Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang
Instalasi farmasi rumah sakit tempat dilakukannya penyelenggaraan semua kegiatan
kefarmasian yang berperan aktif dalam proses penyembuhan pasien, dan berperan penting
dalam pengelolaan obat baik pelayanan langsung kepada pasien sampai pengendalian semua
perbekalan kesehatan dalam rumah sakit baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap
(Yulianti, dkk., 2015; Zaied, 2012), sehingga pengelolaan data sangat berperan penting dalam
menunjang pengendalian persediaan farmasi. Pengelolaan data secara manual, mempunyai
banyak kelemahan selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya kurang dapat
diterima, karena kemungkinan kesalahan yang terjadi sangat besar. Rumah sakit dituntut
untuk bisa memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan berkualitas, maka untuk
mendukung pelayanan kefarmasian diperlukan suatu alat untuk mencapai pelayanan kesehatan
yang baik (Murnita, dkk., 2016) oleh sebab itu dukungan sistem informasi manajemen sangat
diperlukan (Advistasari, dkk., 2015; Ngugi, et al., 2020).
Penerapan e-health yang telah banyak digunakan oleh institusi kesehatan seperti
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) (Ackah, et al., 2017; Nugroho, et al.,
2019). Tujuan dari implementasi sistem informasi kesehatan yaitu untuk memberikan
informasi yang akurat dan tepat waktu dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan
pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi untuk perencanaan, mobilisasi
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian (Murnita, dkk., 2016; Sukarno, 2019).
SIMRS berfungsi untuk memproses dan mengintegrasikan seluruh alur pelayanan rumah
sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan, dan prosedur administrasi yang digunakan
untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat (Permenkes RI, 2013; Yulianti, dkk.,
2015). SIM Farmasi dapat digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan
misalnya dalam pengadaan stok obat yang dijalankan dengan bantuan perangkat komputer
(Murnita, dkk., 2016) dan sistem yang digunakan sebaiknya dilakukan evaluasi.
Evaluasi sistem informasi mengandung maksud untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari suatu aplikasi yang sedang digunakan, mengetahui tersedia atau tidaknya
suatu informasi saat diperlukan, dan mengetahui bahwa informasi yang diberikan dalam
aplikasi disajikan secara akurat, handal, dan tepat waktu (Advistasari, dkk., 2015). Evaluasi
bisa dilakukan ketika kebijakan sudah berjalan cukup lama dan tidak ada batasan waktu yang
pasti sebuah kebijakan harus dievaluasi (Tampa’i, dkk,. 2012). Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui penyebab berbagai kendala yang ada sehingga dapat dilakukan identifikasi
masalah kemudian dilakukan pengembangan sistem informasi manajemen farmasi di rumah
sakit tersebut.
Metode DeLone dan Mclean dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu sistem, hal
tersebut berkaitan dengan proses pengambilan keputusan yang tidak dilandasi informasi,
informasi yang tersedia tidak relevan, tidak dimanfaatkan oleh manajemen, tidak tepat waktu,
terlalu banyak informasi, informasi yang tersedia tidak akurat, adanya data yang cara
pemanfaatannya tidak fleksibel (DeLone dan McLean, 2003; Novalendo, et al., 2018).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Putra, dkk (2017) menyatakan bahwa
kualitas informasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sebesar 4,16,
kepuasan pengguna berpengaruh signifikan terhadap intensitas pengguna sebesar 3,28,
sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa kualitas informasi berpengaruh langsung terhadap
intensitas pengguna.
DeLone dan McLean mengatakan bahwa ketiga faktor (kualitas sistem, kualitas
informasi, kualitas pelayanan) kualitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pengguna dan kepuasan pengguna sangat mempengaruhi manfaat dari sistem, hal tersebut
diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Angelin, et al., (2019) kualitas
pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pengguna karena waktu
respon tim support yang baik sehingga dapat meningkatkan kepuasan pengguna. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa rumah sakit seharusnya tidak hanya fokus pada sistem dan
kualitas informasi melainkan, meningkatkan kualitas layanan untuk meningkatkan kepuasan
pengguna sehingga bisa mencapai manfaat keseluruhan sistem informasi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di rumah sakit Mitra Husada, rumah sakit tersebut sudah
menerapkan SIM farmasi sejak tahun 2016, namun hingga saat ini belum pernah dilakukan
evaluasi, dan masih terdapat beberapa kendala seperti, belum adanya peringatan untuk stok
obat yang habis dan perencanaan pengadaan obat masih dihitung secara manual sehingga
dapat meningkatkan beban kerja karyawan dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
mengerjakannya. Pengembangan SIMRS harus memperhatikan beberapa aspek, seperti
rencana yang mencakup klasifikasi tujuan rumah sakit, informasi identitas yang diperlukan
berdasarkan situasi saat ini, keputusan sistem dan rencana yang dikembangkan. Berdasarkan
uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Dan
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Persediaan Farmasi Di Rumah
Sakit Mitra Husada Pringsewu Lampung”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap SIM pengendalian persediaan farmasi
di instalasi farmasi rumah sakit Mitra Husada Pringsewu dengan menggunakan metode
DeLone dan McLean?
2. Bagaimana model desain pengembangan SIM pengendalian persedediaan farmasi yang
dibutuhkan di rumah sakit Mitra Husada Pringsewu?
3. Apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat kepuasan pada kelompok
eksperimen sebelum dan sesudah dilakukan pengembangan SIM pengendalian
persediaan obat di rumah sakit Mitra Husada Pringsewu?
4. Apakah terdapat perbedaan yang bermakna antara tingkat kepuasan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terhadap pengembangan SIM pengendalian
persediaan obat di rumah sakit Mitra Husada Pringsewu?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

D. Tujuan Umum
a. Mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap SIM pengelolaan persediaan
farmasi di instalasi farmasi rumah sakit Mitra Husada Pringsewu dengan
menggunakan metode DeLone dan McLean
b. Mengetahui model desain SIM pengelolaan persediaan farmasi yang dibutuhkan di
rumah sakit Mitra Husada Pringsewu
c. Mengetahui perbedaan yang bermakna antara tingkat kepuasan sebelum dan sesudah
dilakukan pengembangan SIM pengendalian persediaan obat di rumah sakit Mitra
Husada Pringsewu
d. Mengetahui perbedaan yang bermakna antara tingkat kepuasan kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol terhadap pengembangan SIM pengendalian persediaan obat di
rumah sakit Mitra Husada Pringsewu.
E. Tujuan Khusus
Mengetahui tingkat kepuasan pengguna, kualitas informasi, kualitas pelayanan,
penggunaan sistem dan manfaat sistem informasi manajemen pengendalian persediaan
farmasi di instalasi farmasi rumah sakit Mitra Husada Pringsewu.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, diantaranya:

1. Bagi Rumah Sakit


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi rumah sakit Mitra
Husada Pringsewu dalam mengembangkan sistem informasi manajemen farmasi yang
telah diterapkan

2. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-teori mengenai Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam terkait
evaluasi dan pengembangan sistem informasi manajemen.

Anda mungkin juga menyukai