Anda di halaman 1dari 8

Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No.

1, April 2016 64
NAMA : DESI LIAWATI
NIM : 1701032652
STUDI : SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Daerah


(SIKDA) Generik Di UPT. Puskesmas Gambut Kabupaten
Banjar
Khairina Isnawati1, Eko Nugroho2, Lutfan Lazuardi3
1
Seksi Data dan Informasi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
2
Program Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
1
khairina.isna@gmail.com, 2nugroho@ugm.ac.id 3lutfanl@yahoo.com

Received: 8 Mei 2015 Accepted: 14 Desember 2015 Published online : 18 April 2016
ABSTRAK
Latar Belakang: Puskesmas sebagai pelaksana ABSTRACT
kesehatan terendah mengalami kesulitan dalam Background: Primary Health Care(PHC), the lowest
melakukan pelaporan karena banyaknya laporan yang healthcare operational units, have difficulties in
harus dibuat berdasarkan permintaan dari berbagai reporting things due to enormous number of reports to be
program di Kementerian Kesehatan. Aplikasi untuk completed based on the requirements of various
membuat berbagai laporan yang berbeda-beda programs available in the Ministry of Health. There were
menimbulkan tumpang tindih dalam pengerjaannya, various overlapping applications for reporting, so it
sehingga menghabiskan banyak sumberdaya dan waktu spend a lot of time and human resources. To meet the
dari petugas puskesmas. Untuk memenuhi kebutuhan reporting needs, Gambut PHC implemented applications
pelaporan tersebut, Puskesmas Gambut SIKDA Generik (Generic District Healthcare Information
mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi System).
Kesehatan Daerah Generik (SIKDA Generik). Methods: This research was a descriptive case study
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian design using qualitative methods, the data collected by
deskriptif rancangan studi kasus menggunakan metode in-depth interviews, filling the questionnaire by
kualitatif, data di kumpulkan dengan wawancara respondents, observation and document analysis. The
mendalam, pengisian kuisioner oleh responden, subjects included 16 people selected by purposive
observasi, dan telaah dokumen. Subyek penelitian sampling, data analysis using the method of constant
berjumlah 16 orang dipilih secara purposive sampling, comparative method.
Analisis data menggunakan metode constant comparative Results: The survey results revealed that the competence
method. and number of human resources were still lacking so that
Hasil: Dari hasil penelitian diketahui bahwa kompetensi the competence of human resources need to be increased
dan jumlah SDM masih kurang sehingga kompetensi and the amount of human resources need to be added, the
SDM perlu ditingkatkan dan jumlah SDM perlu di software application was often impaired and in need of
tambah, software aplikasi sering mengalami gangguan repair or updating software SIKDA Generik, application
dan perlu perbaikan atau update software SIKDA implementation SIKDA Generik in Gambut Public
Generik, implementasi aplikasi SIKDA Generik di Healthcare Center yet have decree of assignment, there
Puskesmas Gambut belum memiliki SK penugasan, tidak was no coordination socialization prior to the
ada koordinasi sosialisasi sebelum pengimplementasian implementation of the application, and no training or
aplikasi dan tidak ada pelatihan atau bimbingan terkait guidance related applications led to the lack of
aplikasi menyebabkan pengetahuan SDM terhadap knowledge of SIKDA Generik., quality of stillincomplete
aplikasi SIKDA Generik kurang. Kualitas data yang di but the data produced is accurate and timely, input and
hasilkan aplikasi SIKDA Generik belum lengkap namun implementation process of the application was still
data yang di hasilkan sudah akurat dan tepat waktu., lacking cause the lack of output.
input dan proses implementasi aplikasi di Puskesmas Concluions: There needs to be a better governance for
Gambut masih kurang menyebabkan output yang the implementation of SIKDA Generic.
dihasilkan aplikasi juga kurang.
Kesimpulan: Perlu adanya tata kelola yang lebih baik Keywords : Routine performance information
untuk implementasi SIKDA Generik. management, SIKDA Generik, Management information
system Primary Health Center.
Kata Kunci : Kinerja rutin manajemen informasi, SIKDA
Generik, Sistem informasi manajemen puskesmas.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 65

PENDAHULUAN Kesehatan untuk digunakan di daerah (Puskesmas dan


Penerapan teknologi informasi dalam Dinas Kesehatan) yang disebut Sistem Informasi
pengelolaan data kesehatan sangat penting, sehingga Kesehatan Daerah Generik (SIKDA Generik).6(8).
memerlukan perhatian dan kerangka konseptual Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan
menyeluruh dalam kaitannya dengan pelaksanaan Health juga ingin mengembangkan sistem informasi kesehatan
Information Technology (HIT).1(2). Meningkatnya yang berbasis komputer dengan harapan data dan
penggunaan informasi membutuhkan peningkatan informasi yang dihasilkan dapat terintegrasi agar efisiensi
kualitas data dan produk informasi, yang pada gilirannya dan efektifitas kerja meningkat. Melihat gambaran latar
membutuhkan sistem informasi kesehatan yang lebih belakang tersebut peneliti ingin mengekplorasi
implementasi Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan
baik.2(10). Routine Health Information Systems (RHIS)
dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan, Daerah (SIKDA) Generik di UPT. Puskesmas Gambut
memperkuat strategi sistem kesehatan di tingkat Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
kabupaten yang meliputi kualitas data yang relevan,
kelengkapan, ketepatan waktu, akurasi dan penggunaan METODE PENELITIAN
informasi untuk membantu pengambilan keputusan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif,
Routine Health Information Systems (RHIS) merupakan dengan rancangan studi kasus, menggunakan metode
rutinitas sistem yang luas, seperti sistem surveilans untuk kualitatif, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Gambut
mengidentifikasi kejadian penyakit; catatan medis Kabupaten Banjar pada bulan Januari hingga Maret 2015.
individu (berbasis kertas atau elektronik) yang dapat Informan utama dalam penelitian ini yaitu Kepala Seksi
digunakan oleh dokter, perawat, dan jenis-jenis tenaga Data dan Informasi Kesehatan, Staff Seksi Data dan
kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan bagi Informasi Kesehatan, Kepala UPT. Puskesmas Gambut,
individu yang dapat digunakan oleh pejabat kabupaten Kepala TU. UPT. Puskesmas Gambut, dan 1 orang
untuk mengetahui layanan kesehatan yang diberikan dan Koordinator Pengelola SIKDA Generik di UPT.
sistem pendukung terkait, termasuk peralatan dan Puskesmas Gambut. Sedangkan informan pendukung
perlengkapan, keuangan, pembayaran, infrastruktur, dan terdiri atas 11 orang pemegang program di UPT.
sumber daya manusia.3(5). Puskesmas Gambut yaitu : 1 orang di bagian pendaftaran,
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian 3 orang di bagian rawat jalan (poli umum, poli KIA, poli
Kesehatan Tahun 2015-2019, terdapat target strategis gigi), 1 orang di bagian IGD, 1 orang di bagian apotik, 1
untuk meningkatkan pengembangan Sistem Informasi orang di bagian laboratorium, 1 orang di bagian radiologi,
Kesehatan (SIK). Perencanaan kesehatan di tingkat 1 orang di bagian inventory medis, 1 orang di bagian non
Kementerian Kesehatan pada dasarnya sudah berjalan inventory medis, 1 orang di bagian kasir) yang diambil
dengan baik yang ditandai dengan pemanfaatan IT secara purposive sampling sebanyak 16 orang, Analisis
melalui sistem e-planning, e-budgeting dan e-monev. data menggunakan metode constant comparative method.
Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan Data diperoleh dengan teknik Triangulasi yaitu
kesehatan antara lain adalah kurang tersedianya data dan wawancara mendalam dan pengisian kuisioner, 5 orang
informasi yang memadai, sesuai kebutuhan dan tepat informan akan di wawancara secara mendalam, 16 orang
waktu. Permasalahan juga muncul karena belum adanya informan (semua subyek penelitian) diminta untuk
mekanisme yang dapat menjamin keselarasan dan mengisi kuisioner pada lembar kuisioner yang telah
keterpaduan antara rencana dan anggaran Kementerian disediakan.
Kesehatan dengan rencana dan anggaran
kementerian/lembaga terkait serta Pemerintah Daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
atau Pemda (Kabupaten, Kota, dan Provinsi), termasuk 1. Kompleksitas Formulir Prosedur Pengisian
pemanfaatan hasil evaluasi atau kajian untuk input dalam Berdasarkan hasil wawancara dengan informan,
proses penyusunan perencanaan.4(6). Menurut Kepmenkes diketahui bahwa formulir isian pada aplikasi SIKDA
Nomor 551 tahun 2002 tentang kebijakan dan strategi Generik ini memang sangat kompleks dan merepotkan
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional pengguna aplikasi di UPT. Puskesmas karena mereka
(SIKNAS) adalah memfasilitasi pengembangan Sistem harus mengisi beberapa tabel yang berbeda dan cukup
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).5 (3). rumit, seperti kutipan hasil wawancara berikut :
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia “nah… itu salah satu kendala dari aplikasi sikda
tidak berjalan secara optimal dan belum maksimal dalam generik ini… kami nilai memang kalau… mungkin
memberikan informasi yang diperlukan dalam proses mereka… untuk kelengkapan data…tapi untuk
pengambilan keputusan di berbagai tingkat sistem kompleksitasnya itu yang sangat me…. me…
kesehatan. Puskesmas sebagai pelaksana kesehatan merepotkan pengguna di puskesmas… karena harus
terendah mengalami kesulitan dalam melakukan mengisi beberapa tabel… yang berbeda dan cukup
pelaporan, dimana data antara satu laporan dari satu rumit… mungkin itu…” (WM-Informan 5).
program dengan laporan lain dari program lainnya Berdasarkan hasil analisis wawancara mendalam
memiliki dataset yang hampir sama. Di sisi lain, aplikasi diketahui bahwa kompleksnya formulir prosedur isian
untuk membuat berbagai laporan tersebut berbeda-beda pada aplikasi SIKDA Generik ini disebabkan banyaknya
sehingga menimbulkan tumpang tindih dalam menu dalam aplikasi yang membuat pengguna aplikasi di
pengerjaannya, maka dibutuhkan suatu Sistem Informasi Puskesmas Gambut kesulitan. Pengguna harus mengisi

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 66

beberapa tabel yang berbeda dan cukup rumit, selain itu Kesehatan berisi agregasi pelaporan yang berasal dari
juga pengelola harus meminta atau membagikan formulir Puskesmas (baik menggunakan SIKDA elektronik
isian tersebut ke seluruh pemegang program untuk di isi maupun secara manual).
kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi SIKDA Formulir isian pada aplikasi SIKDA Generik
Generik. merupakan format isian yang tidak bisa dirubah atau
Aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas ditambah sesuai kebutuhan pelaporan di puskesmas.
Gambut adalah aplikasi SIKDA Generik versi terbaru. Hambatan lain pada pengisian form di aplikasi SIKDA
Versi terbaru dari SIKDA Generik ini memiliki konten Generik seperti di KIA, stok obat yang tidak terbaca,
yang telah disempurnakan dengan beberapa loading aplikasi pada saat menginput juga bermasalah,
fungsionalitas pendukung untuk pendataan kesehatan dan pengguna aplikasi SIKDA Generik di UPT.
daerah. Versi terbaru dari SIKDA Generik ini dihadirkan Puskesmas Gambut tidak diajari atau diberi pelatihan
guna menyempurnakan aplikasi SIKDA yang lalu. mengenai bagaimana cara mengisi formulir isian pada
SIKDA Generik versi terbaru ini dikenalkan dengan aplikasi ini, langkah-langkah menginput bagaimana cara
nama SIKDA Generik versi 1.3 . Fitur dan tampilan (user menginput data ke aplikasi pun sudah dapat mereka
interface) yang dihadirkan dalam SIKDA Generik 1.3 pahami.
adalah fitur dashboard yang lebih detail, menu yang lebih
kompleks, form fill-in yang telah dilengkapi, data yang 2. Kompetensi Petugas Sistem Informasi Kesehatan
secara otomatisasi tergeneralisasi, dan masih banyak lagi Sumber Daya Manusia yang
fitur yang disediakan dalam SIKDA Generik 1.3 guna mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik tidak
memiliki keahlian khusus di bidang tersebut. selain itu
mempermudah pengguna dalam pengoperasiannya.7(7)
belum ada upaya untuk meningkatkan kompetensi
Beberapa fitur tambahan dalam aplikasi SIKDA
petugas sistem informasi kesehatan.
Generik 1.3 ini adalah fasilitas untuk minimize dan
Kompetensi merupakan seperangkat
maximize tampilan menu dan header yang terdapat pada
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
samping kiri dan pada bagian atas. Menu tambahan yang
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan dalam
dihadirkan dalam aplikasi SIKDA Generik 1.3 adalah
melaksanakan tugas keprofesionalan. Dari hasil analisis
penyempurnaan dari versi sebelumnya. Penyempurnaan
wawancara mendalam diketahui bahwa pada dasarnya
fasilitas ini adalah terdapat pada menu Transaksi, yaitu
pengelola dan pemegang program yang
ditambah dengan sub menu Sarana. Bukan hanya dalam
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini telah
menu transaksi yang ditambah, akan tetapi pada versi ini
menguasai dasar aplikasi, selain itu rata-rata para
SIKDA Generik juga ditambah dengan menu Kegiatan
pemegang program atau staf puskesmas sudah mengetahu
Luar Gedung untuk mendapatkan data kegiatan luar yang
cara mengoperasikan komputer yang merupakan dasar
lebih lengkap, misalnya kegiatan imunisasi, kesehatan
dari pengimplementasian aplikasi SIKDA Generik ini,
lingkungan, dan posyandu. Kegiatan luar gedung tersebut
karena sebenarnya aplikasi SIKDA Generik ini mudah
mencakup semua kegiatan dalam kegiatan pendataan
untuk di operasikan. Untuk mengimplementasikan
tingkat kesehatan daerah baik kesehatan rumah sakit,
aplikasi SIKDA Generik ini Kementerian Kesehatan telah
imunisasi, restoran, beserta semua data yang terlibat di
menyiapkan panduan aplikasi SIKDA Generik dan
dalamnya. Tambahan sub menu juga dihadirkan dalam
panduan pengguna SIKDA Generik di puskesmas.
Laporan, dalam menu Laporan ini bukan hanya ada
SDM yang mengimplementasikan aplikasi
Laporan Bulanan dan Laporan Jamkesmas, akan tetapi
SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut tidak
ada juga Laporan Kunjungan guna mengupdate informasi
memiliki keahlian khusus di bidang komputerisasi,
yang akan tergeneresisasi dalam SIKDA Generik untuk karena mereka adalah tenaga kesehatan yang diminta
pelaporan evaluasi. membantu mengimplementasikan aplikasi ini, namun
Selain aplikasi SIKDA Generik 1.3 modul ketertarikan serta hobby terhadap komputer juga adanya
Puskesmas dikembangkan pula aplikasi SIKDA Generik tuntutan organisasi karena merupakan program
1.3 modul Dinas Kesehatan. Modul ini bertujuan untuk pemerintah membuat mereka termotivasi. Upaya untuk
mengintegrasikan data dan informasi pada pelayanan meningkatkan kompetensi petugas SIK tergantung dari
kesehatan yang telah menggunakan aplikasi SIKDA kebijakan pimpinan/organisasi serta ketersediaan sarana
Generik 1.3 modul Puskesmas. dan prasarana, pembiayaan, juga ketersediaan dan
Fitur Transaksi pada aplikasi SIKDA Generik kesiapan SDM.
1.3 modul Dinas Kesehatan berisi tentang stok obat Petugas, pengelola, pemegang program yang
masuk dan keluar pada gudang obat/instalasi farmasi mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini rata-
Kabupaten/Kota serta sarana yang masuk dan keluar di
rata sudah paham dan bisa menggunakan komputer
tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota pada SIKDA
semuanya, semuanya sudah menggunakan komputer
Generik 1.3. Fitur Data Kesehatan pada SIKDA Generik
untuk mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik.
1.3 modul Dinas Kesehatan, berfungsi untuk
mengakomodir data dari Puskesmas yang belum Petugas, pengelola, pemegang program yang
menggunakan SIKDA secara elektronik. Fitur pada mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini harus
SIKDA Generik 1.3 di tingkat Dinas Kesehatan lebih teliti lagi, karena kadang-kadang mereka harus
Kabupaten/Kota dikemas dalam bentuk data agregat. menyediakan waktu khusus atau meluangkan waktu
Fitur Laporan pada SIKDA Generik 1.3 modul Dinas untuk mengentry data ke aplikasi, sedangkan seharusnya

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 67

data tersebut di entry langsung pada saat pasien datang. “yakanya tu kan… kembali sosialisasi dulu…
Agar tidak ada tumpukan pekerjaan karena tupoksi utama kayaapa cara menggunakan… manfaatnya kan ya
pekerjaan mereka adalah melakukan pelayanan kesehatan lo… gasan meringankan pekerjaan kita jua neh…
terhadap pasien puskesmas yang berkunjung atau berobat. yo lo…” (WM-Informan 1).
Untuk sementara petugas hanya membantu (seandainya saja… kembali sosialisasi dulu…
dalam hal entry data saja dan belum bisa melakukan seperti apa cara menggunakan… manfaatnya kan
instalasi aplikasi ini. Aplikasi SIKDA Generik dapat ya… untuk meringankan pekerjaan kita juga ini…
diinstall secara otomatis (khusus dengan OS Windows) ya kan…).
dan dapat diinstal secara manual. Belum ada upaya untuk
meningkatkan kemampuan atau kompetensi petugas Tidak ada Surat Keputusan (SK) yang menyatakan
sistem informasi kesehatan, petugas atau pengelola penunjukkan kepengurusan atau siapa saja pengelola atau
pemegang program aplikasi SIKDA Generik yang pernah petugas yang mengimplementasikan aplikasi SIKDA
melakukan pelatihan atau dikirim pelatihan oleh dinas Generik di UPT. Puskesmas Gambut. Hal tersebut
kesehatan kabupaten hanya 1 orang yaitu staf seksi data menyebabkan kesimpang siuran nama pengurus,petugas,
dan informasi kesehatan, itu pun pada saat akan dan pengelola aplikasi SIKDA Generik yang
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik tersebut mengimplementasikan.Dinas Kesehatan Kabupaten
saja, padahal di dalam Undang-Undang Republik seharusnya membuatkan Surat Keputusan (SK)
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pengimplementasian aplikasi tersebut yang minimal
pasal 7 menyebutkan bahwa setiap orang berhak ditanda tangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan Banjar, agar sistem tata kelola aplikasi SIKDA Generik di
yang seimbang dan bertanggung jawab. Sistem Informasi UPT. Puskesmas Gambut mempunyai dasar
Kesehatan (SIK) nasional bertugas menjawab tantangan ketatakelolaan dari segi kepengurusan dan keanggotaan
ini. team pengimplementasian aplikasi SIKDA Generik.
Berdasarkan hasil telaah dokumen yaitu Tidak ada sosialisasi ke UPT. Puskesmas
dokumen telaahan staf dari Kepala Seksi Data dan Gambut sebelum adanya pengimplementasian aplikasi
Informasi Kesehatan Kab. Banjar kepada Kepala Dinas SIKDA Generik ini baik itu dari Dinas Kesehatan
Kesehatan Kab. Banjar perihal : mohon persetujuan untuk Kabupaten Banjar maupun dari Dinas Kesehatan Provinsi
konsultasi dan pembelajaran SIKDA Generik ke Kalimantan Selatan. Tidak ada advokasi dengan
PUSDATIN Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pemerintah daerah (PEMDA) Kabupaten Banjar terkait
di Jakarta di ketahui bahwa satuorang pengelola aplikasi pengimplementasian aplikasi SIKDA Generik ini,
SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut ikut Advokasi adalah suatu bentuk tindakan yang menjurus
berangkat mengikuti konsultasi dan pembelajaran SIKDA pada pembelaan, dukungan, atau suatu bentuk
Generik ke PUSDATIN Kementerian Kesehatan rekomendasi, yaitu dukungan aktif.Advokasi adalah
Republik Indonesia di Jakarta, sebagai dasar sebuah upaya atau proses untuk mendapatkan komitmen
mendapatkan aplikasi SIKDA Generik dan upaya yang dalam hal ini di lakukan dengan cara persuasif yang
mendukung pemerintah dalam perwujudan program menggunakan keakuratan dan ketepatan suatu informasi.
eGovernment serta upaya menyediakan data yang real Misalkan advokasi kesehatan guna mendapatkan
time dengan pembuatan jaringan komputer. Semua komitmen di bidang kesehatan.8(1).
responden menilai bahwa Petugas SIK atau pengelola Advokasi dengan PEMDA Kabupaten Banjar
Aplikasi SIKDA Generik ini perlu dibekali keterampilan diharapkan dapat berupa pemasangan jaringan internet
atau keahlian khusus misalnya di bidang komputerisasi langsung online ke puskesmas, maupun pembuatan
(100 %). peraturan daerah mengenai segala sesuatu tentang
pelaporan online. Dukungan atau peranan pimpinan
3. Tata Kelola dalam tata kelola implementasi aplikasi SIKDA Generik
Tata kelola pengimplementasian aplikasi SIKDA di UPT. Puskesmas Gambut ini cukup berperan,
Generik di UPT. Puskesmas Gambut dianggap sudah meskipun seharusnya ada sistem evaluasi implementasi
cukup baik, hanya saja dalam pengimplementasiannya aplikasi, kemudian sarana prasarana yang harus
belum memiliki Surat Keputusan (SK) dilengkapi, serta pimpinan organisasi di tuntut untuk
pengimplementasian dan tidak ada sosialisasi terlebih tidak tanggung-tanggung dalam mendukung
dahulu sebelum adanya pengimplementasian aplikasi mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini dan
SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut, seperti harus menyeluruh di semua puskesmas, responden
kutipan hasil wawancara berikut ini : menilai bahwa ada dukungan dari pimpinan (dukungan
organisasi) (75 %). Komitmen yang kuat dari pimpinan
“kadada nah… kadada pang dasar SK nya… bahwa organisasi untuk tetap mengimplementasikan aplikasi
Gambut kena dianukan menjalankan ini… kadada SIKDA Generik juga sangat diperlukan.
pang lah samalam tuh…” (WM-Informan 1). Tata kelola aplikasi SIKDA Generik di UPT.
(tidak ada… tidak ada dasar SK nya… bahwa Puskesmas Gambut ini diharapkan dapat berjalan lebih
Gambut nantinya menjalankan ini… kemarin itu baik, karena nantinya jika aplikasi tersebut dapat berjalan
tidak ada…). dengan baik, maka akan menjadi tolak ukur untuk dapat
Pendapat informan lain : mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 68

puskesmas lain di Kabupaten Banjar, karena di (18,8 %). Responden juga menilai implementasi aplikasi
Kabupaten Banjar Baru 1 puskesmas yang SIKDA Generik tidak sesuai dengan harapan (100 %).
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik dari 23
puskesmas yang ada. Tata kelola pengimplementasian 4. Pelatihan dan Bimbingan
aplikasi SIKDA Generik ini lebih banyak oleh Dinas Tidak ada pelatihan khusus mengenai aplikasi
Kesehatan Kabupaten Banjar, sedangkan UPT. bagi petugas pengelola aplikasi SIKDA Generik di UPT.
Puskesmas Gambut hanya menjalankan atau Puskesmas Gambut, seperti kutipan hasil wawancara
mengimplementasikan kebijakan dari pimpinan saja. dengan informan berikut ini :
Pola tata kelola yang dapat diterapkan di UPT.
Puskesmas Gambut yaitu berdasarkan Pasal 13 Peraturan “untuk… yang ada hubungan dengan SIKDA…
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang kadada…”(WM-Informan 2).
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan (untuk… yang ada hubungan dengan SIKDA…
Umum Daerah (BLUD), pola tata kelola merupakan tidak ada…).
peraturan internal Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD. Selanjutnya dalam Banjar sudah ada kepada UPT. Puskesmas Gambut
pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 namun dirasa masih kurang dan dan sifatnya insidentil
disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan pola tata (tidak secara rutin) saja tidak bersifat bimbingan khusus,
kelola atau peraturan internal, yang memuat antara lain jika ada masalah baru mereka datang, seperti kutipan
adanya struktur organisasi, prosedur kerja, hasil wawancara berikut :
pengelompokan fungsi yang logis dan pengelolaan
sumber daya manusia. “ada… Cuma kan… sifatnya… apa ya… insidentil
Kebijakan atau regulasi mengenai aja gitu lho… nggak khsusus… misalnya kalo ada
pengimplementasian aplikasi SIKDA Generik di UPT. masalah baru mereka datang… kalo ada laporan
Puskesmas Gambut ini tidak begitu diketahui, baik itu kita… “ (WM-Informan 3).
oleh petugas pengelola pemegang program dari dinas
kesehatan maupun puskesmas, sebesar 25 % responden Dalam konteks perkembangan ekonomi global,
tidak mengetahui akan adanya kebijakan atau regulasi sumber daya manusia merupakan elemen penting dari
tersebut, responden menilai bahwa kebijakan mengenai kompetisi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
aplikasi SIKDA Generik ini tidak berjalan dengan baik Sejauh persaingan global ekonomi komputerisasi,
dan perlu direvisi serta perlu penguatan lagi (18,8 %), kualitas dan sumber daya manusia inventif akan menjadi
sedangkan 13 orang responden menilai bahwa kebijakan faktor utama yang membuat perbedaan antara negara-
tersebut sudah berjalan dengan baik (18,8 %). Beberapa negara di dunia. Statistik menunjukkan bahwa negara-
kebijakan terkait pengimplementasian aplikasi SIKDA negara Eropa menaruh perhatian khusus untuk pelatihan
Generik diantaranya: yang berkesinambungan dari sumber daya manusia,
1. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 terutama karena perbedaan spesifik antara sumber daya
kewajiban pemerintah terhadap akses informasi; pasal manusia dari negara-negara anggota.
168 sistem informasi dan LS (mengamanatkan PP); Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan
pasal 169 kemudahan akses informasi. Adalah Pusat observasi tidak ada pelatihan khusus mengenai aplikasi
Data dan Informasi Kesehatan, unsur pendukung bagi petugas pengelola aplikasi SIKDA Generik di UPT.
pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang Puskesmas Gambut. Keikutsertaan petugas pengelola
data dan informasi kesehatan yang berada di bawah aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut
dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan pada pelatihan mengenai aplikasi SIKDA Generik ini
melalui Sekretaris Jenderal yang akan mengawal dan tergantung pada dikirim tidaknya peserta pelatihan
melaksanakan kebijakan SIKDA Generik Puskesmas; tersebut ke pelatihan yang diadakan, karena yang
2. Kepmenkes Nomor 551 tahun 2002 tentang kebijakan mengirim peserta untuk ikut pelatihan adalah dari Dinas
dan strategi pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Banjar.
Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah memfasilitasi Tidak adanya pelatihan mengenai
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah pengimplementasian aplikasi dikarenakan terbatasnya
(SIKDA). Efektifnya SIKNAS tergantung oleh sarana prasarana, kesiapan dan tersediaan SDM yang
efektifnya SIKDA-SIKDA di provinsi maupun akan memberikan pelatihan juga SDM yang diberikan
kabupaten/kota; pelatihan. Keikutsertaan SDM pada pelatihan maupun
3. Kepmenkes Nomor 392 tahun 2002 tentang Petunjuk bimbingan yang diberikan kepada UPT. Puskesmas
Pelaksaaan Pengembangan Sistem Informasi Gambut terkait implementasi aplikasi ini tergantung pada
(SIKDA). kebijakan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Dinas
Berdasarkan data distribusi frekuensi responden Kesehatan Kabupaten Banjar merupakan pihak yang
menilai tata kelola implementasi aplikasi SIKDA Generik lebih berperan menyelenggarakan pelatihan,
ini tidak berjalan dengan baik (87,5%), sedangkan mengirimkan atau mengikutsertakan SDM ke pelatihan
responden menilai bahwa tata kelola implementasi maupun memberikan bimbingan secara rutin. Kualitas
aplikasi SIKDA Generik ini telah berjalan dengan baik pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan SDM,

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 69

bermakna strategis bagi pembangunan nasional. Artinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar untuk bertanya cara
masa depan sangat bergantung pada kualitas pendidikan menangani masalah dalam mengimplementasikan
masa kini.9(4) Pengembangan sikap dan skill serta aplikasi ini, agar langsung ada tanggapan dari Dinas
kemampuan yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan Kesehatan Kabupaten Banjar dan tidak merepotkan Seksi
membantu tujuan pegawai mencapai kariernya dengan Data dan Informasi Kesehatan untuk datang langsung ke
pengelolaan karier dan melakukan penilaian untuk UPT. Puskesmas Gambut. Satuorang pengelola aplikasi
dicarikan kekurangan kemudian diperbaiki.10 (9) SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut juga
Pelatihan mengenai sistem pencatatan pelaporan melakukan bimbingan kepada rekan-rekannya sesama
juga sangat diperlukan, apalagi jika sistem pencatatan pemegang program yang mengimplementasikan aplikasi
pelaporan tersebut berbasis teknologi informasi SIKDA Generik ini di puskesmas, di dampingi oleh seksi
(IT). Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu data dan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.
puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data Dari hasil analisa wawancara juga diketahui
umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di bimbingan yang diharapkan atau diinginkan oleh petugas
puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang pengelola pemegang program aplikasi SIKDA Generik di
ditetapkan melalui surat keputusan Menteri Kesehatan UPT. Puskesmas Gambut adalah bimbingan yang sesuai
Republik Indonesia Nomor 63/Menkes/SK/II/1981. dengan program puskesmas yang dijalankan di aplikasi
Hasil analisis data distribusi frekuensi SIKDA Generik, contohnya pemegang program gizi
keikutsertaan dalam pelatihan SIKDA Generik responden masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar
menilai bahwa tidak pernah diikutkan pelatihan melakukan pelatihan kepada pemegang program gizi
sebelumnya (56,3%), sedangkan responden lain menilai masyarakat di UPT. Puskesmas Gambut, tujuannya agar
bahwa mereka pernah mengikuti pelatihan Aplikasi mereka memahami dengan jelas maksud atau istilah-
SIKDA Generik (43,8%), berdasarkan hasil observasi istilah dari inputan masing-masing program kesehatan di
responden yang menyatakan pernah ikut pelatihan adalah aplikasi SIKDA Generik puskesmas.
mereka yang mengikuti pelatihan dari 1 orang pengelola Semua resonden menilai bahwa perlunya
aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut, bimbingan untuk mengimplementasikan aplikasi SIKDA
bukan pelatihan khusus untuk aplikasi tersebut, karena Generik (100%) mereka juga menilai bahwa waktu dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar hanya mengirim 1 bimbingan khusus sangat diperlukan untuk
(satu) orang pengelola aplikasi SIKDA Generik UPT. mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik (100%).
Puskesmas Gambut untuk konsultasi pengenalan aplikasi
SIKDA Generik langsung ke PUSDATIN Kementerian 5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta. Sedangkan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan
berdasarkan hasil penilaian, responden menilai bahwa informan diketahui bahwa jumlah sumber daya manusia
mereka bersedia mengikuti pelatihan Aplikasi SIKDA yang ada di UPT. Puskesmas Gambut sebanyak
Generik lagi (75 %). enamorang pemegang program puskesmas dengan satu
Dari hasil analisis wawancara dan observasi orang pengelola atau koordinator aplikasi SIKDA
diketahui bahwa bimbingan dari Dinas Kesehatan Generik ini di puskesmas, di tambah Kepala UPT.
Kabupaten Banjar sudah ada kepada UPT. Puskesmas Puskesmas Gambut dan Kepala TU. UPT. Puskesmas
Gambut namun di rasa masih kurang dan sifatnya Gambut. seperti kutipan hasil wawancara dibawah ini :
insidentil (tidak secara rutin) saja tidak bersifat
bimbingan khusus. Jika ada masalah atau kerusakan “tiap ruangan ada… berapa yu… semalam tu kan
aplikasi SIKDA Generik saja maka dilakukan komputer yang disediakan pertama empat… kita
penanganan atau perbaikan dari Seksi Data dan Informasi tambah dua… enamorang mungkin… bisa…”
Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. (WM-Informan 2).
Dari hasil analisis wawancara mendalam
diketahui bahwa bimbingan yang diberikan dari Dinas Tidak ada petugas khusus di tiap ruangan yang
Kesehatan Kabupaten Banjar terutama dari Seksi Data bertugas untuk mengimplementasikan aplikasi SIKDA
dan Informasi Kesehatan, adalah bimbingan bagimana Generik di UPT. Puskesmas Gambut ini, padahal
cara menginput data hingga bagaimana cara mencetak seharusnya ditiap ruangan itu ada petugas khusus untuk
data dengan terjun langsung kelapangan. Fungsi terjun mengimplementasikan aplikasi ini.
langsung kelapangan adalah untuk mengetahui kondisi Program pokok puskesmas merupakan program
atau keadaan sebenarnya dari pengimplementasian pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan karena
aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut. mempunyai daya yang besar terhadap peningkatan derajat
Hasil analisis wawancara bimbingan yang telah kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
dilakukan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu:
kepada UPT. Puskesmas Gambut sudah bagus asalkan program pengobatan (kuratif dan rehabilitative), promosi
tidak ada kendala atau kerusakan pada aplikasi SIKDA kesehatan, pelayanan KIA KB, pencegahan dan
Generik itu sendiri. pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
Dalam hasil analisis wawancara didapat kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.Ke
informasi bahwa pengelola aplikasi SIKDA Generik 6 pokok program itu seharusnya ada SDM yang
UPT. Puskesmas Gambut kadang datang langsung ke menyiapkan pelaporan terkait program yang mereka

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 70

pegang dan data tersebut juga harus di input ke dalam SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut ini yang
aplikasi SIKDA Generik puskesmas. dapat digunakan hanya data kesakitan atau LB1. Semua
Sumber daya manusia yang memberikan data kesakitan terekam baik di aplikasi SIKDA Generik
pelayanan profesional untuk promosi kesehatan ini, kualitas data dari aplikasi SIKDA Generik ini sudah
masyarakat setempat, termasuk pemeriksaan kesehatan berkualitas, akan tetapi belum bisa menggambarkan
sindrom metabolik, konseling dan pendidikan kesehatan, tingkat kesehatan di wilayah Gambut, dengan adanya
rujukan dan manajemen tindak lanjut, dan evaluasi. SDM aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas Gambut ini
ini akan membantu memperkuat layanan perawatan maka diharapkan aplikasi dapat membantu untuk
multidisiplin, dan tanggung jawab utama mereka membuat kesimpulan mengenai kondisi kesehatan
termasuk membangun jaringan profesional, bersama ataupun kriteria suatu penyakit di wilayah Gambut.
dengan koordinasi dan manajemen. Dari hasil analisis wawancara mendalam
Idealnya satu ruangan itu satu orang khusus diketahui kualitas data yang dihasilkan aplikasi SIKDA
menangani aplikasi SIKDA Generik di puskesmas, Generik di UPT. Puskesmas Gambut ini tidak sesuai
namun karena SDM tidak mencukupi akhirnya yang dengan laporan yang diminta oleh Dinas Kesehatan
ditugaskan hanya beberapa orang saja. Sumber daya Kabupaten Banjar, sehingga ada double dalam
manusia yang seharusnya mengimplementasikan aplikasi mengerjakan laporan oleh petugas pengelola data
SIKDA Generik ini adalah berdasarkan konsep software informasi kesehatan di puskesmas. Data informasi yang
SIKDA Generik yang di dalamnya terdapat beberapa dihasilkan aplikasi SIKDA Generik di UPT. Puskesmas
modul yang mana masing-masing modul tersebut Gambut ini belum lengkap namun sudah cukup akurat
seharusnya ada yang melakukan input data. . dan tepat waktu, akan tetapi jika ada kerusakan lagi pada
Sumber daya manusia yang hardware maupun software maka para petugas pengelola
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini aplikasi SIKDA Generik tidak lagi mengimplementasikan
harusnya disesuaikan dengan jenis pelayanan di UPT. aplikasi SIKDA Generik ini. Berdasarkan wawancara
Puskesmas Gambut. Sebuah komponen kunci dari mendalam diketahui juga bahwa agar data yang di
kapasitas sistem kesehatan publik untuk memberikan hasilkan berkualitas, akurat, lengkap dan tepat waktu
layanan adalah sumber daya manusia, dan kekurangan maka yang paling penting adalah harus ada komitmen
tenaga kesehatan dapat menjadi penghalang untuk dan ketekunan serta kedisiplinan petugas.
mencapai tujuan pembangunan milenium.
Sumber daya manusia yang KESIMPULAN DAN SARAN
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini Input implementasi aplikasi SIKDA Generik :
sebaiknya memiliki kemampuan mengoperasikan kompleksnya formulir prosedur isian aplikasi
komputer khususnya aplikasi SIKDA Generik ini dan dikarenakan banyaknya menu-menu/fitur baru aplikasi
memiliki latar belakang ilmu yang sesuai misalnya tenaga SIKDA Generik, kompetensi petugas SIK masih kurang,
rekam medis, selain itu SDM harus sudah dilatih dan Tata kelola sudah berjalan cukup baik hanya saja tidak
diberikan pendidikan terkait aplikasi SIKDA Generik ini, ada SK kepengurusan pengimplementasian aplikasi serta
sehingga SDM di puskesmas tidak hanya sekedar tidak ada koordinasi sosialisasi terlebih dahulu sebelum
mengetahui cara mengoperasikan aplikasi tetapi juga pengimplementasian aplikasi, pelatihan dan bimbingan
mengetahui tujuan manfaat dari aplikasi SIKDA Generik. juga masih kurang; Sedangkan dari proses implementasi
Berdasarkan data distribusi frekuensi aplikasi SIKDA Generik, kurangnya SDM menyebabkan
responden menilai bahwa perlu tambahan SDM untuk proses yang ada dalam pengimplementasian aplikasi ini
mengimplementasikan aplikasi SIKDA Generik ini juga kurang; Output yang dihasilkan kualitas datanya
(81,3%). Kurangnya jumlah SDM disebabkan karena sudah baik, akurat dan tepat waktu, laporan atau output
mayoritas SDM puskesmas adalah tenaga kesehatan yang yang dihasilkan aplikasi SIKDA Generik kurang karena
tupoksi utamanya memberikan pelayanan kesehatan proses dan input kurang.
kepada masyarakat, karena itu dibutuhkan SDM Untuk pengimplementasian aplikasi SIKDA
tambahan untuk membantu mengimplementasikan Generik selanjutnya sebaiknya dibuat tata kelola yang
aplikasi ini. SDM yang mengimplementasikan aplikasi lebih baik. Perlu ada SOP yang jelas dan SK penunjukkan
harus memiliki kemauan, keterampilan, kemampuan kepengurusan SDM dengan begitu koordinasi dan
mengoperasikan komputer serta lebih diutamakan sosialisasi akan ke Puskesmas bisa lebih baik.
memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai misalnya
tenaga rekam medis. Jumlah SDM yang kurang
KEPUSTAKAAN
menyebabkan tenaga yang melakukan input serta proses
1. Cresswell, K., & Sheikh, A. Organizational issues in
pengimplementasian aplikasi juga kurang.
the implementation and adoption of health
information technology innovations: an interpretative
6. Kualitas Data Yang Baik (Lengkap, Tepat Waktu
review. International Journal of Medical
Dan Akurat)
Informatics, 2013; 82(5), e73–86. Retrieved from
Kualitas data yang baik merupakan modal utama
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S13
86505612001992
mencapai tujuannya. Dari hasil analisis wawancara
mendalam dan observasi, data yang dihasilkan aplikasi

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat


Journal of Information Systems for Public Health, Vol. 1, No. 1, April 2016 71

2. United States Government. GHI: Building on and Internationale Zussamenarbeite) Pusat Data dan
Expanding Existing Platforms. 2011. Retrieved from Informasi Kementerian Kesehatan Republik
http://www.ghi.gov/what/platforms/index.html. Indonesia. 2011.
3. Hotchkiss, D. R., Diana, M. L., & Foreit, K. G. F. 7. Kemenkes RI. SIKDA GENERIK Hadir Dengan
How can routine health information systems improve Versi Terbaru. 2014. Retrieved from
health systems functioning in low- and middle- http://sikda.depkes.go.id/?p=289
income countries? Assessing the evidence base. 8. Anggraeni, D. Pengertian Advokasi. 2014. Retrieved
2015; p. 50. Amerika Serikat. Retrieved from from
http://www.cpc.unc.edu/measure/publications/sr-11- http://www.teksdrama.com/2014/02/pengertian-
65 advokasi.html
4. Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementerian 9. Hariandja, M. T. E. Manajemen Sumber Daya
Kesehatan Tahun 2015 - 2019. Jakarta; 2015. Manusia, Pengadaan Pengembangan,
5. Depkes RI. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas
Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Jakarta: Pegawai. (Y. Hardiwati, Ed.). Jakarta: PT. Grasindo.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. 2007.
6. Saparingga, R. SIKDA Generik Persyaratan Sistem 10. Suprapto, T. Pengantar Teori & Manajemen
& Dataset Minimum. Jakarta: Bidang Sistem Komunikasi. (Ratino, Ed.). Yogyakarta: Media
Informasi Kesehatan GIZ (Gesselschaft fur Pressindo. 2009.

Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai