Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)

ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com


Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


RUMAH SAKIT UNTUK DIGITALISASI PELAYANAN
KESEHATAN

Rika Andriani*1, Rizka Siwi Margianti2, Dewi Septiana Wulandari3


1
D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Veteran Bangun Nusantara
2
RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta
3
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
email: *1riandriani13@gmail.com

ABSTRACT

Hospital Information Management System (HIMS) is a digitized information system that helps to
support case management and health information management. HIMS helps to provide effective and
efficient integrated healthcare services. HIMS used by various health care professionals users. By
understanding the user's perception about information system, it can help improve system
development. This study aims to explore the user’s experience using HIMS. This is a qualitative
research with case study design. Data was collected through semi-structured interviews with users and
observations. This research used an interview guidelines and an observation checklists. Results
showed HIMS were composed of specific system, that is electronic medical records (EMR),
Computerized Physician Order Entry (CPOE), Clinical Decision Support System (CDSS), Laboratory
Information System (LIS), Pharmacy Information System (PIS), and Radiology Information System
(RIS). Users had positive insights that HIMS support their daily works. It is suggested to add data
items at inpatient EMR and EMR integrated with Picture Archiving and Communications Systems
(PACS).
Keywords: : e-Health, Hospital Information Management System, Task Technology Fit (TTF)

ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bentuk digitalisasi
pelayanan kesehatan untuk mendukung manajemen pelayanan dan manajemen informasi kesehatan.
SIMRS membantu memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi yang efektif dan efisien. Implementasi
SIMRS melibatkan pengguna dengan berbagai profesi di rumah sakit. Dengan memahami persepsi
pengguna terhadap SIMRS, maka dapat diperoleh masukan untuk pengembangan sistem. Penelitian
bertujuan mengeksplorasi pengalaman pengguna dalam penggunaan SIMRS. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara
semi terstruktur kepada pengguna dan observasi pada SIMRS. Instrumen berupa pedoman wawancara
dan checklist observasi. Hasil penelitian menunjukan SIMRS terdiri dari rekam medis elektronik
(RME), Computerized Physician Order Entry (CPOE), Clinical Decision Support System (CDSS),
Laboratory Information System (LIS), Pharmacy Information System (PIS), dan Radiology Information
System (RIS). Pengguna merasakan manfaat penggunaan SIMRS untuk pekerjaan sehari-hari. Hasil
evaluasi menunjukan perlu dilakukan penambahan item data pada RME pasien rawat inap dan RME
perlu diintegrasikan dengan Picture Archiving and Communications System (PACS).
Kata kunci: e-Health, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Task Technology Fit (TTF)

131
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

PENDAHULUAN kesehatan yang efektif dan efisien. SIMRS


Teknologi informasi kesehatan bermanfaat untuk mengelola data dan
digunakan untuk berbagai kepentingan di informasi pasien, mengurangi kesalahan
fasilitas pelayanan kesehatan. Teknologi medis dan biaya rumah sakit, meningkatkan
tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dokumentasi dan perawatan pasien,
kualitas pelayanan kesehatan baik untuk memfasilitasi manajemen rumah sakit, serta
pasien maupun provider. Manfaat bagi meningkatkan kepuasan pasien dan
provider pelayanan kesehatan meliputi pengguna (Teshnizi et al., 2021).
meningkatkan kualitas data dan informasi, SIMRS digunakan untuk memenuhi
memperbaiki kualitas pelayanan, mengurangi berbagai kebutuhan di rumah sakit.
redudansi data, mengurangi clinical errors, Kebutuhan antara satu pengguna dengan
dan mempercepat akses data pasien pengguna lain akan berbeda tergantung dari
(Campanella et al., 2016). Bagi pasien, profesi, tugas, dan pekerjaan yang dilakukan
teknologi informasi kesehatan berperan sehari-hari. Kesuksesan implementasi sistem
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan informasi memerlukan dukungan dari
dan keselamatan pasien (Alotaibi and pengguna. Pengguna merupakan faktor yang
Federico, 2017). paling berperan dalam kesuksesan
Perkembangan teknologi informasi, implementasi SIMRS (Farzandipur et al.,
penerimaan tenaga kesehatan, dan respon 2016). Dengan memahami persepsi
pasien terhadap teknologi informasi pengguna terkait implementasi suatu sistem
melahirkan sebuah konsep yang dikenal informasi, maka pengembangan SIMRS
dengan nama digital health. Digital health dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
merupakan suatu bentuk inovasi penggunaan tujuan organisasi rumah sakit.
teknologi informasi dan komunikasi untuk Penelitian dilakukan di sebuah rumah
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan sakit di D.I.Yogyakarta yang sudah
dan memberikan intervensi kesehatan yang mengimplementasikan SIMRS. SIMRS
efektif (WHO, 2019). Digital health dikembangkan oleh instalasi IT. SIMRS
mencakup e-Health, m-Health, telemedicine, digunakan untuk mengakomodasi berbagai
teknologi informasi kesehatan, serta kebutuhan data dan informasi sejak pasien
pengembangan ilmu komputasi untuk big melakukan registrasi di tempat penerimaan
data, genomik, dan artificial inteligence di pasien sampai dengan pasien melakukan
bidang kesehatan. pembayaran di kasir. SIMRS
Salah satu implementasi digital health diimplementasikan pada berbagai pelayanan
di fasilitas pelayanan kesehatan adalah di rumah sakit baik pelayanan gawat darurat,
penggunaan sistem informasi manajemen rawat jalan, rawat inap, maupun pelayanan
rumah sakit (SIMRS). SIMRS digunakan penunjang. Sejak pertama kali
untuk mendukung manajemen pelayanan mengimplementasikan SIMRS, rumah sakit
pasien dan manajemen informasi kesehatan belum pernah melakukan evaluasi SIMRS
di rumah sakit. SIMRS dapat berupa sistem secara keseluruhan. Evaluasi secara berkala
informasi laboratorium, sistem informasi dibutuhkan untuk menilai kesesuaian sistem
farmasi, sistem informasi radiologi, rekam informasi terhadap kebutuhan pengguna.
medis elektronik, peresepan elektronik, Selain itu, hasil evaluasi dapat digunakan
sistem pendukung keputusan klinis, sebagai dasar pengembangan SIMRS.
telemedicine, dan lain sebagainya. SIMRS Penelitian ini dikembangkan dari
yang terintegrasi akan mendukung pelayanan model Task Technology Fit (TTF). TTF

132
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

merupakan sebuah model yang menilai teknik purposive sampling. Obyek penelitian
kesesuaian teknologi untuk membantu adalah sistem informasi rumah sakit.
pengguna dalam melakukan tugasnya sehari- Pengumpulan data dilakukan dengan
hari (Goodhue and Thompson, 1995). Model wawancara semi terstruktur. Wawancara
tersebut melihat interaksi antara karakteristik dilakukan secara langsung dengan tatap
tugas, karakteristik teknologi, kesesuaian muka. Selain itu juga dilakukan observasi
teknologi terhadap tugas, dan kinerja. pada SIMRS. Instrumen penelitian berupa
Kesesuaian teknologi terhadap tugas (task panduan wawancara dengan tipe pertanyaan
technology fit) dipengaruhi oleh karakteristik terbuka dan checklist observasi. Panduan
tugas (task characteristics) dan karakteristik wawancara berisi pertanyaan terkait
teknologi (technology characteristics) yang karakteristik tugas sehari-hari, penggunaan
digunakan untuk membantu tugas pengguna SIMRS, manfaat SIMRS, dan kendala yang
sehari-hari. Kesesuaian teknologi terhadap dirasakan pengguna. Checklist observasi
tugas berpengaruh terhadap pemanfaatan berisi berbagai sistem informasi yang ada di
(utilization) oleh pengguna. Kesesuaian rumah sakit.
teknologi terhadap tugas (task technology fit) Hasil penelitian dianalisis secara
dan pemanfaatan oleh pengguna (utilization) deskriptif menggunakan metode content
berdampak pada kinerja pengguna analysis. Pengolahan data dilakukan dengan
(performance impact). Manfaat yang cara melakukan telaah seluruh data,
dirasakan pengguna tercermin dari kinerja. membuat transkrip hasil wawancara,
Jika teknologi memberikan manfaat yang menentukan pola data penelitian, membuat
sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka matriks ringkasan data, dan melakukan
kinerja akan meningkat. Kepuasan pengguna interpretasi data. Selain itu juga dilakukan
terhadap penggunaan sistem informasi analisis pada data hasil observasi dengan
dipengaruhi secara langsung oleh cara membandingkan dengan data hasil
karakteristik teknologi dan karakteristik wawancara. Untuk menjamin validasi data
tugas. penelitian digunakan teknik triangulasi
Penelitian ini bertujuan untuk sumber. Informan triangulasi yang terlibat
melakukan eksplorasi pengalaman dan dalam penelitian ini meliputi pihak
persepsi pengguna terhadap implementasi manajemen rumah sakit dan kepala instalasi
SIMRS berdasarkan model TTF. Hasil dari IT.
penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
masukan untuk mengembangkan SIMRS HASIL
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan SIMRS digunakan oleh pengguna
rumah sakit. untuk mendukung berbagai tugas dan
pekerjaan sehari-hari. Pengguna merasa
METODE PENELITIAN sistem yang ada membantu melakukan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tugas dan pekerjaan sehari-hari.
kualitatif dengan desain studi kasus. Penggunaan SIMRS didasarkan atas
Informan penelitian terdiri atas pengguna profesi pengguna, sehingga masing-masing
yang menggunakan SIMRS untuk melakukan pengguna dapat menggunakan sistem
pekerjaan sehari-hari. Informan penelitian informasi yang berbeda. Berikut gambaran
terdiri dari 7 orang yang berasal dari profesi berbagai sistem informasi yang ada di
dokter spesialis, dokter umum, perawat, rumah sakit.
petugas rekam medis, radiolog, laboran, dan
apoteker. Informan dipilih menggunakan Rekam Medis Elektronik (RME)

133
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

RME digunakan untuk berisi data sosiodemografi dan data medis


pendokumentasian seluruh pelayanan yang pasien. Data sosiodemografi meliputi data
diterima pasien. Untuk pelayanan gawat identitas dan data demografi pasien. Data
darurat dan rawat jalan, RME sudah medis dibuat dalam format SOAP
digunakan secara keseluruhan. Dokumentasi (Subjective, Objective, Assesment, Plan).
pelayanan rawat inap dilakukan secara Subjective merupakan kondisi yang
hybrid, yaitu menggunakan RME dan rekam dirasakan oleh pasien. Objective
medis kertas. Pada pelayanan rawat inap merupakan kondisi hasil pemeriksaan.
terdapat lebih banyak formulir untuk Assesment merupakan diagnosis yang
pendokumentasikan pelayanan dan belum diderita pasien. Plan merupakan rencana
semua item data pada formulir dibuat dalam perawatan yang dilakukan, dapat berupa
bentuk elektronik. Manfaat RME yang obat maupun terapi. Data medis pasien
dirasakan oleh informan dalam pekerrjaan diisikan oleh dokter, perawat, atau tenaga
sehari-hari berupa akses yang cepat dan kesehatan lain yang menangani pasien.
lengkap. Berikut petikan wawancara dengan Data sosiodemografi diisikan oleh petugas
informan. pendaftaran.
Pada RME, dokter dapat
“Bermanfaat ya untuk saya yang memasukkan data diagnosis, tindakan, atau
melakukan pelayanan sehari-hari. Catatan prosedur medis dengan melakukan
berbagai pelayanan yang diterima pasien pencarian pada kolom yang tersedia. RME
sudah elektronik. Akses cepat dan lengkap. sudah dilengkapi dengan sistem database
Tidak ada kehilangan berkas.” (Informan klinis yang berisi diagnosis, tindakan
2) medis, prosedur medis, kode ICD 10, dan
kode ICD 9 CM. Jika pengguna tidak
“Kami terbantu sekali untuk pencatatan menemukan pada database, pengguna juga
layanan pasien. Kalau bisa layanan rawat dapat menuliskan narasi secara manual.
inap juga elektronik keseluruhan. Jadi ndak RME terintegrasi dengan sistem
perlu kertas lagi. Mungkin bagian IT perlu informasi lain di rumah sakit. Integrasi
waktu juga untuk pembuatan form berbagai sistem informasi digunakan
elektronik. Tapi secara keseluruhan saya sebagai pendukung pelayanan pasien. Hal
pikir banyak sekali manfaatnya kalau full tersebut juga disampaikan oleh Informan
elektronik untuk pelayanan.” (Informan 5) Triangulasi 2.

Pelayanan pasien rawat jalan dan “Pada awalnya kami ingin sebuah sistem
gawat darurat didokumentasikan pada pencatatan terintegrasi untuk pelayanan
formulir clinical documentation RME. pasien. Seiring dengan waktu, sistem
Clinical documentation merupakan tersebut juga berkembang sesuai kebutuhan
formulir yang berisi data sosiodemografi pengguna. Dalam beberapa tahun ini saya
dan data medis pasien. Data sosiodemografi lihat pengembangan sistem pesat sekali,
meliputi data identitas dan data demografi meskipun belum seluruhnya terfasilitasi
pasien. Data medis meliputi anamnesis karena terkait SDM bagian IT. Saat ini
pemeriksaan, diagnosis, hasil pemeriksaan semua core pelayanan utama sudah
laboratorium dan radiologi, dan resep obat. terintegrasi sistemnya.” (Informan
Pelayanan pasien rawat inap Triangulasi 2)
didokumentasikan pada halaman inpatient
medical record. Pada halaman tersebut

134
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

Computerized Physician Order Entry Clinical Decision Support System (CDSS)


(CPOE) CPOE dilengkapi dengan CDSS
CPOE digunakan oleh dokter untuk sederhana untuk mendukung keselamatan
memberikan instruksi ke instalasi lain pasien. CDSS tersebut berupa fitur untuk
secara elektronik. Instruksi yang diberikan melakukan pengecekan kontraindikasi obat
meliputi rujukan internal ke dokter lain, dengan obat lain, kontraindikasi kandungan
permintaan obat ke instalasi farmasi, obat dengan alergi obat pasien, dan
permintaan pemeriksaan laboratorium, atau kontraindikasi obat dengan diagnosis
permintaan pemeriksaan radiologi. pasien, sehingga membantu
Permintaan tersebut diberikan melalui meminimalisasi kesalahan pengobatan
RME yang terintegrasi ke berbagai sistem pasien. Berikut hasil petikan wawancara
informasi di instalasi lain. Instruksi dengan informan.
diberikan dengan cara memilih pada menu
yang tersedia pada RME. CPOE “Ada fitur checking untuk obat. Jika
terintegrasi dengan Laboratory Information terdapat kandungan obat di mana pasien
System (LIS), Radiology Information alergi, nanti ada alert gitu. Atau kalau
System (RIS), dan Pharmacy Information dokter memberikan obat yang tidak boleh
System (PIS). Selain itu, hasil pemeriksaan diberikan bersamaan, juga muncul
laboratorium dan radiologi juga dapat alertnya. Jika diberikan dua obat yang
dilihat secara langsung pada RME. Berikut kandungannya sama saja, juga muncul
petikan hasil wawancara dengan informan. alert. Fitur itu membantu untuk pemberian
pengobatan pasien.” (Informan 1)
“Di sini sudah elektronik, dokter
menginginkan pemeriksaan tambahan atau ‘’Terbantu karena di sistem itu ada
penunjang apa nanti permintaan peringatan kalau pasien alergi. Kalau ada
pemeriksaan tinggal dientry di komputer. kontraindikasi dengan pengobatan lain
Petugas instalasi penunjang menerima juga ada alert. Kita bisa recheck ulang
permintaan tersebut. Hasilnya juga secara mana yang bermasalah, jadi ya kita-kita ini
elektronik. Di sini sudah ndak ada surat terbantu.” (Informan 3)
pengantar kertas yang dibawa pasien.”
(Informan 6) Hasil observasi menunjukkan terdapat
fitur peringatan alergi, kontraindikasi obat
Peresepan elektronik melalui CPOE dengan obat, dan kontraindikasi obat
membantu meminimalisasi kesalahan dengan penyakit. Jika pasien memiliki
peresepan dibandingkan dengan peresepan alergi tertentu dan diberikan obat yang
yang tertulis di kertas. Informan juga mengandung alergen tersebut maka akan
berpendapat CPOE membantu efisiensi muncul kotak peringatan pada rekam medis
waktu karena pekerjaan menjadi lebih elektronik. Selain itu fitur kontraindikasi
cepat. Berikut petikan wawancaranya. obat dengan obat dan kontraindikasi obat
dengan penyakit tertentu akan membantu
“Karena elektronik ya, peresepan jadi dokter memberikan obat yang aman untuk
gampang bacanya. Kendala susah pasien. Hal tersebut juga disampaikan oleh
membaca tulisan dokter tidak ada hehe. Informan Triangulasi. Berikut petikan
Cepat juga. Dokter entry dari poli, submit, wawancaranya.
kita sudah menerima resep.” (Informan 4)

135
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

“Kita punya interaction checker untuk pengambilan sampel dari pasien, dientry
farmasi. Kalau ada alergi obat, kontra jenis sampelnya, waktu penerimaan, waktu
dengan obat lain, atau kontra dengan pemeriksaan. Kalau sudah selesai, nanti
diagnosis.” (Informan Triangulasi 1) ada hasilnya.” (Informan 7)

Laboratory Information System (LIS) “Data periksa lab bisa langsung dilihat di
Kegiatan di laboratorium meliputi rekam medis pasien asal petugas lab udah
menerima permintaan pemeriksaan, input datanya. ” (Informan 2)
mengurutkan registrasi, menerima sampel,
memasukkan data hasil pemeriksaan, dan
membuat laporan pelayanan laboratorium. Pharmacy Information System (PIS)
LIS dapat membantu melakukan pencatatan Tugas yang dilakukan di instalasi
kegiatan tersebut. LIS juga sudah farmasi terkait kegiatan perencanaan,
terintegrasi dengan RME & CPOE, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi
sehingga permintaan pemeriksaan dan hasil obat dan bahan medis habis pakai. Untuk
pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan mendukung agar seluruh kegiatan berjalan
melalui RME. Berikut kutipan wawancara optimal, di instalasi farmasi
dengan informan. diimplementasikan Pharmacy Information
“Sistem yang ada di lab bisa menerima System (PIS). Pada PIS terdapat data
permintaan pemeriksaan lab dari dokter, pemesanan, data penerimaan, dan transaksi
entry hasil pemeriksaan, terus apa lagi pelayanan pasien. Selain itu terdapat menu
yaa…oh itu mbak, laporan jumlah informasi meliputi daftar penjualan, daftar
pemeriksaan yang dilakukan juga retur, daftar obat kadaluarsa, dan daftar
otomatis.” (Informan 7) persediaan obat serta bahan medis habis
pakai. Pada PIS juga terdapat laporan
Instruksi permintaan pemeriksaan distribusi obat, laporan penerimaan obat
laboratorium oleh dokter dilakukan melalui dari supplier, rekapitulasi resep, dan lembar
CPOE. Dokter memasukkan permintaan resep elektronik. Berikut petikan
pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan wawancara dengan informan.
pasien. Permintaan tersebut diterima dan
diproses oleh laboran di instalasi “Tugas saya terbantu sekali karena semua
laboratorium sesuai nomor antrian. Setelah sudah bisa digenerate by system.
pasien melakukan pemeriksaan Pelaporan juga sudah by system yang ada
laboratorium dan pemeriksaan tersebut di instalasi farmasi.” (Informan 4)
diproses, laboran memasukkan data hasil
pemeriksaan pada LIS. Hasil pemeriksaan PIS terintegrasi dengan CPOE
dapat langsung dilihat pada RME pasien. sehingga dokter melakukan peresepan obat
Berikut petikan wawancara dengan secara elektronik. PIS juga terintegrasi
informan. dengan RME sehingga obat yang
diinstruksikan dan dipesan melalui CPOE
“Dokter order pemeriksaan yang akan terdokumentasi sebagai obat yang
dibutuhkan, nanti kita di lab langsung diberikan kepada pasien. Stok ketersediaan
terima permintaan tersebut karena sudah obat dapat dilihat oleh dokter melalui
terkoneksi antarsistem. Karena by sistem RME, sehingga resep dibuat berdasarkan
jadi kita mengerjakan pemeriksaan urut stok logistik yang tersedia. Berikut petikan
yang tertulis. Terus kalau udah ada wawancara dengan informan.

136
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

pemeriksaan yang dilakukan di instalasi


“Ada semua, dek. Sistem di farmasi ini bisa radiologi.
tahu jumlah stok opname obat, bahan PACS belum terintegrasi dengan
medis. Ada laporan juga. Mana yang habis, RME, sehingga hasil pemeriksaan radiologi
mana yang ada dan jumlahnya berapa. ditampilkan dalam bentuk deskripsi.
Kalau habis kita bisa langsung stok lagi ya Deskripsi kondisi pasien dituliskan oleh
lihat di sistem karena update. Dokter juga dokter spesialis radiologi pada RME
bisa tahu kok obatnya ada atau tidak. Jadi pasien. Berikut hasil wawancara dengan
ndak perlu telpon lagi konfirmasi ke informan.
dokter.” (Informan 4)
“Di sini EHRnya sudah terintegrasi “Saya berharap ada riwayat misalnya
dengan berbagai pelayanan. Dokter entry pernah dicek lab. Jadi tidak hanya fitur
obat, bagian farmasi terima order dan tulisan tapi juga fitur gambar misalnya
diproses sesuai antrian. Kemudian data pernah rontgen yang dulu itu ada
obat yang diberikan selain digunakan gambarnya. Rontgen, CT scan bisa
untuk pembayaran pasien umum dan ditampilkan langsung di EHR. Buka EHR
laporan farmasi juga nanti tercatat di EHR tidak hanya tulisan, ada gambar pada
pasien. Kita tahu pasien pernah dapat obat tampilannya. Saya mengerti itu akan
apa saja.” (Informan 1) membutuhkan server atau hardisk yang
lebih banyak lagi. Tapi menurut saya sih
Radiology Information System (RIS) itu membantu ya.” (Informan 2)
Instalasi radiologi merupakan salah
satu instalasi penunjang yang memberikan “Kalau bisa untuk mengupload foto hasil
pelayanan pemeriksaan radiologi untuk medikasi luka atau pelayanan penunjang
penentuan diagnosis pasien. Kegiatan di lain yang berupa gambar saya kira sangat
instalasi radiologi yang tercatat pada RIS bermanfaat untuk dokter. Kalau sekarang
meliputi menerima permintaan gambarnya ada di instalasi radiologi, di
pemeriksaan, registrasi pemeriksaan, rekam medis ya tulisan aja” (Informan 6)
dokumentasi hasil pemeriksaan, dan
membuat laporan pelayanan radiologi. RIS Hal senada juga disampaikan oleh
terintegrasi dengan CPOE dan RME, informan triangulasi. Berikut petikan hasil
sehingga permintaan pemeriksaan radiologi wawancaranya.
dan hasil pemeriksaan radiologi dapat “Kita udah punya PACS di radiologi. Tapi
dilihat melalui RME. memang belum hmm diintegrasikan ke
Permintaan pemeriksaan radiologi EHR. Jadi ya berupa 2 aplikasi berbeda.”
dilakukan oleh dokter secara elektronik (Informan Triangulasi 1)
menggunakan CPOE. Setelah permintaan
diterima instalasi radiologi, kemudian PEMBAHASAN
dilakukan pengambilan gambar pada RME digunakan untuk
pasien. Hasil pemeriksaan berupa gambar pendokumentasian pelayanan pasien gawat
tersimpan pada sistem Picture Archiving darurat dan rawat jalan dan gawat darurat.
and Communications System (PACS). Untuk pelayanan rawat inap,
PACS memiliki kemampuan untuk pendokumentasian pelayanan
melakukan input, menyimpan, dan melihat menggunakan RME dan rekam medis
gambar hasil pemeriksaan radiologi. Saat manual. Pelayanan rawat inap memerlukan
ini sistem PACS yang ada terbatas untuk lebih banyak formulir untuk

137
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

mendokumentasikan pelayanan yang dengan CDSS untuk mengecek interaksi


diterima pasien. Selain itu, belum semua obat dengan obat dan obat dengan penyakit.
formulir dibuat dalam bentuk elektronik. Secara tidak langsung CPOE membantu
Untuk menjamin kelengkapan data, meningkatkan keselamatan pasien dengan
pendokumentasian pelayanan cara memberikan pengobatan yang lebih
menggunakan rekam medis kertas dan aman. CDSS membantu membuat
RME. RME yang mengintegrasikan data keputusan klinis untuk pasien dengan
dari berbagai pelayanan di rumah sakit, mengubah data klinis menjadi informasi
akan mendukung manajemen pelayanan berupa standar dan instruksi berbasis bukti,
pasien yang lebih baik. saran perawatan, referensi obat, dan
RME mendukung manajemen instrumen lain (Shahsavarani et al., 2015).
administratif secara lebih baik. RME CDSS tidak hanya bermanfaat untuk
membantu menyediakan data dokter, tetapi juga bermanfaat untuk pasien.
sosiodemografi dan data klinis yang Untuk pasien, CDSS secara tidak langsung
lengkap, akurat, dan akses yang cepat. Pada membantu untuk menghemat waktu,
RME terdapat database klinis yang berasal menghemat biaya, dan meningkatkan
dari berbagai pelayanan. Data klinis yang keselamatan pasien (Shahsavarani et al.,
berasal dari berbagai pelayanan yang 2015). Untuk dokter, CDSS terbukti
terintegrasi akan membentuk suatu meningkatkan keselamatan pasien, kualitas
Clinical Data Repository (CDR). Clinical pelayanan, mencegah kesalahan peresepan,
Data Repository (CDR) atau Clinical Data komunikasi lebih baik antara dokter dan
Warehouse (CDW) merupakan database pasien, dan penggunaan sumber daya yang
klinis yang berasal dari hasil radiologi, lebih baik (Shahsavarani et al., 2015;
hasil uji laboratorium, data farmasi, admisi Westerbeek et al., 2021).
rumah sakit, hasil pemeriksaan pasien, dan RME terintegrasi dengan LIS pada
hasil kode penyakit serta tindakan. CDW instalasi laboratorium, PIS pada instalasi
mampu mengakomodasi fungsi farmasi, dan RIS pada instalasi radiologi.
administrasi, manajemen, klinis, dan Ketiga sistem tersebut dapat melakukan
penelitian (Hamoud et al., 2018). pertukaran data. PIS, LIS, dan RIS yang
Dokter dapat memberikan instruksi diintegrasikan dengan CPOE dan RME
permintaan obat ke instalasi farmasi, mendukung komunikasi yang lebih mudah
permintaan pemeriksaan laboratorium, dan antartenaga kesehatan. Hasil pemeriksaan
permintaan pemeriksaan radiologi laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan
menggunakan CPOE. CPOE merupakan permintaan farmasi dapat dilihat pada
sistem informasi yang digunakan untuk halaman clinical documentation RME.
peresepan obat, permintaan pemeriksaan Hasil pemeriksaan laboratorium
penunjang laboratorium dan radiologi, ditampilkan dalam bentuk deskripsi. Hasil
serta konsultasi ke tenaga kesehatan lain pemeriksaan radiologi ditampilkan dalam
secara elektronik. CPOE dapat digunakan bentuk deskripsi, belum berupa gambar.
dengan CDSS atau tanpa CDSS. CPOE Rumah sakit sudah memiliki sistem PACS,
tanpa CDSS disebut sebagai CPOE dasar. tetapi belum diintegrasikan dengan RME.
CPOE dasar mampu menekan kesalahan PACS merupakan teknologi yang
pengobatan, mengurangi adverse drug membantu untuk menerima, menyimpan,
events (ADEs), dan efisiensi waktu menampilkan, dan mendistribusikan, dan
pelayanan (Abraham et al., 2020). CPOE di mengarsipkan gambar medis (Alhajeri et
rumah sakit tempat penelitian dilengkapi al., 2017). Data medis berupa gambar

138
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

memberikan informasi yang lebih akurat terkait digitalisasi pelayanan dengan


dan lengkap jika dibandingkan dengan data penggunaan RME seperti berkurangnya
medis berupa deskripsi. Data berupa komunikasi dan fokus dokter pada pasien
gambar membantu minimalisasi persepsi (Lee et al., 2016). Untuk memahami
yang berbeda antartenaga kesehatan. persepsi pasien terkait digitalisasi
Penelitian menunjukkan penerapan PACS pelayanan kesehatan diperlukan penelitian
bermanfaat untuk peningkatan dan efisiensi lebih lanjut.
pemeriksaan radiologi, integrasi klinis, dan SIMRS digunakan oleh tenaga
perawatan pasien secara keseluruhan kesehatan pada berbagai pelayanan di
(Alhajeri et al., 2017). Integrasi PACS rumah sakit. Pengguna merasa SIMRS
dengan RME juga akan mendukung level bermanfaat untuk membantu melakukan
implementasi yang lebih tinggi. RME tugas sehari-hari yang berhubungan dengan
terintegrasi memberikan dampak positif pelayanan pasien. Jika pengguna
pada peningkatan efektivitas dan efisiensi merasakan manfaat SIMRS, maka akan
pelayanan pasien (De Benedictis et al., muncul keinginan untuk terus
2020). menggunakannya. Manfaat yang dirasakan
SIMRS berperan penting untuk secara langsung oleh pengguna akan
mendukung manajemen pelayanan pasien berdampak terhadap penggunaan sistem
yang efektif dan efisien melalui berbagai informasi secarasberkesinambungan.
sistem informasi yang terintegrasi. RME Pengguna yang merasakan manfaat dan
membantu manajemen administratif berdampak pada kinerjanya akan tertarik
pendokumentasian pelayanan pasien dan mengeksplorasi lebih lanjut untuk
kecepatan akses yang dimilikinya. CPOE mendapatkan manfaat yang lebih banyak.
dan CDSS dapat meminimalisasi kesalahan Penggunaan teknologi informasi secara
peresepan sehingga meningkatkan rutin untuk melakukan pekerjaan sehari-
keselamatan pasien. LIS membantu hari juga dapat mengurangi technostress
manajemen penggunaan laboratorium. PIS dan meningkatkan persepsi inovasi
membantu manajemen logistik dan pengguna (Chen and Hsiao, 2021). Faktor
pelaporan di instalasi farmasi. PACS teknologi merupakan salah satu faktor
membantu manajemen pengarsipan data penting untuk implementasi teknologi
berupa gambar. Penggunaan berbagai informasi, di samping berbagai faktor lain
teknologi informasi tersebut merupakan seperti kemudahan penggunaan, manfaat
bagian dari digitalisasi pelayanan penggunaan, faktor organisasi, dan faktor
kesehatan. Digitalisasi pelayanan kesehatan lingkungan (Abdekhoda et al., 2019).
membantu tenaga kesehatan memberikan Penelitian ini menemukan SIMRS
intervensi kesehatan yang efektif dan memberikan dampak positif bagi
efisien (Kraus et al., 2021). penggunanya untuk membantu melakukan
Digitalisasi pelayanan kesehatan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Teknologi
akan mengubah proses kerja dan proses informasi yang digunakan sesuai dengan
bisnis di rumah sakit. Proses tersebut karakteristik tugas akan menghasilkan
melibatkan berbagai stakeholder dan peningkatan kinerja (Goodhue and
pasien. Persepsi pasien terkait Thompson, 1995). Peningkatan kinerja
implementasi SIMRS sebagai bagian dari yang dirasakan oleh pengguna SIMRS
digitalisasi pelayanan menjadi hal yang meliputi kecepatan akses, kemudahan
penting. Penelitian sebelumnya komunikasi antartenaga kesehatan,
menemukan persepsi negatif dari pasien minimalisasi kesalahan peresepan, serta

139
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

manajemen data dan logistik. Kinerja yang Mediterranean Health Journal, Vol.
dihasilkan pengguna juga dapat digunakan 25 No. 1, pp. 24–33.
untuk melihat efektifitas dan efisiensi suatu Abraham, J., Kitsiou, S., Meng, A., Burton,
teknologi informasi. Teknologi informasi S., Vatani, H. and Kannampallil, T.
secara positif mempengaruhi kinerja (2020), “Effects of CPOE-Based
individu, jika teknologi tersebut digunakan Medication Ordering On Outcomes:
terus menerus dan sesuai dengan tugas An Overview of Systematic
yang dikerjakan (Chen and Hsiao, 2021). Reviews”, BMJ Quality and Safety,
Untuk menghasilkan kinerja (performance) Vol. 29 No. 10, pp. 854–863.
yang lebih tinggi, penggunaan teknologi Alhajeri, M., Aldosari, H. and Aldosari, B.
informasi harus sesuai dengan tugas (task (2017), “Evaluating Latest
technology fit) dan digunakan secara Developments In PACS and Their
optimal (Utilization) (Mustikasari et al., Impact on Radiology Practices: A
2021). Kesesuaian penggunaan teknologi Systematic Literature Review”,
informasi dengan tugas berdampak baik Informatics in Medicine Unlocked,
pada pengembangan sistem yang akan Elsevier Ltd, Vol. 9, pp. 181–190.
mempengaruhi kepuasan pengguna (Wanti Alotaibi, Y.K. and Federico, F. (2017),
et al., 2020). “The impact of Health Information
Technology on Patient Safety”, Saudi
SIMPULAN Medical Journal, Vol. 38 No. 12, pp.
SIMRS membantu manajemen 1173–1180.
pelayanan kesehatan dan manajemen De Benedictis, A., Lettieri, E., Gastaldi, L.,
informasi kesehatan melalui integrasi Masella, C., Urgu, A. and Tartaglini,
berbagai sistem informasi, yaitu rekam D. (2020), “Electronic Medical
medis elektronik (RME), Computerized Records Implementation In Hospital:
Physician Order Entry (CPOE), Clinical An Empirical Investigation Of
Decision Support System (CDSS), Individual And Organizational
Laboratory Information System (LIS), Determinants”, PLoS ONE, Vol. 15
Pharmacy Information System (PIS), dan No. 6, pp. 1–12.
Radiology Information System (RIS). Campanella, P., Lovato, E., Marone, C.,
Untuk pelayanan rawat inap perlu Fallacara, L., Mancuso, A., Ricciardi,
dilakukan penambahan item data pada W. and Specchia, M.L. (2016), “The
RME agar tidak perlu menggunakan rekam Impact of Electronic Health Records
medis kertas. RME perlu diintegrasikan on Healthcare Quality: A Systematic
dengan PACS agar hasil pemeriksaan Review and Meta-Analysis”,
radiologi dapat ditampilkan berupa gambar. European Journal of Public Health,
Untuk penelitian selanjutnya perlu meneliti Vol. 26 No. 1, pp. 60–64.
persepsi pasien tentang manfaat digitalisasi Chen, R.F. and Hsiao, J.L. (2021), “Health
pelayanan secara umum dan implementasi Professionals’ Perspectives on
SIMRS secara khusus. Electronic Medical Record Infusion
and Individual Performance: Model
DAFTAR PUSTAKA development and Questionnaire
Abdekhoda, M., Dehnad, A. and Zarei, J. Survey Study”, JMIR Medical
(2019), “Determinant Factors in Informatics, Vol. 9 No. 11.
Applying Electronic Medical Records Farzandipur, M., Jeddi, F.R. and Azimi, E.
in Healthcare”, Eastern (2016), “Factors Affecting Successful

140
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 05 Nomor 02 Tahun 2022 Halaman 131-141

Implementation of Hospital Alipour, J. (2021), “Evaluation of


Information Systems”, Acta Health Information Systems With ISO
Informatica Medica, Vol. 24 No. 1, 9241-10 Standard: A Systematic
pp. 51–55. Review and Meta-Analysis”,
Goodhue, D. and Thompson, R. (1995), Informatics in Medicine Unlocked,
“Task-Technology Fit and individual Elsevier Ltd, Vol. 25, p. 100639.
Performance”, MIS Quarterly, Vol. Wanti, L.P., Insan, H.F.M. and Prasetya,
19, pp. 213–236. N.W.A. (2020), “End User
Hamoud, A.K., Hashim, A.S. and Awadh, Satisfaction for Location Health
W.A. (2018), “Clinical Data Service Application with Analysis of
Warehouse: A Review”, Iraqi Journal Task Technology Fit”, Lontar
for Computers and Informatics, Vol. Komputer : Jurnal Ilmiah Teknologi
44 No. 2. Informasi, Vol. 11 No. 2, p. 76.
Kraus, S., Schiavone, F., Pluzhnikova, A. Westerbeek, L., Ploegmakers, K.J., de
and Invernizzi, A.C. (2021), “Digital Bruijn, G.J., Linn, A.J., van Weert,
Transformation in Healthcare: J.C.M., Daams, J.G., van der Velde,
Analyzing the Current State-of- N., et al. (2021), “Barriers and
Research”, Journal of Business Facilitators Influencing Medication-
Research, Vol. 123, pp. 557–567. Related CDSS Acceptance According
Lee, W.W., Alkureishi, M.A., Ukabiala, O., to Clinicians: A Systematic Review”,
Venable, L.R., Ngooi, S.S., International Journal of Medical
Staisiunas, D.D., Wroblewski, K.E., Informatics, Vol. 152, p. 104506.
et al. (2016), “Patient Perceptions of WHO. (2019), WHO Guideline:
Electronic Medical Record Use by Recommendations on Digital
Faculty and Resident Physicians: A Interventions for Health System
Mixed Methods Study”, Journal of Strengthening, WHO, Geneva.
General Internal Medicine, Vol. 31
No. 11, pp. 1315–1322.
Mustikasari, R., Farlinda, S. and Wijayanti,
R.A. (2021), “Pengaruh Kesesuaian
Tugas Teknologi terhadap Kinerja
Individu dalam Menggunakan E-
Medical Record System di Instalasi
Rawat Jalan RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Kota Mojokerto”,
Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia (JMIKI), Vol. 9
No. 2, pp. 130–138.
Shahsavarani, A.M., Azad, E., Abadi, M.
and Kalkhoran, M.H. (2015),
“Clinical Decision Support Systems
(CDSSs): State of the Art Review of
Literature”, International Journal of
Medical Reviews, Vol. 2 No. 4, pp.
299–308.
Teshnizi, S.H., Hayavi Haghighi, M.H. and

141

Anda mungkin juga menyukai