“MIKOSIS”
DOSEN PENGAMPU :
Dr. NOOR YULIA, MM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1. SALSABILA AURELLYA BACHTIAR (20220306054)
2. NANDA (20220306007)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh kolonisasi
jamur atau ragi. Penyakit yang termasuk mikosis superfisialis adalah dermatofitosis, pitiriasis
versikolor, dan kandidiasis superfisialis. Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh kolonisasi jamur dermatofit yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti
stratum korneum epidermis, rambut, dan kuku (Hidayati dkk, 2009).
Penyebab dermatofitosis adalah spesies dari Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton (Sweetman, 2009). Mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk
negara tropis. Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan
kelembaban tinggi. Suhu dan kelembapan tinggi merupakan suasana yang baik bagi
pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat ditemukan hampir di semua tempat (Hidayati dkk,
2009). Genus Trichophyton, khususnya Trichophyton rubrum, merupakan penyebab
dermatofitosis terbanyak di seluruh dunia (Anonim, 2006). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Venkatesan dkk (2007) di India, diketahui bahwa sebanyak 93%
dermatofitosis disebabkan oleh genus Trichophyton, antara lain Trichophyton rubrum
(73,3%), Trichophyton mentagrophytes (19,7%), diikuti oleh Epidermophyton floccosum
(4,2%)dan Microsporum gypseum (2,8%).
Menurut penelitian retrospektif yang dilakukan oleh Hidayati dkk (2009) tentang
mikosis superfisialis di Divisi Mikologi Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD
Dr. Soetomo Surabaya tahun 2003-2005, ditemukan bahwa mikosis superfisialis yang banyak
terjadi adalah pitiriasis versikolor, dermatofitosis, dan kandidiasis superfisialis, dengan
penyebab terbanyak antara lain Trichophyton mentagrophytes (15,7%), Trichophyton rubrum
(13,7%), dan Candida albicans (7,8%).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Miokosis
ANALISIS MASALAH
1. Interdigitalis
Interdigitalis adalah yang tersering terjadi pada pasien tinea pedis. Di antara jari IV dan V terlihat
fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan
juga ke sela jari yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering terdapat maserasi. Aspek
klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka akan
terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga telah diserang oleh jamur. Jika perspirasi berlebihan
(memakai sepatu karet/boot, mobil yang terlalu panas) maka inflamasi akut akan terjadi sehingga
pasien terasa sangat gatal. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan menimbulkan
sedikit keluhan sama sekali. Kelainan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi
selulitis, limfangitis dan limfadenitis, dan dapat pula terjadi erysipelas, yang disertai gejala-gejala
umum (CONANT dkk, 2011).
f. Penatalaksanaan Pengobatan
Penatalaksanaan Pengobatan infeksi jamur pitiriasis versikolor ada dua jenis, bisa
dilakukan secara topikal dan sistemis. Lesi yang minimal biasanya menggunakan tipe
pengobatan jenis topikal.
Pengobatan jenis topikal yaitu:
1. Ketokonazol shampoo
2. Selenium sulfat3.Larutan natrium tiosulfit
4. Imdzole krim
5. Bedak kocok sulfur presipitatum
kemerahan gelap sampai kecokelatan pada bercak warna yang ditemukan di bagian
belakang
kemerahan gelap sampai kecokelatan pada tambalan warna yang ditemukan di ketiak
kemerahan gelap sampai kecokelatan pada bercak warna yang ditemukan di lengan
atas
kemerahan gelap sampai kecokelatan pada bercak warna yang ditemukan di dada
kemerahan gelap sampai kecokelatan pada bercak warna yang ditemukan di leher
peningkatan berkeringat
kulit gatal
Memungkinkan halnya bahwa Mikosis superfisial tidak menunjukkan gejala fisik dan masih
ada pada pasien.
BAB V
A. Kesimpulan
Mikosis superfisialis adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh kolonisasi
jamur atau ragi. Yang termasuk mikosis superfisialis adalah dermatofitosis, pitiriasis
versikolor, dan kandidiasis superfisialis. Dermatofitosis penyakit jamur pada jaringan yang
mengandung zat tanduk, seperti kuku, rambut dan stratum korneum pada epidermis yang
disebabkan oleh golongan jamur dermatofita, Kandidiasis Superfisialis yang dikenal dengan
penyakit infeksi primer atau sekunder yang disebabkan oleh jamur genus kandida terutama
Candida albicans, sedangakan Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisialkronik
ringan yang disebabkan oleh jamur Malassezia dengan ciri klinis discrete atau Confluent.
Memiliki ciri-ciri bersisik, tidak berwarna atau tidak berpigmen, dan tanpa peradangan.
B. Saran
Perlu dalam meningkatkan cara pola hidup yang baik, dengan menjaga sistem imun agar
dapat terhindar dari jamur superfisialis yang sangat beresiko besar untuk kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Citrashanty, Irmadita, and Sunarso Suyoso. "Mikosis Superfisialis di Divisi Mikologi Unit
Rawat Jalan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun
2008–2010."
Harahap, M.2000.Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta: Hipokrates
Mahardhika, G. P., & Muhimmah, I. (2013). Perancangan Sistem Pakar Medis Untuk Kasus
Dermatomikosis Superfisialis. In Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed).
https://repository.um-surabaya.ac.id/1134/3/BAB_2.pdf
https://seer-cancer-gov.translate.goog/seertools/hemelymph/51f6cf57e3e27c3994bd5345/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc