barang dan jasa, pengawasan serta mengeluarkan cek untuk para warga.
d. Fasilitas
program.
kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan.
4. Struktur Birokrasi
linier dari kebijakan publik, implementor, dan kinerja kebijakan publik. Donal S
Van Meter dan Carl E Van Horn menerapkan model implementasi dengan lebih
memfokuskan ke sisi teknisnya. Menurut Meter dan Horn (Indiahono, 2009 :38),
dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan.
finansial dan sumber daya manusia untuk melaksanakan program atau kebijakan.
10
kepada mekanisme prosedur yang dicanangkan untuk mencapai sasaran dan tujuan
program.
5. Kondisi sosial, ekonomi, dan politik, hal ini menunjuk bahwa kondisi
sendiri.
dan responsif terhadap kelompok sasaran dan lingkungan beberapa yang dapat
besar, yaitu isi kebijakan dan konteks implementasinya. Isi kebijakan mencakup
tentang kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan, jenis manfaat yang akan
siapa pelaksana program, dan sumber daya yang dikerahkan. Sementara itu,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan penguasa,
11
yang berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan, keragaman
dukungan publik, dukungan pejabat yang lebih tinggi, dan komitmen serta kualitas
hasil nyata tersebut, dan akhirnya mengarah kepada revisi atas kebijakan yang
mendasar.
Manajemen.
12
menurut Anwar ( 2003:4 ) sistem adalah komponen yang saling berhubungan dan
menolak sistem yang diterapkan, maka sistem itu dapat digolongkan gagal.
bahwa sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu unit organik untuk mencapai
Lumbangaol ( 2008 ) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit lainnya
yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta
menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Apabila satu unit macet atau terganggu, unit lainnya pun akanterganggu untuk
13
saling berhubungan dan bekerja sama dalam satu kesatuan. Ini berarti bahwa
elemen atau unsur tersebut mutlak harus ada dalam satu sistem.
terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya system
tersebut.
terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi
yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
data dan sumber daya. Komponen proses mencakup pengorganisasian dan tata
14
oleh tiap unit kerja, maka unit yang bekerja dengan data dan informasi tersebut
Transaksi dan
Kegiatan Unit Data Pengolahan Informasi
Kerja
Umpan Balik
2. Informasi
data telah menjadi salah satu sumber daya penting yang harus dikelola dengan
baik. Apabila sebuah perusahaan kurang memperoleh informasi, maka akan sulit
mengontrol sumber daya lain yang mengakibatkan terganggunya kinerja dan bisa
a. Akurat ( Accurate )
15
yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan
c. Relevan ( relevance )
lain informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pihak yang membutuhkan.
Berikut proses informasi yang dibuat oleh Achua (2004) data yang masih
suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model
pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data ( siklus informasi ).
PENERIMA ---------OUTPUT
Informasi itu sendiri adalah data yang sudah diolah dengan cara tertentu
pengolah data sampai kepada komputer dewasa ini, maka data dapat diolah
secara keseluruhan organisasi akan dapat mencapai tujuan secara efisien dan
16
Dalam ilmu manajemen, para manajer diwajibkan menyatakan masalah dan asumsi
secara teliti, biasanya dalam bentuk kuantitas atau suatu ukuran agar mereka dapat
memperoleh uraian lebih baik tentang masalahnya. Bila ini diterapkan pada disain
berbagai bidang yang berkaitan. Oleh karena itu, sistem untuk pemecahan masalah
( problem solving ) dapat dirancang agar lebih efektif dan lebih efisien bagi
seluruh organisasi.
yang statis. Tanda bahwa seorang manajer itu baik adalah kemampuannya
dan implementasinya.
17
cara dan perangai individual dari para manajer, serta struktur organisasinya.
Selanjutnya, sifat dasar desain SIM dan cara pelaksanaannya dicerminkan kembali
oleh semua anggota organisasinya untuk memberikan dampak positif kepada para
selain melakukan pengolahan transaksi yang diperlukan oleh suatu organisasi, juga
memberi dukungan informasi dan pengolahan data untuk fungsi manajemen dan
sistem informasi manajemen, yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan
Laudon ( 2005 :20 ) SIM adalah studi mengenai sistem informasi yang fokus pada
merupakan suatu sistem pengolahan data dalam suatu organisasi yang berfungsi
menyajikan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pengguna informasi
tersedianya informasi itu sendiri. Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang
hendak memanfaatkannya.
yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasiy ang dapat menangani
pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan hingga berbagai laporan
bulanan, tribulanan, dan tahunan. Bebagai laporan eksekutif yang dihasilkan oleh
19
merupakan salah satu program yang dibuat oleh aparatur pemerintah kepada setiap
data pasien yang merupakan sebuah sistem Informasi yang terintegrasi dan
sebuah database yang nantinya akan dikategorikan sesuai dengan parameter untuk
informasi dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain
untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung
secara lebih berhasil-guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal
data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. SIMPUS juga bertujuan :
20
Gambar 1.2
Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Register Harian Pasien.
2. Input Data diri Pasien di loket Pendaftaran, Diagnosa dan Obat di Poli 3. Daftar
Pasien dapat ditampilkan di menu Browse
21
22
23
hambatan. Ada beberapa isu aktual terkait dengan integrasi data, yaitu :
yang bermutu dan terkini. Integrasi data dan informasi dari berbagai unit
pelayanan yang ada di puskesmas baik pelayanan dalam gedung maupun luar
gedung belum dapat dilakukan sepenuhnya karena berbagai keterbatasan. Data dan
diintegrasikan dengan cepat dan tepat waktu. Integritas data yang tersedia secara
real time merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas data.
Disamping itu proses entri data juga sangat berpengaruh terhadap kualitas
data. Petugas entri data di puskesmas biasanya adalah staf yang juga bertugas
sedikit, entri data dapat dilakukan dengan segera, tetapi apabila jumlah pasien
cukup banyak maka proses entri data masih dirasakan merepotkan. Kedua faktor di
atas sangat berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi yang dihasilkan. Data
dan informasi perlu tersedia dengan segera, cepat dan tepat waktu agar dapat
sebenarnya masih dapat digunakan untuk tujuan yang lebih luas sesuai dengan
peran data dan informasi sebagai health intelligence, misalnya melihat sebaran
24
balita, pengenalan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa, kenaikan pangkat bagi
pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan berdasarkan data dan
terhadap teknologi komputer dan sistem informasi, tidak adanya staf yang
mempunyai latar belakang pendidikan komputer dan tidak ada staf khusus untuk
entri data.
Keterbatasan SDM juga akan sangat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan
SIMPUS. (http://arifwr.wordpress.com/2009/06/09/tantangan-integrasi-datadalam-
mulai dari tahap pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data dan analisis
tersebut, siapa yang ditempatkan di puskesmas dan siapa yang cukup ditempatkan
di Dinas Kesehatan.
25
kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang berguna
bagi dua pihak, yakni masyarakat selaku objek atau tujuan dari pelayanan dan
ragu dalam memenuhi kewajibannya dikarenakan hak nya sudah terpenuhi lewat
berasal dari kata melayani, yang berarti orang yang pekerjaannya melayani
dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan, dan organisasi
26
lain ada 2 ( dua ) faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa atau pelayanan
memiliki kualitas pelayanan yang baik maka pada akhirnya timbul kesesuaian
antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan. Layanan yang baik
menjadi dambaan setiap orang yang berurusan dengan badan / instansi yang
publik.
Dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa
yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang tidak berkualitas pada saat yang lain.
Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit untuk dicapai. Dalam hal ini dapat
Menurut Zeithalm dkk ( dalam Boediono, 2003 : 114 ) ada lima dimensi yang
perlengkapan dan sarana komunikasi. Fasilitas fisik yang dimaksud disini adalah
seperti gedung perkantoran, ruang tunggu untuk customer, telepon, computer dan
27
menyajikan dengan segera dan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
dapat dipercaya yang miliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.
Yaitu seperti kepastian yang diberikan aparat birokrasi untuk membuat masyarakat
pengguna jasa merasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya akan bebas dari
kesalahan.
komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. Hal seperti ini
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Jadi dalam pengertian
28
unsur fisik, mental dan sosial. W. F. Connell ( 1972: 68-69 ) menyimpulkan bahwa
masyarakat adalah
1. Suatu kelompok orang yang berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai
secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang
terorganisasi.
penduduk
mempunyai pengertian yang luas, untuk mencapai tujuan tersebut, ada cara
upaya
pengorganisasian masyarakat.
29
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial ( Singarimbun, 2006: 33). Oleh karena itu, untuk
pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti mengemukakan
30
sebelumnya.
sebagai berikut :
SIMPUS .
d. Struktur Birokrasi, yang harus jelas tugas fungsi pokok dari tiap
tiap pegawai.
31
Teladan.
BAB I : PENDHULUAN
BAB IV
: PENYAJIAN DATA
32
penelitian.
BAB V
: ANALISIS DATA
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
hasil penelitian.
BAB II
METODE PENELITIAN
33
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu.
diarahkan untuk memberikan gejala – gejala, fakta, atau kejadian – kejadian secara
hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya
yaitu:
34
diteliti.
Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu
primer.
Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa kualitatif.
menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul,
BAB III
DESKRIPSI LOKASI
36
Pada tanggal 2 Agustus 1976 peletakan batu pertama oleh M.Saleh Arifin yang
merupakan Walikota Madya Kepala daerah TK-II Medan dan diresmikan pada
tanggal 1 April 1977 oleh Marah Halim yang merupakan Gubernur Kepala daerah
Kecamatan Medan Kota. Puskesmas Teladan adalah Puskesmas yang terdiri dari
VISI :
dan terjangkau,
dan lingkungan.
37
Jiwa %
38
F % F % F % F % F % F %
1. Teladan barat 1423 23,3 286 7,2 36 61,0 286 61,7 195 69,4 28 66,
7
2. Mesjid 850 14,3 173 4,4 118 19,8 59 12,7 30 10,7 5 11,
9
3. Pasar baru 1205 20,2 1866 47,7 12 2,0 59 12,7 2 0,7 2 4,8
Jumlah 5975 100 3966 100 598 100 464 100 281 100 42 10
0
39
tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau
antara lain :
f. Upaya Pengobatan
40
41
Fasilitas peralatan medis yang tersedia di Puskesmas Telada Medan Kota dapat
dilihat di lampiran belakang.
42
sebagai berikut :
– obatan. Obat – obatan tersebut berasal dari Dinas Kesehatan yang kemudian
43
44
Adapun rincian Tugas Pokok dan Fungsi masing- masing jabatan pada
A. Kepala Puskesmas
berhalangan hadir
C. Keuangan
2. Merealisasikan Keuangan
45
kesejahteraan pegawai;
D. UMUM
puskesmas.
6. Mengarsipkan surat.
E. Kepegawaian
2. Mengetik daftar penilaian yang sudah di isi nilai oleh atasan langsung
46
dan lain-lain)
Dinas Kesehatan
Stratifikasi, dsb.)
diserahkan kepada koord. data & informasi serta koord. program terkait
47
Kesehatan Masyarakat
(PbM)
48
1. Pelaksanaan Imunisasi Polio, Campak dan lain - lain pada bayi ditempat
memasyarakatkan oralit.
penyebaran kasus.
gedung.
49
50
PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan uraian data hasil penelitian yang dilakukan mengenai
data adalah hasil yang diperoleh dari penelitian, maka untuk itu perlunya penyajian
yang meliputi penyajian dalam bentuk distribusi tunggal, hasil wawancara dan
Observasi di lapangan. Melalui distribusi tunggal ini akan diketahui dengan jelas
penelitian juga akan menguraikan hasil- hasil penelitian yang meliputi penyajian
lain adalah :
1. Kartu Individu, seperti Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu TB, Kartu Rumah
dan sebagainya.
51
c. Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti; ibu hamil risti,
52
Pada alur Proses ini juga di utarakan pada proses alur dalam Implementasi
SIMPUS di Puskesmas Teladan Medan hal ini juga di informasikan oleh Kepala
Puskesmas Medan – Teladan Mengenai Alur SIMPUS atau SP2TP yang berada di
Puskesmas :
Pada alur Proses berikutnya yang dimana data sudah dikirim melalui Puskesmas
secara online maupun secara manual (Offline) setiap awal bulan tanggal 05. Hal
ini juga informasikan pihak Dinas Kesehatan Kota Medan melalui bagian Bina
Yankes yang dimana data di terima dari bagian tersebut lalu data tersebut di
53
Data - data yang kami terima dari seluruh Puskesmas kota Medan kami
berikan tanggal jatuh tempo maksimal awal bulan tanggal 5, data yang
kami terima langsung kami evaluasi dan verifikasi sejauh mana
keabsahan data tersebut di buat sebelum kami kirim ke bagian
Pemprovsu, data kami simpan sementara sebagai hasil kinerja bulanan
Puskesmas yang dimana data tersebut kami kirimkan harusnya di tanda
tangani oleh Kelapa Dinas Kesehatan kota Medan yang pastinya sudah di
periksa. Data yang dapat di lihat dalam perhatikan khusus kami ialah jika
wabah penyakit yang meningkat dan perlunya penanganan cepat, lalu
diadakan survei atau penelitian di Puskesmas yang memiliki wabah
penyakit terbesar, dan kami tambah untuk dilakukan tindakan dari Pusat
untuk dapat di antisipasikan melalui sosialisasi ke masyarakat sebagai
penangan sementara.
Pada alur berikutnya setelah laporan – laporan hasil evaluasi dari Dinas
kinerja laporan bulanan untuk dikirimkan ke Pusat. Hal ini juga disampaikan oleh
“ laporan – laporan yang kami terima dari tiap – tiap Puskesmas yang
telah kami evaluasi lalu kami kirim ke Dinas Kesehatan Pemprovsu untuk
dilihat oleh mereka, dan adanya catatan khusus dari bina Yankes kota
medan yang berisikan informasi adanya data penyakit yang terjadi agar
54
oleh Departemen Kesehatan yang kemudian diadakan rapat dalam hal masalah
profil kesehatan di setiap Puskesmas. Setelah itu penanganan cepat dari Pusat. Hal
Pada tahapan ini setelah semuanya di kirim ke Pusat, maka tahapan ini
adalah adanya feed back ( Umpan Balik ) yang hasilnya di kembalikan ke tiap –
peningkatan wabah penyakit, semua itu sesuai dengan aturan yang berlaku.
Setelah semuanya di audit, lalu pada setiap Puskesmas itu melakukan tugas –
tugas dari atasan yang menjadi tanggung jawabnya. Feedback terhadap laporan
dijadikan evaluasi keberhasilan program. Jenis dan periode laporan yaitu (1)
Bulanan, data kesakitan, data kematian, data operasional (gizi, imunisasi, KIA,
KB, dsb.), data manajemen obat, (2) Triwulan, data kegiatan puskesmas, (3)
55
1. ISPA 3304
4. Hipertensi 801
7. Febris 532
8. Diare 492
9. TB Paru 364
terjadi di daerah tersebut, yang paling besar penyakit yang sering di alami
penyakit ini tidak berbahaya bagi setiap orang, maka jarang sosialisasi
Puskesmas Teladan :
56
SIMPUS.
implementasi SIMPUS.
57
Dari hasil penelitian pada saat disana, Pada gambar diatas menunjukan
yang datang ke Puskesmas dalam satu hari lebih dari 50 orang maka akan
harinya kunjungan pasien yang berobat disana semakin meningkat, lain halnya
pada hari jumat ataupun sabtu kunjungan masyarakat yang berobat tidak terlalu
banyak. Disini diperlukannya penambahan sarana dan prasarana yang ada untuk
menunjang pelayanan masyarakat seperti dapat kita lihat pada gambar sebelah kiri
lainnya masih menggunakan cara manual dan menyebabkan antrian yang agak
begitu lama.
“untuk masalah alat sarana prasarana disini jikalau dibilang kurang yah
masih kurang tetapi di bilang cukup yah dicukup – cukupilah, karena ini
kan untuk melayani masyarakat jadi jika ada penambahan alat sarana
58
terhadap masyarakat”.
kesehatan masyarakat, ini dapat terlihat dari pelayanan yang diberikan aparat
kesehatan kepada msyarakat yang berobat disana mulai dari rgistrasi atau
pendataan pasien sampai kepada pengambilan obat obatan oleh pasien yang kasih
sesuai dengan nomor antrian yang diberikan oleh pegawai, pasien yang datang
langsung data kunjungan pasien terintegrasi di tiap – tiap poli yang berisikan
59
Pada gambar di atas terlihat jelas masyarakat yang telah di data atau di
registrasi, pasien harus menunggu antrian lagi agar tidak terjadi tindakan yang
tidak diinginkan, pasien menunggu sesuai dengan poli – poli yang di informasikan
dari aparat kesehatan. Setelah itu suster dan dokter yang ada di tempat akan
memanggil dan memeriksa pasien yang sakit. Dapat dilihat keramahan dan
60
resep obat yang dibutuhkan pasien dalam bentuk kertas dan selanjutnya pasien
Melihat dan memahami dari gejala-gejala yang ada pada saat penelitian hal ini
menjadi ketetarikan penulis untuk menyajikan apa saja yang terjadi pada saat
5. Masyarakat Tambahan
61
Melalui penyajian data ini saya menyajikan wawancara kepada Aparat – aparat
Penyajian ini dilakukan melalui teori A. G. Edward III, yang dimana dari tujuan
a. Komunikasi
tentang seperti Tujuan Pokok dan fungsi dari Penerapan Simpus / SP2TP
62
dilaksanakan di setiap daerah bagian, yang dimana SIMPUS ini dilakukan untuk
menunjang kualitas pelayanan kesehatan yang secara efektif dan efisien, oleh
karena itu hal ini juga disampaikan Kepala Puskesmas Teladan tentang sejauh
dikeluarkan melalui peraturan Kepmenkes No. 511 Tahun 2002 yang dimana atas
Kesehatan Nasional ) melalui hal ini bahwa sistem informasi sudah di atur oleh
Kepmenkes Pusat. Hal ini juga di sampaikan informasi oleh Kepala Puskesmas
Teladan bahwa :
Aturan atau dasar kebijakan sudah ada tetapi ya kita harus mengerti
aturan yang dibuat pusat belum tentu setiap daerah bisa mampu
menjalaninya dengan baik apalagi SIMPUS online ini masih baru
diterapkan di Medan ini, sesuatu yang baru tidak cepat penyusaiannya
di daerah. Seperti halnya anggaran yang di berikan sudah ada seperti
perawatan dan langsung dikirimkan dan juga sarana seperti komputer
dan modem internet sudah untuk paket bulan untuk pengoperasikan
online dalam gedung tersebut, tetapi pemahaman aparat daerah sini
yang masih lama penyusaian dan pemahamaan yang cepat sehingga
menjadi penghambat juga.
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
c. Disposisi
urusan atau surat masuk. Disposisi dibuat oleh pimpinan untuk staf atau bawahan
ialah agar staf dapat menindaklanjuti atau menyelesaikan suatu urusan atau surat
masuk sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan. Tindak lanjut dapat berupa
64
Operasional Procedure ) yang sudah diatur dasar hukum yang sudah ditentukan,
yang memiliki proses tahap awal hingga evaluasi laporan, sejauh ini sebagai
pelaksanaan setiap pekerjaan yang di lakukan Implementor. Atas dasar SOP kita
masyarakat khususnya pada Program SIMPUS, hal ini juga disampaikan oleh
“ Kalau dilihat dari SOP nya semua pegawai itu sudah sesuai dengan
dimilikinya“.
d. Struktur Birokrasi
65
yang dijalankan melalui tahap awal pencatatan dan pelaporan hingga akhir
evaluasi laporan juga berisikan tugas – tugas dan tanggung jawab setiap pegawai
Struktur birokrasi pada dasarnya memiliki fungsi dan tanggung jawab sehingga
kita dapat mengetahui siapa – siapa saja yang mengerjakan, bertanggung jawab
dalam menjalankan proses implementasi SIMPUS yang tetap pada SOP ( Standart
Puskesmas ini adalah ibu EkaDana, dia yang bertanggung jawab bagian
pencatatan dan pelaporan di Puskesmas ini, dan dia juga yang langsung
itu?
Teladan?
66
Jawaban :
Pelaksanaan Simpus di Dinas Kesehatan Kota Medan masih sebatas
uji coba di 2 puskesmas (Teladan dan Glugur Darat). Bekerjasama
dengan PT. Telkom dalam pengadaan Software, Web Base dan
Hardware. Tahapan yang dilakukan :
1. Penyediaan perangkat keras dan jaringan internet di
puskesmas. 2. Pendampingan oleh PT. Telkom kepada Staf
puskesmas dalam
3. pengoperasian komputer dan menggunakan software simpus.
4. Entry database.
67
Speedy saja.”
6. Apakah menurut Bapak SP2TP/SIMPUS yang berbasis online ini sudah dapat
masyarakat”.
9. Apa yang menjadi tugas dan tanggung jawb Bapak dalampenerapan SP2TP
atau SIMPUS?
68
juga laporan – laporan dari tiap tiap poli seperti laporan pada
dapat melihatnnya”.
69
tetapi pada masalah jaringan wifi ini masih ada kendalanya karna
pada saat menginput data pasien antara poli satu dengan lainnya
5. Apa yang menjadi tugas Ibu dalam SIMPUS atau SP2TP ini ?
laporan dari tiap – tiap poli setelah itu baru ibu membuat
melaporkanseluruh data – data laporan dari seluruh Puskesmas yang ada di kota
Medan”.
70
Tahapan SIMPUS ini, laporan dari tiap – tiap Puskesmas itu di serahkan
ke bagian Bina YANKES tiap bulannya sebelum tanggal 5, setalah itu
bagian yang mengolah data tersebut ada 3 orang termasuk Ibu sendiri,
dan laporan itu di evaluasi sehingga kita dapat melihat 10 penyakit
terbesar yang ada di setiap kecamatan dan kita juga dapat melihat obat –
obatan yang di perlukan di Puskesmas tersebut.
4. Apakah menurut Ibu dengan adanya suatu SIMPUS yang berbasis online dapat
Suatu sistem yang berkenaan dengan teknologi itu menurut ibu dapat
memudahkan pekerjaan petugas yang ada di sini, apalagi laporan –
laporan dari tiap Puskesmas langsung terintegrasikan ke Dinas Kesehatan
jadi ibu tinggal langung lihat laporan tersebut dari komputer. Tetapi pada
kenyataannya banyak mengalami hambatan berupa leletnya jaringan
sehingga jika jaringannya lagi lelet pekerjaan petugas jadi terhambat.
Zeithalm dkk ( dalam Boediono, 2003 : 114 ) di Karenakan kaitannya sesuai apa
Adapun tabel yang berisikan nama – nama informan tambahan yaitu pada
sebagai berikut :
71
Tabel ini menunjukan bahwa peneliti memilah dari informan – imforman yang
ada untuk di pilih sebagai yang lebih mengetahui pelayanan yang ada di
Puskesmas Teladan Medan Kota. Hal ini menunjukan bahwa Informan yang
dipilih dapat menjawab dari tujuan si peneliti dalam menunjang data – data
pelayanan di Puskesmas.
A. Tanggible ( berwujud )
dapat dan fasilitas fasilitas yang tersedia di Puskesmas Teladan . Hal ini juga
Apakah menurut Bapak fasilitas yang tersedia seperti ruang tunggu, toilet,
72
B. Reliability ( Kehandalan )
73
melayani ibu, selama ibu berobat tapi tidak tahu jika saya tidak ada”
pegawai Puskesmas ?
diberi tahu harus kemana, yah bapak ikuti aja apa kata pegawai itu “.
“Mudah kita sudah ada kartu berobat kita daftar langsung dilayani,
dari setiap keluhan masyarakat tersebut. Hal ini disampaikan dari beberapa
hadir di tempat ?
“ Kalau itu sih Bapak Kurang tau, karena Bapak berobatnya agak
siangan, tapi kalau bapak lihat sih ini kan puskesmas, berati
74
“ Menurut Bapak tidak ada hal seperti itu, itukan emang sudah
D. Assurance ( Jaminan )
Puskesmas Teladan ?
E. Emphaty ( Empati )
75
kenyamanan.
karna ini sesuai nomor antrian jadi ibu dan juga lainnya sesuai nomor
mendapatkan pelayanan ?
“ Mudah, kalau Bapak pribadi sih mudah karna rumah Ibu tidak
BAB V
ANALISIS DATA
Dalam Bab ini, akan dianalisis semua data yang diperoleh dari hasil penelitian
seperti yang sudah disajikan dalam bab terdahulu, adapun analisis yang dilakukan
satu solusi yang diberikan oleh aparat birokrasi dalam upaya peningkatan kualitas
76
kepada semua masyarakat tanpa terkecuali. Bila layanan yang diterima oleh
masyarakat sesuai yang diharapkan, maka kualitas layanan yang diberikan itu
memuaskan dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Sebaliknya bila jasa / layanan
yang diterima oleh masyarakat rendah dari yang diharapkan, maka kualitas
pelayanan akan buruk tidak sesuai tujuan yang diharakan. Dengan demikian baik
atau buruknya kualitas jasa / layanan tergantung kepada kemampuan penyedia jasa
Masalah yang terjadi di atas, dalam hal ini pemerintah telah melakukan
SIMPUS yang merupakan suatu sistem dataabase yang dimana dat – data
update, dan di share sehingga terbangun suatu sistem informasi manajemen secara
di tingkat daerah smpai ke tingkat Pusat adalah suatu sistem informasi yang dapat
pengumpulan data – data pasien dari tiap poli hanya memakai kertas sehingga
77
data informasi pasien yang terpadu baik ditingkat Pusat maupun Daerah.
kesehatan masyarakat.
Puskesmas yang berada pada studi penelitian terletak di Puskesmas Teladan dapat
di analisa melalui rangkuman tiga aspek. Yang dimana aspek tersebut merupakan
aspek organisasi yaitu aparat kesehatan yang bertanggung jawab dalam penerapan
SIMPUS aspek interpretasi yaitu pemahaman aparat pelaksana dalam hal ini
pegawai pelaksana, dan aspek penerapan yaitu pelaksana yaitu pelaksana SIMPUS
sesuai dengan peraturan – peraturan yang ada. Ketiga aspek tersebut dapat di rinci
sebagai berikut :
a. Organisasi
Berdasarkan data – data atau fakta di lapangan serta dari hasil wawancara
kesehatan dan juga dapat terlihat dari struktur organisasinya. Setiap aparatur
pegawai pelaksana, dan kemampuan atau keahlian yang dimiliki pegawai dalam
komputer karena rata – rata aparatur kesehatan yang ada disini berlatar
atau keahlian dalam menggunakan komputer hanya beberapa saja, tetapi dalam hal
Selain aspek Sumber Daya Manusia, fasilitas yang dimiliki seperti unit
Jumlah unit komputer yang ada di tiap – tiap poli dirasa kurang cukup sehingga
masih adanya poli – poli yang belum menggunakan komputer, pada jaringan
b. Interpretasi
para pelaksana implementasi mengerti apa yang menjadi tugas dan tanggung
dapat maksimal.
79
menyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan perintah untuk
mulai dari seksi pembuat laporan sampai operator registrai pasien cukup mengerti
akan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pelaksanaan tersebut aparat kesehatan
selalu mengacu kepada peraturan – peraturan yang berlaku, mulai dari peraturan –
program mesti tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komunikasi dalam
eksternal dalam hal ini sosialisasi kepada masyarakat dan hubungan dengan
bagaimana koordinasi dan juga kerjasama antar pelaksana. Dan secara komunikasi
antar pelaksana dapat dikatakan sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.
Dimana antar pihak saling memberikan informasi, masukan, dan juga sering
80
SIMPUS.
masyarakat sudah ada dan berjalan dengan baik. Seperti halnya sosialisasi dalam
c. Penerapan
Dari hasil data – data dilapangan dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa
online yang terintegrasi dari puskesmas ke DinKes ini masih dilakukan secara
setiap awal bulan yaitu pada tanggal 5. Selain itu masih minimnya anggaran yang
SIMPUS online ini. Tetapi pada pertengahan tahun 2013 baru terlaksananya
data kunjungan harian pasien ke tiap – tiap poli yang ada di Puskesmas Teladan
masyarakat dalam menerima pelayanan jika di lihat dari segi kualitas pelayanan
yang dapat di analisis melalui aspek bentuk pelayanan, Kehandalan dan daya
Aspek ini dapat di lihat melalui penampakan bentuk fisik pelayanan atau
keberadaan peralatan, informasi yang di dapat dan fasilitas fasilitas yang tersedia
masyarakat yang berobat disana melihat adanya fasilitas – fasilitas yang tersedia
toilet , maupun tempat parkir dirasa sudah cukup dalam memberikan pelayanan
fasilitas sarana dan prasaranan yang dimiliki Puskesmas Teladan sudah dibilang
ini salah satu yang paling diharapkan masyarakat, petugas yang ramah akan
menjadi salah satu faktor pendukung bagi pengguna layanan untuk memberikan
penilaian yang baik atas pelayanan yang disajikan. Dari data – data di lapangan
juga pada pasien rawat inap. Dlihat dari keahlian aparat kesehatan masyarakat
peralatan – peralatan yang ada akan tetapi masih minimnya alat sarana dan
prasarana yang ada di Puskesmas Teladan seperti komputer dan lainnya dan juga
masih minimnya Sumber Daya Manusia dalam mengoperasikan alat bantu seperti
jadi dalam hal mengoperasikan komputer harus adanya pelatihan khusus bagi
Aspek ini dapat dilihat melalui informasi yang jelas dan di mengerti,
Informasi yang diberikan aparat kepada masyarakat sudah cukup jelas, sehingga
mudah dimengerti oleh masyarakat yang berobat. Seperti pada saat pasien
pelayanan publik, ini sudah menjadi tanggung jawab setiap aparat kesehatan.
83
PENUTUP
hasil penelitian.
VI.1 Kesimpulan
kunjungan pasien yang terintegrasi secara online di setiap poli – poli yang
84
Medan Kota yaitu fasilitas yang ada di Puskesmas Teladan dirasa masih
akademis kebidanan.
VI.2 Saran
85
lebih optimal.
Daftar Pustaka
Kurniawati, 2004, Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Data Pasien Rawat
Jalan Puskesmas di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun
2004, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
Pressindo.
87
Internet :
http://misskesmas.wordpress.com/2011/12/04/simpus-fisika-kesehatan/ , tanggal
18 Agustus 2013, pukul 21.00 wib
88