Anda di halaman 1dari 6

www.lppm-mfh.

com ISSN-e: 2541-1128


lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

GAMBARAN PENERIMAAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB

Reni Chairunnisah1), Helmina Andriani2), Noor Alamsyah3), Syamsuriansyah4), Rizal Pratama Adi
Putra5)
1
Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
5
Universitas Qamarul Huda Badaruddin
email: renichairunnisah.fkm@gmail.com1,
adimfh10@gmail.com5

Abstract
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan suatu usaha untuk
menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang
proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerimaan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
NTB berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM). Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pegawai RSUD Provinsi NTB pengguna SIMRS yang bekerja pada bagian
front office yang berjumlah 104 orang dan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus
Slovin diperoleh sampel sejumlah 51 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Hasil penelitian
menggambarkan bahwa mayoritas responden memiliki perceived ease of use dalam
kategori baik, perceived usefulness sangat baik, attitude toward using dalam kategori baik
dan behavioral intention to use dalam kategori baik.

Keywords: Penerimaan Pengguna, Sistem Informasi Manajemen, Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah


1. PENDAHULUAN
Sakit (SIMRS) merupakan suatu usaha untuk
Rumah Sakit, sebagai salah satu menyajikan informasi yang akurat, tepat
fasilitas pelayanan kesehatan yang waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang
menyelenggarakan upaya kesehatan, sering proses fungsi-fungsi manajemen dan
mengalami kesulitan dalam pengelolaan pengambilan keputusan dalam memberikan
informasi baik untuk kebutuhan internal pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah
maupun eksternal. Hal tersebut satu faktor penting yang sangat berperan
melatarbelakangi perlunya upaya peningkatan dalam penerapan SIMRS adalah pengguna
pengelolaan informasi yang efisien, cepat, (user). Perilaku user terhadap SIMRS sangat
mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan perlu dianalisis untuk menunjang
akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya keberhasilan penerapan SIMRS. Salah satu
melalui sistem pelayanan dengan model yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan teknologi informasi melalui menganalisis perilaku penerimaan user
penggunaan sistem informasi berbasis terhadap SIMRS adalah Technology
komputer. Dalam rangka upaya peningkatan Acceptance Model (TAM). TAM merupakan
efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, sebuah konsep yang dianggap paling baik
serta akses dan pelayanan rumah sakit maka dalam menjelaskan perilaku user terhadap
setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan sistem teknologi informasi baru (Venkatesh
SIM RS sebagaimana yang tercantum dalam dan Davis, 2000). TAM merupakan sebuah
peraturan (Peraturan Menteri Kesehatan metode yang menjelaskan perilaku pengguna
Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013).
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 221
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

teknologi informasi yang berlandaskan pada Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas
kepercayaan (beliefs), sikap (attitude), minat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
(intention) dan hubungan perilaku pengguna Indonesia Nomor 82 Tahun 2013):
(User Behavior Relationship). Tujuan model 1. Kegiatan pelayanan utama (front office);
ini adalah untuk dapat menjelaskan faktor- 2. Kegiatan administratif (back office); dan
faktor utama dari perilaku pengguna 3. Komunikasi dan kolaborasi.
teknologi informasi terhadap penerimaan
penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
Berdasarkan data dari Bagian
Program dan Informasi Kemenkes RI, dari
2.734 total keseluruhan RS, baru terdapat
1.423 RS yang memiliki SIMRS dan
berfungsi. Sedangkan, 134 diantara sudah
memiliki SIMRS namun tidak berfungsi dan
sebanyak 1.177 RS masih belum memiliki
SIMRS (Kemenkes RI, 2017). Penerapan
SIMRS saat ini belum dapat mendukung Gambar 1. Arsitektur SIMRS
pendataan rekam medis dan pelaporan secara Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik
penuh (Daerina dkk, 2018). Penelitian ini Indonesia Nomor 82 Tahun 2013
bertujuan untuk menganalisis penerimaan SIMRS berfungsi sebagai sarana
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit penunjang operasional layanan medis yang
Umum Daerah Provinsi NTB berdasarkan terdiri dari instalasi-instalasi sebagai front
Technology Acceptance Model (TAM). office yang langsung melayani para pelanggan
(pasien) rumah sakit baik administrasi,
2. KAJIAN LITERATUR catatan medik, dan farmasi. SIMRS
digunakan pada back office sebagai sarana
a. Sistem Informasi Manajemen Rumah
penunjang kegiatan administrasi secara
Sakit (SIM RS)
struktural rumah sakit (Bayu dan Izzati,
Sistem Informasi Manajemen Rumah
2013).
Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS
adalah suatu sistem teknologi informasi
b. Technology Acceptance Model (TAM)
komunikasi yang memproses dan
Technology Acceptance Model (TAM)
mengintegrasikan seluruh alur proses
merupakan model yang banyak dimodifikasi
pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk
dan digunakan dalam penelitian penerimaan
jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
sistem informasi di berbagai bidang. TAM
administrasi untuk memperoleh informasi
mengadaptasi Theory of Reasoned Action
secara tepat dan akurat, dan merupakan
(TRA) oleh Ajzen dan Fishbein Tahun 1980
bagian dari Sistem Informasi Kesehatan
yang dirancang untuk memahami rantai sebab
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik
akibat yang menghubungkan variabel
Indonesia Nomor 82 Tahun 2013). Sistem
eksternal dengan penerimaan dari para
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
pengguna (user) dan penggunaan aktual6.
secara umum dibutuhkan di rumah sakit
TAM juga dapat digunakan untuk melakukan
untuk:
evaluasi pada SIMRS (Supriyati dan Cholil,
1. Penentuan tujuan dan rancangan jangka
2017).
panjang;
Tingkat penerimaan teknologi informasi
2. Forecasting kebutuhan dan penyediaan
(information technology acceptance)
pelayanan;
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu persepsi
3. Alokasi sumber daya dan penyediaan
pengguna terhadap kemanfaatan / kegunaan
biaya;
teknologi (perceived usefulness), persepsi
4. Penilaian kinerja dan pengendalian mutu;
pengguna terhadap kemudahan dalam
5. Evaluasi program
menggunakan teknologi (perceived ease of
use), sikap pengguna terhadap penggunaan

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 222
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

teknologi (attitude toward using), bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah
kecenderungan perilaku (behavioral satu aspek yang mempengaruhi perilaku
intention), dan pemakaian aktual (actual individual. Sikap seseorang terdiri atas unsure
usage) (Saputra dan Misfariyan, 2017). kognitif/cara pandang (cognitive), afektif
Secara skematik Technology Acceptance (affective), dan komponen-komponen yang
Model (TAM) dapat digambarkan sebagai berkaitan dengan perilaku (behavioral
berikut: components) (Saputra dan Misfariyan, 2017).

Behavioral Intention to Use (ITU)


Behavioral Intention to Use adalah
kecenderungan perilaku untuk tetap
menggunakan suatu teknologi. Tingkat
Gambar 2. Technology Acceptance Model (TAM) penggunaan sebuah teknologi komputer pada
Sumber: Davis and Venkatesh (1996) seseorang dapat diprediksi dari sikap
perhatiannya terhadap teknologi tersebut,
Perceived Ease of Use (PEOU) misalnya keinginanan menambah peripheral
Persepsi tentang kemudahan penggunaan pendukung, motivasi untuk tetap
sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu menggunakan, serta keinginan untuk
ukuran dimana seseorang percaya bahwa memotivasi pengguna lain (Saputra dan
komputer dapat dengan mudah dipahami dan Misfariyan, 2017).
digunakan. Beberapa indikator kemudahan
penggunaan teknologi informasi, meliputi 3. METODE PENELITIAN
(Saputra dan Misfariyan, 2017): Jenis penelitian yang digunakan dalam
a. Komputer sangat mudah dipelajari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
b. Komputer mengerjakan dengan mudah
dengan desain penelitian deskriptif.
apa yang di inginkan oleh pengguna.
c. Komputer sangat mudah untuk
Populasi dalam penelitian ini yaitu
meningkatkan keterampilan pengguna. seluruh pegawai RSUD Provinsi NTB
d. Komputer sangat mudah untuk pengguna SIMRS yang bekerja pada
dioperasikan. bagian front office yang berjumlah 104
Perceived Usefulness (PU) orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini
Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan ditentukan dengan perhitungan
sebagai suatu ukuran dimana penggunaan menggunakan rumus Slovin sehingga
suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan diperoleh sampel sejumlah 51 orang.
manfaat bagi orang yang menggunakannya. Teknik pengambilan sampel yang
Dimensi tentang kemanfaatan teknologi digunakan dalam penelitian ini adalah
informasi meliputi (Saputra dan Misfariyan,
proportional random sampling. Data
2017):
a. Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan
primer dari penelitian ini diperoleh secara
pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, langsung dengan menyebarkan instrumen
menambah produktivitas. berupa kuesioner.
b. Efektivitas, meliputi dimensi:
mempertinggi efektivitas, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengembangkan kinerja pekerjaan. a. Karakteristik Responden di RSUD
Attitude Toward Using (ATU) Provinsi NTB
Attitude Toward Using dalam TAM Hasil penelitian terkait gambaran
dikonsepkan sebagai sikap terhadap umum karakteristik responden di RSUD
penggunaan sistem yang berbentuk Provinsi NTB terdiri dari jenis kelamin, usia,
penerimaan atau penolakan sebagai dampak masa kerja dan lama menggunakan SIMRS.
bila seseorang menggunakan suatu teknologi Hasil penelitian terkait karakteristik responden
dalam pekerjaannya. Peneliti lain menyatakan

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 223
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada b. Variabel Perceived Ease of Use
Tabel 1. Perceived ease of use merupakan
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan persepsi tentang kemudahan penggunaan
Jenis Kelamin sebuah teknologi. Perceived ease of use dalam
No. Jenis Kelamin n % penelitian ini didefinisikan sebagai suatu
1. Laki-laki 19 37 ukuran dimana pengguna SIMRS di RSUD
2. Perempuan 32 63 Provinsi NTB percaya bahwa SIMRS dapat
Total 51 100 dengan mudah dipahami dan digunakan.
Tabel 1 memberikan informasi bahwa Penilaian perceived ease of use dapat dilihat
sebesar 63% responden berjenis kelamin pada Tabel 5.
perempuan. Hasil penelitian tentang
gambaran karakteristik responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 5 Penilaian Responden terhadap Variabel
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Perceived Ease of Use
Usia Kategori
No. Kelompok Usia n % No n %
Perceived Ease of Use
1. Remaja akhir (17-25 tahun) 6 12 1. Tidak Baik 0 0
2. Dewasa awal (26-35 tahun) 25 49 2. Kurang Baik 0 0
3. Dewasa akhir (36-45 tahun) 14 27 3. Baik 36 71
4. Lansia awal (46-55 tahun) 5 10 4. Sangat Baik 15 29
5. Lansia akhir (56-65 tahun) 1 2 Total 51 100
Total 51 100 Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh bahwa sebagian besar responden memiliki
informasi bahwa sebagian besar responden perceived ease of use yang baik dengan
berusia 26-35 tahun (49%). Berdasarkan persentase sebesar 55,5%. Hal ini bermakna
kategori usia menurut Depkes RI (2009), bahwa pengguna SIMRS di RSUD Provinsi
kelompok usia 26-35 tahun merupakan NTB percaya bahwa SIMRS dapat dengan
kelompok usia masa dewasa awal. mudah dipahami dan digunakan.
Hasil penelitian tentang gambaran
karakteristik responden berdasarkan masa c. Variabel Perceived Usefulness
kerja dapat dilihat pada Tabel 3. Perceived Usefulness merupakan
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan suatu ukuran dimana penggunaan SIMRS di
Masa Kerja
RSUD Provinsi NTB dipercaya akan
No. Masa Kerja n %
1. ≤ 5 tahun 40 78
mendatangkan manfaat bagi para
2. > 5 tahun 11 22 penggunanya. Penilaian perceived usefulness
Total 51 100 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Penilaian Responden terhadap Variabel
Tabel 3 memberikan informasi bahwa
Perceived Usefulness
sebagian besar responden memiliki masa kerja
Kategori
≤ 5 tahun (78%). Hasil penelitian tentang No.
Perceived Usefulness
n %
gambaran karakteristik responden berdasarkan 1. Tidak Baik 0 0
lama penggunaan SIMRS dapat dilihat pada 2. Kurang Baik 0 0
Tabel 4. 3. Baik 25 49
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan 4. Sangat Baik 26 51
Lama Penggunaan SIMRS Total 51 100
No. Lama Penggunaan SIMRS n % Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan
1. Lama (> 5 tahun) 18 35 bahwa sebagian besar responden memiliki
2. Baru (≤ 5 tahun) 33 65
perceived usefulness yang sangat baik dengan
Total 51 100
persentase sebesar 51%. Hal ini bermakna
Tabel 4 memberikan informasi bahwa
bahwa responden sangat percaya bahwa
sebagian besar responden telah menggunakan
penggunaan SIMRS di RSUD Provinsi NTB
SIMRS selama ≤ 5 tahun (65%).
akan mendatangkan manfaat bagi
pekerjaannya.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 224
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

kategori baik dengan persentase sebesar


d. Variabel Attitude toward Using 55,5%
Attitude toward Using merupakan
sikap pengguna terhadap SIMRS di RSUD 6. UCAPAN TERIMA KASIH
Provinsi NTB. Penilaian Attitude toward Ucapan terima kasih penulis haturkan
Using dapat dilihat pada Tabel 7. kepada semua pihak yang memberikan
Tabel 7 Penilaian Responden terhadap Variabel kontribusi dalam penelitian ini terutama
Attitude toward Using kepada Kementerian Riset dan Pendidikan
No Kategori Attitude toward Using n % Tinggi yang telah mendanai Penelitian ini
1. Tidak Baik 0 0
serta kepada Politeknik Medica Farma
2. Kurang Baik 0 0
Husada Mataram yang telah memberikan
3. Baik 36 71
4. Sangat Baik 15 29 dukungan fasilitas yang dibutuhkan dalam
Total 51 100 penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan
bahwa sebagian besar responden memiliki 7. REFERENSI
attitude toward using yang baik dengan Bayu A, Izzati M. 2013. Evaluasi Faktor-
persentase sebesar 71%. Hal ini bermakna faktor Kesuksesan Implementasi Sistem
pengguna memiliki sikap yang positif Informasi Manajemen Rumah Sakit di
terhadap SIMRS di RSUD Provinsi NTB. PKU Muhammadiyah Sruweng dengan
Menggunakan Metode HOT-Fit. Seminar
e. Variabel Behavioral Intention to Use Nasional Informatika Medis (SNIMed)
Behavioral Intention to Use IV, p.85. Magister Teknik Informatika,
merupakan kecenderungan perilaku pengguna Fakultas Teknologi Industri, Universitas
untuk tetap menggunakan SIMRS di RSUD Islam Indonesia.
Provinsi NTB. Penilaian Behavioral Intention Daerina SRF, Mursityo YT dan Rokhmawati
to Use dapat dilihat pada Tabel 8. RI. 2018. Evaluasi Peranan Persepsi
Tabel 8Penilaian Responden terhadap Variabel Kegunaan dan Sikap terhadap
Behavioral Intention to Use Penerimaan Sistem Informasi
Kategori Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di
No n %
Behavioral Intention to Use Rumah Sakit Daerah Kalisat. Jurnal
1. Tidak Baik 0 0 Pengembangan Teknologi Informasi dan
2. Kurang Baik 0 0 Ilmu Komputer. Vol 2, No 11, p.5950-
3. Baik 33 65
5959.
4. Sangat Baik 18 35
Davis, F. D., and Venkatesh, V. 1996. A
Total 51 100
Critical Assessment of Potential
Berdasarkan Tabel 8 dapat dijelaskan
Measurement Biases In The Technology
bahwa sebagian besar responden memiliki
Acceptance Model: Three Experiments
behavioral intention to use yang baik dengan
Internet. Int. J. Human-Computer Studies
persentase sebesar 55,5%. Hal ini bermakna
45, p. 19-45.
bahwa pengguna berniat untuk tetap
Kemenkes RI. 2013. Peraturan Menteri
menggunakan SIMRS di RSUD Provinsi
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82
NTB.
Tentang Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
5. KESIMPULAN
Kesehatan Republik Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang telah Kemenkes RI. 2017. Tahun 2018, Semua
dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian Rumah Sakit Harus Sudah Punya SIMRS
besar responden memiliki perceived ease of Terintegrasi. Jakarta: Direktorat Jenderal
use yang baik (55,5%), perceived usefulness Pelayanan Kesehatan Kementerian
yang sangat baik (51%), attitude toward using Kesehatan Republik Indonesia.
dalam kategori baik (71%) dan memiliki Supriyati dan Cholil, M. 2017. Aplikasi
behavioral intention to use yang berada dalam Technology Acceptance Model pada
Sistem Informasi Manajemen Rumah
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 225
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020
www.lppm-mfh.com ISSN-e: 2541-1128
lppm.politeknikmfh@gmail.com ISSN-p: 2407-8603

Sakit. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. Venkatesh, V dan Davis, FD. 2000. A
17, No.1. Theoretical Extension of the Technology
Saputra, E dan Misfariyan. 2017. Analisis Acceptance Model: Four Longitudinal
Penerimaan Sistem Informasi Field Studies. Management Science, 46
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (2), 186-204.
Bangkinang Menggunakan Metode
Techology Acceptance Model (TAM).
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim.

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik“Medica Farma Husada” Mataram 226
Volume 6. No. 2 – Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai