Anda di halaman 1dari 17

MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL

E-ISSN : 2723-4266
Vol 1, No 2 (31 Januari 2021)
Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ/
E-mail: jurnal.mphj@umj.ac.id

DAFTAR ISI

Proses Pemecahan Masalah Di Poliklinik Gigi Spesialis Bedah Mulut RSUD Kota Bogor….79

Analisis Faktor Determinan Efisiensi Nilai Bed Occupancy Ratio (Bor) Dengan Fishbone
Analysis…………………………………………………………………….………….………89

Gambaran Tingkat Stres Dalam Pelaksanaan Work From Home Selama Masa Pandemi
Covid19 Di Dki Jakarta…….………………………………………………………………….101

Kajian Literatur: Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare
Pada Balita .......................................…………………………………………………..….... 115

Studi Ketidakpatuhan Membayar Iuran Bpjs Kesehatan Peserta Non Pbi Bukan Penerima
Upah Di Kelurahan Cempaka Putih Tahun 2018 …………………………………..….…129

Kepaniteraan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit .............................………………...……... 139

Pelaksanaan PKRS Di Rumah Sakit Berdasarkan Telaah Jurnal ……………………………..155

Solusi Lamanya Waktu Tunggu Pelayanan Farmasi Di RSUD Cileungsi Kab Bogor
Berdasarkan Telaah Jurnal ...........................................................................………….............. 171

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit .....................………………………………......… 179

Muhammadiyah Public Health Journal |


MUHAMMADIYAH PUBLIC HEALTH JOURNAL
E-ISSN : 2723-4266
Vol.1, No. 2, 31 Januari 2021
Website: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ
e-mail: jurnal.mphj@umj.ac.id

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


1
Yuliana Erma Kristanti, 2Ratu Qurroh Ain
1,2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhamadiyah Jakarta
Jl. KH Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan (15419)
email : irmakristanti76@gmail.com

Abstrak
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi berkembang pesat. Sistem aplikasi
diberbagai bidang merupakan suatu keharusan bagi suatu instansi/perusahaan untuk memanfaatkan
informasi sebagai basis administrasi dan pengolahan data (Deddy, 2016). Penerapan sistem
informasi di rumah sakit (SIMRS) sangat penting untuk mencapai layanan berkualitas. Namun
demikian, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui bagaimana manfaat SIMRS di
unit kerja rumah sakit. Dengan demikian, memungkinkan rumah sakit untuk mengembangkan SIMRS
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan manfaat penggunaan SIMRS.
Tujuan literature review ini adalah untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat pada
pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Informasi. Metode yang digunakan adalah metode
electronic data base, pencarian jurnal menggunakan google schoolar dengan kata kunci “sistem
informasi manajemen pada rumah sakit” yang jumlahnya 20.600 jurnal akan tetapi hanya
menggunakan 5 jurnal yang sesuai dengan kriteria. Hasil penelitian mengidentifikasi tiga akar
masalah utama yaitu kelengkapan standar prosedur operasional (SPO) dan manajemen, kognisi dan
kapabilitas SDM, sistem dan teknologi.
Kata Kunci : Faktor penghambat, implementasi, SIMRS, standar prosedur operasional.

Abstract
Today the development and progress of information technology is growing rapidly. Application
systems in various fields are a must for an agency / company to utilize information as a basis for
administration and data processing (Deddy, 2016). The implementation of an information system in
hospitals (SIMRS) is very important to achieve quality services. However, it is necessary to monitor
and evaluate to find out how the benefits of SIMRS in the hospital work unit. Thus, it allows the
hospital to develop SIMRS taking into account the factors that influence and benefit the use of SIMRS.
The purpose of this literature review is to determine the driving and inhibiting factors in the
implementation of Information Management Information Systems. The method used is the electronic
data base method, the search for journals using google schoolar with the keyword "management
information systems in hospitals", totaling 20,600 journals but only using 5 journals that match the
criteria. The results of the study identified three main root causes, namely the completeness of
standard operational procedures (SOP) and management, human resource capabilities, systems and
technology.
Keywords: Inhibiting factors, implementation, SIMRS, standard operating procedures.

Muhammadiyah Public Health Journal | 179


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

PENDAHULUAN Institusi rumah sakit selalu mendapat

Rumah sakit merupakan salah satu tekanan untuk dapat memperbaiki

sarana pelayanan kesehatan dengan pelayanan medis, mengurangi

memberdayakan berbagai kesatuan kesalahanmedis, penyediakan akses

personel terlatih dan terdidik dalam informasi yang tepat waktu, dan pada saat

menghadapi dan menangani masalah yang sama harus bisa memonitor aktifitas

medik untuk pemulihan dan pemeliharaan pelayanan serta mengendalikan biaya

kesehatan yang baik. Teknologi informasi operasional. Untuk dapat memenuhi

memiliki peran penting dalam pelayanan tuntutan ini, rumah sakit harus memiliki

kesehatan saat ini. Dimana kualitas sistem informasi manajemen (SIM)

pengolahan informasi merupakan faktor terintegrasi yang bisa sharing informasi

penting bagi keberhasilan institusi real-time, tepat dan akurat. Sistem

pelayanan kesehatan. Sistem informasi informasi manajemen ini tidak bisa

yang baik dapat mendukung alur kerja berjalan secara otomatis apabila tidak

klinis dengan berbagai cara yang akan didukung sistem perangkat lunak (software

memberikan kontribusi untuk perawatan system) atau sistem enterprise (enterprise

pasien yang lebih baik (Deddy, 2016). software) yang sudah tertanam dalam

Dewasa ini perkembangan dan server rumah sakit tersebut. Menurut

kemajuan teknologi informasi berkembang badan dunia WHO, sistem informasi

pesat. Sistem aplikasi diberbagai bidang adalah suatu sistem ang menyediakan

merupakan suatu keharusan bagi suatu informasi untuk proses pengambilan

instansi/perusahaan untuk memanfaatkan keputusan di setiap level dalam sebuah

informasi sebagai basis administrasi dan organisasi; dan sistem informasi rumah

pengolahan data. Sebagai pemenuhan sakit (SIRS) adalah suatu sistem yang

kebutuhan tersebut maka mengintegrasikan pengumpulan data,

instansi/perusahaan perlu melakukan pemprosesan, pelaporan, dan penggunaan

kegiatan- kegiatan yang berhubungan informasi yang diperlukan untuk

dengan sistem aplikasi berbasis komputer meningkatkan efisiensi dan efektifitas

sehingga diharapkan mampu memecahkan pelayanan kesehatan melalui manajemen

masalah yang lebih cepat, akurat, efektif yang lebih baik di berbagai level

dan efisien dalam melaksanakan segala pelayanan kesehatan; sedangkan sistem

aktifitas operasional. informasi manajemen rumah sakit


(SIMRS) adalah sebuah sistem informasi
yang khusus didesain untuk membantu

Muhammadiyah Public Health Journal | 180


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

manajemen dan perencanaan program menjamin ketersediaan informasi pasien


kesehatan. secara komprehensif dan efisiensi
Sistem informasi rumah sakit pelayanan.
memiliki peranan penting dalam pelayanan Mengutip pendapat Hurtubise, sistem
klinis dan administratif. Pengelolaan informasi didefinisikan sebagai sistem
informasi di rumah sakit sudah mulai yang menyediakan informasi yang spesifik
menggunakan sistem berbasis elektronik untuk mendukung proses pengambilan
(SIMRS), terutama dalam mendukung keputusan di setiap tingkat organisasi
pengambilan keputusan. (Hatta, 2008).
Sistem informasi rumah sakit Sistem adalah suatu kesatuan yang
(SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya utuh dan terdiri dari berbagai faktor yang
melalui informasi dan jenis layanan yang berhubungan atau diperkirakan
ditawarkan. Untuk mendukung perawatan berhubungan serta satu sama lain saling
pasien dan administrasinya, SIMRS mempengaruhi, yang kesemuanya dengan
mendukung penyediaan informasi, sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan
terutama tentang pasien, dalam cara yang yang telah ditetapkan (Sabarguna, 2005).
benar, relevan dan terbarukan, mudah Menurut WHO (World Health
diakses oleh orang yang tepat pada Organization), Informasi adalah hasil
tempat/lokasi yang berbeda dan dalam analisis, manipulasi dan presentasi data
format yang dapat digunakan. Transaksi untuk mendukung proses pengambilan
data pelayanan dikumpulkan, disimpan, keputusan. Berguna atau tidaknya suatu
diproses, dan didokumentasikan untuk informasi bergantung pada tujuan
menghasilkan informasi tentang kualitas penerima informasi, ketelitian dan
perawatan pasien dan tentang kinerja Informasi adalah hasil analisis, manipulasi
rumah sakit serta biaya. Ini dan presentasi data untuk penyampaian
mengisyaratkan bahwa sistem informasi dan pengolahan data, waktu, ruang atau
rumah sakit harus tempat, pada waktu yang tepat dan dalam
mampumengkomunikasikan data bentuk yang tepat.
berkualitas tinggi antara berbagai unit di Mengutip pendapat Hurtubise, sistem
rumah sakit. Selain komunikasi internal, informasi didefinisikan sebagai sistem
tujuan penting lain dari SIMRS adalah yang menyediakan informasi yang spesifik
pertukaran data elektronik antar penyedia untuk mendukung proses pengambilan
layanan kesehatan (dokter praktik, fasilitas keputusan di setiap tingkat organisasi
primer dan rumah sakit) sehingga dapat (Hatta, 2008)

Muhammadiyah Public Health Journal | 181


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Rumah sakit di Indonesia wajib kehidupan masyarakat akan informasi


melakukan pencatatan dan pelaporan kesehatan ini sangat memberikan nilai
tentang semua kegiatan penyelenggaraan positif bagi pembangunan kesehatan.
Rumah Sakit sebagaimana ketentuan Berdasarkan teori SDM penginput
dalam pasal 52 ayat (1) Undang-Undang data pada SIM RS adalah Untuk
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah meningkatkan mutu pelayanan rumah
Sakit. sakit, seorang pimpinanan rumah sakit
Sistem informasi manajemen rumah harus memperhatikan sistem informasi
sakit (SIMRS) yang digunakan di sebuah rumah sakit, salah satunya dengan
rumah sakit harus memberikan kemudahan menempatkan tenaga rekam medis dan
dalam operasional serta harus dapat informasi kesehatan di tiap – tiap bagian
mengatasi kendala pelayanan pasien yang unit rekam medis, di poliklinik rawat jalan,
ada di rumah sakit tersebut. unit rawat inap atau bangsal.
Suatu sistem informasi terdiri dari Sistem informasi rumah sakit
data, manusia, dan proses serta kombinasi (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya
dari perangkat keras, perangkat lunak, dan melalui informasi dan jenis layanan yang
teknologi komunikasi atau yang dikenal ditawarkan. Untuk mendukung perawatan
dengan teknologi informasi. Sistem pasien dan administrasinya, SIMRS
informasi sering kali dikaitkan dengan mendukung penyediaan informasi,
kegiatan pengumpulan data penyakit terutama tentang pasien, dalam cara yang
maupun keluaran (output) di dalam benar, relevan dan terbarukan, mudah
pelayanan kesehatan. Secara umum, sistem diakses oleh orang yang tepat pada
informasi kesehatan akan tersusun atas dua tempat/lokasi yang berbeda dan dalam
entitas utama yaitu pengolahan informasi format yang dapat digunakan. Transaksi
dan struktur manajemen sistem informasi data pelayanan dikumpulkan, disimpan,
kesehatan. Kebutuhan data dan informasi diproses, dan didokumentasikan untuk
kesehatan darihari ke hari semakin menghasilkan informasi tentang kualitas
meningkat. Masyarakat yang semakin perawatan pasien dan tentang kinerja
peduli dengan situasi kesehatan dan hasil rumah sakit serta biaya. Ini
pembangunan kesehatan yang telah mengisyaratkan bahwa sistem informasi
dilakukan pemerintah terutama dalam rumah sakit harus mampumeng
masalah-masalah kesehatan yang komunikasikan data berkualitas tinggi
berhubungan langsung dengan kesehatan antara berbagai unit di rumah sakit
mereka, sebab kesehatan menyangkut

Muhammadiyah Public Health Journal | 182


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Sistem informasi rumah sakit dimanfaatkan lebih lanjut sehingga


(SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya integral dengan informasi lain dapat
melalui informasi dan jenis layanan yang berguna (Sabarguna, 2005).
ditawarkan. Untuk mendukung perawatan Dengan adanya sistem informasi
pasien dan administrasinya. kesehatan sangat membantu di dalam
Menurut badan dunia WHO, sistem proses kegiatan pengolahan data yang
informasi adalah suatu sistem yang sebagian besar prosesnya dilakukan
menyediakan informasi untuk proses menggunakan komputer yang telah
pengambilan keputusan di setiap level terprogram dengan berbagai program yang
dalam sebuah organisasi; dan sistem akan menangani suatu aplikasi (Dadan,
informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu 2001).
sistem yang mengintegrasikan
pengumpulan data, pemprosesan, METODE
pelaporan, dan penggunaan informasi yang Metode yang digunakan untuk
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi menyusun literatur review yaitu
dan efektifitas pelayanan kesehatan menggunakan electronic data base. Metode
melalui manajemen yang lebih baik di pencarian jurnal menggunakan google
berbagai level pelayanan kesehatan; schoolar. Kata kunci yang digunakan
sedangkan sistem informasi manajemen dalam pencarian jurnal yaitu sistem
rumah sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi manajemen pada rumah sakit”
informasi yang khusus didisain untuk yang jumlahnya 20.600 jurnal akan tetapi
membantu manajemen dan perencanaan hanya menggunakan 5 jurnal yang sesuai
program kesehatan. dengan kriteria. Jurnal yang digunakan
Dari gambaran di atas, upaya dibatasi dari tahun 2015-2021. Jurnal yang
pemanfaatan sistem informasi merupakan digunakan pada literatur review diperoleh
langkah maju yang perlu dilaksanakan dari berbagai jurnal penelitian diantaranya
dalam menghadapi perubahan yang sangat Jurnal Kedokteran.
cepat dan era globalisasi sudah mulai Data-data yang didapatkan baik secara
terasa dampaknya. Bila pengembangan langsung atau pun tidak langsung,
terlambat, maka akan lebih tertinggal lagi kemudian dilakukan penentuan prioritas
oleh kebutuhan masyarakat, maka akan masalah di Instalasi Radiologi Rumah
semakin ketinggalan zaman. Pada Sakit menggun kan metode USG
dasarnya Sistem Informasi Rumah Sakit (Urgency, Serious, and Growth). USG
sebagian kecil telah ada, dan perlu adalah salah satu alat untuk menyusun

Muhammadiyah Public Health Journal | 183


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

urutan prioritas isu atau masalah yang dengan fishbone analysis.


harus diselesaikan. Caranya dengan Selanjutnyapenulis membuat.
menentukan tingkat urgensi, keseriusan,
dan perkembangan isu dengan menentukan HASIL DAN PEMBAHASAN
skala nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total Hasil Penelitian
skor tertinggi merupakan isu yang menjadi 1. Identifikasi Masalah
prioritas. Menurut Ery Rustiyanto (2010),
Untuk lebih jelasnya, pengertian bahwa suatu Sistem Informasi Manajemen
urgency, seriousness, dan growth dapat Rumah Sakit (SIMRS) dapat digunakan
diuraikan sebagai berikut: sebagai sarana strategis untuk memberikan
1) Urgency (U) pelayanan yang berorientasi baik kepada
Seberapa mendesak isu tersebut harus pasien rawat jalan maupun rawat inap
dibahas dikaitkan dengan waktu yang kepada kepuasaan pasien. Hal ini sesuai
tersedia serta seberapa keras tekanan dengan teori yang dikemukakan oleh Hatta
waktu tersebut untuk memecahkan (2008) bahwa sistem informasi dilakukan
masalah yang menyebabkan isu tadi. dengan proses. Proses yang dimaksud
2) Seriousness (S) adalah kebijakan dan prosedur yang harus
Seberapa serius isu tersebut perlu diikuti dan dilaksanakan oleh para
dibahas dikaitkan dengan akibat yang pengguna sistem. Namun dalam prosesnya
timbul dengan penundaan pemecahan bukan hal tidak mungkin ditemukan
masalah yang menimbulkan isu tersebut beberapa masalah dan faktor penghambat.
atau akibat yang menimbulkan Faktor manusia dan organisasi dapat
masalah-masalah lain kalau masalah berperan sebagai pendorong maupun
penyebab isu tidak dipecahkan. penghambat dalam implementasi SIMRS.
3) Growth (G) Dalam literatur review terhadap
Seberapa kemungkinan isu tersebut lima jurnal yang membahas mengenai
menjadi berkembang dikaitkan faktor penghambat pengimplementasian
kemungkinan masalah penyebab isu system informasi manajemen rumah sakit,
akan makin memburuk kalau dibiarkan. bahwa permasalahan yang umumnya
Dari hasil penetuan prioritas untuk terjadi yaitu diantaranya :
mengatasi masalah yang menyebabkan 1. Manajemen dan kelengkapan standar
tidak terpenuhinya SPM pada instalasi prosedur operasional
radiologi. masalah, kemudian dianalisa a. Tim SIMRS di Struktur Organisasi
belum berkoordinasi

Muhammadiyah Public Health Journal | 184


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

b. Belum lengkapnya standar prosedur harus segera diselesaikan. Hal ini


operasional/SPO SIMRS, bertujuan untuk mempermudah dalam
c. Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) menyelesaikan masalah yang ditemukan.
organisasi SIMRS belum jelas, Dalam mengidentifikasikan masalah, ada
d. Belum ada supervisi SIMRS dari beberapa hal yang perlu diperhatikan
manajemen seperti kemampuan sumber daya manusia,
e. Manajemen tidak mendorong biaya, tenaga, teknologi dan lain-lain.
personel untuk menggunakan SIRS Untuk itu, dilakukan penilaian prioritas
f. Evaluasi tidak dilakukan terhadap masalah dari yang paling mendesak hingga
pengoperasian SIRS tidak terlalu mendesak.
2. Kognisi dan kapabilitas SDM
1) Belum ada kepedulian pemakai,
2) Belum ada kedisiplinan entry data,
3) Kompetensi user belum seragam,
4) Kurangnya pelatihan SIMRS dan
petugas khusus
3. Sistem dan teknologi.
a. Server sering panas, LAN sering
macet
b. Hardware kurang di beberapa
ruangan,
c. Belum lengkap sarana SIM di tiap
unit,
d. Koneksi sering terganggu

2. Penentuan Prioritas Masalah


Pada hakikatnya seluruh masalah
yang ditemukan harus diselesaikan secara
tuntas dan menyeluruh, oleh karena itu
pada penetapan prioritas masalah
bertujuan untuk menentukan urutan atau
peringkat masalah dari yang terpenting dan
harus segera diselesaikan sampai dengan
masalah yang kurang penting dan tidak

Muhammadiyah Public Health Journal | 185


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Tabel 1. Penyebab Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Belum Berjalan Optimal

No Kategori Penyebab Umum Sebab Spesifik

Kurang diterapkannya
Belum ada kedisplinan entry data
kedisiplinan

Belum ada kepedulian pemakai Penghargaan kurang

Kompetensi user belum seragam


1 MAN Kurang Pelatihan
Kurangnya pelatihan SIM

Tim SIMRS di Struktur organisasi belum


koordinasi Organisasi belum jelas
Kurang komitmen petugas ruangan

Belum semua SPM dibuatkan SIM Kurangnya SIM

Belum ada supevisi SIMRS dari manajemen Organinsasi belum jelas


Belum dilakukan studi
Hasil studi SIMRS belum bisa dijalankan
banding

Daftar tarif Laboratorium dan Radiologi


belum jelas SPO belum ada
2 METHODE
Belum lengkap SPO SIMRS

Kurangnya organisasi dan


TUPOKSI organisasi SIMRS belum jelas
tupoksi

Belum ada prosedur pelatihan SIM rutin Kurangnya pelatihan

Aplikasi BPJS belum sempurna konek


User belum paham
dengan pusat

Ruang SIMRS kurang representatif Luas ruangan terbatas


3 ENVIRONMENT Belum ada supervise dan
Belum terbangun budaya kerja
monitoring

Kelengkapan SIMRS masih


Hardware kurang di beberapa ruangan
kurang
4 MATERIAL Kelengkapan SIMRS masih
Belum Lengkap sarana SIM di tiap unit
kurang

Koneksi sering terganggu Jaringan bermasalah


Server sering panas
5 MACHINE Kurangnya teknisi
LAN sering macet

Muhammadiyah Public Health Journal | 186


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Berdasarkan analisis diatas ditemukan


Penentuan Pemecahan Masalah
beberapa akar masalah yang menjadi Tabel 3. Alternatif pemecahan masalah
penyebab belum berjalannya SIMRS No/ Akar
Ranking Masalah Solusi/ Pemecahan Masalah
berbasis komputer sehingga idealnya Membuat SPO SIMRS yang belum
diperlukan solusi secara lengkap dari 1 Belum lengkap lengkap
SPO SIMRS Studi banding untuk bahan pembuatan
SPO
seluruh faktor penghambat dengan 2 TUPOKSI Membuat TUPOKSI tim SIMRS
organisasi
perencanaan yang sistematis. Pada Tabel 2 SIMRS Menugaskan tim tata kelola teknologi
belum jelas informasi Membentuk tim SIMRS
disajikan skoring skala prioritas dari akar
masalah dengan metode USGL dan 3 Belum ada
supervisi
Melakukan supervisi ke setiap ruangan

SIMRS secara rutin


ditemukan 3 akar masalah utama yaitu dari
manajemen Menyusun jadwal supervisi
belum lengkap SPO SIMRS, TUPOKSI Menentukan ketua regu tiap supervisi
organisasi SIMRS belum jelas, belum ada
supervisi SIMRS dari manajemen.
Pada kegiatan brainstorming
Dibawah ini dijelaskan skoring mengenai
tersebut, dilakukan pemilihan alternatif
skala prioritas masalah.
solusi yang paling efektif, relatif murah,

Tabel 2. Skoring skala prioritas akar masalah mudah dan bisa dikerjakan dalam waktu

No Skoring Nila Ran


singkat seperti (Tabel 4). Berdasarkan
Uraian Masalah USGL i k
penilaian di atas, permbuatan SPO SIMRS
TUPOKSI organisasi
1 SIMRS 5
4 5 5
500 II
yang belum lengkap merupakan prioritas
belum jelas
pilihan solusinya dan dilakukan program
2 Belum lengkap SPO SIMRS 5 5 5 5 625 I
3 Realisasi kerjasama dengan 3 4 4 3 144 VI pembuatan SPO SIMRS. Berdasarkan
DISPENDUKCAPIL dan
DISHUBKOMINFO belum pilihan solusi dilakukan penyusunan plan
ada
4 Aplikasi BPJS belum konek 1 2 2 1 4 VIII of action untuk mengembangkan SPO
sempurna dengan SIMRS
Hasil studi SIMRS belum SIMRS. Tahapan (plan of action) proyek
2 2 2
5 bisa 3 24 VII
dijalankan pembuatan SPO SIMRS yang belum
6 Belum semua SPM telah 1 2 2 1 4 VIII
dibuatkan SIM lengkap dilakukan selama 4 minggu
Daftar tarif laboratorium
2 2 1
7 dan 1 4 VIII dengan tahapan sebagai berikut; persiapan,
radiologi yang baru belum
masuk SIMRS menyusun Tim pembuat SPO SIMRS,
8 Belum ada supervisi SIMRS 5 4 4 4 320 III
dari manajemen mengumpulkan bahan untuk membuat
9 Belum ada prosedur 4 3 4 4 192 IV
pelatihan SIM rutin SPO SIMRS, merancang dan menuliskan
10 Belum ada kepedulian 3 3 4 5 180 V
pemakai di unit SPO, sosialisasi, uji coba pelaksanaan,
Belum ada kedisiplinan
11 entry 33 4 5 180 V revisi dan perbaikan SPO, pengesahan,
data
12 Kompetensi user belum 23 2 2 24 VII implementasi dan pemeliharaan atau audit.
seragam

Muhammadiyah Public Health Journal | 187


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Semua tahapan tersebut telah dilakukan nomer rekam Medik, tata cara mengganti
dan menghasilkan 12 SPO SIMRS. user log in, entry data pada saat peralihan
Keseluruhan SPO yang disusun meliputi: perubahan tanggal, modul pendaftaran,
menghidupkan dan mematikan komputer, gawat darurat, modul, rawat inap,
tindakan ketika terjadi permasalahan hemodialisa, rawat jalan, kasir.
dalam menghidupkan, mematikan, dan Tabel 4. Alternatif Solusi Masalah
menjalankan komputer, penggabungan
Kriteria Bobot Alternatif Solusi Masalah

Membuat SPO Skor Membuat TUPOKSI Skor Melakukan Supervisi ke Skor


SIMRS yang belum (1-5) tim (1-5) setiap ruangan secara (1-5)
Lengkap ∑ ∑ rutin oleh tim SIMRS ∑
SIMRS

Efektifitas 0,4 SPO (standard 5 2 Personil dalam TIM 5 2 Supervisi dilakukan 4 1,6
Procedure SIMRS harus oleh TIM SIMRS
Operating] SIMRS memahami secara (kadang bersama
dibuat untuk jelas kedudukannya manajer) ke setiap
petunjuk dalam sehingga dapat ruangan/unit dalam
menjalankan menjalankan tugas rangka
SIMRS berbasis pokoknya serta
komputer di setiap fungsinya sesuai pendampingan,
ruangan/ unit sesuai struktrur organisasi penyelesaian sekaligus
modul-modul yang evaluasi pekerjaan
tersedia, apabila utamanya dalam
terjadi kendala menjalankan SIMRS
harus melapor
kemana dan siapa
yang harus
MUST menangani.

Ketersediaan 0,3 Penggajian SDM 5 1,5 Penggajian SDM 4 1,2 Penggajian SDM telah 4 1,2
uang telah dilakukan telah dilakukan sesuai dilakukan sesuai remunerasi yang
sesuai remunerasi remunerasi yang berlaku
yang berlaku dan berlaku
honor

Ketersediaan 0,2 Mesin printer,alat 5 1 Mesin printer,alat 5 1 Buku 5 1


Barang tulis, kertas, tulis, kertas, supervisi, alat tulis
komputer komputer

WANT Ketersediaan 0,1 Tim SIMRS 4 0,4 Kepala Tata Usaha 4 0,4 Direktur,Tim SIMRS 3 0,3
SDM dan jajarannya
1 4,9 4,6 4,1
Jumlah

Muhammadiyah Public Health Journal | 188


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

dipetakan ke dalam beberapa domain.


Masalah kunci setiap domain didiskusikan
Studi ini mengidentifikasi bahwa
pada bagian berikut ini:
ketidaklengkapan SPO SIMRS menjadi
akar masalah utama belum optimalnya Data. Meskipun pendataan di RS telah
implementasi SIM RS. Faktor belum bersifat digital akan tetapi terdapat
lengkapnya SPO SIMRS menjadi penting beberapa kendala untuk melakukan migrasi
karena SPO menjadi panduan yang data dasar sebagai penunjang SIRS. Data
terdokumentasi secara formal, jelas, transaksi/proses bisnis RS tidak terpusat,
lengkap, dan rinci mengenai proses, tugas, tetapi tersebar di banyak divisi. Karenanya,
dan peran setiap individu atau kelompok data tidak mengalir sesuai dengan proses
yang dilakukan sehari-hari di dalam suatu bisnis yang ada. Perbedaan format dan
organisasi. Dilihat dari fungsinya, SPO media penyimpanan data juga menghambat
berfungsi membentuk sistem kerja dan proses integrasi. Karena teknologi untuk
aliran kerja yang teratur, sistematis, serta melakukan konversi data spesifik secara
dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen massal tidak tersedia, sebagian proses
SPO juga menggambarkan tujuan migrasi data dilakukan secara manual.
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan Penelitian ini menemukan, RS yang telah
kebijakan dan peraturan yang berlaku bekerja sama dengan BPJS memiliki
dalam sebuah organisasi agar mampu sistem Indonesian Case Based Groups
mengatasi tantangan seperti adanya (INA CBGs) dalam mengelola tarif
kesulitan dalam penggunaannya. layanan untuk pasien. Konektivitas
antarsistem yang sudah ada dengan SIRS
Pembuatan SPO SIMRS didasarkan pada
harus dijamin untuk menjaga integritas
kebutuhan dan tuntutan adanya
data. Soh et al. (2000) dalam penelitiannya
pengendalian mutu terhadap proses
menemukan bahwa format dan hubungan
kegiatan organisasi yang berisi seperangkat
data yang tersedia membutuhan upaya
instruksi sebagai petunjuk kerja dalam
‘mlipir’ (workaround) untuk menjadikan
sistem manajemen. Proses pembuatannya
kompatibel dengan sistem enterprises
diperlukan tahapan persiapan hingga
resource planning (ERP).
akhirnya dimplementasikan/diterapkannya
SPO SIMRS didalam setiap kegiatan Teknologi. Infrastruktur jaringan dan
manajemen rumah sakit dan penerapan komputer yang belum terpasang secara
SIMRS berbasis komputer di seluruh unit merata di seluruh bagian RS, merupakan
layanan rumah sakit dengan mudah, cepat masalah yang ditemui pada tahapan pra-
dan tepat. Penerapan SPO SIMRS yang implementasi SIRS. Faktor teknologi
telah dihasilkan memerlukan evaluasi terus lainnya yaitu kesiapan perangkat keras
menerus serta pemeliharaan bahkan revisi (hardware) dan perangkat lunak (software)
perbaikan berdasarkan hasil kajian baik dari sisi server dan komputer terminal
evaluasi. Pembuatan SPO SIMRS (client). Masalah ini mengharuskan proses
merupakan awalan solusi dari baru, yakni pengadaan barang yang
permasalahan dalam hambatan melibatkan pihak manajemen sebagai
pelaksanaan SIMRS berbasis komputer. pengambil keputusan.
Pembahasan Proses bisnis. Tiap RS memiliki
karakteristik dan tingkat kompleksitas
Seperti telah disebut sebelumnya, masalah-
yang berbeda. Hal itu tercermin dalam
masalah yang teridentifikasi dapat
modul SIRS yang diimplementasikan.

Muhammadiyah Public Health Journal | 189


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Adanya permintaan modifikasi SIRS personel calon pengguna SIRS. Hal ini
menjadi hal yang lumrah dan harus terlihat secara jelas pada proses pelatihan
dilakukan agar sistem dapat berjalan sesuai dan pendampingan penggunaan sistem.
dengan proses bisnis yang diinginkan oleh
Manajemen. Masalah yang terdapat pada
di RS tersebut. Namun demikian,
sisi manajemen RS sangat kompleks.
kebutuhan rekayasa ulang proses bisnis
Meyakinkan pihak manajemen sebagai
pada sistem enterprise dapat dilakukan
pengambil keputusan membutuhkan usaha
namun tetapi dengan tetap dengan biaya
yang cukup besar. Manajemen tidak selalu
yang minimum. Kurangnya dukungan dari
‘satu kata’ dalam setiap keputusan. Tidak
pihak RS untuk menyediakan team khusus
semua manajemen juga mau
sebagai jembatan komunikasi dalam proses
mendelegasikan pekerjaan, seperti terkait
rekayasa ulang SIRS mengakibatkan
dengan pemilihan administrator dan
lambatnya proses penyesuaian proses
operator yang akan melakukan aktivitas
bisnis SIRS.
rutin di SIRS. Masalah semakin rumit
Kognisi SDM. Paradigma berpikir dari ketika personel RS tidak siap menerima
personel RS adalah melayani pasien dan delegasi. Selain itu, di beberapa RS,
kegiatan administratif telah terbiasa manajemen tidak melakukan proses
dengan penggunaan media fisik yaitu sosialisasi SIRS dan mobilisasi personel
menggunakan kertas/buku. Resistensi yang untuk mendukung penggunaan SIRS
muncul pada implementasi SIRS secara memadai. Tidak adanya kebijakan
disebabkan oleh enggannya banyak penghargaan (reward and punishment)
pegawai RS dalam mengbah cara kerjanya membuat para personel RS menganggap
dari proses manual ke pemanfaatan ‘enteng’ penggunaan SIRS.
teknologi, menggunakan SIRS. Domain
A. PLAN OF ACTION (PoA)
kognisi SDM ini sangat berkaitan erat
dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Dalam menentukan rencana tindak lanjut
pihak manajemen khususnya kebijakan tiap kegiatan disusun secara detail dalam
penghargaan (reward and punishment). PoA: (5W 1H)
Kapabilitas SDM. Model jam kerja di RS, 1. Apa yang dikerjakan
baik di RS pemerintah maupun swasta, (persiapan, pelaksanaan,
terdiri atas dua kategori besar: manajemen monev): WHAT
administratif dan pelayanan. Kategori
pertama meliputi pegawai yang memiliki 2. Tujuan & Sasaran: WHY
jam kerja tetap, sedangkan kategori kedua 3. Jadwal kegiatan: WHEN
terdiri dari petugas medis yang memiliki
jam kerja bergiliran (shift), yang terbagi 4. Tempat pelaksanaan: WHERE
atas tiga giliran tiap harinya. Kendala 5. Unit/siapa yang
dalam proses pelatihan yakni terbatasnya bertanggungjawab/
waktu yang ada baik bagi personel melaksanakan: WHO
manajemen administratif maupun personel
pelayanan. Hal ini mengakibatkan proses 6. Jumlah & Sumber anggaran:
pelatihan perlu dilakukan berulang-ulang HOW
sampai dirasa pegawai telah memahami
penggunaan SIRS dengan baik. Masalah
lainnya adalah minimnya keterampilan
teknologi informasi yang dimiliki oleh

Muhammadiyah Public Health Journal | 190


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Tabel 5. Plan of Action (PoA)


No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Biaya Lokasi Waktu PIC Indikator
Keberhasilan

1 Studi Untuk dijadikan Seluruh 100% RS Internal April Penang Penggunaan SIMRS
banding sebagai petunjuk staf yang RS gung lebih optimal dan
dan dalam berkaitan jawab kegiatan di RS lebih
membuat menjalankan dengan SIMRS terkontrol.
SPO SIMRS penggunaa
SIMRS. n SIMRS

2 Membuat Agar staf dalam Seluruh 100% RS Internal April Penang Staf dalam TIM
TUPOKSI TIM SIMRS harus staf yang RS gung SIMRS memahami
tim memahami secara berkaitan jawab secara jelas
jelas dengan SIMRS kedudukannya dan
SIMRS kedudukannya penggunaa dapat menjalankan
sehingga dapat n SIMRS tugas pokoknya serta
menjalankan tugas fungsinya sesuai
pokoknya serta struktrur organisasi
fungsinya sesuai
struktrur organisasi

3 Melakuka Untuk Seluruh 100% RS Internal Per Penang SIMRS berjalan


n pendampingan, staf yang RS triwula gung dengan baik sesuai
Supervisi serta penyelesaian berkaitan n jawab SPO
ke setiap sekaligus evaluasi dengan SIMRS
ruangan pekerjaan penggunaa
secara utamanya dalam n SIMRS
rutin oleh menjalankan
tim SIMRS
SIMRS

KESIMPULAN DAN SARAN berperan sebagai pendorong maupun


penghambat dalam implementasi SIMRS.
Kesimpulan
Dalam literatur review terhadap lima
Menurut Ery Rustiyanto (2010), bahwa
jurnal yang membahas mengenai faktor
suatu Sistem Informasi Manajemen
penghambat pengimplementasian system
Rumah Sakit (SIMRS) dapat digunakan
informasi manajemen rumah sakit, bahwa
sebagai sarana strategis untuk memberikan
permasalahan yang umumnya terjadi yaitu
pelayanan yang berorientasi baik kepada
diantaranya:
pasien rawat jalan maupun rawat inap
kepada kepuasaan pasien. Hal ini sesuai 1. Manajemen dan
dengan teori yang dikemukakan oleh Hatta kelengkapan standar
(2008) bahwa sistem informasi dilakukan prosedur operasional
dengan proses. Proses yang dimaksud
a. Tim SIMRS di Struktur
adalah kebijakan dan prosedur yang harus
Organisasi belum berkoordinasi
diikuti dan dilaksanakan oleh para
pengguna sistem. Namun dalam prosesnya b. Belum lengkapnya standar
bukan hal tidak mungkin ditemukan prosedur operasional/SPO
beberapa masalah dan faktor penghambat. SIMRS,
Faktor manusia dan organisasi dapat

Muhammadiyah Public Health Journal | 191


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

c. Tugas pokok dan fungsi elektronik yang telah berjalan dapat


(TUPOKSI) organisasi SIMRS dikembangkan untuk mendukung mutu
belum jelas, pelayanan medis melalui pengembangan
sistem pendukung keputusan klinis.
d. Belum ada supervisi SIMRS
dari manajemen Selain itu sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja SIMRS, evaluasi
e. Manajemen tidak mendorong
perlu dilakukan secara berkala terhadap
personel untuk menggunakan
sistem agar cepat terdeteksinya masalah
SIRS
dan faktor penghambat sehingga dan dapat
f. Evaluasi tidak dilakukan dengan segera diatasi.
terhadap pengoperasian SIRS
UCAPAN TERIMA KASIH
2. Kognisi dan kapabilitas
Penulis ucapkan terima kasih kepada
SDM
berbagai pihak yang terkait dalam
a. Belum ada kepedulian pemakai, penyusunan penelitian ini. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan dengan pertama
b. Belum ada kedisiplinan entry kali mengucapkan puji syukur
data, alhamdulilah kepada Allah SWT,
c. Kompetensi user belum pimpinan dan dosen pembimbing Fakultas
seragam, Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Jakarta sehingga
d. Kurangnya pelatihan SIMRS penelitian ini dapat dilakukan dengan
dan petugas khusus lancer.
3. Sistem dan teknologi. DAFTAR PUSTAKA
a. Server sering panas, LAN Fui‐ Hoon Nah, F., Lee‐ Shang Lau, J., &
sering macet Kuang, J. (2001). Critical factors for
b. Hardware kurang di beberapa successful implementation of
ruangan, enterprise systems. Business Process
Management Journal, 7(3), 285–296.
c. Belum lengkap sarana SIM di
tiap unit, Hatta, Gemala. 2008. Pedoman
Manajemen Informasi Kesehatan di
d. Koneksi sering terganggu Sarana Pelayanana Kesehatan.
Saran Jakarta. Universitas Indonesia.

Manajemen rumah sakit perlu Rustiyanto, Ery. 2010. Sistem Informasi


memperhatikan faktor-faktor yang Manajemen Rumah Sakit Yang
mendorong maupun menghambat adopsi Terintegrasi. Yogyakarta. Gosyen
SIMRS sebagai referensi dalam Publishing Windu Kinanti, Dwi.
pengembangan SIMRS. Pengembangan 2017. Analisis Lokasi Rumah Sakit
SIMRS dapat diarahkan pada unitunit Gigi dan Mulut Universitas
layanan lainnya untuk mendukung Muhammadiyah Semarang di
operasional yang pada akhirnya membantu Wilayah Kedungmundu Terhadap
pengambilan keputusan di level Perspektif Pelanggan. Magna
manajemen. Data transaksi medis secara Medica. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi
dan Mulut, Fakultas Kedokteran

Muhammadiyah Public Health Journal | 192


Muhammadiyah Public Health Journal E-ISSN : 2723-4266
Vol. 1 No.2 Tahun 2021 Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MPHJ

Gigi Universitas Muhammadiyah


Semarang.
Sabarguna, Boys. 2005. Sistem Informasi
Rumah Sakit. Yogyakarta.
Konsorsium Rumah Sakit Islam
Jateng
Sari, M. M., Sanjaya, G. Y. & Meliala, A.
Evaluasi sistem informasi
manajemen rumah sakit ( SIMRS )
dengan kerangka HOT - FIT. Semin.
Nas. Teknol. Inf. Inonesia 1, 204–
207 (2016).
Setiaji, H. & Wahid, F. Masalah
Implementasi Sistem Informasi
Rumah Sakit: Pelajaran dari
Beberapa Proyek. Semin. Nas.
Inform. Medis VI 97 (2015).
Setyawan D. Analisis Implementasi
Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (Simrs)
Pada Rsud Kardinah Tegal. Indones.
J. Comput. Inf. Technol. 1, 54–61
(2016).
Soh, C., Kien, S. S., & Tay-Yap, J. (2000).
Enterprise resource planning:
cultural fits and misfits: is ERP a
universal solution? Communications
of the ACM, 43(4), 47–51.
Suyanto , Hidayat Taufiq, I. Faktor
Penghambat Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit
di RSUD Blambangan Banyuwangi
Inhibiting Factors in Hospital
Information System Implementation
at Blambangan General Hospital
Banyuwangi. J. Kedokt. Brawijaya
28, 141–147 (2015).
Topan, M., Wowor, H. F. & Najoan, X. B.
N. Perancangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Berbasis
Web Studi Kasus : Rumah Sakit TNI
AU Lanud Sam Ratulangi. E - J. Tek.
Inform. 6, 1–6 (2015).

Muhammadiyah Public Health Journal | 193

Anda mungkin juga menyukai