Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia

E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan Di RUMKITAL Marinir
Cilandak

Suryantoko, Agnes I, Achmad Faisol


Sekolah Staf dan Komando Angkatan laut
Alamat email : suryasuryantoko@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan kesehatan pada rumah sakit diperlukan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau masyarakat.
Pelayanan kesehatan memiliki bentuk dan jenis yang ditentukan oleh
pengorganisasian pelayanan, ruang lingkup kegiatan, dan sasaran pelayanan
kesehatan. Sesuai Permenkes Nomor 82 Tahun 2013 menyebutkan bahwa setiap
rumah sakit wajib melakukan penerapan dan pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). SIMRS merupakan tatanan yang berurusan
dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi analisa dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit. Penerapan SIMRS di Rumkital Marinir Cilandak perlu terus
ditingkatkan baik pada brainware, hardware, dan software. Penelitian
menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan menggunakan Teknik
analisis Soft System Methodology (SSM) dan alat analisis Software Nvivo 12.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara mendalam, dan
studi literatur terkait penerapan SIMRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan SIMRS di Rumkital Marinir Cilandak bermanfaat dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan.

Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen, Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Soft
System Methodology

ABSTRACT

Health services in hospitals are needed to improve health, prevent and cure
diseases and improve the health of individuals, families, groups and / or
communities. Health services have forms and types that are determined by the
organization of services, scope of activities, and targets of health services.
According to Health Minister Regulation Number 82 of 2013, it is stated that every
hospital is required to implement and develop a Hospital Management Information
System (SIMRS). SIMRS is an arrangement that attracts data, processes data,
presents information, analyzes and summarizes information as well as delivers
information needed for hospital activities. The application of SIMRS at the Cilandak
Marine Hospital must be continuously improved in brainware, hardware and
software. The study used a qualitative exploratory method using Soft System
Methodology (SSM) analysis technique and Nvivo 12 software analysis tools. Data
collection was carried out through observation, in-depth interviews, and literature
studies related to the application of SIMRS. The results showed that the
implementation of SIMRS in the Marine Rumkital Cilandak was very useful in
improving the quality of service and the quality could still be improved.

Keywords: Information Management System, Hospital Quality of Service, Soft


System Methodology

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

PENDAHULUAN pelayanan kesehatan (Herlambang,


Pembangunan nasional 2016, 78). Pelayanan kesehatan yang
merupakan serangkaian usaha prima membutuhkan pola manajemen
pembangunan berkelanjutan meliputi yang terstruktur dan sistematis.
seluruh kehidupan masyarakat, Perkembangan awal pola manajemen
bangsa dan negara untuk yang diterapkan pada instansi rumah
mewujudkan tujuan pembangunan sakit selalu berpola pada kepentingan
nasional. Hal tersebut sesuai dengan internal instansi, namun dewasa ini
Pembukaan UUD 1945 yaitu bergeser menjadi pola yang mengacu
melindungi segenap bangsa, dan kepada kepentingan dan tuntutan
seluruh tumpah darah Indonesia. kebutuhan konsumen. Oleh sebab itu,
Secara implementatif di dalamnya rumah sakit-rumah sakit pada saat ini
juga menggambarkan tentang dituntut untuk mampu
bagaimana pembangunan kesehatan mengembangkan sistem pelayanan
dicanangkan. Pembangunan kesehatan yang berbasis kepada
kesehatan merupakan bagian integral kebutuhan konsumen.
dari pembangunan nasional. Rumah Sakit selain
Berdasarkan Undang-Undang Nomor melaksanakan kegiatan pelayanan,
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan juga mengelola dana untuk
diterangkan bahwa kesehatan membiayai setiap kegiatan
didefinisikan sebagai keadaan operasionalnya. Melihat situasi
sejahtera baik badan, jiwa, dan sosial tersebut sangatlah tepat jika rumah
yang memungkinkan setiap orang sakit menggunakan sisi kemajuan
hidup produktif secara sosial dan komputer baik hardware maupun
ekonomi. Tujuan pembangunan software yang dimilikinya mengikuti
kesehatan adalah untuk meningkatkan kemajuan teknologi digitalisasi yang
kesadaran, kemauan dan kemampuan terus berkembang pada saat ini,
hidup sehat bagi setiap orang agar sebagai upaya membantu operasional
terwujud derajat kesehatan manajemen yang sebelumnya
masyarakat yang optimal (UU No 23 dilakukan secara manual. Maka dari
Tahun 1992 tentang Kesehatan). itu wajib bagi setiap rumah sakit
Pelayanan kesehatan untuk melaksanakan pengelolaan dan
merupakan suatu upaya yang pengembangan Sistem Informasi
diselenggarakan secara sendiri atau Kesehatan (SIK) dalam wujud Sistem
bersama-sama dalam suatu organisasi Informasi Manajemen Rumah Sakit
untuk memelihara dan meningkatkan (SIMRS) sebagaimana ditujukan guna
kesehatan, mencegah dan mendukung serta mengoptimalkan
menyembuhkan penyakit serta proses peningkatan mutu pelayanan
memulihkan kesehatan perorangan, kesehatan di Rumah Sakit.
keluarga, kelompok dan atau Sesuai Permenkes Nomor 82
masyarakat. Pelaksanaan pelayanan Tahun 2013 menyebutkan bahwa
kesehatan memiliki bentuk dan jenis setiap rumah sakit wajib melakukan
yang ditentukan oleh penerapan dan pengembangan
pengorganisasian pelayanan, ruang SIMRS. SIMRS merupakan suatu
lingkup kegiatan, dan sasaran sistem yang digunakan untuk
156
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

mengumpulkan data data manajemen kesehatan adalah karena semakin


dari suatu rumah sakit, yang didalam tingginya kebutuhan data kesehatan
nya banyak instalasi, departemen yang cukup kompleks dan dengan
maupun unit unit yang tergabung pemanfaatan teknologi informasi
dalam suatu sistem yang lengkap. yang tepat akan mempermudah
Unit perawatan intensif atau Intensive proses pelayanan serta
Care Unit (yang disingkat menjadi ICU) meminimalisir biaya pengeluaran
merupakan suatu bagian didalam oleh manajemen. Hal itu pula yang
sistem manajemen rumah sakit ini, menjadikan Rumkital Marinir Cilandak
yang mempunyai kekhususan dan sebagai rumah sakit terdepan di
kepentingan yang lebih kompleks lagi lingkungan Korps Marinir Angkatan
(Nurul Ulfah Hayatunnisa, 2020). Laut terus membenahi penerapan
Modul aplikasi SIMRS yang ada harus SIMRS dalam meningkatkan mutu
dapat berinteraksi dengan program pelayanan kesehatan. Pada bulan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Januari 2020, Rumkital Marinir
serta aplikasi lainnya yang Cilandak berhasil kembali meraih
merupakan bagian dari Sistem peringkat Paripurna Bintang Lima dari
Informasi Kesehatan, yang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dilaksanakan dalam bentuk (KARS). Hasil penilaian tersebut
kemampuan komunikasi data menggunakan instrumen akreditasi
dengan Sistem Informasi Manajemen yang berlaku, selain juga penilaian
dan Akuntansi Barang Milik Negara tingkat komitmen rumah sakit dalam
(SIMAK BMN), pelaporan Sistem upaya peningkatan mutu pelayanan
Informasi Rumah Sakit (SIRS), rumah sakit serta selalu mengacu
Indonesia Case Base Group’s pada prioritas keselamatan pasien.
(INACBG’s), dan aplikasi lain yang Penerapan SIMRS dalam
dikembangkan oleh Pemerintah, serta pelayanan kesehatan Rumkital
sistem informasi manajemen fasilitas Marinir Cilandak masih perlu terus
pelayanan kesehatan lainnya. Dengan ditingkatkan. Penerapan SIMRS masih
adanya SIMRS, para medis tidak perlu memiliki beberapa persoalan terkait
memikirkan kemampuan finansial brainware, hardware, dan software
pasien dan tidak membeda-bedakan sehingga peneliti tertarik untuk
pelayanan kepada pasien karena melaksanakan penelitian tentang
tenaga medis akan diberi insentif penerapan digitalisasi pelayanan
yang sama untuk tindakan yang kesehatan guna meningkatkan mutu
sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan di Rumkital Marinir
pelayanan medis tersebut diberikan. Cilandak. Penelitian ini menggunakan
Pola tersebut terbukti mempengaruhi metode kualitatif dengan pendekatan
secara positif kinerja para tenaga eksploratif. Data kualitatif diolah
medis yang pada akhirnya akan menggunakan software Nvivo 12 dan
meningkatkan mutu pelayanan rumah dianalisis menggunakan Teknik
sakit secara keseluruhan. Selain itu, analisis Soft System Methodology
juga dapat menjaga standar praktek (SSM). Penelitian ini diharapkan
medis yang baik dan benar, menjadi dapat memahami dan mendalami
alat koordinasi yang sangat efektif, persoalan yang ada sehingga dapat
fungsi kontrol yang konsisten, dan dirumuskan solusi terbaik dalam
meningkatkan pendapatan (Rustiyanto memberikan pelayanan kesehatan
E, 2012, 22-23). yang lebih optimal untuk para
Salah satu alasan mengapa anggota dan Keluarga TNI/TNI AL dan
sistem informasi mengambil peran juga masyarakat umum di sekitarnya.
yang sangat besar dan berpengaruh
dalam organisasi pelayanan Metode
157
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

Dalam penelitian ini software NVivo 12. Langkah-langkah


menggunakan metode kualitatif, pengolahan data meliputi
suatu penelitian ilmiah yang manajemen data, analisis
dimaksudkan untuk memahami eksploratif, sistem node, koding,
fenomena tentang apa yang dialami proses integrasi dan disintegrasi,
oleh subjek penelitian misalnya konstruksi tema-tema utama,
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, visualisasi laporan hasil analisis
dan lain-lain, secara holistik dan data, interprestasi data, serta
dengan cara deskripsional dalam pembahasan (Bandur, 2019, 193-
bentuk kata-kata dan bahasa, pada 194). Data yang diperoleh dalam
suatu konteks khusus yang alamiah penelitian ini dianalisis dengan
dan dengan memanfaatkan berbagai menggunakan teknik analisis data
metode ilmiah (Meleong, 2017, 6). Soft System Methodology (SSM),
Pendekatan yang digunakan adalah suatu metodologi penelitian
pendekatan eksploratif yang dengan pendekatan kualitatif. SSM
bertujuan untuk menggali secara luas dikembangkan oleh Peter
tentang sebab-sebab atau hal-hal Checkland sejak tahun 60-an di
yang mempengaruhi terjadinya Universitas Lancester, Inggris. SSM
sesuatu (Meleong, 2017, 3). adalah suatu proses untuk mencari
Pendekatan eksploratif akan tahu mengenai hal tertentu yang
digunakan dalam menggali secara berorientasi atas situasi
lebih mendalam tentang hal-hal yang problematis di dunia nyata
(Checkland, 1991). Dalam SSM
belum diketahui dan menjadi
terdapat tujuh tahap analisis data
perhatian dari peneliti. Dalam
yaitu pengidentifikasian masalah,
penelitian ini dilaksanakan
mengekspresikan masalah dengan
pengumpulan data melalui
rich picture, memformulasikan root
wawancara mendalam, observasi,
definition dengan melakukan
studi literatur, dan dokumentasi. Data
system thinking, pemodelan
primer diperoleh sebagai hasil dari
sistem, membandingkan hasil
wawancara mendalam terhadap 18 analisa dengan keadaan di
informan dengan 2 informan pada lapangan, analisa inti, dan
kelompok regulator, 12 informan rekomendasi penyelesaian masalah
pada kelompok pelaksana dan 4 (Burge, 2015). Langkah-langkah
informan pada kelompok pengamat. dalam SSM sebagaimana
Pengolahan data dilakukan diilustrasikan pada gambar 1.
dengan menggunakan alat bantu

Gambar 1. Teknik Analisis SSM

158
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

Sumber: Checkland, 1991


Hasil penerapan SIMRS, guna mendukung
Data hasil penelitian yang dan menunjang pengembangan dari
berupa data primer hasil wawancara, berbagai pelayanan unit-unit terkait di
selanjutnya menjadi landasan utama rumah sakit, agar pelayanan medis
dari penelitian ini yang didukung dan non-medis yang diberikan kepada
dengan data sekunder yang berupa pasien dapat berjalan dengan cepat,
dokumen. Secara umum digambarkan tepat, efektif dan efisien. Project Map
bahwa Rumkital Marinir Cilandak hasil wawancara menggunakan
memiliki komitmen untuk terus software Nvivo 12 sebagaimana
berupaya meningkatkan mutu diilustrasikan pada gambar 2.
pelayanan yang paripurna melalui
Gambar 2. Project Map Hasil Wawancara

Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2020

Teori sistem oleh Jerri Fitz Rumah Sakit (SIMRS), SIMRS


Gerald menyebutkan bahwa sistem merupakan suatu sistem teknologi
merupakan suatu jaringan kerja dari informasi komunikasi yang
prosedur-prosedur yang saling memproses dan mengintegrasikan
berhubungan dan berkumpul seluruh alur proses pelayanan rumah
bersama-sama untuk melakukan suatu sakit dalam bentuk jaringan
kegiatan atau menyelesaikan suatu koordinasi, pelaporan, dan prosedur
sasaran tertentu. Teori Sistem administrasi untuk memperoleh
informasi dapat digunakan untuk informasi secara tepat dan akurat dan
menjabarkan sumber daya dalam merupakan bagian dari Sistem
bentuk brainware, hardware, dan Informasi Kesehatan. WHO menilai
software dari komponen sumber daya investasi sistem informasi yang
(Ardana, 2016, 4). Demikian pula dilakukan pada bidang kesehatan
dengan SIMRS sebagai Langkah akan memberikan manfaat yaitu
penting digitalisasi pelayanan membantu pengambilan keputusan
kesehatan untuk meningkatkan mutu untuk mendeteksi dan mengendalikan
pelayanan. Sumber daya dalam masalah kesehatan, memantau
pelaksanaan SIMRS terdiri dari tiga perkembangan dan meningkatkannya.
komponen penting yang saling Manfaat berikutnya adalah
berhubungan satu sama lain yaitu pemberdayaan individu dan
brainware, hardware, dan software. komunitas dengan cepat dan mudah
Berdasarkan Peraturan Menteri dipahami serta melakukan berbagai
Kesehatan RI Nomor 82 Tahun 2013 perbaikan kualitas pelayanan
tentang Sistem Informasi Manajemen kesehatan, serta penguatan evidence-
159
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

based dalam pengambilan kebijakan latar belakang penelitian pada Bab


yang efektif, evaluasi, dan inovasi Pendahuluan. Sedangkan tahap kedua
melalui penelitian. Selain itu, sistem hingga tahap ketujuh akan dijelaskan
informasi juga bermanfaat dalam pada sub Bab Analisis Data dan
perbaikan tata kelola, mobilisasi Pembahasan. Tahap kedua dari SSM
sumber daya atau potensi baru dan adalah membuat Rich Picture yang
akuntabilitas cara yang digunakan berfungsi untuk memberikan
dalam proses manajemen organisasi. gambaran secara umum dari hasil
SIMRS merupakan salah satu bagian pengambilan data terhadap
dari implementasi e-health yang permasalahan, pemilihan tematis
secara umum berkaitan dengan secara gambar yang utuh atau garis
informatika medis, kesehatan besar. Rich Picture menjelaskan
masyarakat dan bisnis. secara komprehensif mulai dari
Analisis data untuk menjawab rumusan masalah dimana sebelumnya
pertanyaan penelitian terkait permasalahan penelitian diuraikan
brainware, hardware, dan software dan dapat terlihat kompleksitasnya
digitalisasi menggunakan SSM dengan sampai dengan hasil penelitian dan
tujuh tahap. Tahap pertama dari SSM, interpretasi data sebagaimana
examinations of the problem situation diilustrasikan di gambar 2
telah dijelaskan dalam penjabaran

Gambar 2. Rich Picture

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020


Brainware digitalisasi pelayanan kesehatan. Perbandingan antara
kesehatan guna meningkatkan model konseptual dengan real world
mutu pelayanan menghasilkan empat aktivitas yang
Brainware digitalisasi belum terlaksana sebagai gap
merupakan komponen utama yang penelitian dalam menjawab
menentukan berhasil tidaknya pertanyaan penelitian terkait dengan
penerapan digitalisasi. Branware brainware digitalisasi. Pada bab ini
dalam penelitian ini mencakup selanjutnya akan dibahas pemecahan
operator maupun teknisis SIMRS di gap penelitian tersebut berdasarkan
Rumkital Marinir Cilandak. Konseptual teori, penelitian terdahulu, analisis 3E
model terkait dengan brainware (efficacy, efficiency dan
digitalisasi dikembangkan pada tujuh effectiveness), dan hasil wawancara
aktivitas mengacu pada teori untuk merumuskan rekomendasi
manajemen sumber daya manusia dalam pemecahan gap tersebut.
dan teori manajemen pelayanan Analisis gap pertanyaan penelitian 1
160
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

sebagaimana dapat dilihat pada tabel


1.

Tabel 1. Analisis Gap Penelitian Brainware


No GAP Penelitian Analisis
1 Merencanakan dan melaksanakan - Teori Manajemen SDM
perekrutan dan regenerasi - Teori Manajemen Pelayanan
brainware sesuai kebutuhan Kesehatan
- Anilisis 3E
- Hasil Wawancara
2 Melaksanakan perencanaan dan - Teori Manajemen SDM
penyiapan brainware melalui - Teori Profesionalisme
pendidikan dan latihan untuk - Analisis 3E
memenuhi standar kompetensi - Hasil Wawancara
yang dibutuhkan.
3 Melaksanakan penggunaan dan - Teori Manajemen SDM
perawatan brainware dengan pola - Penelitian Terdahulu Suyanto
penugasan dan pembinaan karir - Hasil Wawancara
yang menjamin keberlanjutan dan
kesiapsiagaan.
4 Melengkapi brainware dengan - Penelitian Terdahulu Suyanto
petunjuk kerja dan SOP. - Analisis 3E
- Hasil Wawancara
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020.
Gap pertama adalah functions (recruitment, selection,
merencanakan dan melaksanakan training and development, appraisal,
perekrutan dan regenerasi brainware compensation, and employee
sesuai kebutuhan yang belum relations) performed within the
terlaksana. Brainware merupakan organization or external to it and
komponen utama dalam sebuah more informal management of
sistem sehingga membutuhkan employees performed by all
manajemen yang baik. Berdasarkan administrators. Human resources
keterangan dari informan penelitian management (HRM) activities i.e.,
diperoleh kesimpulan bahwa sejauh ini recruitment and selection, training
masih diperlukan kelengkapan and development, appraisal,
regulasi, mekanisme perekrutan dan compensation, and employee
regenerasi. Berdasarkan teori relations and the environmental and
manajemen sumberdaya manusia dari other organizational aspects that
Dessler bahwa manajemen sumber impinge on human resources (HR)
daya manusia adalah proses untuk activities (Fottler,2018,3). Hal tersebut
memperoleh, melatih, menilai dan berarti bahwa salah satu bagian
memberikan kompensasi kepada penting dari manajemen sumber daya
karyawan, dan untuk mengurus relasi manusia adalah proses rekruitmen
tenaga kerja, kesehatan dan dan regenerasi untuk dapat
keselamatan (Dessler, 2009, 4). melaksanakan tugas dengan baik dan
Selanjutnya Fottler dalam bukunya benar.
Strategis Human Resources Berdasarkan keterangan
Management menyatakan bahwa informan bahwa beberapa solusi yang
human resources management (HRM) dapat ditempuh untuk pemenuhan
Includes formal human resource kebutuhan Brainware SIMRS adalah

161
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

rekruitmen tenaga Pegawai peningkatan mutu pelayanan, serta


Pemerintah Non Pegawai Negeri efisiensi dan efektifitas suatu
(PPNPN) dengan latar belakang IT baik pekerjaan. Hasil analisis 3E
level Sarjana, D3 maupun SMK, menunjukkan bahwa semakin
mengikutsertakan anggota dalam profesional pengawak suatu unit
pelatihan atau kursus komputer dan makan semakin efektif unit tersebut
IT, untuk tataran operator dibutuhkan yang ditunjukkan dengan output yang
personel yang memiliki kemampuan lebih baik dan tingkat keberhasilan
mengoperasikan komputer dan hal pencapaian tujuan yang semakin
tersebut membutuhkan pelatihan tinggi. Berdasarkan teori yang ada,
singkat operator SIMRS kepada tenaga hasil wawancara dan analisis 3E dapat
kesehatan (dokter, perawat dan nakes disimpulkan bahwa pendidikan dan
lainnya) di rumah sakit. Khusus untuk latihan bagi brainware digitalisasi
operator SIMRS tidak diperlukan merupakan keniscayaan untuk
personel khusus, melainkan tenaga mencapai peningkatan mutu layanan
kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan.
kesehatan dan tenaga-tenaga lain Gap ketiga adalah
sesuai bidang tugasnya yang menjadi melaksanakan penggunaan dan
operator SIMRS di masing-masing unit perawatan brainware dengan pola
kerjanya. penugasan dan pembinaan karier
Gap kedua adalah yang menjamin keberlanjutan dan
melaksanakan perencanaan dan kesiapsiagaan. Sejauh ini perawatan
penyiapan brainware melalui dalam bentuk reward and punishment,
pendidikan dan latihan untuk kompensasi, pembinaan karir, insentif
memenuhi standar kompetensi yang dan sebagainya bagi brainware
dibutuhkan. Berdasarkan keterangan digitalisasi perlu dikuatkan dengan
dari informan penelitian dapat regulasi. Berdasarkan teori
diketahui bahwa diperlukan manajemen sumber daya manusia
mekanisme penyiapan operator yang telah dijelaskan untuk
maupun teknisi SIMRS sehingga tidak menyelesaikan gap pertama dan
tergantung terhadap vendor. Hal ini kedua dapat diketahui bahwa bagian
perlu penanganan segera mengingat penting berikutnya dalam manajemen
kerja sama dengan vendor memiliki sumber daya manusia tersebut adalah
batas waktu, sehingga setelah perawatan personel yang dapat
berakhirnya masa berlaku rumah sakit dilakukan melalui pemberian reward
memiliki kemandirian. and punishment, kompensasi,
Menurut teori profesionalisme pembinaan karir, insentif, peningkatan
Morris Janowits sebagaimana dikutip kesejahteraan dan lain sebagainya.
oleh Segal dan Schwartz (1961) Hal ini diperkuat dengan hasil
mendefinisikan pengertian penelitian terdahulu oleh Suyanto
profesionalisme sebagai suatu yang mengidentifikasi tiga akar
keahlian khusus yang diperoleh masalah utama penerapan SIMRS
melalui latihan yang intensif, adanya adalah kelengkapan standar prosedur
standar etik dan kepribadian, rasa operasional (SPO), kejelasan tugas
kebersamaan kelompok dan sistem pokok dan fungsi, serta supervise
administrasi yang baik. Dengan yang belum efektif sebagai penyebab
demikian, penguasaan prosedur belum optimalnya SIMRS. Hasil
pengoperasian, perawatan, dan penelitian juga mengidentifikasi
pengembangan digitalisasi pelayanan beberapa faktor yang mendorong
rumah sakit menjadi bagian dari penerapan SIMRS yaitu reward and
profesionalisme yang sangat punishment, serta insentif dalam
diperlukan dalam mencapai
162
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

meningkatkan kesejahteraan
(Suyanto, 2015, 142) Hardware digitalisasi pelayanan
Gap keempat adalah kesehatan guna meningkatkan
Melengkapi brainware dengan mutu pelayanan.
petunjuk kerja dan SOP. Petunjuk kerja Hardware digitalisasi tidak
dan SOP diperlukan sebagai panduan kalah pentingnya dari brainware
dalam pengoperasian SIMRS sehari karena tanpa hardware maka
hari. Berdasarkan hasil penelitian digitallisasi tidak dapat dilaksanakan.
diketahui bahwa Rumkital Marinir Hardware dalam penelitian ini
Cilandak telah memiliki Pedoman mencakup semua perangkat keras
Pengorganisasian Unit Kerja SIMRS. yang diperlukan dalam digitalisasi
Pedoman tersebut masih perlu baik untuk input, proses maupun
dilengkapi lagi dengan petunjuk kerja output di Rumkital Marinir Cilandak.
dan SOP secara rinci sehingga tidak Hardware dalam digitalisasi
menimbulkan keragu-raguan dalam diantaranya adalah perangkat
bertindak. Berdasarkan penelitian komputer dengan RAM dan kapasitas
terdahulu dari Suyanto sebagaimana memori yang besar, jaringan/local
telah dibahas untuk menganalisis gap area network, server, tablet, ruang
ketiga. Hasil penelitian menunjukkan khusus IT/pengendali, monitor,
bahwa tiga akar masalah utama yang perangkat jaringan internet
menghambat penerapan digitalisasi berkecepatan tinggi dan lain-lain.
adalah kelengkapan standar prosedur Konseptual model terkait dengan
operasional (SPO), kejelasan tugas hardware digitalisasi dikembangkan
pokok dan fungsi, serta supervise pada tujuh aktivitas mengacu pada
yang belum efektif. teori teknologi informasi dan teori
Berdasarkan analisis 3E bahwa SIMRS. Perbandingan antara model
efficacy dicapai dengan perencanaan konseptual dengan real world
kegiatan pemenuhan dan menghasilkan tiga aktivitas yang
peningakatan brainware digitalisasi di belum terlaksana sebagai gap
Rumkital Marinir Cilandak yang penelitian dalam menjawab
dilaksanakan secara komprehensif pertanyaan penelitian terkait dengan
dengan memperhatikan standarisasi hardware digitalisasi. Pada bagian ini
pengawak sistem informasi sehingga juga akan dibahas pemecahan gap
dapat mengoperasionalkan dan penelitian tersebut berdasarkan teori,
memelihara sistem yang ada guna penelitian terdahulu, analisis 3E, dan
meningkatkan mutu pelayanan hasil wawancara untuk merumuskan
terhadap pengguna jasa layanan rekomendasi dalam pemecahan gap
rumah sakit. Pencapaian hal tersebut tersebut. Analisis gap pertanyaan
diantaranya ditentukan dari kejelasan penelitian 2 sebagaimana dapat
petunjuk kerja dan SOP. dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Analisis Gap Penelitian Hardware

N GAP Penelitian Analisis


o
1 Merencanakan dan melaksanaan - Analisis 3E
pengadaan hardware baru dan - Hasil Wawancara
penghapusan hardware yang sudah tidak
laik pakai sesuai kebutuhan.
2 Melaksanakan pemeliharaan hardware - Analisis 3E
secara rutin
3 Melengkapi hardware dengan prosedur - Teori SIMRS
163
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

N GAP Penelitian Analisis


o
pemakaian dan troubleshooting.
- Hasil Wawancara
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020.

Gap pertama adalah merencanakan sumber daya internal yang


dan melaksanaan pengadaan sebelumnya telah dipersiapkan
hardware baru dan penghapusan dengan baik.
hardware yang sudah tidak laik pakai Gap ketiga adalah melengkapi
sesuai kebutuhan. Berdasarkan hasil hardware dengan prosedur pemakaian
penelitian diperoleh keterangan dan troubleshooting. Berdasarkan
bahwa hardware digitalisasi hasil wawancara diperoleh keterangan
menggunakan perangkat yang sudah bahwa hardware perlu dilengkapi
ada dan beberapa diantaranya perlu dengan prosedur pemakaian dan
diupgrade. Hasil analisis 3E troubleshooting. Kerusakan pada
menunjukkan bahwa untuk hardware tentu akan sangan
memperoleh kinerja hardware yang mengganggu kinerja SIMRS yang
efektif diperlukan pemenuhan salah satunya berdampak pada
kebutuhan baik kuantitas maupun keterlambatan input data.
kualitas. Hal tersebut dilaksanakan Penanganan terhadap kerusakan
dengan penghapusan hardware yang hingga saat ini masih sangat
sudah tidak laik pakai, serta bergantung pada vendor. Berdasarkan
pengadaan baru sesuai dengan teori SIMRS oleh Putu Wuri
istandar spesifikasi teknis dalam menyebutkan bahwa SIMRS
mendukung digitalisasi. Hardware merupakan suatu sistem informasi
yang sudah tidak laik apabila yang terintegrasi untuk menangani
dipertahankan berdampak pada tidak keseluruhan proses manajemen
efisiennya organisasi karena anggaran Rumah Sakit (Putu Wuri, 2018). SIMRS
yang dikeluarkan untuk operasional memiliki peran dala mengintegrasikan
dan pemeliharaan tidak sebanding berbagai layanan yang ada di rumah
dengan output yang dihasilkan. sakit dengan demikian keberadaan
Gap kedua adalah hardware di setiap titik pelayanan
melaksanakan pemeliharaan harus dilengkapi dengan petunjuk
hardware secara rutin. Pemeliharaan pemakaian dan mekanisme
rutin diperlukan untuk menghindari troubleshooting.
kesalahan teknis selama digunakan
dan untuk mempertahankan masa Software digitalisasi pelayanan
pakai dari hardware. Berdasarkan kesehatan guna meningkatkan
hasil analisis 3E pada efficacy bahwa mutu.
seharusnya hardware tercukupi secara Software digitalisasi sama
jumlah, dan terpenuhi standar pentingnya dengan brainware dan
spesifikasi teknis dalam mendukung hardware yang telah dibahas
kebutuhan digitalisasi. Untuk dapat sebelumnya karena tanpa software
berfungsi secara optimal, kondisi maka digitallisasi tidak dapat
teknis hardware juga perlu dilaksanakan. Software dalam
dipertahankan melalui mekanisme penelitian ini mencakup semua
perawatan rutin. Untuk efektivitas perangkat lunak yang diperlukan
organisasi maka diupayakan dalam digitalisasi di Rumkital Marinir
pemeliharaan mengoptimalkan Cilandak. Software SIMRS saat ini
164
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

sudah terintegrasi dengan V-claim pertanyaan penelitian terkait dengan


BPJS dan LIS Laboratorium, namun software digitalisasi. Pada bab ini
belum terintegrasi dengan SISMADAK. selanjutnya juga akan dibahas
Konseptual model terkait dengan mengenai pemecahan gap penelitian
software digitalisasi dikembangkan tersebut berdasarkan teori, penelitian
pada tujuh aktivitas mengacu pada terdahulu, analisis 3E, dan hasil
teori teknologi informasi dan teori wawancara untuk merumuskan
SIMRS. Perbandingan antara model rekomendasi dalam pemecahan gap
konseptual dengan real world tersebut. Analisis gap pertanyaan
menghasilkan empat aktivitas yang penelitian 3 sebagaimana dapat
belum terlaksana sebagai gap dilihat pada tabel 3.
penelitian dalam menjawab

Tabel 3. Analisis Gap Penelitian Software


N GAP Penelitian Analisis
o
1 Merencanakan dan menyiapkan - Teori Sistem Informasi
software yang customized dan user Kesehatan
friendly. - Permenkes RI No 82 pasal
Tahun 2013
- Hasil Wawancara
2 Melaksanakan upgrade, update dan - Teori SIMRS
pengamanan software secara - Hasil Wawancara
berkelanjutan.
3 Meningkatkan kemudahan akses dan - Teori SIMRS
integrasi software. - Hasil Wawancara
4 Melengkapi panduan penggunaan - Teori SIMRS
software baik untuk operator maupun - Hasil Wawancara
pengguna untuk selanjutnya
melaksanakan sosialisasi.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2020.

Gap pertama adalah merencanakan Sakit dalam bentuk jaringan


dan menyiapkan software yang koordinasi, pelaporan dan prosedur
customized dan user friendly. administrasi untuk memperoleh
Software yang digunakan harus dapat informasi secara tepat dan akurat dan
didisain secara khusus untuk merupakan bagian dari Sistem
memenuhi kebutuhan dalam Informasi Kesehatan (Kementerian
mengintegrasikan unit-unit pelayanan Kesehatan RI tahun 2013). Menurut
rumah sakit, sesuai dengan Permenkes RI No 82 pasal 4, tahun
kebutuhan, dan mudah digunakan. 2013, tentang sistem informasi
Berdasarkan hasil wawancara manajemen rumah sakit, institusi
diperoleh keterangan bahwa software berkewajiban melaksanakan
SIMRS yang digunakan saat ini masih pengelolaan SIMRS untuk mendukung
perlu untuk dikembangkan. SIMRS proses pelayanan kesehatan di rumah
adalah suatu sistem teknologi sakit yang meliputi pertama adalah
informasi komunikasi yang kecepatan, akurasi, integrasi,
memproses dan mengintegrasikan peningkatan pelayanan, peningkatan
seluruh alur proses pelayanan Rumah efisiensi, kemudahan pelaporan

165
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

dalam pelaksanaan operasional. Gap ketiga adalah


Kedua adalah kecepatan mengambil meningkatkan kemudahan akses dan
keputusan, akurasi dan kecepatan integrasi software. Berdasarkan hasil
identifikasi masalah dan kemudahan wawancara, penerapan software
dalam penyusunan strategi dalam SIMRS masih mengalami kendala
pelaksanaan manajerial. Ketiga adalah dalam kemudahan akses dan integrasi
budaya kerja, transparansi, koordinasi dengan berbagai aplikasi layanan
antar unit, pemahaman sistem dan kesehatan lainnya sehingga
pengurangan biaya administrasi diharapkan dapat menjadi one stop
dalam pelaksanaan organisasi. Untuk solution. Kemudahan akses terkait
dapat menerapkan amanat dari dengan ketersediaan jaringan internet
ketentuan tersebut maka diperlukan dan pengembangan aplikasi sehingga
software digitalisasi yang reliabel mudah diinstall pada gadget
dalam artian sesuai kebutuhan pelanggan. Integrasi software juga
pengguna, terpercaya, dan mudah belum sepenuhnya terbangun.
digunakan. Berdasarkan teori SIMRS maka
Gap kedua adalah indikator keberhasilan dalam
melaksanakan upgrade, update dan pengelolaan SIMRS adalah
pengamanan software secara development Master Plan, integrated,
berkelanjutan. Berdasarkan hasil development team, teknologi
wawancara penelitian diperoleh Informasi, dan perubahan budaya
keterangan bahwa software SIMRS kerja dari manual ke otomasi
perlu untuk dievaluasi dan (Handiwidjojo, 2009, 32-39).
dikembangkan. Hal ini diperlukan Berdasarkan penjelasan di atas dapat
untuk meningkatkan mutu pelayanan disimpulkan bahwa software SIMRS
yang berorientasi pada kebutuhan harus dapat terintegrasi dengan
pengguna layanan. Salah satu berbagai layanan kesehatan lainnya.
informan menyebutkan bahwa aplikasi Software tersebut harus
SIMRS saat ini sudah terintegrasi dikembangkan secara berkala dan
dengan V-claim BPJS, LIS mampu mendorong perubahan
Laboratorium, untuk Sismadak belum budaya kerja dari manual ke otomasi.
terintegrasi karena terkait beda hak Evaluasi secara berkala kemudian
cipta. Berdasarkan teori SIMRS ditindaklanjuti dengan pengembangan
menyebutkan bahwa tujuan informasi software sehingga mudah diakses dan
manajemen rumah sakit secara umum terintegrasi. SIMRS selanjutnya
yaitu dapat memberikan informasi diharapkan dapat menjadi one stop
yang akurat, tepat waktu untuk solution dalam pelayanan kesehatan
pengambilan keputusan di seluruh sesuai kebutuhan masyarakat.
tingkat administrasi dalam Gap keempat adalah
perencanaan, pelaksanaan, melengkapi panduan penggunaan
pengawasan, pengendalian dan software baik untuk operator maupun
penilaian di rumah sakit. Untuk dapat pengguna untuk selanjutnya
mencapai tujuan dan memberikan melaksanakan sosialisasi. Berdasarkan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi hasil wawancara dengan informan
pengguna maka SIMRS perlu didukung penelitian diperoleh keterangan
dengan software yang handal. bahwa software SIMRS di Rumkital
Software harus dapat Marinir Cilandak perlu dilengkapi
mengintegrasikan seluruh layanan dengan panduan penggunaan untuk
dan secara berkala diupgarade selanjutnya disosialisasikan dengan
mengikuti perkembangan kebutuhan baik. Informan dari kelompok
dalam meningkatkan mutu layanan pengamat berpendapat bahwa
rumah sakit. sebaiknya kerja sama dengan
166
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

penyedia software dilakukan dengan perawatan personel yang optimal,


pola manage service dengan jangka serta melengkapi pengawak dengan
waktu tertentu, agar penyedia dapat SOP dan petunjuk kerja.
melakukan perawatan rutin dan 2. Pihak rumah sakit perlu
kustomisasi software dan melakukan melaksanakan evaluasi dan
transfer of knowledge kepada peningkatan kualitas hardware
personel IT rumah sakit. Software dengan perencanaan pengadaan dan
hendaknya juga dilengkapi dengan penghapusan material yang baik,
petunjuk pemakaian yang memadai menyelenggarakan pemeliharaan
dan disosialisasikan dengan baik. secara rutin, serta menyusun prosedur
pemakaian dan troubleshooting
KESIMPULAN peralatan yang digunakan.
SIMRS merupakan suatu sistem 3. Pihak rumah sakit meningkatkan
teknologi informasi komunikasi yang bekerja sama dalam merancang
memproses dan mengintegrasikan software yang tepat guna dan mudah
seluruh alur proses pelayanan rumah digunakan, melaksanakan evaluasi
sakit dalam bentuk jaringan dan peningkatan software, serta
koordinasi, pelaporan, dan prosedur Menyusun manual penggunaan
administrasi untuk memperoleh software.
informasi secara tepat dan akurat dan
merupakan bagian dari Sistem DAFTAR PUSTAKA
Informasi Kesehatan. Komponen 1. Ardana, 2016. I Cenik, Sistem
penting dalam penerapan SIMRS Informasi Akuntansi, Jakarta: Mitra
terdiri dari brainware, hardware, dan Wacana Media.
software. Pada aspek brainware 2. Bandur, 2019. Penelitian Kualitatif
ditemukan gap penelitian terkait Studi Multi Disiplin Keilmuan
perencanaan perekrutan dan Dengan Nvivo 12 Plus, Jakarta:
regenerasi, pendidikan dan latihan, Mitra Wacana Media.
perawatan personel, serta 3. Checkland and Scholes, 1999. Soft
kelengkapan petunjuk kerja dan SOP. Systems Methodology In Action.
Pada hardware ditemukan gap 4. Dessler, Gary, 2009. Manajemen
penelitian yakni pengadaan dan Sumber Daya Manusia, Jakarta:
penghapusan sesuai kebutuhan, Penerbit Salemba Empat.
pemeliharaan rutin, serta kelengkapan 5. Fottler, Myron D., 2018. Strategis
prosedur pemakaian dan Human Resource Management,
troubleshooting. Software juga masih Chapter 1: Fundamentals of
dapat ditingkatkan dengan adanya Human Resources in Healthcare.
gap penelitian yaitu penyiapan 6. Handayani, Putu Wury dkk, 2018.
software yang costumized dan user Pengantar Sistem Manajemen
friendly, upgrading dan updating dari Rumah Sakit (SIMRS), Jakarta: PT.
software, kemudahan akses dan Raja grafindo Persada.
integrasi, serta kelengkapan buku 7. Handiwidjojo, 2009. Sistem
panduan. Informasi Manajemen Rumah
Sakit, Jurnal Eksis Vol 02 No 02
REKOMENDASI November.
1. Pihak rumah sakit perlu 8. Hayatunnisa, Nurul Ulfah, 2020.
meningkatkan penerapan SIMRS pada Analisis Penerapan Sistem
aspek brainware dengan Informasi Manajemen Rumah Sakit
merencanakan perekrutan dan di Unit Perawatan Intensif Rumah
regenerasi, memberikan pendidikan Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot
dan latihan yang berkualitas, Soebroto Jakarta Tahun 2008,
meningkatkan motivasi dengan Jurnal Manajemen dan Administrasi
167
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia
E-ISSN: 2865-6583
Vol. 4 No 2, Oktober 2020
P-ISSN: 2865-6298

Rumah Sakit, Volume 4, No. 1, April


2020.
9. Herlambang, 2016. Manajemen
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
(Cara Mudah Memahami
Manajemen Pelayanan di Rumah
Sakit dan Organisasi Pelayanan
Kesehatan Lainnya), Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
10.Rustiyanto E, 2012. Sistem
Informasi Rumah Sakit Terintegrasi.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
11.Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, 1-3.
12.Moleong, 2017. Metodologi
Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi),
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
13.Suyanto, 2015. Faktor Penghambat
Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit di RSUD
Blambangan Banyuwangi, Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 28,
Suplemen No. 2.

168
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI

Anda mungkin juga menyukai