Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 3, Nomor 1, Januari 2023

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Implementasi Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit Di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara
Salmiati1*, Juliandi Harahap2, Deli Theo3
123Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
Email: *salmiatiskd@gmail.com

Abstrak-SIMRS merupakan sebuah sistem informasi terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
manajemen Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit di RS. Nurul Hasanah. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel
sebanyak 43 orang orang yang diperoleh dengan total sampling. Data kuantitatif dianalisis secara univariat, bivariat dan
multivariat. Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif pada tahap univariat diketahui bahwa dari 43 responden, sebagian besar
berumur 36-45 tahun yaitu 21 (48,8%), jenjang pendidikan D3 keperawatan yaitu 18 (41,9 %). Hasil bivariat menunjukkan
bahwa ada pengaruh SDM (p=0,011), organisasi (p=0,010), teknologi (p=0,005) terhadap implementasi sistem informasi
manajemen rumah sakit di RS. Nurul Hasanah. Adapun variable yang paling dominan adalah variable teknologi. Kesimpulan
dalam penelitian iniyaitu ada pengaruhSDM, organisasi, teknologi terhadap pelaksanaan SIMRSdi RS. Nurul Hasanah dan
variabel yang paling berpengaruh dalam SIMRSdi RS. Nurul Hasanah adalah variabel teknologi.Pegawai belum mampu
mengoperasikan SIMRS, selain itu belum ada di semua unit pelayanan. Saran pada penelitian ini agar hasil penelitian ini
menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi manajemen rumah sakit untuk melakukan pembenahan SDM dengan melakukan
pelatihan yang berkesinambungan kepada pegawai.

Kata Kunci : SDM, Organisasi, Teknologi, SIMRS

Abstract- Hospital manajemen information systemswas an integrated information system prepared to handle the entire
hospital management process. This study aimed to analyze the factors that influence the implementation of the Hospital
Management Information System in Nurul Hasanah Hospital. The research design used a kuantitatif method. The sample of
this study was 43 used total sampling. The research data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate. Based on
the results of quantitative research at the univariate stage, it was known that of the 43 respondents, most of them are 36-45
years old, namely 21 (48.8%), with an undergraduate education level of 24 (55.8%). Bivariate results show that there was an
influence of human resources (p=0.011), organization (p=0.010), technology (p=0.005) on the implementation of hospital
management information systems in Nurul Hasanah hospital. The conclusion is that there is an influence of human resources,
organization, technology on the implementation of hospital management information systems in Nurul Hasanah hospital and
the most influential variables in the hospital management information system at the Nurul Hasanah was a technology
variable. Suggestions in this study so that the results of this study can be used as input and evaluation material for hospital
management to improve human resources by conducting continuous training for employees.

Keywords : Human Resources, Organization, Technology, Hospital Management Information System

1. PENDAHULUAN
Pada era 4.0, teknologi atau sistem informasi menjadi kebutuhan yang sangat bermanfaat untuk
mendukung kinerja dalam kehidupan terkhususnya rumah sakit. Rumah sakit berlomba-lomba untuk
meningkatkan kinerja untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Oleh sebab itu setiap Rumah
Sakit wajib melaksanakan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan Rumah Sakit
dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) (Putra, dkk; 2020).
SIMRS sebagai sebuah sistem informasi terintegrasi yang disiapkan untuk menangani keseluruhan proses
manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan sistem dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek,
gudang farmasi, penagihan, data base personalia, penggajian pegawai, proses akuntansi sampai dengan
pengendalian oleh manajemen (Nugroho & Ali, 2022). SIMRS sebaiknya telah menggunakan jaringan komputer
dan datanya bisa diolah secara elektronik. Semakin besar dan semakin kompleks sebuah rumah sakit, semakin
memerlukan sistem informasi medis yang modern. SIMRS berfungsi mengumpulkan dan mengolah data rumah
sakit menjadi informasi (Putra & Vadriasmi, 2020). Data yang dikumpulkan adalah data yang berasal dari
komponen masukan, proses dan luaran. Informasi juga diperlukan untuk menjalankan daur manajemen, dimulai
dari perencanaan, penggerakan, pengendalian dan manajemen rumah sakit bisa bertindak tepat dalam mengambil
keputusan, misalnya saat mengambil keputusan kapan suatu obat harus dipesan agar tidak sampai kehabisan
persediaan stok obat (Wulandari, 2020).
Salah satu rumah sakit di Kabupaten Aceh Tenggara yang menerapkan SIMRS adalah Rumah Sakit
Nurul Hasanah, penerapanan ini bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan yang ada di Rumah sakit
tersebut, namun berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan SIMRS belum sepenuhnya berjalan di
rumah sakit ini karena program atau aplikasi SIMRS baru digunakan di bagian rekam medik yang meliputi
pengumpulan data (registrasi), pengolahan data (assembling, coding, indexing), serta pelaporan data.

10
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petugas SIMRS mengatakan bahwa, SIMRS di Rumah
Sakit Nurul Hasanah Aceh Tenggara memang belum sepenuhnya berjalan dan belum semua unit yang
terintegrasi dikarenakan masih banyak yang harus dipersiapkan dan besarnya biaya yang diperlukan untuk
melakukan pengembangan SIMRS yang terintegrasi. Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini yaitu
kurangnya tenaga ahli dibidang teknologi dan informasi. Anggota SIMRS hanya terdiri dari tiga orang yang
mempunyai tugas sebagai system support hardware, system support software, system support network yang
seharusnya idealnya itu ada empat orang, kemudian kendala lain yang dihadapi petugas rekam medis terkait
dengan sistem informasi, diantaranya adalah sistem informasi rekam medis terkadang mengalami error dan
respon (loading) lama sehingga dapat menghambat pelayanan kepada pasien.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat dalam penerapannya banyak hambatan yang di alami dalam
implementasi sistem informasi manajemen seperti sumber daya manusia, kurangnya kemauan dan inisiatif untuk
belajar teknologi informasi, ketidaktahuan manfaat dan keefektifan SIMRS yang berbasis teknologi informas dan
banyak faktor lainya. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“faktor-faktor yang memengaruhi implementasi SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021”.

2. KERANGKA TEORI
2.1. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem Informasi Manajemen (SIM) seringkali disebut “Manajemen Informasi Sistem”, “Information
Processing System” “Information Decision System” atau hanya “Information System” merupakan suatu metode
formal untuk menyediakan bagi pihak manajemen informasi yang akurat serta tepat waktu yang diperlukan
untuk melancarkan proses pengambilan kepuutusan dan memungkinkan perencanaan, pengawasan serta fungsi-
fungsi operasional dilaksanakan secara efektif. Sistem tersebut menyediakan informasi tentang keadaan masa
lampau, masa kini dan masa yang akan datang dan kejadian-kejadian tentang relevan di dalam dan di luar
organisasi yang bersangkutan (Husni & Putra, 2019).
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem teknologi informasi komunikasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat serta akurat dan
merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) (Pratama & Hendini, 2022). Rumah sakit menetapkan
unit kerja yang mengelola SIMRS dan memiliki sumber daya manusia yang terdiri atas kepala unit serta staf
dengan kualifikasi analisis sistem, programer, hardware dan pemeliharaan jaringan (Sutoto, 2018).

2.2. Implementasi SIMRS


Saat ini, banyak rumah sakit yang gagal dalam mengadopsi sistem informasi dalam membantu kegiatan
operasionalnya (Maimun & Maita, 2022). Kegagalan proyek informasi dapat disebabkan oleh:
1. Kegagalan perencanaan terjadi jika proyek tidak memiliki nilai tambah atau kemampuan untuk menghadapi
halangan yang terjadi sepanjang prosesnya. Hal ini menunjukan bahwa proyek telah memiliki kesalahan
sejak awal.
2. Kegagalan sponsor terjadi ketika orang yang memimpin proyek tidak secara aktif terlibat dan/atau tidak
memiliki otoritas untuk mengambil keputusan penting demi kesuksesan proyek.
3. Kegagalan desain dan definisi/ ruang lingkup terjadi jika ruang lingkup tidak didefinisikan secara jelas,
sehingga tim pelaksana proyek benar-benar tahu dengan jelas mengenai apa yang menjadi deliverable.
4. Kegagalan komunikasi terjadi karena kurangnya komunikasi atau menghindari diskusi yang terbuka
mengenai masalah dan isu yang terjadi di dalam proyek.
5. Kegagalan disiplin proyek terjadi ketika proses atau metodologi proyek mengabaikan kesalahan kecil
sehigga faktor mitigasi yang ada tidak pernah digunakan.
6. Kegagalan pemasok/ vendor terjadi jika struktur dari hubungan kegagalan pemasok/ vendor tidak
memperbolehkan komunikasi atau penyesuaian. Hal ini terjadi karena birokrasi organisasi sehingga
komunikasi hanya bisa dilakukan oleh bagian pengadaan perusahaan yang berada diluar tim manajemen
proyek.

2.3. Faktor yang memengaruhi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


Secara umum, permasalahan dalam implementasi sistem informasi terintegrasi pada rumah sakit adalah
sebagai berikut (Martiana dkk, 2018).
a. Implementasi sistem informasi merupakan proyek yang menuntut kerja keras dan kerja cerdas. Hal ini
didukung oleh orang–orang yang suka terhadap perubahan, suka terhadap pola pekerjaan yang berhubungan
dengan orang dan menyukai pekerjaan yang menantang untuk menciptakan suatu perubahan yang dapat
menjadikan pekerjaan lebih efisien.
b. Sistem informasi yang terintegrasi tidak berkerja sendiri pada prinsipnya cara kerja sistem informasi yang
terintegrasi menuntut peran utama dari orang –orang yang mau melakukan dan menjalankan sesuai prosedur

11
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

aplikasi program. Suatu aplikasi program tidak dapat bekerja sendiri tanpa sentuhan pengguna untuk
melakukan penginputan transaksi operasional secara berkala (Daniati dkk, 2022).
c. Implementasi sistem informasi harus dijadikan pekerjaan utama. Pada tahapan implementasi suatu sistem
informasi yang terintergrasi, sering terjadi kegiatan yang parallel antara sistem baru dengan sistem
tradisional. Hal ini membuat para pengguna enggan, terbeban dan tidak termotivasi untuk melakukan trial
simulasi, implementasi untuk melakukan input data pada sistem informasi baru yang belum dikenal. Sikap
pengguna terhadap pelaksanaan sistem informasi baru dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut, 1)
kelompok pro perubahan, 2) kelompok netral, dan 3) kelompok perlawanan (resistance) terhadap
perubahan.
d. Perubahan cara kerja dan pola pikir (mindset). Setiap Rumah Sakit memiliki budaya cara kerja yang sudah
berjalan selama Rumah Sakit itu berdiri. Sistem informasi yang ada pada saat ini, dalam penerapannya
memiliki banyak tantangan baik dari faktor internal maupun eksternal instansi pelayanan kesehatan dalam
hal ini yaitu rumah sakit. Telah banyak ditemukan permasalahan teknis dan non teknis dalam melakukan
penerapan sistem informasi terlebih jika menghadapi pengguna dari beberapa level/tingkatan, baik tingkatan
pengguna biasa hingga tingkatan manajerial. Secara umum, permasalahan dalam penerapan sistem informasi
adalah sebagai berikut: 1) Penerapan sistem informasi merupakan proyek yang menuntut kerja keras dan
kerja cerdas, 2) Sistem informasi yang terintegrasi dapat bekerja sendiri, 3) Penerapan sistem informasi
harus dijadikan pekerjaan utama, 4) Perubahan cara kerja dan pola piker (Nolandari & Fitriani, 2022).
Ketidakberhasilan penerapan sistem informasi dikarenakan pengembangan sistem informasi yang ada tidak
sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hal ini disebabkan, belum diketahui secara pasti bagaimana peran
sistem informasi terhadap organisasi. Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sistem informasi
kesehatan menunjukkan bahwa aspek pemanfaatan terhadap sistem informasi pada saat ini masuk pada
kategori rendah, sedangkan aspek strategis sistem informasi untuk masa yang akan datang masuk pada
kategori tinggi (30).
Pengkategorian peran sistem informasi ini didasarkan menurut Mc Farlan’s Grid yang terdiri dari empat
kategori yaitu support mode, factory mode, strategic modedan turnaround mode. Penelitian yang dilakukan
terhadap SIMRS mengacu pada kerangka kerja HOTFit. HOT-Fit adalah salah satu kerangka teori yang
dipakai untuk evaluasi sistem informasi dalam bidang pelayanan kesehatan. Teori HOT-Fit ditujukan pada
komponen inti dalam sistem informasi yaitu Human (manusia)–Organization (organisasi) –Technology
(Teknologi) dan kecocokan diantar ketigakomponen tersebut.

2.4. Teori HOT-Fit


Telah banyak dilakukan penelitian terhadap evaluasi implementasi sistem informasi dibidang pelayanan
kesehatan, salah satunya dengan menggunakan metode HOT Fit Model. Metode evaluasi HOT Fit memperjelas
semua komponen yang terdapatdalam sistem informasi yaitu komponen Manusia (Human), Organisasi
(Organization), danTeknologi (Technology) (Abda'u dkk, 2018). Komponen manusia menilai sistem informasi
dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekuensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.
Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). Kepuasan pengguna adalah
keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial
dari sistem informasi (Sari dkk, 2016).
Komponen organisasi dinilai dari kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf.
Lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan
interorganisasional dan komunikasi. Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas
informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem informasi
menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface (Wirajaya & Nugraha,
2022). Kemudahan penggunaan, kemudahan untuk dipelajari, waktu respon, kegunaan, ketersediaan,
fleksibilitas, dan sekuritas. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah
kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dandata entry. Kualitas layanan
berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi. Kualitas layanan
dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan (Faigayanti dkk, 2022).

3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan system informasi rumah sakit.

3.2. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi fokus dalam penelitian dengan
memperhatikan beberapa karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan. Populasi dalam

12
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

penelitian ini adalah seluruh petugas struktural dan staf yang berkaitan langsung dengan SIMRS yang
berjumlah 43 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk kepentingan penelitian. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling karena jumlah populasinya kurang dari 100. Jadi
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang petugas struktural dan staf yang berkaitan langsung
dengan SIMRS.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari Tahun 2022.

3.4. Analisa Data


Analisa Univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang diteliti,
bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik dengan menghitung nilai mean (rata-rata), median,
standar deviasi, nilai minimum dan maksimum. Analisa bivariat adalah analisa yang melibatkan dua variabel dan
menggambarkan hubungan variabel tersebut. Analisa pada penelitian ini menggunakan uji chi square yaitu suatu
analisa non parametrik yang digunakan untuk menggunakan hipotesis penelitian dengan tabel kontingensi.
Analisa multivariat bertujuan untuk menentukan variabel atau sub variabel independen yang paling dominan
berhubungan dengan variabel dependen.

4. HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Nurul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara adalah rumah sakit swasta milik keluarga.
Rumah Sakit ini di dirikan pertama kali pada tanggal 11 Januari 2016 dan diresmikan oleh GubernurAceh Dr.
Zaini Abdullah. Rumah Sakit Nurul Hasanah yang beralamat di jalan Ahmad Yani
No. 23 Desa Pulo Kemiri Kecamatan Babussalam Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara, Rumah Sakit Nurul
Hasanah mendapat izin Oprasional tetap berdasarkan keputusan Bupati Aceh Tenggara.
Rumah Sakit Nurul Hasanah di tetapkan sebagai rumah sakit umum tipe C melalui Keputusan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia. Rumah Sakit Nurul Hasanah terus berkembang baik dari segi fasilitas maupun
dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Bicara tentang fasilitas Rumah Sakit Nurul Hasanah dilengkapi
dengan ruang Konsultasi, Poliklinik dari berbagai spesialis. Unit Gawat Darurat (IGD) yang siap siaga 24 jam,
120bad rawat inap yang diberikan baik untuk perawatan non intensif maupun intensif, kamar oprasi dan kamar
bersalin. Fasilitas penunjang medik lain, seperti Farmasi, Laboraturium, Radiologi Gizi, Rawat inap, Rawat jalan
menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien.

4.2. Karakteristik Responden


Responden dalam penelitian ini adalah seluruh petugas struktural dan staf yang berkaitan langsung
dengan SIMRS di Rumah Sakit Nurul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara

4.3. Analisis Data


4.3.1. Analisis Univariat
Pada penelitian ini analisis data univariat dilakukan untuk mendistribusikan Pelaksanaan SIMRS di RS.
Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.

Tabel 1
Distribusi Responden di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021

Kelompok Umur n %
26-35 Tahun 5 11,7
36-45 Tahun 21 48,8
46-55 Tahun 17 39,5
Pendidikan n %
D3 Rekam Medik 4 9,4
S1 rekam Medik 3 6,8
Bidan 13 30,2
D3 Keperawatan 18 41,9
S1 Komputer 5 11,7
Jumlah 43 100

13
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa dari 43 responden, sebagian besar responden berumur
36-45 tahun yaitu sebanyak 21 (48,8%) responden, sedangkan responden lainnya berumur 26-35 tahun sebanyak 5
(11,7%), umur 46-55 tahun sebanyak 21 (48,8%). Dari 43 responden diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki jenjang pendidikan D3 keperawatan yaitu sebanyak 18 (41,9%) responden, dan responden lainnya
memiliki jenjang pendidikan D3 Rekam Medik sebanyak 4 (9,4%), memiliki jenjang pendidikan S1 rekam medic
sebanyak 3 (6,8%), memiliki jenjang pendidikan bidan sebanyak 13 (30,2%), memiliki jenjang pendidikan S1
komputer sebanyak 5 (11,7%),

4.3.2. Analisis Data Bivariat

Untuk mengetahui faktor yang terhadap pelaksanaan SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara
Tahun 2021, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara

Pelaksanaan SIMRS p value


Faktor-Faktor
Kurang Baik Total
SDM n % n % n %
Tidak mampu 18 41,9 6 13,9 24 55,8 0,011
Mampu 6 13,9 13 30,3 19 44,2
Organisasi
Tidak Mendukung 17 39,5 5 11,6 22 51,2 0,010
Mendukung 7 16,3 14 32,6 21 48,8
Teknologi
Tidak Memadai 19 44,2 6 14,0 25 58,1 0,005
Memadai 5 11,6 13 30,2 18 41,9

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 43 responden yang diteliti, sebagian besar responden
menyatakan bahwa SDM tidak mampu sebanyak 24 (55,8%) responden. Ada sebanyak 18 (41,9%) responden
menyatakan bahwa SDM tidak mampu dan pelaksanaan SIMRS kurang, sebanyak 6 (13,9%) responden
menyatakan bahwa SDM tidak mampu dan pelaksanaan SIMRS baik. Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diketahui bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p significancy yaitu 0,011 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh SDM terhadap implementasi SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 43 responden yang diteliti, sebagian besar responden
menyatakan bahwa organisasi tidak mendukung sebanyak 22 (51,2%) responden. Ada sebanyak 17 (39,5%)
responden menyatakan bahwa organisasi tidak mendukung dan pelaksanaan SIMRS kurang, sebanyak 5 (11,6%)
responden menyatakan bahwa organisasi tidak mendukung dan pelaksanaan SIMRS baik.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p significancy
yaitu 0,010 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh organisasi terhadap implementasi SIMRS
di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 43 responden yang diteliti, sebagian besar responden
menyatakan bahwa teknologi tidak memadai sebanyak 25 (58,1%) responden. Ada sebanyak 19 (44,2%)
responden menyatakan bahwa teknologi tidak memadai dan pelaksanaan SIMRS kurang, sebanyak 6 (14,0%)
responden menyatakan bahwa teknologi tidak memadai dan pelaksanaan SIMRS baik.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p significancy
yaitu 0,005 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknologi terhadap implementasi SIMRSdi
RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.

4.3.3. Analisis Multivariat


Uji multivariat bertujuan untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap
implementasi SIMRSdi RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.

14
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

Tabel 3 Hasil Tahap Terakhir Analisis Regresi Logistik

Variabel B p value Exp(B) OR 95% CI For Exp (B)


Organisasi 1,672 0,026 5,325 1,221-23,224
Teknologi 1,885 0,013 6,586 1,500-28,906

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa analisis regresi logistik tahap terakhir menghasilkan
satu variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap implementasi sistem informasi manajemen Rumah
Sakit di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021, yaitu variabel teknologi dengan p value 0,013, OR =
56,586 (95% CI = 1,5000-28,906) artinya responden yang menyatakan bahwa teknologi tidak meemadai
mempunyai peluang 6,586 kali pelaksanaan kurang dibandingkan dengan responden yang menyatakan bahwa
teknologi memadai dengan nilai koefisien B yaitu 1,885 bernilai positif, semakin banyak pasien yang
menyatakan bahwa teknologi tidak memadai maka semakin banyak pula yang kurang implementasi SIMRSdi
RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.
Berdasarkan nila Negelkerke R sguare menunjukkan bahwa variabel yang diteliti atau implementasi
SIMRSdi RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara tahun 2021 memberikan kontribusi sebesar 40,5%, sedangkan
faktor lainnya memberikan pengaruh terhadap implementasi SIMRSdi RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara tahun
2021 sebesar 59,5%.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang memengaruhi implementasi SIMRS di
RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara tahun 2021” maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh SDM terhadap implementasi SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021.
2. Ada pengaruh organisasi terhadap implementasi SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun
2021.
3. Ada pengaruh teknologi terhadap implementasi SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun
2021.
4. Variabel yang paling berpengaruh dalam SIMRS di RS. Nurul Hasanah Aceh Tenggara Tahun 2021
adalah variabel teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Abda'u, P. D., Winarno, W. W., & Henderi, H. (2018). Evaluasi penerapan SIMRS menggunakan metode HOT-
Fit di RSUD dr. Soedirman Kebumen. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Penerapan Teknologi
Sistem Informasi, 2(1), 46-56.

Faigayanti, A., Suryani, L., & Rawalilah, H. (2022). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) di Bagian Rawat Jalan dengan Metode HOT-Fit. Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA,
5(2), 245-253.

Husni, M., & Putra, D. M. (2019). Analisis Implememntasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Pada Unit Kerja Rekam Medis Di RSU ‘Aisyiyah Padang. Jurnal Kesehatan Lentera'Aisyiyah, 2(1), 19-
26.

Nugroho, F., & Ali, H. (2022). Determinasi SIMRS: Hardware, Software Dan Brainware (Literature Review
Executive Support Sistem (ESS) For Business). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(1),
254-265.
Wulandari, T. (2020). Study Literature Review Tentang Implementasi Simrs Pada Unit Kerja Rekam Medis
Rawat Jalan Dengan Metode Hot-Hit. Administration & Health Information of Journal, 1(2), 157-170.

Pratama, E. B., & Hendini, A. (2022). Implementasi Extreme Programming Pada Perancangan SIMRS (Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit). Jurnal Khatulistiwa Informatika, 10(2), 107-112.

Putra, A. D., Dangnga, M. S., & Majid, M. (2020). Evaluasi Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Dengan Metode Hot Fit Di Rsud Andi Makkasau Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia Dan
Kesehatan, 3(1), 61-68.

Putra, D. M., & Vadriasmi, D. (2020). Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Di TPPRJ Menggunakan Metode UTAUT DI RS TK. III DR. Reksodiwiryo Padang. Administration &
Health Information of Journal, 1(1), 55-67.

15
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 1, Nomor 1, Januari 2023

Sari, M. M., Sanjaya, G. Y., & Meliala, A. (2016). Evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)
dengan kerangka HOT-FIT. SESINDO 2016, 2016.

Sutoto. (2018)S. tandar Nasional Akreditas Rumah Sakit. 4th ed. Jakarta Selatan: Komisi Akreditas Rumah Sakit
(KARS);

Wirajaya, K. M., & Nugraha, I. N. A. (2022). Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dengan Metode HOT-Fit di Rumah Sakit Daerah Mangusada. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.
Dr. Soetomo, 8(1), 124-136.

16

Anda mungkin juga menyukai