Anda di halaman 1dari 14

165

Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Widodo Agus Setianto


Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL - UGM
Jl. Sosio Yustisia, Kampus UGM, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Email: widas@ugm.ac.id

Abstract
Surabaya city health department seeks to improve health care by adopting innovations in the
field of health in the form of e-Health. The successful implementation of e-Health as an innovation
is determined by the success of its communicating. The process of communicating the e-Health
conducted structural and cultural. Structurally optimizes all relevant SKPD to the districts and
villages. Culturally with the public education relating to information and the use of e-Health. While
implemetation of e-Health in addition to providing the facility of e-Health in the form of e-Kios
stationed in the village office, health centers and public services, its application is very easy and
informative using three languages: Indonesian, Javanese and Madurese suits the sociological
characteristics of the community.

Keywords: e-Health, diffusion, innovation, case study

Abstrak
Dinas Kesehatan Kota Surabaya berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dengan
mengadopsi inovasi di bidang kesehatan dalam bentuk e-Health. Keberhasilan penerapan e-Health
sebagai sebuah inovasi sangat ditentukan oleh keberhasilan pengkomunikasian/pendifusiannya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Inisiasi inovasi e-Health
oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai obyek dapat ditempatkan sebagai sebuah kasus. Hasil
penelitian menemukan bahwa proses pengkomunikasian e-Health dilakukan secara struktural dan
kultural. Secara struktural dengan mengoptimalkan semua perangkat SKPD yang relevan hingga
kecamatan dan kelurahan. Secara kultural dengan edukasi masyarakat terkait dengan informasi dan
penggunaan e-Health. Sedangkan penerapan e-Health selain dengan menyediakan fasilitas e-Health
dalam bentuk e-Kios yang ditempatkan di kantor kelurahan, puskesmas dan tempat pelayanan umum,
aplikasinya sangat mudah dan informatif dengan menggunakan tiga bahasa yaitu, bahasa Indonesia,
Jawa, dan Madura sesuai karakteristik sosiologis masyarakatnya.

Kata Kunci : e-Health, difusi, inovasi,studi kasus


166 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

Pendahuluan bersih dan akuntabel, pemerintah Kota Surabaya


Salah satu tuntutan dalam Reformasi di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini telah
1998 adalah reformasi di bidang birokrasi mengembangkan berbagai pelayanan online baik
pemerintahan. Reformasi birokrasi menjadi terkait dengan sistem pengelolaan keuangan
harapan baru masyarakat bagi terwujudnya daerah, perizinan, perkantoran SDM, kesehatan,
birokrasi pemerintahan yang bebas dari KKN dan monitoring, pendidikan dan beberapa fasilitas
dapat memberikan pelayanan secara tepat, cepat, lain terkait dengan pemerintahan dan masyarakat.
efektif, efisen dan konsisten sebagai perwujudan E-Government ini merupakan bagian dari
dari birokrasi yang baik dan akuntabel. pengembangan teknologi informasi di Surabaya
Reformasi birokrasi merupakan salah dalam sebuah konsep besar Surabaya Cyber City
satu upaya pemerintah dalam mencapai good yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota
governance dan melakukan pembaharuan modern berbasis teknologi informasi.
dan perubahan mendasar terhadap sistem Salah satu yang cukup mendapatkan
penyelenggaraan pemerintahan khususnya apresiasi dari banyak kalangan di antara
yang menyangkut aspek-aspek kelembagaan banyaknya inovasi pelayanan pemerintahan yang
(organisasi), ketatalaksanaan, sumberdaya dilakukan di Surabaya adalah inovasi pelayan
manusia aparatur, dan peningkatan pelayanan kesehatan melalui e-Health. Aplikasi e-Health
publik (http://pemerintah.net/reformasi- Kota Surabaya merupakan inovasi unggulan yang
birokrasi/). Peningkatan pelayanan publik masuk dalam Top 25 inovasi pelayanan publik
menjadi concern atau perhatian utama dalam tingkat nasional tahun 2015 (http://nasional.
reformasi birokrasi karena pelayanan publik news. viva.co.id/news/read/620180-top-25-
menjadi pusat dari setiap aktifitas dimana semua terpilih-dalam-kompetisi-sinovik). Peluncuran
komponen dalam lembaga pemerintahan baik dan peresmian e-Health dilakukan bersama-sama
kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumberdaya dengan peresmian Surabaya Single Window
manusia aparatur diarahkan. Selain itu kepuasan (SSW), e-lampid dan pengembangan Broadband
atas pelayanan publik menjadi indikator yang Learning Centre (BLC) oleh Walikota Surabaya
kuat dalam mengukur kinerja birokrasi. pada 10 November 2014.
Pemerintah Kota Surabaya merupakan Kehadiran e-Health bukan hanya menjadi
salah satu pemerintahan yang dapat dikatakan solusi terhadap masalah pelayanan kesehatan di
cukup responsif dan paling inovatif dalam Surabaya yang memudahkan masyarakat untuk
mewujudkan good governance melalui mendapatkan pelayanan, namun juga menjadi
e-Government yang dikembangkannya (Kurch, model percontohan bagi banyak kabupaten
2008:322). Hal ini terbukti dengan adanya atau kota lainnya yang ingin menerapkan
berbagai produk pemerintahan khususnya berupa e-Health di daerahnya masing-masing. E-Health
produk pelayanan publik berbasis internet yang membuat pelayanan kesehatan pada masyarakat
mendapatkan pengakuan dan penghargaan baik menjadi lebih efisien. E-Health menghilangkan
secara nasional maupun internasional. Pemerintah sistem antrian pendaftaran secara fisik, pasien
Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota dapat mendaftarkan diri secara online untuk
Dr.(H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T telah berhasil mendapatkan kepastian waktu pelayanan dari
menghantarkan Kota Surabaya sebagai kota manapun sepanjang terdapat akses internet.
modern yang tertata rapih baik secara fisik Sistem e-Health terintegrasi dengan sistem
maupun administrasi pemerintahannya. informasi kependudukan dan data pasien di
Terkait dengan e-Government yang puskesmas dan rumah sakit di kota Surabaya.
dikembangkan dalam mewujudkan good Hal ini tentu saja sangat memudahkan dalam
governance untuk tata kelola pemerintahan setiap pelayanan terkait dengan pasien dan
yang efektif dan efisien, partisipatif, transparan, pengurusan administrasi kependudukan
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 167

lainnya. Ini merupakan kreasi sendiri hasil dari inovasi tersebut disebut dengan adopter. Adopsi
keprihatinan terhadap layanan kesehatan, dan sendiri perdefinisi adalah “…as the decision to
mungkin menjadi yang pertama di Indonesia. make full use of the innovation as the best course
Menarik untuk ditelisik lebih jauh terkait of action available (Greenhalgh 2005 : 28).
keberhasilan inovasi e-Health oleh pemerintah e-Health adalah “the use of the internet
Kota Surabaya. Betapapun adopsi inovasi or other electronic media by patients, health
kemudian mendifusikannya sehingga diadopsi workers, and the public, to disseminate or provide
kembali oleh individu atau masyarakat yang access to health and lifestyle information or
menjadi sasarannya merupakan suatu proses yang services (Kirch 2008 ; 322). Peranan atau fungsi
tidak mudah. Meski inovasi merupakan suatu e-Health adalah sebagai jembatan komunikasi
yang bersifat teknis, akan tetapi keberhasilan antara anggota-anggota populasi, profesional di
penerapannya akan sangat tergantung pada proses bidang kesehatan, asuransi kesehatan dan lembaga
komunikasi yang dilakukan. Oleh karenanya keuangan, penyedia kebijakan serta pemangku
penyebaran dan penerapan e-Health di Surabaya kepentingan lainnya. Tujuan utamanya adalah
menjadi sangat penting untuk diamati. Penelitian meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
ini akan menjawab pertanyaan ; “Bagaimanakah Sebagai bentuk aplikasi teknologi
Penyebaran dan Penerapan e-Health dalam komunikasi dan informasi, penerapan e-Health
Layanan Kesehatan di Kota Surabaya oleh mencakup seluruh fungsi yang mempengaruhi
Dinas Kesehatan Kota Surabaya ?” Tujuannya sektor kesehatan. E-Health tidak hanya merujuk
adalah untuk mengetahui model penyebaran pada alat yang aplikasinya berbasis internet,
dan penerapan e-Health di Surabaya dan dapat namun mencakup seluruh jaringan informasi
menjadi best practice pemerintahan di bidang kesehatan, rekaman kesehatan elektronik, layanan
pelayanan publik khususnya di bidang pelayanan telemedicine, sistem komunikasi personal
kesehatan. yang wearable dan portable, portal kesehatan,
Inovasi merupakan gagasan, praktek dan banyak lagi teknologi dan informasi lain
atau objek yang dianggap baru oleh seseorang yang didasarkan pada alat-alat yang membantu
atau sekelompok orang. Pengertian ini adalah pencegahan, diagnosis, pengobatan, pemantauan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Mohan kesehatan, dan manajemen gaya hidup (Kirch
J. Dutta yang mengatakan inovasi sebagai “… 2008 ; 322).
is an idea, practice or object that is new to the Terkait dengan studi difusi inovasi, Gabriel
adopter group (Dutta, 2011: 99). Keberhasilan Tarde (1903) pada awal abad 20 meperkenalkan
suatu inovasi akan ditentukan oleh keberhasilan konsepnya yang terkenal yaitu hukum imitasi
dalam mendifusikannya. Difusi merupakan (laws of imitation) dan kurva huruf S (S-Shaped
proses penyebarluasan inovasi dalam masyarakat Diffusion Curve) dalam proses adopsi inovasi
yang menjadi sasaran. Secara lebih spesifik (Katz 1999). Hukum imitasi menyatakan bahwa
Greenhalgh mendefinisikannya sebagai “…the individu saling berhubungan baik dalam kelompok
process by which an innovation is communicated maupun bangsa dan saling menyalin satu sama
throught certain channels over time among the lainnya dengan cara setengah sadar, dan bahwa
members of social system (2005 : 29, Rogers 2003 “penemuan” dan “imitasi” adalah kunci untuk
; 5). Jadi dalam hal ini difusi merupakan proses budaya perubahan. Sedangkan dalam adopsi
penyebarluasan inovasi melalui komunikasi inovasi proses adopsinya membentuk pola huruf
dengan menggunakan media tertentu dalam S sebagai resultan antara komitmen dan waktu,
kurun waktu tertentu pada anggota-anggota dari dimulai dari kontak, kesadaran, pemahaman,
sistem sosial tertentu. Anggota-anggota dari mencoba menggunakan, adopsi, pelembagaan,
sistem sosial tertentu yang menjadi sasaran difusi dan internalisasi. Tarde juga menyatakan
inovasi sehingga melakukan adopsi terhadap pentingnya komunikasi interpersonal dalam
168 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

proses adopsi inovasi. kasus. Kasus secara teknis didefinisikan sebagai


Everet M. Rogers melalui hasil fenomena yang dilaporkan dan diinterpretasi
penelitian yang dibukukannya dalam buku melalui parameter tertentu dari variabel yang
Diffusion of Innovasion (1962, 1971, 1983) diteliti (Eckstein, 2002 : 124). Kasus juga dapat
menjelaskan banyak tentang difusi inovasi. dipandang sebagai suatu sistem kesatuan dan
Rogers mengemukakan empat unsur utama menyeluruh yang dibatasi oleh kerangka konteks
dalam proses difusi inovasi di antaranya adalah tertentu (Creswell, 2007). Sedangkan studi kasus
inovasi, saluran komunikasi, kurun waktu, dan sendiri selain sebagai “the object to be studied
sistem sosial. Terkait dengan penelitian ini (Stake 2000)”, sekaligus juga “… as a process
fokus utamanya adalah pada inovasi dan saluran of investigation; … as an in-depth exploration
komunikasi. Inovasi akan mudah diadopsi of a bounded system (e.g., an activity, event,
apabila memiliki karakteristik sebagaimana process, or individuals) based on extensive data
dikemukakan oleh Rogers yaitu: relative collection” (Creswell, 2003).
advantage (keunggulan relatif), compatibility Data penelitian diperoleh melalui
(kompatibilitas), complexity (kerumitan), observasi peran serta (participant observation)
trialability (kemampuan diujicobakan), dan wawancara kepada informan di jajaran Dinas
observability (kemampuan diamati). Sementara Kesehatan Kota Surabaya dan instansi terkait
saluran komunikasi memegang peranan penting lain khususnya Dinas Kominfo Kota Surabaya
dalam proses penyebaran inovasi kepada yang secara langsung atau tidak langsung
anggota sistem sosial. Saluran komunikasi yang terlibat dalam inisiasi program e-Health di Kota
dimaksudkan disini meliputi media massa, Surabaya. Setelah data terkumpul kemudian
komunikasi personal, komunikasi lokal dan dianalisis melalui tahapan agregasi, organisasi
kosmopolit. Masing-masing saluran komunikasi dan klasifikasi data menurut unit-unit yang dapat
memegang peranan yang berbeda dalam proses dikelola. Pada tahapan agregasi data-data yang
penyebaran inovasi dalam sistem sosial. bersifat khusus diagregasi berupa proses abstraksi
LawrenceA. Brown (1981) dalam bukunya data sehingga didapatkan pola umum data. Data
Innovation diffusion: a new perspective melihat kemudian diorganisasikan secara kronologis,
bahwa difusi inovasi tidak dapat dipisahkan dari kategoris dan diklasifikasikan dalam tipologi.
tiga aspek yang ada yakni: perilaku pemasok, Baru kemudian dianalisis untuk membuat
proses adopsi dan dampak/akibat/pengaruh dari eksplanasi terkait dengan fenomena dari obyek
difusi inovasi tersebut. Semua elemen ini harus yang diteliti yang dalam hal ini adalah inovasi
dipahami secara integratif dalam proses adopsi e-Health oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
inovasi. Pemasok inovasi harus proaktif dalam
menginisiasi inovasi dengan mengadaptasi sesuai Hasil dan Pembahasan
selera/kebutuhan masyarakat dan kemampuan E-Health merupakan salah satu dari grand
finasial masyarakat; membentuk lembaga atau design pengembangan Surabaya Cyber City yang
sarana dalam mendistribusikan inovasi kepada menjadikan kota Surabaya sebagai Smart City
masyarakat dan mendorong penggunaannya; dan merupakan representasi dari e-Government
serta dampak atau pengaruh inovasi tersebut atau Digital Government Service (DGS) Kota
pada kesejahteraan masyarakat. Surabaya. Selain e-Health, dalam e-Government
Kota Surabaya terdapat berbagai aplikasi “E”
Metode Penelitian lainnya yang dikelompokkan dalam sepuluh
Metode yang digunakan dalam penelitian kelompok layanan digital berbasis internet
ini adalah metode studi kasus. Inisiasi inovasi yakni : 1) Sistem pengelolaan Keuangan Daerah
e-Health oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang terdiri dari ; E-Musrenbang, E-Budgeting,
sebagai obyek dapat ditempatkan sebagai sebuah E- Project, E-Procurement, E-Delivery,
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 169

E-Controlling, E-Performance, E-SIMBADA, go.id, Twitter, Facebook, Youtube, Email, dan


E-Payment, E-Tax, E-Audit, Fasum-Fasos. 2) Call Center/SMS.
E-SDM mencakup: Test CPNS, Gaji Berkala, E-Government Kota Surabaya
Kenaikan Pangkat, Mutasi, dan Pensiun, 3) dikembangkan dalam kerangka mewujudkan
E-MONITORING mencakup : CCTV, Penertiban tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien,
Reklame, Pajak dan Restribusi, Operasi transparan, akuntabel dengan melibatkan
Yustisi, Monitoring Sampah, dan Monitoring partisipasi masyarakat secara keseluruhan.
Pemakaman. 4) E-EDUCATION mencakup : Fokusnya adalah pelayanan kepada masyarakat
Penerimaan Murid Baru, Tryout Online, Rapor yang optimal dengan mengedukasi masyarakat
Online, Penerimaan Kepala Sekolah Online, untuk mendayagunakan semua fasilitas digital
Radio Visual. 5) E-OFFICE terdiri E-Surat yang dikembangkan pemerintah Kota Surabaya
dan E-Jadwal. 6). E-PERMIT terdiri dari SSW bagi kepentingan pelayanan publik yang lebih
(Surabaya Single Window) Online dan E-Lampid. baik melalui sistem informasi pelayanan
7) E-HEALTH, 8) SIMPROLANAS atau Sistim online. Dengan masyarakat yang teredukasi
Informasi Program Layanan Masyarakat, 9) dalam menggunakan media pelayanan online
SISTEM SIAGA BENCANA-112, 10) MEDIA dan menggunakannya dalam setiap keperluan
CENTER terdiri dari E-Sapawarga, Surabaya. hidupnya inilah yang diharapkan dapat
Gambar 1. E-government Kota Surabaya

Sumber : Pemerintah Kota Surabaya, www.surabaya.go.id


170 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

membentuk kota Surabaya sebagai smart city secara online dan transparan. Kepala daerah
dan pada skala yang lebih luas menjadi Surabaya juga dapat dengan mudah dalam melakukan
Cyber City. pengawasan pekerjaan kepala SKPD dimanapun
Dalam mewujudkan e-Government, berada karena semua sistem dapat diakses melalui
Surabaya Smart City dan Surabaya Cyber City jaringan intranet maupun internet. Demikian juga
selain mendasarkan pada kebijakan dan arahan dengan pelayanan terhadap masyarakat dapat
pimpinan daerah yang dalam hal ini adalah dilakukan dengan maksimal.
Walikota Surabaya, secara teknis operasional Akan halnya dengan e-Health, meski
melibatkan seluruh satuan perangkat kerja daerah secara koordinatif Dinas Kesehatan Kota
(SKPD) yang ada di bawah koordinasi Dinas Surabaya berada dalam koordinasi dengan Dinas
Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kota Komunikasi dan Informasi Kota Surabaya, namun
Surabaya sebagaimana diatur dalam Peraturan dalam proses inisiasi, pembuatan aplikasi hingga
Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 2013 tentang operasionalisasi sepenuhnya ditangani oleh
Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi Dinas Kesehatan Kota Surabaya sendiri. Dinas
dan Komunikasi dalam penyelenggaraan Kesehatan Kota Surabaya berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah. Tujuan dari pemanfaatan Dinas Kominfo dalam konteks integrasi program
teknologi informasi dan komunikasi dalam dalam web pemerintah kota Surabaya www.
penyelenggaraan pemeritahan dimaksudkan surabaya.go.id yang dikelola oleh Dinkominfo
antara lain untuk a) meningkatkan mutu layanan Surabaya. Dinkominfo dalam hal ini bertindak
publik melalui pemanfaatan teknologi informasi selaku fasilitator mewadahi konten website
dan komunikasi dalam proses penyelenggaraan yang diisi oleh seluruh SKPD di pemerintahan
pemerintahan. b) meningkatkan pemerintahan kota Surabaya, selain bahwa masing-masing
yang bersih, transparan, dan mampu menjawab SKPD juga memiliki web masing-masing.
tuntutan perubahan secara efektif. c) sebagai Web pemerintah kota Surabaya merupakan
sarana perbaikan organisasi, sistem manajemen web induk yang berisi seluruh informasi terkait
dan proses kerja pemerintahan. Sementara dalam dengan pemerintahan kota Surabaya. Koordinasi
kerangka pembangunan, pengelolaan dan atau dapat juga dilakukan terkait dengan spesifikasi
monitoring dan evaluasi teknologi informasi dan pengadaan perangkat keras yang menunjang TIK
komunikasi dalam peraturan walikota tersebut dan pembuatan program atau aplikasi program
dinyatakan harus berkoordinasi dengan Dinas yang hendak digunakan oleh SKPD yang
Komunikasi dan Informatika (pasal 4 ayat 2). memerlukan.
Pada pengelolaan e-Government Kota Inovasi e-Health Kota Surabaya
Surabaya yang berada di bawah koordinasinya, Keberadaan e-Health Kota Surabaya
Dinas Kominfo Kota Surabaya membagi berawal dari kunjungan Walikota Surabaya Tri
e-Government Kota Surabaya menjadi empat Rismaharini ke rumah sakit pemerintah dan
sub bidang yaitu Perencanaan Pembangunan puskesmas yang melihat antrean calon pasien
Daerah (Musrenbang, e-Budgeting, e-Project,e- yang begitu panjang. Keadaan ini membuat
Procurment, e-Delivery, e-Controlling, prihatin walikota dan meminta kepada pihak
e-Performance), Sistem Informasi Manajemen terkait khususnya Dinas Kesehatan Kota Surabaya
Pemerintah (Simbada, E-Payment, E-SDM, agar memikirkan suatu cara untuk mengatasi
E-Audit, E-Surat), Layanan Masyarakat (Perizinan permasalahan terkait pelayanan kesehatan kepada
Online Terpadu), Komunikasi Masyarakat calon pasien. Solusi yang diharapkan bukan
(Media Center, e-Health, e-Pendidikan, e-Toko). hanya menyangkut masalah antrean pendaftaran
Semua aplikasi tersebut terintegrasi sehingga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, akan
memudahkan dalam hal melakukan perecanaan, tetapi juga pada masalah rujukan yang langsung
proses, akhir sampai dengan audit yang diakses dapat dikunjungi pasien sesuai dengan keluhan
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 171

penyakit yang diderita tanpa harus antre berkali- tidak perlu datang mengantre dan mendaftar
kali. di loket pendaftaran pasien di puskesmas
Tim informasi dan teknologi (IT) ataupun di rumah sakit, cukup mendaftarkan
Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan diri melalui perangkat online dari manapun
penjelajahan (browsing) terhadap bentuk-bentuk pendaftaran dilakukan. Melalui sistem ini calon
sistem pelayanan kesehatan di negara-negara pasien akan mendapatkan nomor antrean secara
maju yang menggunakan sisterm pelayanan online sehingga dapat memperkirakan waktu
online dalam layanan kesehatannya. Di antara kedatangan sesuai dengan nomor pelayanan
banyak pelayanan kesehatan berbasis online di yang ada tanpa harus menunggu terlalu lama.
negara maju, Kanada dan Norwegia menjadi Selain itu pasien dapat langsung merujuk pada
model pelayanan kesehatan yang dipandang poli yang dituju apabila berobat ke rumah
cukup ideal untuk diterapkan di Kota Surabaya. sakit tanpa harus terlebih dahulu ke puskesmas
Model pelayanan kesehatan di Kanada dan untuk mendapatkan rujukan. Program aplikasi
Norwegia diadopsi oleh Dinas Kesehatan Kota ini dimaksudkan agar calon pasien tidak perlu
Surabaya dan dijadikan sebagai sebuah inovasi melakukan antrean ganda di puskesmas lalu di
yang akan diterapkan di Kota Surabaya. rumah sakit sebagaimana berlaku selama ini.
Meski model pelayanan kesehatan Penyebaran (Difusi) e-Health Dinas Kesehatan
melalui sistem e-Health diadopsi dan dijadikan Kota Surabaya
inovasi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Sebagai sebuah inovasi, program
namun aplikasi program e-Health Kanada dan e-Health tidak akan dapat berjalan dan berhasil
Norwegia tidak serta merta dapat diadopsi dan dengan baik tanpa didukung dengan sarana dan
diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya. prasarana yang baik dan memadai dan oleh
Selain tidak ada tim yang secara fisik melakukan instansi-instansi terkait di pemerintahan Kota
studi banding dan mempelajari sistem e-Health Surabaya. Oleh karenanya dalam mewujudkan
di kedua negara tersebut, tingkat keperluan hal ini Dinas Kesehatan Kota Surabaya secara
penggunaannyapun juga tidak sama mengingat teknis berkoordinasi dengan Dinas Kominfo,
tingkat perbedaan yang tinggi terkait dengan dan secara strategis berkoordinasi dengan
kompleksitas dan kemajuan masyarakatnya. Sekretariat Daerah Kota Surabaya. Dinkominfo
Oleh karenanya tim IT Dinas Kesehatan Kota Kota Surabaya memberikan arahan dan
Surabaya berupaya untuk mengembangkan dan supervisi teknis terkait dengan sarana dan
membuat sistem aplikasi kesehatan sendiri sesuai prasarana teknologi informasi yang digunakan
dengan situasi, kemampuan dan kebutuhan kepada Dinas Kesehatan khususnya menyangkut
yang ada. Sistem aplikasi dikembangkan dalam spesifikasi dan sistem dari perangkat yang
prinsip mempermudah pasien dalam pendaftaran digunakan untuk e-Health. Sedangkan Sekretariat
dan mendapatkan pelayanan. Daerah Kota Surabaya sesuai dengan tupoksinya
Oleh karenanya sistem program aplikasi melakukan penyusunan kebijakan pemerintah
pertama yang dikembangkan adalah pada sistem daerah, pengkoordinasian pelaksanaan tugas
menghilangkan antrean dalam pendaftaran. dinas daerah dan lembaga teknis, pemantauan
Pada sistem pendaftaran, calon pasien dapat dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah
melakukan pendaftaran secara online baik dari daerah, pembinaan administrasi dan aparatur
rumah apabila memiliki fasilitas internet, maupun pemerintah daerah, dan pelaksanaan tugas-tugas
di tempat-tempat yang disediakan fasilitasnya lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai
oleh pemerintah Kota Surabaya seperti di dengan tugas dan fungsinya, yang kesemuanya
kantor kelurahan, kantor kecamatan, rumah sangat menentukan bagi terwujud dan berjalannya
sakit, puskesmas atau fasilitas umum lainnya. program e-Health yang diinisisasi oleh Dinas
Melalui sistem pendaftaran online calon pasien Kesehatan Kota Surabaya.
172 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

E-Health pada hakekatnya adalah program dan televisi lokal sebagai hasil kerjasama
pemerintah daerah yang menjadi kebijakan antara pemerintah kota Surabaya dengan media
Pemerintah Daerah Kota Surabaya meskipun elektronik yang ada di Surabaya.
pengembangan inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya juga
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Oleh karenanya menggerakkan birokrasi pemerintah di
peran kantor Sekretariat Daerah menjadi sangat kecamatan dan kelurahan untuk mendifusikan
penting bukan hanya terkait dengan masalah informasi atau sosialisasi kepada masyarakat
penganggaran yang diajukan oleh SKPD terkait secara langsung. Seluruh aparat di kecamatan
dengan program yang akan dilaksanakan yang dan kelurahan terlibat aktif dalam menyukseskan
dalam hal ini ditangani oleh Bagian Bina Program program pendifusian informasi e-Health ini.
Sekretariat Daerah, akan tetapi juga koordinasi Sosialisasi pada level pertama dilakukan kepada
dengan SKPD lain terkait dengan sosialisasi atau ketua-ketua RT, RW, Tim Penggerak PKK dan
penyebaran program yang ditangani oleh Bagian para alim ulama dan tokoh masyarakat. Pada level
Pemerintahan dan Otonomi Daerah di Asisten kedua sosialisasi dilakukan pada masyarakat
Pemerintahan khususnya untuk penyebaran secara umum. Sementara Dinas Kesehatan Kota
e-Health ke masyarakat. Surabaya selain memasang spanduk, banner,
Dalam kaitannya dengan penyebaran dan menyebarkan borus di rumah sakit dan
atau pendifusian e-Health kepada masyarakat, puskesmas, juga menyediakan petugas yang
penyebaran informasi dilakukan melalui tiga khusus melayani pertanyaan dan kepentingan
jalur yakni media massa yang dalam hal ini masyarakat terkait dengan penggunaan e-Health
adalah media cetak dan media elektronik; di rumah sakit dan puskesmas.
jalur birokrasi yakni dengan mendayagunakan Sosialisasi pada masyarakat umum juga
perangkat pemerintahan di tingkat kecamatan dilakukan oleh Media Center Kota Surabaya
dan kelurahan untuk memberikan sosialisasi yang dilakukan secara interaktif baik melalui
secara langsung kepada ketua-ketua RT, RW, tim e-Sapawarga, surabaya.go.id, twiter, facebook,
penggerak PKK dan tokoh-tokoh masyarakat youtube, email maupun call center. Broadband
serta ulama-ulama dengan melibatkan seluruh Leraning Center (BLC) yang dikembangkan
aparat yang ada; selain itu juga melalui edukasi oleh Pemkot Surabaya sebagai sarana edukasi
kepada masyarakat melalui Media Center masyarakat Kota Surabaya untuk dapat melek
Pemkot Surabaya dan Broadband Leraning internet juga menjadi sarana dalam mendifusikan
Center (BLC) yang tersebar di banyak lokasi. informasi mengenai e-Health kepada masyarakat.
Dapat dikatakan dalam menyukseskan BLC ini di tempatkan di 42 titik taman kota di
program e-Health ini pemerintah Kota Surabaya Surabaya bagi kepentingan edukasi masyarakat
menggunakan pendekatan struktural dan kultural terhadap internet yang dapat diakses warga kota
dalam mendifusikan atau mensosialisasikan Surabaya selama 24 jam.
program e-Health kepada masyarakat. Selain Penerapan e-Health Kota Surabaya
membuat release terkait dengan e-Health Dalam penerapannya, e-Health dapat
yang dimuat di media cetak, e-Health juga diakses dari manapun melalui perangkat
diinformasikan melalui baliho-baliho, media komunikasi apapun sepanjang terdapat akses
rentang, pamflet dan brosur. Baliho dan internet. Prinsip kemudahan menjadi hal utama
media rentang dipasang di titik-titik strategis, dalam menyukseskan program e-Health. Selain
sedangkan pamflet dan brosur bekerjasama prinsip kemudahan, prinsip ketersediaan juga
dengan kantor kecamatan dan kelurahan untuk digunakan oleh pemerintah Kota Surabaya
di pasang di kantor-kantor pelayanan masyarakat dengan menyediakan semacam anjungan yang
atau yang mudah di akses masyarakat. E-Health dinamakan sebagai e-Kios (kios pelayanan
juga disampaikan melalui pemberitaan di radio publik). E-Kios diperuntukan bagi masyarakat
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 173

yang tidak memiliki perangkat komputer atau pelayanan. Ke depan pemerintah Kota Surabaya
belum dapat menggunakan perangkat untuk akan menempatkan e-Kios di setiap RW di Kota
mengakses e-Health. Dalam e-Kios selain Surabaya yang jumlahnya mencapai 3000-an
terdapat aplikasi untuk e-Health, juga terdapat RW.
aplikasi untuk e-Lampid dan Surabaya Single Untuk melakukan pendaftaran secara
Windows (SSC). E-Health untuk aplikasi online, masyarakat dapat mengakses e-Health
kesehatan, e-Lampid aplikasi untuk administrasi dari rumah ataupun lokasi lain yang memiliki
kependudukan, dan Surabaya Single Windows jaringan internet dengan membuka alamat
(SSC) aplikasi khusus untuk perizinan. E-Kios website www.ehealth.surabaya.go.id/daftar.
memang dirancang sebagai wahana bagi aplikasi Pasien dapat langsung mendaftarkan diri melalui
pelayanan online terkait dengan e-Government website tersebut apabila data kependudukannya
pemerintah Kota Surabaya. Pada saat ini e-Kios sudah terekam atau tersimpan dalam RFID
baru memiliki tiga aplikasi program sebagaimana (Radio Frequency Identity). E-Health memang
telah disebutkan. Di masa mendatang aplikasinya terintegrasi dengan data kependudukan Kota
akan bertambah sesuai dengan pelayanan online Surabaya melalui sistim RFID yang terkoneksi
sebagaimana terdapat dalam e-Government dengan puskesmas dan rumah sakit di Kota
pemerintah Kota Surabaya. Surabaya. Pasien bisa langsung memilih ke poli
E-Kios atau Kios Pelayanan Publik yang dituju.
bentuknya seperti mesin ATM berwarna orange Apabila data kependudukan pasien belum
yang dilengkapi dengan layar touchscreen, tersimpan dalam RFID, pasien dapat mendatangi
keyboard, scanner dan printer untuk puskesmas dan memberikan e-KTP kepada
mempercepat proses pelayanan. Pada saat petugas untuk dilakukan penyimpanan data, data
diresmikan tanggal 10 November 2015 terdapat akan muncul dan petugas akan mengarahkan
203 unit e-Kios yang ditempatkan di puskesmas, pada poli yang dituju. Pada kunjungan berikutnya
kelurahan, kecamatan, rumah sakit dan SKPD pasien cukup menempelkan e-KTP pada RFID dan

Gambar 2. Tampilan E-kios Pemerintah Kota Surabaya


174 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

sistem secara otomatis akan melakukan pencarian. diiringi arahan atau petunjuk yang disampaikan
Sedang bagi penduduk Kota Surabaya yang tidak secara verbal ;
membawa E-KTP, cukup menyebutkan nama, ”Silahkan pilih bahasa. Pilih bahasa
tanggal lahir dan alamat kepada petugas. Petugas Indonesia untuk layanan Bahasa
akan melakukan pencarian data dan penyimpanan Indonesia; Milih Boso Jowo nek kate
data serta mengarahkan pasien pada poli yang ngangge boso Jowo; Peleh Basa Madura
dituju. Pasien yang datanya sudah tersimpan di kaangguy layanan abasa Madura”.
puskesmas dapat melengkapinya sesuai dengan Calon pasien dalam hal ini memilih
data kependudukan yang dimilikinya. Bila dengan klik atau sentuh pada layar apabila
perlu penanganan rumah sakit, puskesmas dapat menggunakan e-kios di salah satu bahasa
langsung memberikan rujukan secara online ke yang dipilih. Apabila calon pasien berbahasa
Rumah Sakit Umum Daerah. Rujukan online Indonesia, calon pasien mengklik atau
ini memudahkan masyarakat karena tidak perlu menyentuh gambar bertuliskan “BAHASA
lagi mengantri di loket rumah sakit ketika pasien INDONESIA PENDAFTARAN PASIEN
harus dirujuk ke rumah sakit. Pasien dalam hal ONLINE LAYANAN BAHASA INDONESIA”.
ini harus hadir sesuai jadwal yang tertera pada Setelah diklik akan keluar gambar rumah sakit
surat rujukan online puskesmas. dan puskesmas diiringi petunjuk verbal:
Gambar 3. Pilihan bahasa pada menu aplikasi e-Health

Untuk memudahkan penggunaannya “Pilih jenis sarana kesehatan yang


oleh masyarakat, e-Health dilengkapi dengan anda tuju. Pilih rumah sakit untuk
tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa mendaftarkan antrian ke Rumah sakit,
dan Bahasa Madura. Penggunaan tiga bahasa pilih Puskesmas untuk mendaftarkan
ini disesuaikan dengan ragam masyarakat yang antrian ke Puskesmas”.
tinggal di Kota Surabaya. Jadi ketika calon
pasien membuka situs www.ehealth.surabaya. Apabila calon pasien ingin berobat ke
go.id akan muncul di layar komputer gambar rumah sakit, yang diklik adalah gambar rumah
tiga orang laki-laki dengan tampilan khas di tiga sakit, maka akan muncul gambar dua rumah sakit
kotak berbeda yang mengilustrasikan orang yang yaitu RSUD Bhakti Dharma Husada dan RSUD
berbahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa dr. M. Soewandhie diiringi narasi :
Madura. “Pilih rumah sakit yang anda tuju, pilih
Tampilan gambar di layar komputer RSUD Bhakti Dharma Husada untuk
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 175

Gambar 4. Laman pendaftaran pasien online

mendaftar di RSUD Bhakti Dharma Poli yang ditampilkan di layar komputer di


Husada; Pilih RSUD dr. M. Soewandhie antaranya adalah : Umum, Gigi, KIA, Gizi,
untuk mendaftar di RSUD dr. M. Jantung, Anak, THT, Obgyn, Kulit Kelamin,
Soewandhie”. Penyakit Dalam, Mata, Paru, Kesehatan Jiwa,
Bedah Umum, Bedah Plastik, Orthopedi,
Pasien memilih salah satu rumah sakit yang Fisiotherapy, Endoscopy”.
hendak dituju dengan mengkliknya, dan akan Ketika penduduk berKTP Surabaya
keluar di layar tidak kotak bertuliskan “Penduduk memilih salah satu poli BP umum misalnya, akan
Surabaya; Penduduk Non Surabaya; dan Batal muncul di layar tulisan dan narasi verbalnya :
atau Reprint” disertai narasi : “Anda merupakan penduduk berKTP
“Pilih Jenis Kependudukan. Pilih Surabaya; Gunakan identitas asli
Penduduk Surabaya bila anda adalah saudara; Untuk pencarian data penduduk
penduduk yang memiliki KTP Surabaya; Kota Surabaya di bawah 17 Tahun
Pilih Penduduk Non Surabaya untuk menggunakan Nama dan Alamat”. “Klik
penduduk yang tidak memilik KTP Tombol NIK bila anda ingin mencari data
Surabaya; Pilih batal atau Reprint untuk menggunakan data NIK; RFID bila anda
membatalkan antrian atau reprint tiket ingin mencari menggunakan RFID eKTP
antrian”. anda; Nama dan Alamat bila anda ingin
mencari data anda menggunakan nama
Penduduk Surabaya akan mengklik kotak dan Alamat Anda; Data Baru bila anda
bertuliskan penduduk Surabaya, kemudian akan belum masuk dalam Sistem Informasi
tampil di layar poli tujuan disertai narasi “Daftar Kependudukan Surabaya”.
poli tujuan, pilih loket apabila anda pasien baru Kemudian di bagian paling bawah terdapat dua
atau ingin mendaftar antrian di loket; kotak masing-masing bertuliskan “Kembali” dan
Pilih BP umum apabila anda mengalami “Lanjutkan”. Apabila kotak lanjutkan yang diklik,
sakit dengan gejala umum; Pilih BP maka akan keluar gambar pada layar bertuliskan
Gigi apabila mengalami sakit dengan Ambil Nomor Antrian RSUD Bhakti Husada,
gejala sakit gigi; Pilih KIA apabila Layanan Umum. Di Bawah tulisan tersebut
mendaftar pasien ibu (hamil, menyusui, terdapat 4 kotak masing-masing berwarna hijau
nifas) atau anak-anak (bayi, balita, usia dengan tulisan NIK, warna coklat dengan tulisan
prasekolah)”. RFID, warna ungu dengan tulisan Nama –Alamat,
dan warna biru dengan tulisan Data Baru dengan
176 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

petunjuk verbal “Pendaftaran dengan NIK – yang ada di wilayah Surabaya Pusat diiringi
Masukan Data Nomor Induk Kependudukan petunjuk verbal “ Daftar Puskesmas. Pilih
(NIK) lalu tekan Tombol Verifikasi Data Pasien”. Puskesmas yang anda tuju”. Pada daftar tersebut
Setelah data terverifikasi, calom pasien sudah terdapat delapan puskesma di antaranya adalah
mendapatkan nomor pendaftaran dan dapat Puskesma Dr. Soetomo, Puskesmas Gundih,
mencetaknya. Apabila calon pasien bukan warga Puskesmas Kedungdoro, Puskesmas Ketabang,
berKTP Surabaya, prosedur tidak seperti yang Puskesmas Peneleh, Puskesmas Simolawang,
digambarkan di atas. Setelah memilih rumah Puskesmas Tambak Rejo, dan Puskesmas
sakit atau puskesmas, langsung diarahkan pada Tembok Dukuh. Apabila memilih Puskesmas Dr.
poli yang dituju. Soetomo, setelah diklik maka prosedurnya sama
Gambar 5. Tampilan e-Health

Apabila calon pasien hendak berobat ke dengan ketika memilih berobat ke rumah sakit,
puskesmas, setelah mengklik kotak puskesmas yaitu akan muncul gambar tentang identitas
akan keluar gambar dengan lima kotak berisi kependudukan, apakan penduduk Surabaya atau
nama-nama puskesmas berlokasi di Surabaya Non Surabaya. Setelah mengklik salah satunya
Pusat, Surabaya barat, Surabaya Timur, Surabaya maka akan muncul gambar Daftar Poli Tujuan.
Utara, dan Surabaya Selatan diiringi dengan Langkah-langkah selanjutnya sama dengan
arahan verbal “ Pilih Wilayah Puskesmas. Pilih prosedur mendaftar ke rumah sakit sebagaimana
wilayah sesuai dengan Puskesmas yang anda digambarkan di atas yang berakhir pada verifikasi
tuju berada”. Apabila hendak memilih puskesma data pasien.
yang ada di wilayah Surabaya Pusat, maka Dari pemaparan di atas dapat dikatakan
akan tampil dalam layar nama-nama puskesmas bahwa inovasi berupa aplikasi e-Health yang
Widodo Agus Setianto, Inovasi e-Health Dinas Kesehatan Kota Surabaya 177

diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebuah inovasi. Yang jelas e-Health memberikan
memiliki tujuan memudahkan masyarakat Kota keuntungan relatif (relative advantage) bagi
Surabaya dalam menjalani layanan kesehatan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan,
di puskesmas maupun rumah sakit pemerintah. memiliki kesesuaian (compatibility) dengan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, tidak
kepada para pemangku kepentingan dan juga rumit atau mudah dimengerti (complexity) dalam
beberapa masyarakat pengguna, apa yang pengertian semakin rumit sebuah inovasi maka
dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya semakin sukar untuk dimengerti. Dalam hal
dalam menyebarkan dan menerapkan program e-Health , kerumitan atau complexity tersebut
e-Health, terlepas dari kekurangannya, secara tidak terjadi. Selain itu e-Health mudah untuk
umum dapat dikatakan berhasil. Indikatornya dicobakan (trialability) dan mudah untuk diamati
adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat (observability).
terhadap perangkat e-Health dan penggunaannya
yang dari waktu ke waktu menunjukkan Simpulan
peningkatan. Selain itu juga dari hasil survey E-Health merupakan terobosan yang
kepuasan masyarakat yang prosentase rata- cukup berhasil yang dilakukan oleh pemerintah
ratanya terhadap layanan e-Health sebesar 83,2% Kota Surabaya dalam konteks reformasi birokrasi
yang nasuk dalam kategori sangat memuaskan untuk pelayanan publik melalui e-Government.
(Perdana 2016 : 10). Keberhasilan penyebaran dan penerapan
Keberhasilan ini secara teoritik tidak e-Health sehingga diadopsi oleh masyarakat
terlepas dari upaya komunikasi yang dilakukan kota Surabaya tidak terlepas dari strategi yang
secara massif dan intensif. Kombinasi penggunaan diterapkan. Strategi ini membentuk model pada
sarana komunikasi antara media massa dengan penyebaran dan penerapan inovasi e-Health yang
komunikasi interpersonal dengan melibatkan dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai model
seluruh elemen pemerintahan secara struktural struktural dan kultural dalam proses pendifusian
dan kultural melalui edukasi kepada masyarakat inovasinya. Sedangkan model penerapannya
menjadi kekuatan tersendiri dalam menopang melalui perangkat e-Kios atau anjungan
keberhasilan pendifusian program e-Health pelayanan publik yang ditempatkan dan tersebar
pemerintah Kota Surabaya. Saluran komunikasi di tempat-tempat strategis untuk pelayanan
melalui media massa sangat efektif dalam publik dengan aplikasi yang mudah, informatif
menumbuhkan kesadaran, mendiseminasikan dengan menggunakan tiga bahasa yakni : Bahasa
informasi dan pengetahuan pada masyarakat. Indonesia, Bahasa Jawa, dan Bahasa Madura.
Sedangkan saluran komunikasi interpersonal
sangat berperan penting dalam mempengaruhi Daftar Pustaka
pembuatan keputusan dan tindakan sebagaimana Brown, L.A. (1981). Innovation diffusion:
dikemukakan oleh Rogers (1983) dan (Joe 2010). a new perspective. London:
Namun yang lebih penting adalah sebagaimana Methuen. Dalam Progress in Human
dikemukakan oleh Brown (1981) dan Rogers Geography 30, 4 (2006) pp. 487–494
(1983) letak keberhasilan dalam proses difusi Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry
inovasi adalah sikap proaktif dari pemasok & Research Design: Choosing
inovasi untuk terlibat dalam proses sosial dengan Among Five Approaches (2nd
menciptakan dan membagi informasi melalui ed.). Thousand Oaks, CA: Sage
komunikasi. Creswell, John W. (2003). Research
Selebihnya tentang keberhasilan dalam Design: Qualitative, Quantitative,
penerapan e-Health secara teoritik tidak terlepas and Mixed Methods Approaches
dari karakteristik e-Health itu sendiri sebagai (2nd ed.). Thousand Oaks: Sage.
178 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 14, Nomor 3, September - Desember 2016, halaman 165-178

Dutta, Mohan J. (2011). Communicating Stake, Robert E. (2000). Case studies. In


Social Change : Structure, Culture, Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln
and Agency. New York : Routledge. (Eds.), Handbook of qualitative research
Eckstein, H. (2002). Case study and theory (pp.435-453). Thousand Oaks: Sage.
in political science. In R. Gomm, Tarde, Gabriel. 1903. The Laws of Imitation
M. Hammersley, & P. Foster (Eds.), ; 2nd ed., New York: Henry Holt.
Case study method: Key issues, key Tedd, Joe (2010) Gaining Momentum :
texts (pp. 119-163). London: Sage. Managing The Diffusion of Innovations.
Greenhalgh, Trisha et all. (2005). Diffusion London : Imperial College Press.
of Innovations in Health Service Reformasi Birokrasi. Dalam http://pemerintah.
Organization : A Systematic Literature net/reformasi-birokrasi/. Diakses
Review. Victoria : Blackwell Publishing. tanggal 3 September 2016 jam 16.38.
Katz, Elihu (1999). Theorizing Diffusion: Top 25 Terpilih dalam Kompetisi Sinovik,
Tarde and Sorokin Revisited. Annals Rabu, 29 April 2015. Dalam http://
of the American Academy of Political nasional.news. viva.co.id/ news/
and Social Science, 566 (1), 144-155. read/620180-top-25-terpilih-dalam-
Kirch, Wilhelm (2008). Encyclopedia of kompetisi-sinovik. Diakses tanggal
Public Health. New York ; Springer. 5 September 2016 jam 11.56.
Perdana, Nusrinda Putri (2016). Survey Surabaya Launching 203 Anjungan Pelayanan
Kepuasan Masyarakat Terhadap Layanan Publik, Senin 10 November 2014.
E-Health di Puskesmas Ketabang Dalam http://www.menpan.go.id/
Surabaya. Jurnal Ilmu Administrasi berita-terkini/2810-surabaya-launching-
Negara Publika, Vol 4, No. 1, 2016. 203-anjungan-pelayanan-publik.
Rogers, Everet M. (1962, 1971, 1983).
Diffusion of Innovation. 3th
ed. New York : The free press.

Anda mungkin juga menyukai