Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman 56-63

Volume 12, Nomor 2, November 2021


ISSN 2086-9185

Analisa Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika
Yogyakarta Menggunakan Diagram Fishbone

Analysis Of Breaking Factors In Application Of Hospital Management


Information System (SIM RS) In Mitra Paramedika General Hospital
Yogyakarta Using Fishbone Diagram

Noveza Darhayati¹, Harinto Nur Seha², Anugrah Prasetyo Aji³


1, 2, 3
Program Studi D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Poltekkes Permata Indonesia Yogyakarta

Abstrak

Berdasarkan PERMENKES 82 tahun 2013 tentang SIMRS rumah sakit diwajibkan menjalankan SIMRS. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sangat diperlukan bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Mitra Paramedika Yogyakarta
pada tanggal 16 April 2019, rumah sakit tersebut sudah menerapkan SIMRS, tetapi dalam penerapannya belum di
implementasikan di semua unit atau instalasi terkait di rumah sakit. Tujuan Penelitian Mengetahui analisis faktor
penghambat dalam penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Mitra
Paramedika dengan menggunakan diagram fishbone. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, dengan melakukan wawancara dan observasi dan dianalisis dengan diagram fishbone di
tinjau dari aspek man, money, material, machine, method. Hasil Penelitian Faktor penghambat dilihat dari sumber
daya manusia (man), belum mencukupi sumber daya manusia, kurangnya pemahaman tentang SIMRS. Rancangan
dana (money) yang ada masih belum mencukupi untuk pengadaan, penyusutan dan pelatihan SIMRS. Cara
(methode), di unit atau instalasi belum terdapat SOP. Alat (meachine) yang digunakan masih kurang memadai dan
kurang mencukupi. Bahan (material), program belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, SIMRS kurang update,
koneksi jaringan yang masih kurang optimal. Kesimpulam faktor penghambat dalam penerapan SIMRS yaitu
sumber daya manusia, yang tersedia belum mencukupi, kurangnya anggaran dana dalam pengembangan SIMRS,
belum semua unit terdapat standar operasional prosedur (SOP) SIMRS, jumlah komputer yang kurang.

Kata kunci : Analisis Faktor Penghambat, Penerapan SIMRS, Diagram Fishbone.

Abstrack

Based on PERMENKES 82 of 2013 concerning SIMRS hospitals are oblige to use SIMRS. Hospital Management
Information System (SIMRS) is very necessary for hospitals to provide services to patients. Based on a preliminary
study conducted at Mitra Paramedika Hospital Yogyakarta on April 16, 2019, the hospital has implemented SIMRS,
but its implementation has not been implemented in all units or related installations in the hospital. Purpose :
Knowing the inhibiting factor analysis in the application of the hospital management information system (SIMRS)
at the Paramedika Partner General Hospital using a fishbone diagram. The research method used in this study is
descriptive with a qualitative approach, by conducting interviews and observations and analyzed with fishbone
diagrams in terms of aspects of man, money, material, machine, method. Result : The inhibiting factor is seen from
human resources (man), insufficient human resources, lack of understanding about SIMRS. The existing money
plan is still insufficient for SIMRS procurement, depreciation and training. The method (method), there is no SOP
in the unit or installation. The meachine used is still inadequate and insufficient. Material (material), the program
has not been in accordance with user requirements, SIMRS has not been updated, network connections are still not
optimal. Conclusion : Inhibiting Factor Analysis In the Implementation of Hospital Management Information
System (SIMRS) in Yogyakarta Paramedika Partner Hospital by using Fishbone diagram the inhibiting factor in
the implementation of SIMRS.

Keywords : Inhibiting Factor Analysis, Application of SIMRS, Fishbone Diagram.

56
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

PENDAHULUAN SIMRS. Penyelenggaraan SIMRS


dapat menggunakan aplikasi dengan kode
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sumber terbuka (open source) yang
Kementrian Kesehatan melalui Sistem disediakan oleh Kementerian Kesehatan atau
Informasi Rumah Sakit (SIRS), pedoman menggunakan aplikasi yang dibuat oleh
bagi Rumah Sakit untuk melakukan Rumah Sakit. Aplikasi penyelenggaraan
pencatatan dan pelaporan rutin, sampai SIMRS yang dibuat oleh Rumah Sakit harus
dengan akhir November 2016 melaporkan memenuhi persyaratan minimal yang
bahwa 1.257 dari 2.588 atau sekitar 48% ditetapkan oleh Menteri. Sebagai mana pada
Rumah Sakit di Indonesia telah memiliki pasal empat Setiap Rumah Sakit harus
SIMRS yang fungsional (Yankes RI, 2016). melaksanakan pengelolaan dan
Sistem informasi rumah sakit di Daerah pengembangan SIMRS. Serta pelaksanaan
Istimewa Yogyakarta masih berfokus pada pengelolaan dan pengembangan SIMRS
fungsi administrasi yang ditunjukkan dengan sebagaimana harus mampu meningkatkan
besarnya persentase rumah sakit yang telah dan mendukung proses pelayanan kesehatan
menggunakan aplikasi sistem informasi di Rumah Sakit (PMK, 2013).
untuk fungsi administrasi. Fungsi
administrasi ini meliputi fungsi pendaftaran
pasien elektronik (79.17%), sistem tagihan METODE PENELITIAN
(70.83%), dan sistem klaim jaminan
kesehatan (68.75%). Namun demikian Jenis penelitian ini kualitatif dengan metode
penggunaan aplikasi sistem informasi di penelitian menggunakan deskriptif yaitu
beberapa rumah sakit juga telah mengarah menarasikan jawaban responden atau subje.
pada penggunaan untuk pelayanan klinis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
meliputi dokumentasi medis dan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
keperawatan (58.33%), system suatu fenomena yang terjadi di dalam
informasi laboratorium (39.58%) masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
(Hariana, 2012).
Rumah sakit sebagai salah satu institusi HASIL DAN PEMBAHASAN
pelayanan kesehatan bertanggung jawab 1. Faktor Penghambat Penerapan SIMRS
dalam memberikan pelayanan yang bermutu Ditinjau Dari Sumber Daya Manusia (
kepada masyarakat sesuai standart yang di Man ) di Rumah Sakit Mitra Umum
tetapkan. Keberhasilan rumah sakit dalam Paramedika.
menjalankan fungsinya ditandai dengan Faktor Man diartikan sebagai sumber
adanya peningkatan mutu pelayanan rumah daya manusia yang dimiliki oleh suatu
sakit menggunakan sistem informasi perusahaan atau organisasi. Manusia yang
manajamen rumah sakit. Berdasarkan (PMK membuat tujuan dan manusia pula yang
No 82 Tahun 2013 Tentang SIMRS) jelas melakukan proses untuk mencapai tujuan
disebutkan pada pasal tiga dan empat. Setiap tersebut. Tanpa adanya manusia, tidak
Rumah Sakit wajib menyelenggarakan ada proses kerja sebab pada dasarnya

57
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

manusia adalah makluk kerja. efisiensi dalam bekerja, mengakibatkan


Dikarenakan itu, manajemen timbul kurang disiplinnya SDM dalam melakukan
karena adanya orang-orang yang bekerja penginputan data sehingga membuat data di
sama untuk mencapai tujuan (scravada, SIMRS menjadi tidak lengkap informasinya.
2004). Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Hatta
Menurut Peraturan Menteri (2013), yang menyebutkan bahwa sumber
Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2013, daya manusia adalah petugas yang mampu
Rumah Sakit Wajib menyelenggarakan bertanggung jawab dan mampu bekerja
SIMRS, pelaksanaan SIMRS harus secara optimal untukmencapai tujuan sebuah
dilakukan oleh unit kerja yang struktural organisasi.
atau fungsional di dalam sebuah rumah 2. Faktor Penghambat Penerapan SIMRS
sakit dengan ditunjang sumber daya ditinjau dari Pelaksanaan Anggaran
manusia yang berkompeten dan terlatih. (Money) Dirumah Sakit Umum Mitra
SIMRS yang baik dapat meningkatkan Paramedika
mutu serta pelayanan kesehatan di rumah Dana merupakan suatu hal yang
sakit yang meliputi : berperan untuk mencapai pelaksanaan
a. Kecepatan, akurasi, integrasi, suatu sistem di rumah sakit agar
peningkatan layanan, kemudahan tercapainya pelayananyang baik dan cepat
pelaporan. sesuai dengan yang diharapkan untuk
b. Akurasi dan kecepatan identifikasi mendukung keberhasilan suatu kegiatan
masalah dan penyusunan perlu adanya dukungan biaya yang cukup
strategi dalam melaksanakan untuk menjamin ketersedian sumber daya
kegiatan manajeria, dan yang diperlukan (scravada,2004).
c. Koordinasi antar unit, pemahaman Anggaran merupakan instrument
suatu sistem, budaya kerja, perencanaan dan pengendalian
transparasi dalam kegiatan, dan manajemen yang berperan penting dalam
pengurangan biaya administrasi. organisasi sektor publik.Tidak seperti di
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sektor bisnis yang menjadikan anggaran
dilakukan penelitian di Rumah sakit umum sebagai dokumen rahasia perusahaan
Mitra Paramedika Yogyakarta. Didapatkan sehingga tertutup untuk pihak luar, di
hasil bahwa dalam Penerapan SIMRS sudah sektor publik anggaran merupakan
diterapkan namun penerapan SIMRS belum dokumen publik yang dapat diakses oleh
dapat dilaksanakan di seluruh unit yang publik untuk diketahui, diberitahukan,
barada di rumah sakit umum mitra dikritisi dandiperdebatkan.
paramedika di karenakan terbatasnya SDM Dalam pengertian lain dapat
dan paralatan penunjang misalnya komputer, dikatakan bahwa anggaran sebagai
selain itu di rumah sakit tersebut belum ada sebuah rencana finansial (Nordiawan,
jadwal pelatihan petugas terhadap 2006).
penggunaan SIMRS, perlu adanya a. Rencana-rencana organisasi untuk
pembagian jobsdesk sehingga dapat melayani masyarakat atau aktivitas
mendukung peningkatan efektivitas dan lain yang dapat

58
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

mengembangkan kapasitas pelaksanaan kerja suatu tugas dengan


organisasidalam pelayanan. memberikan berbagai pertimbangan-
b. Estimasi besarnya biaya yang harus pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
dikeluarkan dalam merealisasikan fasilitas yang tersedia dan penggunaan
rencana tersebut. waktu, serta uang dan kegiatan usaha
c. Perkiraan sumber-sumber mana saja (Scravada, 2004).
yang akan menghasilkan pemasukan Berdasarkan hasil penelitian yang
serta seberapa besar pemasukan dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum
tersebut. Mitra Paramedika Yogyakarta diketahui
Berdasarkan hasil penelitian yang bahwa belum semua bagian yang ada di
telah dilakukan di Rumah sakit Umum Mitra rumah sakit tersebut memiliki
Paramedika Yogyakarta diketahui bahwa Standart Operasional Prosedur (SOP)
rumah sakit sudah membuat kebijakan SIMRS, karena penerapan SIMRS belum
tentang penganggaran SIMRS untuk menyeluruh. Beberapa bagian ada yang
pengadaan dan pembuatan SIMRS secara memiliki SPO, SPO yang sudah ada
terintergrasi, rancangananggaran dana yang diserahkan kepada penanggung jawab
sudah direncanakan oleh pihak manajamen SIMRS kemudian di organisikan dan di
untuk kebutuhan SIMRS seperti pengadaan implementasikan. Dalam
komputer dan pemeliharaan sistem. Tetapi mengimplementasikan SPO hanya ada
dana yang dianggarkan oleh pihak rumah beberapa langkah yang dilakukan SDM.
sakit dirasa kurang mencukupi untuk Sehingga membuat beberapa data
pengadaan barang maupun pemeliharaan menjadi kurang falid untuk dijadikan
sistem SIMRS, sehingga dalam proses laporan. Selain itu Sumber Daya Manusia
persetujuan dana oleh pihak rumah sakit (SDM) hanya menjalankan SIMRS sesuai
tersebut membutuhkan waktu yang cukup pemahaman mereka yang di dapatkan dari
lama. sosialisasi atau informasi dari petugas lain
Hal tersebut senada dengan yang mendapatkan penjelasan langsung
penelitian (Nurhaidah, 2016), tentang faktor- dari bagian IT Sehingga tata cara berkerja
faktor implementasi SIMRS di rumah sakit SDM belum dilakukan dengan SPO yang
universitas muhammadiyah malang, satu sudah ada. Metode adalah suatu tata cara
diantara akar masalah adalah dana yaitu yang memperlancar jalannya pekerjaan
keterbatasan dana untuk mendukung manajer. Sebuah metode dapat
kelengkapan. dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu kerja dengan
3. Faktor Penghambat Penerapan SIMRS memberikan berbagai pertimbangan-
ditinjau dari Cara atau Starategi (Method) pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-
di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika fasilitas yang tersedia dan penggunaan
Metode adalah suatu tata cara kerja waktu, serta uang dan kegiatan usaha
yang memperlancarnya jalan atau (Imammoto, 2008).
kegiatan manajerial. Sebuah metode
dapat dinyatakan sebagai penetapan cara 4. Faktor Penghambat Penerapan SIMRS

59
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

ditinjau dari Peralatan (Machine) di peralatannya seperti komputer diadakan


Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika perbaikan dan pengadaan barang
penunjang untuk melaksanakan SIMRS
Machine atau mesin digunakan untuk namun komputer yang ada saat ini sering
memberi kemudahan atau menghasilkan mengalami kerusakan, loadingnya lama,
keuntungan yang lebih besar serta tidak menyimpan data dengan baik
menciptakan efisiensi dan kecepatan hingga kendala eror pada peralatan
dalam bekerja (scravada, 2004). komputer dan program aplikasinya
Menurut UU nomer 44 tahun 2009 dikarenakan jaringan yang tidak
tantang Rumah Sakit menyatakan bahwa mencukupi dan komputer yang tidak
peralatan medis dan nonmedis harus diupadte yang masa ekeonomis sudah
memenuhi standar pelayanan, persyaratan perlu di remakjakan SIMRSnya sehingga
mutu, keamanan, keselamatan, dan layak kurang efektif dalam membantu
pakai atau operasional. Pengoperasian memberikan pelayanan di rumah sakit ,
dan pemeliharaan peralatan Rumah selain itu komputer yang tersediabelum
Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mencukupi terutama pada bagian
berwenang dan memiliki kompetensi di poliklinik. Suatusistem informasi terdiri
bidangnya. Serta pemeliharaan peralatan dariperangkat keras, perangkat lunak dan
harus didokumentasikan dan dievaluasi teknologi komunikasi atau yang dikenal
secara berkala dan berkesinambungan dengan teknologi informasi (IT).
sehingga dapat dilihat riwayatnya dengan Pengguna system informasi terlibat
baik. dengan tigatahap yaitu pemasukan data,
Berdasarkan definisi di atas, maka pemrosesan dan pengeluaran informasi.
kita dapat membagi Sistem Informasi Para pengguna akan memanfaatkan
Manajemen menjadi 5 komponen utama system untuk berbagai kebutuhan (Hatta,
guna menunjang terlaksanana penerapan 2013).
system informasi yang benar (Gavinov &
Soemantri, 2016) 5. Mengetahui Faktor Penghambat
a. Software (Sistem Informasi Penerapan SIMRS ditinjau dari Bahan
Manajeman Rumah Sakit) (Material) di Rumah Sakit Umum Mitra
b. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Paramedika
Komputer, printer dan lainnya) Material terdiri dari bahan setengah
c. Networking (Jaringan LAN, Wireless jadi (raw matherials) dan bahan jadi,
dan lainnya) Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dilakukan di rumah sakit umum Mitra dalam bidangnya juga harus dapat
Paramedika diketahui rumah sakit menggunakan bahan atau materi-materi
tersebut selalu mengadakan evaluasi sebagai salah salah sarana, Sebab materi
kelengkapanprasarana dengan cara label dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
inventaris dan ceklistkelengkapan untuk materi tidak akan tercapai hasil yang
perbaikan pelayanan sehingga untuk dikehendaki (scravada, 2004).

60
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

Unsur dalam proses Pengoperasian sistem 5) Brainware


informasi manajemen adalah suatu cara Merupakan operator komputer,
untuk menjelaskan tentang sistem system
informasi manajemen yang pada dasarnya analisis data, pembuatan program,
dapat di bedakan menjadi 3 aspek personalia, penyiapan data, dan
tinjauan: pimpinan sistem informasi.
a. Fungsi pengolahan
a. Komponen Fisik a) Pengolahan transaksi
1) Hardware b) Memelihara file history
Perangkat Dari suatu system c) Menghasilkan laporan
informasi manajemen yang terdiri d) Interaksi dengan
dari komputer (terdiri dari pusat lainnya
pengelolahan unit masukan dan b. Keluaran untuk Pemakai
keluaran, unit penyimpanan, a) Dokumentasi Transaksi
peralatan, penyiapan data dan b) Laporan terencana
terminal masukan) seperti input, c) Jawaban pertanyaan
proses, output. terencana
2) Software Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Dibagi menjadi 3 golongan yaitu : dilakukan di Rumah Sakit Umum Mitra
a) Perangkat lunak sistem Paramedika Yogyakarta diketahui bahwa
operasi SIMRS di Rumah Sakit tersebut memang
b) Perangkat lunak bahasa belum efisien dan terintergrasi kesemua
c) Perangkat lunak sistem aplikasi sistemnya di unit, sehingga SIMRS tersebut
3) Berisikan program dan data membutuhkan perbaikan terutama pada
merupakan komponen fisik, sistem atau programnya, dikarenakan SIMRS
beberapa hal ini dibuktikan dengan yang tersedia saat ini belum sesuai dengan
adanya media maksud dan tujuan, kondisi rumah sakit dan
penyimpanan fisik (pita kebutuhan pengguna (user), selain itu faktor
magnetic), yang menghamabat lainnya adalah SIMRS
magnetic tape dan harddisk yang kurang update dan beberapa data yang
disimpan di dalam basis data file terdapat di SIMRS tidak bias dijadikan
tersebut meliputi keluaran tercetak laporan karena data tersebut kurang falid
dan catatan- catatan lain diatas Selain itu beberapa identitas pasien, nama
kertas mikrofil dan lain-lain. obat, diagnosa tidak terisi lengkap.
4) Merupakan komponen fisik karena Hal ini tidak sesuai dengan peraturan
prosedur disediakan seperti Menteri Kesehatan RI nomor 82 tahun 2013
buku panduan petunjuk dan Tentang Sistem Informasi Manajemen
instruksi untuk pemakai (manual) Rumah Sakit, yang mana pelaksanaan,
penyiapan masukan dan pengelolaan dan pengembangan SIMRS
pengoperasian untuk karyawan harus mampu meningkatkan dan mendukung
yang memakai komputer.

61
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit penggunaan SIMRS secara terintergrasi di


yang meliputi : seluruh unit.
a) Kecepatan, akurasi, integrasi,
peningkatan pelayanan, efisiensi, dan DAFTAR PUSTAKA
kemudahan pelaporan.
b) Kecepatan mengambil keputusan, Anthony, R. N (1993). Sistem Pengendalian
akurasi dan kecepatan idetifikasi Manajemen, Alih Bahasa : Management
masalah dan kemudahan dalam Control System 6th edition. Jakarta:
penyusunan Strategi, dalam Binarupa Aksara.
pelaksanaan menajerial.
Koordinasi antar unit, transparansi, Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur
budaya kerja, pemahaman sistem dan Penelitian Suatu Pendekatan
pengurangan biaya administrasi. Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

KESIMPULAN Azwar, S. (2014). Metode Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faktor penghambat penerapan
SIMRS ditinjau dari Sumber Daya Manusia Gavinov, I. T., & Soemantri, J. N. (2016).
(Man) yaitu jumlah petugas belum Sistem Informasi Kesehatan.
mencukupi di bagian pendaftaran, rekam Yogyakarta: Parama Publishing.
medis, dan IT, karena dibagian rekam medis
untuk petugas masih mengerjakan pekerjaan Hakam, F. (2016). Analisis, Perancangan
lain. kurangnya pemahaman SDM tentang Dan Evaluasi Sistem Informasi
SIMRS, kurangnya disiplinnya SDM dalam Kesehatan. Yogyakarta: Goyen
memasukan data dan kurang minat SDM Publishing.
dalam menggunakan SIMRS.
Faktor penghambat penerapan Hariana, E. (2012). Perancangan Sistem
SIMRS ditinjau dari pelaksanaan anggaran Informasi Manajemen Rumah Sakit.
(Money), anggaran dana yang sudah Yogyakarta: Intan Media Pratama.
direncanakan oleh pihak manajemen masih
belum mencukupi untuk kebutuhan SIMRS, Hatta, G. R. (2013). Pedoman Manajemen
seperti pengadaan komputer yang Informasi Kesehatan disarana
masihterlambat, pemeliharaan dan perawatan Pelayanan Kesehatan. Jakarta:
SIMRS dan anggaran untuk pelatihan cara Universitas Indonesia.
menggunakan SIMRS dari pihak Rumah
Sakit. Imammoto, e. a. (2008). Perivesical abscess
Faktor penghambat penerapan caused by migration of a fishbone from
SIMRS ditinjau dari peralatan (Machine), the intestional tract. International
peralatan atau komputer yang disediakan Journal of Urology , 405- 409.
rumah sakit masih belum memadai dan
belum mencukupi kebutuhan dalam

62
Noveza Darhayari | Analisis Breaking Faktor Pada Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)

Machfoeds, I. (2013). Metodelogi Penelitian Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:


(Kuantitatif dan Kualitatif). PI Press.
Yogyakarta: Fitramaya. Murti, B. (2006). Desain dan Ukuran sampel
Maharani, M. A. (2016). Analisa Dan untuk Penelitian Kuantitatif dan
Perancangan Sistem Informasi dengan Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Codeigniter dan Laravel. Yogyakarta: Yogyakarta: UGM press.
Loko Media.

Markus, S. N. (2011). Master Plan


Pengembangan Sistem Informasi

63

Anda mungkin juga menyukai