Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN LAYANAN ELECTRONIC HEALTH (E-HEALTH) DI PUSKESMAS PENELEH

KECAMATAN GENTENG KOTA SURABAYA

Nur Mas Ammah


12040674052 (S1 Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) nurmasammah28@gmail.com

Eva Hany Fanida, S.AP., M.AP


0019018306(S1 Ilmu Administrasi Negara, FISH, UNESA) evanida@yahoo.com

Abstrak
Pelayanan publik merupakan salah satu kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan
publik sangatlah beragam satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan. Guna meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat maka terbentuklah suatu inovasi pelayanan kesehatan melalui electronic
government (e-gov). Pelayanan kesehatan melalui e-governement ini diwujudkan dalam bentuk e-health.
Aplikasi e-health ini mengintegrasikan data dari puskesmas, rumah sakit, dispendukcapil Kota Surabaya dan
Dinkes Kota Surabaya. Aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah proses pendaftaran awal pasien
dengan mengurangi waktu antrian. Memudahkan sistem pencacatan pasien yang datang berobat, serta
mempermudah proses rujukan online melalui resume medik pasien.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang bagaimana penerapan layanan electronic health
(e-health) di Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya. Dengan fokus penelitian berdasarkan
delapan elemen sukses proyek e-government yang dikemukakan oleh Indrajit. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam kepada pihak yang
telibat dalam penerapan proyek e-health dan kepada masyarakat. Selain itu digunakan juga teknik observasi
untuk memperoleh data kualitatif tentang proses penerapan e-health di Puskesmas Peneleh, sedangkan teknik
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data valid atau gambaran yang di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan layanan e-health di Puskesmas Peneleh belum memperoleh
hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan faktor teknologi yang tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,
inovasi dari para pegawai dan staff Puskesmas peneleh yang sangat rendah dalam penerapan layanan e-health.
Faktor kepemimpinan yang hanya terlihat pada staff IT saja, perencanaan yang kurang matang, dan minimnya
transaparansi terkait layanan e-health yang diberikan oleh Puskesmas Peneleh kepada masayarakat di wilayah
kerja mereka.
Kata Kunci: Pelayanan Publik, Electronic Government

Abstract
Public service is one of activity that must be conducted by government. There are several kinds of public
service, the one is health service. To increase public service for the society, it was formed an innovation through
electronic government (e-gov). These public service had formed in e-health. E-health application was
integrating data from clinic, hospital, dispendukcapil and Dinkes Surabaya. The aim of these application is to
make easier the process of first registration which conducted by patients. It facilitated the system of registration
for patients which comes to have medical treatment, and also the process of online seeking through resume
medik patients.
This research is aimed to find out how the application of electronic health service (e-health) in Puskesmas
Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya. In research focusing based on the success of eight elements e-
government which stated by Indrajit. The method used in these research was descriptive qualitative. The data
was collected by using interview to everyone who participated in these project and also the society. In addition,
it was also used an observation technique to find out the data qualitative about the process of e-health in
Puskesmas Peneleh, while the documentation technique was used to find out validity or illustration during the
action research.
The result of this research show that there was not a good outcome from the application of health service in
Puskesmas Peneleh. It caused by the technology which did not used as good as possible, innovation all of staff

1
and worker in Puskesmas Peneleh were too low. A good management can be seen in Staff IT only, planning
which not good, and minimum transparency that given by Puskesmas Peneleh to the society around them.
Key Words: Public Service, Electronic Government
administration menuju electronic government atau e-
PENDAHULUAN Government (Zericka, 2013:345)
Pelayanan publik merupakan salah satu Di Indonesia pengembangan e-Government telah
tanggungjawab pemerintah yang penyelenggaraannya diamanatkan oleh pemerintah melalui Instruksi
wajib dilaksanakan oleh instansi pemerintah. Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Kewajiban pemerintah akan pelayanan publik ini, Strategi Nasional. Menurut Inpres tersebut,
sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang- pengembangan e-Government ini merupakan salah
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas
1945 dan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor layanan publik secara efektif dan efisien di berbagai
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan publik. sektor publik.
Salah satu bentuk pelayanan publik yang Salah satu Pemerintah Daerah yang terkenal
dilaksanakan oleh pemerintah adalah pemenuhan dengan berbagai inovasi e-governement adalah
kebutuhan kesehatan masyarakat, atau biasa kita Pemerintah Kota Surabaya. Pengembangan e-
sebut dengan pelayanan kesehatan. Pelayanan government di Surabaya ini didukung dengan
kesehatan merupakan salah satu hak mendasar bagi Peraturan Walikota Surabaya No. 5 Tahun 2013
masyarakat sebagaimana telah diamanatkan dalam tentang pedoman pemanfaatan teknologi informasi
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat (1) dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintah
yakni: daerah. dimana dalam butir pertama disebutkan
“setiap orang berhak hidup sejahtera lahir bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan
dan batin, bertempat tinggal dan komunikasi yang memadai diperlukan guna
mendapatkan lingkungan hidup yang baik mengoptimalkan kinerja aparatur Pemerintah Kota
dan sehat serta berhak memperoleh
Surabaya dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan”.
Selain itu dalam pasal lainnya juga dijabarkan tentang Pemerintahan serta memberikan pelayanan kepada
kewajiban negara untuk memberikan pelayanan masyarakat.
kesehatan bagi masyarakat baik berupa fasilitas Pengembangan e-Government di Kota Surabaya
maupun jasa pelayanan bidang pula. Dalam mengalami kemajuan yang sangat pesat dan juga
menyelenggarakan otonomi daerah, itu sendiri yakni cepat. Terbukti dari adanya berbagai prestasi yang
dalam Pasal 34 ayat (3) yang menyebutkan bahwa: diperoleh Kota Surabaya di bidang pemanfaatan
“Negara bertanggung jawab atas penyediaan teknologi komunikasi dan komunikasi. Selain itu,
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas Surabaya juga dianugerahi ICT Pura oleh
pelayanan umum yang layak” Kementerian Komunikasi dan Komunikasi. ICT Pura
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan, yaitu penghargaan bagi kota yang berhasil mengelola
keadaan sosial dan kemajuan teknologi informasi dan TIK dengan baik sehingga memberikan kontribusi
komunikasi dalam mayarakat kita saat ini, maka manfaat yang signifikan terhadap sistem kehidupan
meningkat pula kesadaran akan kebutuhan pelayanan masyarakatnya (http://surabaya.go.id/).
kesehatan yang lebih baik dan lebih bermutu, nyaman Dengan berbagai predikat dibidang teknologi dan
serta berorientasi pada kepuasan masyarakat sebagai informasi tersebut, menjadikan Surabaya sebagai
penerima pelayanan. Hal tersebut tentunya menuntut acuan dari pemerintah daerah lainnya dalam
pemerintah untuk bisa beradaptasi dan menjawab menerapkan e-Government. Tidak hanya puas dengan
tantangan dari lingkungan yang berkembang cepat predikat yang disandangnya sebagai Kota dengan
dikarenakan dampak dari adanya kemajuan dalam implementasi e-Government terbaik, Surabaya juga
bidang teknologi informasi dan komunikasi. membuktikan dirinya dengan menghadirkan inovasi-
Perkembangan teknologi informasi yang semakin inovasi e-Government di berbagai bidang
cepat menimbulkan suatu revolusi baru, yaitu pemerintahan. Salah satu inovasi e-Governemnt di
peralihan dari sistem kerja yang konvensional ke era bidang pelayanan kesehatan adalah electronic health
digital. Pada instansi pemerintah, perubahan ini atau e-health yang merupakan sebuah sistem
ditandai dengan ditinggalkannya pemerintahan informasi kesehatan terintegrasi yang dibangun dan
tradisional yang identik dengan paper-based dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya atas

2
gagasan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Puskesmas peneleh terletak pada pusat Pemerintahan
(http://dinkes.surabaya.go.id/) Kota Surabaya tepatnya di Surabaya Pusat. Menurut
Layanan electronic health (e-health) di Kota data statistik Kecamatan Genteng tahun 2015 yang
Surabaya ini di terapkan pada 62 Puskesmas di Kota didapat dari http://surabayakota.bps.go.id, Puskesmas
Surabaya dan 2 Rumah Sakit Umum Daerah milik Peneleh merupakan Puskesmas yang terbesar di
PemKot Surabaya yakni RSUD dr.M. Soewandhie Kecamatan Genteng dengan wilayah kerja meliputi 3
dan RSUD Bhakti Dharma Husada. Menurut salah kelurahan, yakni Kelurahan Peneleh, Kelurahan
satu Kabid Aplikasi dan Telematika Diskominfo Genteng, dan Kelurahan Kapasari. Selain itu
Surabaya Helfi Syarifuddin dalam berita online berdasarkan data kunjungan pasien di Puskesmas
http://jpnn.com mengatakan bahwa selain untuk yang berada di Surabaya Pusat, jumlah kunjungan
menghemat waktu antrian aplikasi e-health ini juga pasien di Puskesmas Peneleh dari tahun 2012-2014
bisa menunjukkan stok obat dan simulasi penggunaan selalu mengalami peningkatan.
obat, data pengunjung, sepuluh penyakit terbanyak di Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien di Puskesmas
sebuah Rumah sakit serta sepuluh pelayanan Surabaya Pusat Periode 2012-2014
terbanyak yang digunakan pasien. Nama Kunjungan Tahun
No
Menurut data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Puskesmas 2012 2013 2014
Kota Surabaya berupa leaflet tentang layanan e- Puskesmas dr. 4.557 3.023 39.266
1.
health, ada 10 Puskesmas yang dijadikan sebagai Soetomo
Puskesmas 11.26
percontohan dalam penerapan layanan e-health ini, 2. 5.781 27.842
Gundih 8
salah satunya adalah Puskesmas Peneleh. Menurut Puskesmas
data yang didapat dari wawancara dengan Bapak 3. 1.183 15.173 30.237
Kedungdoro
Fuad selaku pegawai Puskesmas Peneleh bagian IT, Puskesmas
4. 6.077 7.568 13.266
menurutnya ada beberapa alasan yang menjadikan Ketabang
Puskesmas Peneleh sebagai puskesmas percontohan Puskesmas
5. 9.186 9.483 25.288
e-health. Peneleh
“banyak sekali sebenarnya alasan atau Puskesmas
6. 5.987 7.818 25.797
Simolawang
pertimbangan dalam penentuan 10
Puskesmas
puskesmas untuk dijadikan percontohan 7. 4.279 2.471 37.013
Tambakrejo
program –e-health ini. Kalau untuk Puskesmas
Puskesmas Peneleh ini sendiri, kami 8. 3.458 3.569 38.495
Tembok dukuh
memandang puskesmas tersebut mempunyai Sumber: data diolah dari profil kesehatan Kota
banyak inovasi dalam hal pelayanan Surabaya (2015)
kesehatan kepada masyarakat, inovasi Berdasarkan tabel 1.1 ada 8 Puskesmas yang
pelayanan tersebut dapat dilihat langsung ke berada di Surabaya Pusat. Namun hanya 2 Puskesmas
Puksemasnya ya mbak nanti. Setiap bulan yang dijadikan sebagai pusat percontohan untuk
kita juga mengadakan audit atau penilaian program e-health yakni Puskesmas Peneleh dan
untuk setiap Puskesmas di Surabaya, jadi Puskesmas Ketabang. Dari 2 Puskesmas tersebut,
kita dapat melihat kinerja dari masing- Puskesmas Peneleh memperoleh jumlah pengunjung
masing puskesmas tersebut. Untuk terbanyak dibandingkan dengan Puskesmas
Puskesmas Peneleh ini, termasuk salah satu Ketabang, serta jumlah kunjungan pasien yang setiap
puskesmas yang mempunyai kinerja yang tahunnya juga selalu mengalami peningkatan. Jika
baik, penilaian kinerja tersebut dapat dilihat diperhatikan lagi, peningkatan paling besar terjadi
dari kedisiplinan dalam hal administrasi pada tahun 2014. Dimana peningkatan yang terjadi
pelaporan kerja dari Puskesmas ke Dinkes. hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Pada
Kemudian Alasan lainnya yang tahun 2014 juga awal di terapkannya e-health di
bersangkutan dengan penerapan IT, Puskesmas Peneleh tersebut.
Puskesmas Peneleh merupakan puskesmas Sejalan dengan yang disampaikan oleh Bapak
yang berhasil dengan baik dalam SIMPUS Fuad dari Puskesmas Peneleh, berdasarkan hasil
trail. Untuk itu, kami memasukkan peneleh wawancara dengan pihak Dinas Kesehatan Kota
dalam 10 puskemas percontohan dalam Surabaya yakni Ibu Prapti bagian penyusunan
program e-health ini.” (wawancara tanggal program juga mengatakan bahwa:
28 Maret 2016 pukul 10.00 WIB) “Saat ini seluruh Puskesmas di Surabaya telah
tercakup pemanfaatan e-health. Pada saat penerapan

3
awal e-health dilakukan pemilihan 10 (sepuluh) di Kota Surabaya. Penentuan fokus penelitian
puskesmas sebagai pilot project dengan kriteria: dimaksudkan untuk memperjelas ruang lingkup
mewakili salah satu dari 5 wilayah Puskesmas, pembahasan penelitian, sehingga terhindar dan tidak
memiliki computer untuk operasional minimal 10, terjebak oleh pengumpulan data pada bidang yang
kunjungan pasien cukup tinggi, memiliki inovasi terlalu luas dan kurang relevan dengan tujuan
selain pelayanan kesehatan dasar, puskesmas peneleh penelitian. Fokus penelitian ini yaitu melihat
memiliki layanan inovatif sebagai puskesmas dengan bagaimana Penerapan e-Health di Puskesmas Peneleh
layanan poli lansia, dan posyandu remaja.” Kecamatan Genteng Kota Surabaya dengan
Sebagai Puskesmas Percontohan untuk program menganalisis pada elemen sukses manajemen e-
e-health tentunya berdasarkan hasil wawancara government Indrajit (2006: 61-67) yaitu lingkungan
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa Puskesmas politik, kepemimpinan, perencanaan, pihak yang
Peneleh ini dipandang telah mampu menerapkan berkepentingan, sumber dana, transparansi, teknologi
program layanan e-health ini dengan baik dan bisa dan inovasi. Subyek penelitian yang dimaksud dalam
dijadikan acuan oleh puskesmas lainnya dalam kegiatan penelitian ini adalah aparatur dan
penerapan layanan e-health tersebut. Namun masyarakat yang terkait langsung dengan layanan e-
berdasarkan hasil dari observasi awal yang dilakukan Health ini. Teknik purposive sampling digunakan
oleh peneliti pada tanggal 18 Januari 2016 diketahui dalam penentuan jumlah informan penelitian.
bahwa mesin e-kios yang digunakan untuk Informan dalam penelitian ini terdiri dari
mengakses layanan e-health tersebut hanya 1. Ibu Prapti Bagian Penyusunan Program di
dioperasikan oleh petugas puskesmas. Jadi bukan Dinas Kesehatan Kota Surabaya
diakses oleh masyarakat secara langsung. Mesin 2. Ibu drg. Sri Kadarwati Kepala Puskesmas
tersebut hanya berfungsi untuk print out nomor Peneleh.
antrian. Untuk alur pelayanan yang diberikan masih 3. Bapak Nurul Fuad Bagian IT di Puskesmas
menggunakan alur manual. Selain itu, sistem Peneleh
pendaftaran di loket juga di lakukan secara manual, 4. Madaniah, Rizal, Bapak Arifin Ilham, Bapak
jadi pasien harus menunggu di loket pendaftaran Subagyo, Ibu Aminah dan Hj. Sri, Ibu
setelah itu harus menunggu lagi untuk verifikasi data Hindun, masyarakat pengguna layanan e-
baru kemudian bisa dibawa ke poli. Jadi, layanan e- Health di Puskesmas Peneleh Kecamatan
health tersebut tidak dimanfaatkan oleh Puskesmas Genteng Kota Surabaya.
Peneleh secara optimal. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini
Dari paparan diatas, maka peneliti tertarik untuk menggunakan 2 (dua) jenis data yang dapat
melihat dan menggambarkan layanan e-health yang digolongkan sebagai berikut:
ada di Surabaya. Terutama layanan e-health yang ada 1. Data Primer
di Puskesmas Peneleh. Lokasi penelitian ini dipilih Data primer yaitu data yang diperoleh dari
oleh penulis karena Puskesmas Peneleh merupakan lokasi penelitian atau data yang bersumber atau
salah satu Puskesmas percontohan e-health di berasal dari informan yang berkaitan dengan
Surabaya. Selain itu, karena letak Kelurahan Peneleh variabel pelaksanaan program e-Health. Dalam
yang berada di Surabaya Pusat, membuat puskesmas hal ini, data primer didapatkan dari wawancara
peneleh menjadi perhatian tersendiri karena berada di dengan pihak Dinas Kesehatan dan Dinas
pusat kota Surabaya. Komunikasi dan Informatika Surabaya
(Dinkominfo) yang terkait dengan program e-
METODE Health, selain itu petugas-petugas Puskesmas
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian Peneleh sebagai pelaksana program e-Health.
ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Dan juga pasien pengguna layanan kesehatan di
kualitatif. Lokasi penelitian Penelitian ini Puskesmas Peneleh Kelurahan Peneleh
dilaksanakan di Puskesmas Peneleh Kecamatan Kecamatan Genteng sebagai target grup atau
Genteng Kota Surabaya mengingat Puskesmas ini kelompok sasaran dari program e-Health
merupakan salah satu puskesmas yang ada di pusat tersebut.
kota Surabaya yang ikut tergabung dalam program e- 1. Data Sekunder
Health yang dilaksanakan oleh pemerintah kota Data sekunder yaitu data pelengkap yang
Surabaya. dan juga sebagai salah satu dari 10 diperoleh dari laporan-laporan, dokumen, buku
Puskesmas percontohan dalam pelakasanaan e-Health teks, yang ada baik pada instansi Dinas

4
Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Komunikasi untuk mengurangi waktu antrian di bagian
dan Informatika Surabaya, Puskesmas Peneleh di pendaftaran, yakni dengan melakukan pendaftaran
Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng maupun melalui scan e-KTP. Selain itu untuk mempermudah
pada perpustakaan yang berhubungan dengan rujukan dengan adanya resume medik yang
masalah penelitian yang dibahas. terintegrasi dengan Rumah Sakit PemKot Surabaya
Menurut Sugiyono (2011:201) teknik yakni RSUD dr. M. Soewandhie dan RSUD Bhakti
pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat agar Dharma Husada. Dari kemudahan yang diberikan
didapat data yang valid dan reliabel. Untuk itu, dalam tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas
penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa teknik pelayanan kesehatan pemerintah kepada masyarakat
agar diperoleh data yang lengkap dan objektif, Surabaya.
diantaranya : wawancara, observasi, dan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
dokumentasi. Analisis data merupakan kegiatan yang bahwa layanan e-health merupakan program yang
dilakukan setelah data dari responden berorientasi pelayanan kepada masyarakat dibidang
terkumpul.Menurut Miles dan Huberman (1992:20), administrasi kesehatan. Adapun dasar hukum yang
analisis data kualitatif melalui beberapa tahap dipakai dalam penerapan dari layanan e-health ini
diantaranya, pengumpulan data, reduksi data, mengacu pada Peraturan Walikota Surabaya No. 5
penyajian data, dan menarik kesimpulan atau Tahun 2013 tentang Pedoman Pemanfaatan
verifikasi. Teknologi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Layanan e-health adalah salah satu proyek
Penerapan electronic government (e-gov) Pemerintah Kota Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota
merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Surabaya dalam bentuk e-government. Pelaksana
pemerintah dengan memanfaatkan sistem elektronik, program layanan e-health paling atas adalah Dinas
termasuk didalamnya penggunaan IT dan internet Kesehatan Kota Surabaya dan pelaksana yang paling
yang bertujuan untuk memudahkan kinerja pegawai bawah adalah puskesmas. Salah satu puskesmas yang
di pemerintahan, serta untuk meningkatkan pelayanan menerapkan layanan e-health adalah Puskesmas
pemerintah kepada masyarakat sebagai sasaran Peneleh yang berada di Kecamatan Genteng Kota
utamanya. Surabaya.Tujuan dari penerapan e-health ini adalah
Surabaya merupakan salah satu kota yang untuk mengurangi waktu antrian pasien di bagian
terkenal dengan beragam inovasinya di bidang e- pelayanan administrasi kesehatan dengan cara
government. Hampir di setiap bidang pemerintahan di mempermudah proses pelayanan pendaftaran bagi
Kota Surabaya sudah menggunakan pelayanan pasien di faskes pertama maupun faskes lanjutan.
berbasis e-government, salah satunya di bidang Untuk mengetahui bagaimana penerapan layanan e-
kesehatan. Dalam memberikan pelayanan di bidang health di Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng
kesehatan, Pemerintah Kota Surabaya bersama Kota Surabaya maka peneliti menganalisis pada
dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya terus elemen sukses manajemen e-government yang
berbenah diri, yakni dengan menciptakan ide dikemukakan oleh Indrajit.
pelayanan melalui aplikasi pendaftaran online yang Menurut Indrajit terdapat delapan elemen sukses
diberi nama e-health. manajemen proyek e-government yang dapat
E-health yang merupakan kependekan dari mempengaruhi keberhasilan dari peneraoan layanan
electronic health ini merupakan aplikasi yang di e-government antara lain:
gagas oleh Pemerintah Kota Surabaya kemudian 1. Lingkungan Politik
dicetuskan bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Adapun dasar hukum yang digunakan dalam
Surabaya. Aplikasi e-health ini diwadahi dalam penerapan e-health di Puskesmas Peneleh adalah
sebuah mesin yakni e-kios. Mesin e-kios ini Peraturan Walikota Surabaya Peraturan Walikota No.
berbentuk seperti anjungan yang dilengkapi dengan 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pemanfaatan
monitor layar sentuh, keyboard, mouse, RFID atau Teknologi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan
scanner e-KTP serta printer untuk print out nomor Pemerintah Daerah. Berbeda dengan proyek e-
antrian. E-kios ini disediakan di setiap Puskesmas government Pemerintah Surabaya lainnya seperti e-
yang ada di Kota Surabaya. E-health merupakan Procurement yang lebih dulu diterapkan di Surabaya
aplikasi pendaftaran dan pembuatan rujukan pasien yang sudah mempunyai dasar hukum tersendiri, serta
secara online. Adapun tujuan dari e-health adalah mempunyai petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

5
yang jelas. Penerapan layanan e-health masih belum dengan IT, maka proses pengelolaan sepenuhnya
mempunyai dasar hukum tersendiri, jadi dalam diserahkan kepada staff IT
penerapannya layanan e-health ini masih belum Hal ini berarti elemen kepemimipinan dalam
mempunyai petunjuk teknis, maupun petunjuk proses penerapan e-health di Puskesmas Peneleh
pelaksanaannya secara detail. telah terpenuhi, meskipun kurang maksimal.
Layanan e-health merupakan salah satu proyek e- Dikarenakan sikap kepemimpinan yang ditunjukkan
government yang bersifat Top Down Project (TDP), hanya berasal dari satu orang saja. Hal ini dibuktikan
karena proyek e-health ini berasal dari lingkungan dengan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan
eksekutif yakni Pemerintah Kota Surabaya yang dengan e-health yang dipimpin langsung oleh Staff
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya IT. Sedangkan untuk sikap kepemimpinan dari
yang kemudian diterapkan ke tingkat paling bawah penanggungjawab yang sudah dibentuk pada setiap
yakni Puskesmas. Proyek e-government dengan tipe poli kurang terlihat.
seperti ini tentunya mendapat dukungan penuh dari 3. Perencanaan
pemerintah eksekutif. hal tersebut dapat kita lihat dari Dalam penerapan awal layanan e-health,
pendanaan proyek e-health yang sepenuhnya berasal Puskesmas Peneleh melakukan beberapa
dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang bersumber perencanaan. Perencaan tersebut dimaksudkan untuk
dari APBD Kota Surabaya. Dana tersebut digunakan mencari beberapa langkah yang diperlukan untuk
untuk pengadaan e-kios di setiap puskesmas di lebih mengenalkan layanan e-health ini kepada
Surabaya, untuk pembuatan aplikasi database online, masyarakat atau pasien yang berobat ke Puskesmas
untuk pemasangan jaringan dll. Selain itu, dukungan Peneleh pada khususnya. Selain itu perencanaan
penuh dari pemerintah kota Surabaya terhadap tersebut juga dilakukan untuk mempersiapkan para
layanan e-health dapat kita lihat dari pengadaan e- staff dan pegawai di Puskesmas Peneleh agar mau
kios yang sudah merata di setiap Puskesmas Surabaya dan mampu mengoperasikan layanan e-health
hanya dalam waktu kurang dari dua tahun sejak awal tersebut.
penerapan layanan ini. Persiapan yang dilakukan oleh Puskesmas
Pada elemen lingkungan politik ini dapat Peneleh diantaranya adalah diadakannya pelatihan
diketahui bahwa lingkungan politik pada saat bagi para pegawai kurang lebih satu minggu sebelum
penerapan layanan e-health sangat kondusif. Selain e-health ini dilaksanakan di puskesmas tersebut.
karena proyek ini berasal dari pihak eksekutif Tidak hanya sebatas pelatihan singkat saja, staff IT
sehingga tidak terjadi kendala pendanaan atau juga melakukan pendampingan secara berkala untuk
kendala yang berarti lainnya, proyek e-health ini juga memantau proses e-health yang sedang berjalan.
mendapatkan dukungan penuh dari pelaksana tingkat Tidak hanya itu, staff IT juga berperan
bawah. menyampaikan informasi terkait penerapan e-health
2. Kepemimpinan kepada para pegawai melalui rapat singkat rutin atau
Dalam penerapannya di Puskesmas Peneleh, mini lock. Sedangkan untuk masyarakat atau pasien
elemen kepemimpinan ini terlihat sangat menonjol yang berobat di Puskesmas Peneleh pihak puskesmas
dibandingkan dengan elemen lainnya. Hal ini melakukan pembelajaran cara pengoperasian e-kios
dikarenakan dalam penerapan layanan e-health di untuk pendaftaran secara online.
Puskesmas Peneleh untuk pengelola database utama Namun berdasarkan dari hasil cross check
e-health hanya satu orang yakni staff IT di Puskesmas kepada masyarakat terkait pembelajaran pendaftaran
Peneleh Bapak Nurul Fuad. Selain bertugas untuk online melalui aplikasi e-health yang disediakan di
mengelola database, staff IT Puskesmas Peneleh juga dalam e-kios yang dilakukan oleh pihak puskesmas.
bertugas melakukan pendampingan bagi petugas poli Banyak masyarakat yang masih belum menerima
untuk pengoperasian database di setiap poli serta pembelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan banyak
bertugas menangani kendala jaringan yang sering masyarakat atau pasien Puskesmas Peneleh yang
terjadi saat pengoperasian layanan e-health ini. tidak bisa mengoperasikan e-kios bahkan sebagian
Sedangkan untuk peran serta dan tanggung jawab dari besar pasien yang datang berobat tidak mengetahui
Kepala Puskesmas Peneleh dalam proses penerapan tentang layanan e-health yang sedang diterapkan di
layanan e-health sedikit kurang terlihat. Karena Puskesmas Peneleh. Dari sini kita bisa mengetahui
Kepala Puskesmas Peneleh tidak bersentuhan bahwa pembelajaran yang dilakukan pihak puskesmas
langsung dengan layanan e-health. Hal ini kepada masyarakat sudah berjalan namun
dikarenakan layanan ini sangat berhubungan erat

6
pembelajaran ini agaknya kurang diterapkan secara dalam proses penerapan layanan e-health terutama
berkelanjutan. pegawai di Puskesmas Peneleh kurang bisa
Hal ini berarti elemen perencanaan dalam proses mengoptimalkan peran mereka masing-masing.
penerapan layanan e-health yang ada di Puskesmas 5. Transparansi
Peneleh tidak berjalan secara maksimal. Karena Berkaitan dengan transparansi dalam penerapan
berdasarkan pernyataan dari pihak puskesmas peneleh layanan e-health di Puskesmas Peneleh, Dinkes Kota
semua pegawai dilibatkan dalam proses perencanaan, Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk
namun pada kenyataannya di lapangan pegawai menyebarluaskan informasi tentang layanan e-health
Puskesmas Peneleh tidak terlibat aktif dalam proses tersebut, diantaranya melalui pemasangan baliho
pembelajaran pendaftaran online kepada pasien yang sebagai upaya pengenalan e-health kepada
berkunjung. masyarakat, pembagian leflet dll. Bukan hanya
4. Pihak yang berkepentingan transparansi kepada masyarakat, Dinkes Kota
Pihak-pihak yang dianggap sebagai stakeholder Surabaya juga membuka akses bagi para user
utama dalam proyek e-health yang diterapkan di database e-health ditingkat paling bawah dengan
Puskesmas Peneleh ini antara lain Dinas Kesehatan menciptakan forum sebagai sarana komunikasi untuk
Kota Surabaya, Kepala Puskesmas Peneleh, staff IT, koordinasi untuk menmpung ide dan keluhan-keluhan
serta penanggung jawab di setiap poli di Puskesmas dalam penggunaan aplikasi tersebut.
Peneleh. Dinas Kesehatan Kota Surabaya merupakan Meskipun berdasarkan dari hasil wawancara
stakeholders tertinggi dalam proses penerapan dengan para pelaksana yang menyatakan bahwa
layanan e-health di Puskesmas Peneleh ini. Adapun mereka telah melaksanakan tugasnya untuk
peran dari Dinkes Kota Surabaya ini adalah sebagai menyebarluaskan informasi tentang layanan e-health
penyedia sumber dana utama dalam penerapan kepada masyarakat sebagai salah satu upaya
layanan tersebut. Selain itu, Dinkes Kota Surabaya transparansi. Namun sebagian besar masyarakat
juga ikut andil dalam perawatan e-kios dan kontrol terutama pasien yang berobat di Puskesmas Peneleh
terhadap aplikasi e-health ini, seperti ketika terjadi mengaku belum pernah mendapatkan pembelajaran
kendala sistem atau kendala teknis pada mesin e-kios. bahkan penyuluhan tentang layanan e-health yang
Selain itu, pihak Dinkes juga melalukan rapat sedang diterapkan ini. Selain itu berdasaran hasil
minimal satu bulan sekali untuk mengevaluasi obeservasi yang dilakukan di Puskesmas Peneleh
penerapan layanan e-health di setiap puskesmas. tidak terdapat satupun atribut sosialisasi tentang e-
Untuk peran serta dari Kepala Puskesmas health yang terpasang di puskesmas tersebut.
Peneleh dalam rangka penerapan layanan e-health, Puskesmas Peneleh tidak memperkenalkan fungsi
kurang bisa dilihat. Meskipun kepala puskesmas dari e-kios yang membawahi aplikasi e-health kepada
bertanggung jawab terhadap semua pencatatan masyarakat. Puskesmas peneleh hanya memasang
melalui e-health ini, namun kepala puskesmas tidak pemberitahuan bahwa nomor antrian diambil di kios.
terlibat aktif dalam proses layanan tersebut. Peran Tapi sebagian besar pasien yang berkunjung tidak
aktif dalam penerapan layanan e-health justru terlihat mengerti cara penggunaan mesin e-kios tersebut.
dari staff IT yang selalu bersentuhan langsung dengan karena pihak puskesmas peneleh tidak memasang
aplikasi e-health ini. Staff IT selalu memantau sejauh informasi tentang tata cara penggunaan ataupun alur
mana proses pelaporan melalui aplikasi e-health serta pelayanan melalui e-health.
memantau apabila sewaktu-waktu terjadi kendala Nomor antrian pasien yang seharusnya diperoleh
teknis dalam proses penerapan layanan e-health setelah pasien melakukan pendaftaran online melalui
tersebut. e-health yang ada di dalam e-kios, namun pasien
Sedangkan untuk masyarakat atau pasien yang hanya mengambil nomor antrian yang sudah
berobat di Puskesmas Peneleh kurang bisa merasakan disediakan sebelumnya oleh petugas puskesmas.
manfaat dari layanan e-health ini, dikarenakan Dengan kata lain mesin e-kios tersebut hanya
kurangnya peran serta dari pegawai puskesmas yang dioperasikan oleh petugas puskesmas untuk print out
lainnya dalam memberikan informasi ataupun nomor antrian pasien. Mesin e-kios tidak digunakan
pembelajaran tentang tata cara penggunaan aplikasi e- sebagaimana tujuan awalnya yakni untuk pendaftaran
health yang ada di dalam e-kios. Berdasarkan dari pasien secara online.
data yang sudah dikumpulkan baik dari wawancara Pasien Puskesmas Peneleh seharusnya
maupun dari observasi dapat ditarik kesimpulan menggunakan alur pelayanan tersebut mengingat
bahwa stakeholders atau pihak yang berkepentingan bahwa puskesmas tersebut telah menerapkan layanan

7
e-health, namun dalam penerapannya dilapangan alur bisa dioperasikan. Diketahui juga bahwa pendaftaran
pendaftaran tersebut tidak dipasang dan tidak pasien online melalui layanan e-health hanya
diterapkan sebagaimana mestinya di Puskesmas berlangsung sampai pukul 10.00 WIB saja. Hal
Peneleh. Dari sini dapat diketahui bahwa Puskesmas tersebut dibenarkan oleh Pihak Puskesmas Peneleh
Peneleh tidak optimal dalam memberikan dan Dinkes Kota Surabaya, bahwa pendaftaran online
transparansi informasi terkait layanan e-health yang memang dibatasi sampai pukul 10.00 WIB hal
sedang diterapkan. tersebut untuk mengantisipasi penumpukan antrian
6. Sumber Dana antara pasien online dan pasien pendaftaran manual.
Terkait dengan sumber dana atau anggaran yang Selain itu ketika dilakukan pengecekan database e-
digunakan dalam penerapan proyek e-health di health yang dikelola oleh pihak Puskesmas Peneleh
Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng, diketahui diketahui bahwa data pendaftaran pasien yang dibuat
bahwa seluruh kegiatan proyek e-health didanai oleh secara online melalui website e-health tidak dapat
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Adapun sumber masuk ke dalam database e-health yang ada di
daya finansial yang dipakai oleh Dinkes Kota Puskesmas Peneleh. Bukan hanya itu, mesin e-kios
Surabaya untuk mendanai proyek e-health seluruhnya yang disediakan untuk pendaftaran online yang
bersumber dari APBD Kota Surabaya. Mengingat bertujuan untuk mengganti sistem pendaftaran
proyek e-health ini merupakan proyek yang bersifat manual dengan pendaftaran berbasis online dan
Top Down sehingga tidak sulit untuk mendapatkan terintegrasi ternyata tidak diterapkan di Puskesmas
anggaran dana untuk pendanaan proyek e-health Peneleh karena puskesmas tersebut masih melakukan
tersebut. input data pendaftaran pasien secara manual.
Terkait dengan pelaksanaannya di Puskesmas 8. Inovasi
Peneleh, semua kegiatan dalam penerapan layanan e- Puskesmas Peneleh merupakan pelaksana
health ini bersumber dari dana yang diberikan oleh layanan e-health ditingkat bawah dan bersentuhan
Dinkes Kota Surabaya. Anggaran tersebut langsung dengan penerima layanan. Dalam
dialokasikan untuk kegiatan pelatihan bagi pegawai menerapkan layanan e-health Puskesmas Peneleh
sebelum layanan e-health tersebut diterapkan, telah menciptakan beberapa inovasi guna mendukung
selanjutnya digunakan untuk kegiatan sosialisasi keberhasilan penerapan layanan e-health tersebut,
kepada warga masyarakat di wilayah kerja Puskesmas diantaranya adalah diadakannya pelatihan bagi para
Peneleh, selain itu anggaran tersebut juga digunakan pegawai Puskesmas Peneleh agar semua pegawai
untuk proses perawatan mesin e-kios, dan juga mampu mengoperasikan layanan e-health. Selain itu,
pendanaan biaya jaringan internet. Puskesmas Puskesmas Peneleh juga mengatakan bahwa pihaknya
Peneleh tidak menyediakan dana khusus dalam telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan
penerapan layanan e-health ini, karena semua juga memberikan pengajaran secara langsung tentang
kegiatan pelayanan melalui e-health telah didanai cara penggunaan mesin e-kios yang membawahi
oleh Pemkot Surabaya melalui Dinkes Kota layanan e-health.
Surabaya. Selain itu, apabila terjadi kendala pada Terkait dengan elemen inovasi ini, salah satu
mesin e-kios Puskesmas Peneleh cukup melakukan inovasi yang dilakukan oleh Puskesmas Peneleh
pengaduan ke Dinkes Kota Surabaya untuk adalah Pembelajaran secara langsung kepada
selanjutnya dilakukan pengecekan dan penanganan masyarakat, namun inovasi ini tidak berjalan efektif,
langsung oleh Dinkes Kota Surabaya. karena pembelajaran yang diberikan hanya ke
7. Teknologi beberapa masyarakat saja. Sedangkan masih banyak
Terkait penerapan teknologi dari layanan e- masyarakat yang berobat ke Puskesmas Peneleh
health yang ada di Puskesmas Peneleh diketahui mengaku belum pernah mendapatkan pembelajaran
bahwa mesin e-kios yang seharusnya dipergunakan tersebut. Selain itu berdasarkan dari hasil observasi
untuk pendaftaran online bagi pasien yang datang yang dilakukan diketahui bahwa tidak terdapat
berobat tidak dapat dipergunakan sebagaimana atribut-atribut sosialisasi sebagai wujud inovasi dalam
mestinya. Mesin e-kios merupakan mesin berupa penyebarluasan informasi tentang layanan e-health di
layar touchscreen dilengkapi dengan mesin RFID dan Puskesmas Peneleh. Karena kurangnya inovasi dari
printer. Namun dalam proses penerapannya di pihak puskesmas dalam mensosialisasikan layanan e-
Puskesmas Peneleh layar touchscreen tersebut sering health tersebut, banyak masyarakat pengguna layanan
mengalami error, disamping itu juga mesin RFID kesehatan di Puskesmas Peneleh yang masih belum
yang disediakan tidak pernah dipergunakan dan tidak mengetahui tentang layanan e-health ini.

8
PENUTUP dengan berbagai pernyataan dari masyarakat yang
Simpulan tidak mengetahui tentang layanan e-health maupun
Berdasarkan uraian dan analisa pada bab empat cara penggunaan layanan tersebut melalui e-kios yang
serta untuk menjawab dari rumusan masalah dalam disediakan di Puskesmas.
penelitian ini yakni penerapan e-health di Puskesmas Faktor yang tidak memperoleh kendala berarti
Peneleh Kecamatan Genteng Kota Surabaya, maka adalah faktor Sumber daya financial. Karena untuk
penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan e- proyek e-health ini sumber dana yang dialokasikan
health di Puskesmas Peneleh dapat dikatakan belum untuk penerapan proyek e-health ini seluruhnya
berhasil diterapkan secara optimal. Hal ini bersumber dari Dana APBD Kota Surabaya, yang
dikarenakan dari delapan elemen sukses proyek e- diberikan melalui Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
government yang dijadikan fokus penelitian ini Faktor yang terpenting dalam penerapan layanan
hampir seluruhnya belum terpenuhi secara maksimal. e-health adalah faktor teknologi. Diketahui bahwa
didapat kesimpulan bahwa dukungan dari dalam penerapannya di Puskesmas Peneleh teknologi
lingkungan politik dalam penerapan layanan e-health yang sudah diberikan oleh Dinkes Kota Surabaya
ini sangat besar, mengingat bahwa layanan e-health berupa e-kios, database e-health atau SIMPUS yang
ini salah satu proyek e-government yang bersifat Top terbaru tidak dimanfaatkan sebagaimana tujuan
Down Project (TDP) sehingga dalam penerapannya awalnya. Layar touchscreen pada E-kios yang ada di
tidak terjadi banyak kendala atau pertentangan dari Puskesmas peneleh sering mengalami eror, RFID
pihak pemerintah eksekutif. Namun untuk faktor untuk scan e-KTP juga tidak bisa dipergunakan.
kedua yakni faktor kepemimpinan, Dalam penerapan Selain itu data pendaftaran yang dimasukkan secara
layanan e-health di Puskesmas Peneleh, ini terlihat online melalui website e-health tidak bisa masuk
menonjol pada satu pegawai saja yakni staff IT di kedalam database e-health yang ada di Puskesmas
Puskesmas Peneleh. Dengan kata lain, ujung tombak Peneleh. Sedangkan untuk elemen terakhir yang tidak
dari layanan e-health dan pengelolaan layanan ini kalah penting adalah inovasi yang diberikan oleh
terletak pada staff IT tersebut. pihak Puskesmas Peneleh dalam upaya penerapan
Selanjutnya yakni faktor perencanaan yang layanan e-health. Diperoleh kesimpulan bahwa
dilakukan oleh Puskesmas peneleh tidak berjalan pegawai di Puskesmas Peneleh kurang bisa
dengan optimal, hal ini terlihat dari perencanaan menciptakan inovasi dalam pengenalan layanan e-
pemberian pembelajaran kepada masyarakat tentang health kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak
cara penggunaan layanan e-health yang tidak bisa bisa memanfaatkan layanan e-health yang seharusnya
berjalan secara berkelanjutan. Hal ini menyebabkan diberikan oleh Puskesmas Peneleh.
banyak masyarakat pengguna layanan kesehatan di Banyak sekali faktor yang menjadi kendala
Puskesmas Peneleh yang tidak mengetahui informasi ataupun menjadi penghambat selama proses
tentang layanan e-health ini. Faktor keempat yang penerapan layanan e-health di Puskesmas Peneleh.
juga ikut menentukan keberhasilan dari layanan e- Sebagian besar kendala terjadi pada faktor teknologi
health adalah peran dari para pihak pelaksana atau yang tidak dipergunakan sebagaimana tujuan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam proyek ini. awalnya. Selain itu, tidak adanya kemauan dari para
Diketahui bahwa pihak-pihak yang berkepentingan pegawai Puskesmas Peneleh untuk konsisten
dalam proyek ini telah melaksanakan peran mereka menerapkan layanan e-health ini. Hal ini dibuktikan
masing-masing. Namun pihak Puskesmas Peneleh dengan digunakannya mesin e-kios hanya sebagai
sebagai pelaksana inti dalam layanan e-health ini print out nomor antrian, dan proses pendaftaran
kurang mengoptimalkan perannya, sehingga pihak pasien di Puskesmas Peneleh sepenuhnya masih
masyarakat sebagai pihak yang berkepentingan dalam dilakukan secara manual.
memperoleh pelayanan tidak bisa memanfaatkan
layanan e-health tersebut dengan sebagaimana Saran
mestinya. Mencermati penerapan layanan e-health di
Sedangkan untuk transparansi yang diberikan Puskesmas Peneleh Kecamatan Genteng Kota
oleh pihak Puskesmas Peneleh, dalam rangka Surabaya, ada beberapa saran yang dapat diberikan
penerapan layanan e-health sangatlah kurang. Hal ini untuk lebih mematangkan penerapannya sehingga
terbukti dari tidak adanya satupun atribut sosialisasi berjalan secara optimal. Yang pertama yang harus
yang menjelaskan tentang layanan e-health yang dilakukan adalah pemberian sosialisasi secara
sedang diterapkan. Selain itu, hal ini juga diperkuat berkesinambungan kepada masyarakat pengguna

9
layanan kesehatan di Puskesmas Peneleh. Pihak http://surabayakota.bps.go.id/index.php/publikasi/ind
Puskesmas Peneleh diharapkan lebih inovatif dalam ex?Publikasi%5BtahunJudul%5D=&Publika
memberikan sosialisasi tentang layanan e-health agar si%5BKataKunci%5D=kecamatan+genteng
&yt0=Tampilkan diakses pada tanggal 25
masyaraka lebih mengenal layanan ini. Seperti
April 2016 Pukul 09.15 WIB
misalnya, disedakan brosur tentang layanan e-health,
pemasangan alur pendaftaran melalui e-health, Poster http://dinkes.surabaya.go.id diakses pada tanggal 25
tentang e-health serta pemasangan cara penggunaan April 2016 Pukul 10.00 WIB
e-kios. Kedua, seluruh pegawai Puskesmas Peneleh Inpres No. 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
harus ikut berperan aktif dan konsisten dalam Strategi Nasional Pengembangan e-
menerapkan layanan e-health. Apabila terjadi kendala government
dengan sistem yang ada seharusnya Puskesmas Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Peneleh segera melakukan pengaduan ke Dinas Negara (MENPAN) No. 63/2003 Tentang
Kesehatan Kota Surabaya, agar segera dilakukan Pedoman Umum Penyelenggaraan
tindakan oleh Dinkes Kota Surabaya. Ketiga, Pelayanan Publik
perbaikan sistem pengelolaan aplikasi e-health juga Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 H ayat
harus dibenahi, seperi halnya semua pegawai diikut (1) tentang Hak Asasi Manusia
sertakan secara aktif dalam pengelolaan aplikasi e- Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 34 ayat (3)
health. Kemudian Pembangunan sumber daya tentang Tanggung Jawab Pemerintah
manusia yang lebih berkualitas juga dapat dilakukan terhadap Penyedian Fasilitas Pelayanan
dengan pembelajaran IT secara berkelanjutan. Dan Kesehatan.
yang terakhir yang tidak kalah penting adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang
pemeliharaan sarana aplikasi e-health itu sendiri. Pelayanan Publik
Pemeliharaan ini juga penting dilakukan untuk Peraturan Walikota Surabaya No.5 Tahun 2013
menjaga keberlanjutan pemakaian sistem aplikasi e- tentang Pedoman Penggunaan Teknologi
health. Dengan begitu diharapkan agar masyarakat Informasi dan Komunikasi oleh Pemerintah
pengguna layanan kesehatan di Puskesmas Peneleh Daerah
segera bisa memanfaatkan layanan e-health tersebut
secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian
Kualitatif; Aktualialisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta:
Rajawali Pers
Indrajit, Richardus Eko. 2006. Electronic
Government, Strategi pembangunan dan
Pengembangan Sistem Pelayanan Publik
Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Sugiyono. 2011. “Penelitian Kualitatif”. Bandung:
Alfabeta.
Zericka, M. Dhenda. 2013. “Penerapan Electronic
Service Dalam Pengembangan Informasi di
Kabupaten Kutai Kertanegara”. E-Journal
Ilmu Komunikasi. Vol. 1 (1). Hal: 350-351
http://surabaya.go.id/berita/8230-penghargaan
diakses pada tanggal 25 April 2016 pukul
09.15 WIB
http://e-health.surabaya.go.id/pendaftaran diakses
pada tanggal 25 April 2016 Pukul 09.15
WIB

10

Anda mungkin juga menyukai