Anda di halaman 1dari 8

UJPH 4 (1) (2015)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PRAKTIK KADER


JUMANTIK DALAM PSN DBD DI KELURAHAN SAMPANGAN
SEMARANG

Nurul Rezania , Oktia Woro Kasmini Handayani

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan praktik
Diterima November 2014 kader jumantik dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan. Jenis penelitian ini adalah explanatory
Disetujui November 2014 research dengan menggunakan desain Cross sectional. Sampel berjumlah 49 kader jumantik tingkat
Dipublikasikan Januari RT di wilayah Kelurahan Sampangan yang diambil dengan teknik Total samples. Instrumen yang
2015 digunakan adalah kuesioner dan lembar pernyataan warga desa. Analisis data menggunakan uji
________________ Chi square dan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukan variabel yang berhubungan adalah lama
Keywords: tugas (p value =0,012). Variabel yang tidak berhubungan adalah umur (p value =0,665), tingkat
Karakteristik individu; pendidikan (p value=0,492), status pekerjaan (p value=0,287), pendapatan perkapita keluarga (p
kader jumantik; praktik value= 1,000), cara menjadi kader (p value=0,278), pelatihan (p value= 0,760), dan pengetahuan (p
PSN; DBD value=0,363). Saran yang diajukan adalah meningkatkan koordinasi dan pertemuan rutin dengan
____________________ kader jumantik agar tetap solid bagi puskesmas, memberikan reward atas kinerja jumantik bagi
Dinas Kesehatan.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to determine the relationship between the characteristics of individuals with
jumantik cadres practices in dengue PSN in the Sampangan Village. This research is explanatory research
using cross sectional design. Samples numbered 49 in the RT-level cadres jumantik Urban Village Sampangan
taken with samples Total Samples techniques. The instrument used was a questionnaire sheet and statement of
village resident. Data were analyzed using Chi square test and Fisher's exact test. The results showed that
variables relationship is long task (p value = 0.012). There were no relationship between variables age (p value
= 0.665), education level (p value = 0.492), employment status (p value = 0.287), per capita family income (p
value = 1), how to become a cadre of (p value = 0.278), training (p value = 0.760), and knowledge (p value =
0.363). Suggestions is to improve coordination and regular meetings with the cadre of jumantic for healthy
center, give reward for jumantic of cadre for healthy service.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: nurul_rezania@yahoo.com

31
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN

Penyakit DBD (Demam Berdarah berhasil secara keseluruhan, sehingga penyakit


Dengue) merupakan salah satu penyakit yang ini masih endemis di berbagai daerah.
dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat Salah satu upaya yang dianggap tepat
karena perjalanan penyakitnya yang cepat dan dalam pencegahan dan pemberantasan DBD
dapat menyebabkan kematian dalam waktu adalah melalui kegiatan Pemberantasan Sarang
yang singkat. Penyakit ini ditularkan ke Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti DBD). Dalam upaya PSN DBD, pemerintah
dan Aedes Albopictus (DepKes RI, 2010a: 1; memerlukan peran serta masyarakat. Untuk
Sucipto CD, 2011: 164). meningkatkan peran serta masyarakat dalam
Asia menempati urutan pertama dalam PSN DBD maka diperlukan adanya peran aktif
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. juru pemantau jentik (jumantik), yaitu
Sementara itu, sejak tahun 1968 - 2009, World kelompok kerja kegiatan pemberantasan
Health Organization (WHO) mencatat negara penyakit DBD di tingkat desa. Tugas dan
Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tanggung jawab seorang jumantik dalam PSN
tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, DBD adalah membuat rencana kunjungan
2010:1). rumah, PJR, penyuluhan PSN DBD, mencatat
Pada tahun 2012, Provinsi Jawa Tengah dan melaporkan hasil PJR, melakukan
masuk kedalam peringkat 3 besar dengan kasus pemantauan wilayah bersama supervisor.
DBD terbanyak di Indonesia. Sementara itu Kegiatan jumantik bertujuan untuk menurunkan
sejak tahun 2008-2013 Kota Semarang selalu angka kepadatan nyamuk penular demam
masuk peringkat 3 besar dengan angka tertinggi berdarah dengue (Aedes aegypti) dan jentiknya
kasus DBD untuk tingkat Jawa Tengah (Depkes dengan cara menggerakkan masyarakat dalam
RI, 2006: 1; Kemenkes RI, 2012:114;Laeis, PSN DBD, sehingga nantinya dapat menekan
2014). angka kesakitan DBD (Dinkes Prov Jateng,
Menurut laporan dari Dinas Kesehatan 2012: 29; DepKes RI, 2010b : 1; Perda Kota
Kota Semarang, pada tahun 2013, Kota Semarang No. 5 tahun 2010 tentang
Semarang mengalami peningkatan kasus DBD Pengendalian Penyakit Demam Berdarah
dari tahun sebelumnya, yaitu dari 1.250 kasus Dengue; Depkes RI, 2006: 3, 6).
(IR= 70,90/100.000 penduduk) meningkat Praktik pelaksanaan tugas dan tanggung
menjadi 2.364 kasus (IR = 134,09/100.000 jawab sebagai kader jumantik dalam PSN DBD
penduduk). Kecamatan Gajahmungkur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori
merupakan salah satu kecamatan di Semarang Lawrence Green dalam Notoatmojo S (2003)
yang memiliki kategori endemis (Wibisono, perilaku kesehatan (praktik) terbentuk
2014). berdasarkan 3 faktor, yaitu (1) faktor predisposing
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan yang terwujud dalam sikap, motivasi, serta
Kota Semarang, pada tahun 2013, Kecamatan beberapa karakteristik individu kader jumantik,
Gajahmungkur yang terdiri dari 8 kelurahan (2) faktor enabling yang terwujud dalam insentif ,
yaitu Kelurahan Sampangan, Bendan Ngisor, ketersediaan informasi, (3) faktor reinforcing
Bendan Duwur, Gajahmungkur, Lempongsari, yang terwujud dalam hal dukungan instansi dan
Petompon, Bendungan dan Karangrejo. keluarga dalam melaksanakan PSN DBD 3M
Kelurahan Sampangan menempati angka IR Plus. Pada penelitian ini faktor yang akan
tertinggi se Kecamatan Gajahmungkur sekaligus diteliti yaitu faktor predisposing yang difokuskan
tertinggi se Kota Semarang. Penyebab tingginya pada karakteristik individu, yaitu meliputi
angka kesakitan DBD salah satunya umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan,
dikarenakan upaya pencegahan dan pendapatan perkapita keluarga, lama tugas, cara
pemberantasan DBD di Indonesia belum pemilihan kader, pelatihan dan tingkat

32
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

pengetahuan. Beberapa hasil penelitian suatu pernyataan yang akan diisi oleh warga di
menyatakan beberapa karakteristik individu wilayah kerja kader jumantik RT bertugas,
merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja lembar ini berguna untuk membuktikan apakah
kader, namun beberapa hasil penelitian lain kader jumantik benar-benar melaksanakan tugas
menyatakan beberapa karakteristik tersebut PSN DBD di wilayahnya. Sebelum penelitian
tidak mempengaruhi kinerja kader. ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji
Berdasarkan dari hasil penelitian validitas kuesioner pada kader jumantik di
sebelumnya, maka pada penelitian ini penulis wilayah Kelurahan Lempongsari dengan 20
mengambil fokus penelitian mengenai responden. Pertanyaan yang dinyatakan valid
karakteristik individu. Alasan pemilihan fokus digunakan dalam penelitian, sedangkan
penelitian, karena dari penelitian sebelumnya pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan
menunjukkan bahwa pada faktor karakteristik dalam penelitian ini. Uji reliabilitas menyatakan
individu menunjukkan hasil yang bertentangan. kuesioner dinyatakan reliabel.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk Data yang telah dikumpulkan dianalisis
melakukan penelitian tentang praktik kader menggunakan teknik analisis univariat dan
jumantik yang dikaji dari karakteristik analisis bivariat kemudian diuji menggunakan
individunya, maka penulis mengambil judul uji Chi square, namun bila tidak memenuhi
penelitian “Hubungan Antara Karakteristik syarat maka menggunakan uji Fisher. Analisis
Individu dengan Praktik Kader Jumantik dalam univariat dilakukan untuk melihat faktor
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam karakteristik individu kader jumantik di
Berdarah Dengue (Studi Kasus di Kelurahan kelurahan Sampangan, dengan mengetahui
Sampangan Kecamatan Gajahmungkur distribusi frekuensi masing-masing variabel yang
Semarang Tahun 2013)”. diteliti, baik variabel independen maupun
variabel dependen, sehingga dapat diketahui
METODE deskripsi masing-masing variabel. Analisis
bivariat dilakukan untuk melihat hubungan
Jenis penelitian ini adalah penelitian antara dua variabel, yaitu antara variabel
Explanatory Research (penelitian penjelasan) independen dan variabel dependen. Variabel
dengan menggunakan rancangan penelitian cross independen yang diteliti adalah karakteristik
sectional. Penelitian dilakukan di wilayah individu yang meliputi: umur, tingkat
Kelurahan Sampangan Kecamatan pendidikan, status pekerjaan, pendapatan
Gajahmungkur Semarang, yang terdiri dari 7 perkapita keluarga, lama tugas, cara menjadi
RW dan 55 RT. Populasi dalam penelitian ini kader, pelatihan PSN DBD, dan pengetahuan
adalah seluruh kader jumantik tingkat RT di PSN DBD. Sedangkan variabel dependen
wilayah Kelurahan Sampangan yang berjumlah adalah praktik dalam PSN DBD.
55 orang. Sampel dalam penelitian adalah Data yang telah dikumpulkan dilakukan
semua kader jumantik RT di Kelurahan pengkategorian dengan memberi kode angka
Sampangan dan teknik yang digunakan dalam pada setiap variabel untuk memudahkan analisa
pengambilan sampelnya adalah Total Sampling. data. Untuk variabel independen terdiri dari 8
Dari 55 sampel terdapat 49 kader yang diteliti, 2 subvariabel, antara lain: variabel umur diberi
kader tidak berada di lokasi penelitian dan 4 skor 1 bila umur kurang dari 35 tahun (≤ 35)
kader tidak bersedia untuk diwawancarai. dan diberi skor 0 bila umur lebih dari 35 tahun
Pengumpulan data dilakukan melalui (>35); untuk variabel tingkat pendidikan diberi
wawancara terpimpin dengan menggunakan skor 1 bila lulus SMA atau lebih (≥SMA), dan
alat bantu kuesioner dan lembar pernyataan diberi skor 0 bila berpendidikan kurang dari
warga. Kuesioner digunakan untuk mengukur SMA; untuk status pekerjaan diberi skor 1 bila
karakteristik individu dan praktik kader, menjawab “Tidak” memiliki pekerjaan, dan
sedangkan lembar pernyataan warga merupakan diberi skor 0 bila menjawab “Ya” memiliki

33
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

pekerjaan; untuk pendapatan perkapita keluarga jumantik memiliki pengetahuan baik tentang
diberi skor 1 bila memiliki pendapatan perkapita PSN DBD dengan persentase 89,80%. Untuk
lebih dari Rp.271.626, dan diberi skor 0 bila praktik PSN DBD sebagian besar jumantik
memiliki pendapatan perkapita kurang dari memiliki praktik baik dengan persentase
Rp.271.626; untuk lama tugas diberi skor 1 bila 61,22%. Hasil analisis univariat dapat dilihat
memiliki lama tugas lebih dari 5 tahun, dan pada Tabel 1.
diberi skor 0 bila memiliki lama tugas kurang
dari 5 tahun; untuk cara menjadi kader diberi Analisis Bivariat
skor 1 bila menjawab “atas kemauan sendiri”
dan diberi skor 0 bila “dipilih”; pelatihan PSN Analisis bivariat ini menggunakan uji Chi
DBD diberi skor 1 bila “pernah”mengikuti Square, namun bila tidak memenuhi syarat
pelatihan dan diberi skor 0 bila “tidak pernah” menggunakan uji Fisher. Uji Chi square dan
mengikuti pelatihan; tingkat pengetahuan diberi Fisher dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
skor 1 bila jawaban benar, dan diberi skor 0 bila hubungan variabel dependen dengan variabel
jawaban salah. Sedangkan variabel dependen independen. Berdasarkan hasil analisis bivariat
yaitu praktik PSN DBD terdiri dari 3 kategori variabel yang berhubungan dengan praktik
penilaian yaitu diberi skor 2 bila menjawab kader jumantik dalam PSN DBD adalah
“selalu”, skor 1 bila menjawab “ kadang- variabel lama tugas karena nilai p value < 0,05.
kadang”, dan skor 0 bila menjawab “tidak Variabel yang tidak berhubungan dengan
pernah”. praktik kader jumantik dalam PSN DBD adalah
umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan,
HASIL DAN PEMBAHASAN pendapatan perkapita, cara menjadi kader,
pelatihan PSN DBD, dan pengetahuan PSN
Analisis Univariat DBD. Tabel 2 menunjukkan hasil uji Chi square
dan Fisher.
Deskripsi variabel meliputi umur, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, pendapatan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
perkapita lama tugas, cara menjadi kader, Individu dan Praktik Kader Jumantik
pelatihan PSN DBD, pengetahuan PSN DBD Karakteristik Kategori Jumlah
dan praktik PSN DBD. Berdasarkan hasil ≤ 35 tahun 6
Umur
univariat sebagian besar jumantik memiliki >35 tahun 43
umur lebih dari 35 tahun dengan persentase < SMA 11
87,76% . Untuk tingkat pendidikan sebagian T.Pendidikan
≥ SMA 38
besar jumantik memiliki tingkat pendidikan Status Bekerja 16
tamat SMA atau lebih dengan persentase Pekerjaan Tdk bekerja 33
77,55%. Untuk status pekerjaan sebagian besar ≤ 271.626 9
jumantik berstatus tidak bekerja dengan Pendapatan
> 271.626 40
persentase 67,35%. Untuk pendapatan perkapita
≤ 5 tahun 32
sebagian besar jumantik memiliki pendapatan Lama Tugas
>5 tahun 17
lebih dari Rp.271.626 dengan persentase
Dipilih 39
81,63%. Untuk lama tugas sebagian besar Cara Menjadi
Kemauan
jumantik memiliki lama tugas kurang dari 5 Kader 10
sendiri
tahun dengan persentase 63,30%. Untuk cara
Pernah 36
menjadi kader sebagian besar jumantik Pelatihan
Tidak
berkategori “dipilih” dengan persentase 79,60%. PSN 13
Pernah
Untuk pelatihan PSN DBD sebagian jumantik
Baik 44
pernah mengikuti pelatihan dengan persentase Pengetahuan
73,47%. Untuk Pengetahuan sebagian besar Buruk 5

34
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

Praktik PSN Baik 30 Meskipun secara statistik memperlihatkan


DBD Buruk 19 bahwa kader jumantik yang berada pada
kelompok umur lebih dari 35 tahun lebih baik
kinerjanya dibandingkan dengan kader yang
Tabel 2. Hasil Uji varibel karakteristik individu berada pada umur kurang dari 35 tahun.
kader jumantik dengan praktik PSN DBD di Penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian
Kelurahan Sampangan Kecamatan RI Bay (2012) yang menyatakan bahwa tidak
Gajahmungkur ada hubungan antara umur dengan kinerja
jumantik.
Karakteristik Praktik PSN DBD
Individu Tingkat Pendidikan
Umur p value = 0,665 (p value
> 0,05) Berdasarkan hasil analisis bivariat antara
Tingkat Pendidikan p value = 1,000 (p value tingkat pendidikan dengan praktik kader
> 0,05) jumantik dalam PSN DBD didapatkan bahwa
Status Pekerjaan p value = 0,660 (p value dari 11 orang yang berada pada kelompok kader
> 0,05) berpendidikan kurang dari SMA terdapat 7
Pendapatan p value = 0,451 (p value orang (63,6%) dengan praktik baik, sedangkan
perkapita > 0,05) dari 38 orang yang berada pada kelompok kader
Lama tugas p value = 0,012 (p value yang berpendidikan SMA atau lebih terdapat 23
< 0,05)* orang (60,5%) dengan praktik baik dalam PSN
Cara menjadi kader p value = 0,066 (p value DBD.
> 0,05) Hasil uji statistik dengan menggunakan
Pelatihan p value = 0,760 (p value uji Fisher didapatkan p value= 0,492, yang berarti
PSN DBD > 0,05) bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat
Pengetahuan p value = 0,363 (p value pendidikan dengan praktik kader jumantik
PSN DBD > 0,05) dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan.
Keterangan : (*) ada hubungan Kader jumantik di Kelurahan Sampangan yang
memiliki tingkat pendidikan kurang maupun
Umur lebih dari SMA tidak mempengaruhi
partisipasinya untuk menjalankan tugas atau
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara tanggung jawabnya dalam PSN DBD.
karakteristik umur dengan praktik kader Penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian
jumantik dalam PSN DBD didapatkan bahwa RI Bay (2012) yang menyatakan bahwa tidak
dari 43 orang yang berada pada kelompok umur ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
lebih dari 35 tahun terdapat 27 orang (62,8%) kinerja jumantik.
dengan praktik baik, sedangkan dari 6 orang
pada kelompok umur kurang dari 35 tahun Status Pekerjaan
terdapat 3 orang (50%) dengan praktik baik
dalam PSN DBD. Hal ini disebabkan pada Berdasarkan hasil analisis bivariat antara
rentang umur tersebut tergolong pada usia yang karakteristik status pekerjaan dengan praktik
telah lama menekuni profesinya sebagai kader kader jumantik dalam PSN DBD didapatkan
jumantik. bahwa dari 16 orang yang berada pada
Hasil uji statistik dengan menggunakan kelompok dengan status bekerja terdapat 11
uji Fisher didapatkan p value= 0,665, jadi dapat orang (68,75%) dengan praktik baik, sedangkan
dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan dari 33 orang pada kelompok yang berstatus
antara umur dengan praktik kader jumantik tidak bekerja terdapat 19 orang (57,6%) dengan
dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan. praktik baik dalam PSN DBD.

35
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

Hasil uji statistik dengan menggunakan (46,9%) dengan praktik baik, sedangkan dari 17
uji Chi square didapatkan p value= 0,287, yang orang pada kelompok dengan lama tugas lebih
berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara dari 5 tahun terdapat 15 orang (88,2%) dengan
status pekerjaa dengan praktik kader jumantik praktik baik dalam PSN DBD. Hal ini
dalam PSN DBD di Kelurahan Sampangan. disebabkan karena semakin lama seseorang
Hal ini dikarenakan kader jumantik di bekerja sebagai kader jumantik maka
Kelurahan Sampangan banyak yang bekerja non ketrampilan dalam melaksanakan tugas sebagai
formal (tidak terikat oleh suatu instansi) seperti kader jumantik akan semakin meningkat.
wirausahawan, pedagang, dan buruh, untuk Sedangkan persentase praktik kader jumantik
memenuhi tugas sebagai kader jumantik seperti dalam PSN DBD yang tergolong buruk paling
kegiatan PJR mereka lakukan pada sore hari, banyak terdapat di kelompok kader dengan
sehingga mereka memiliki waktu untuk lama tugas kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak
melakukan tugasnya dalam PSN DBD. 17 orang (53,1%), hal ini disebabkan karena
Penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian pengalaman kader yang belum cukup terhadap
Indah Trisnaniyanti, dkk (2010) yang tugas atau tanggung jawab sebagai kader
menyatakan bahwa keaktifan tidak dipengaruhi jumantik dalam PSN DBD.
oleh status pekerjaan dari kader. Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji Chi square didapatkan p value= 0,012, yang
Pendapatan Perkapita Keluarga berarti bahwa terdapat hubungan antara lama
tugas dengan praktik kader jumantik dalam
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara PSN DBD di Kelurahan Sampangan. Penelitian
karakteristik pendapatan perkapita keluarga ini diperkuat dengan hasil penelitian Nora
dengan praktik kader jumantik dalam PSN RA,dkk (2011) yang menyatakan ada
DBD didapatkan bahwa dari 9 orang yang hubungan antara lama tugas dengan praktik
berada pada kelompok dengan pendapatan kader. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
perkapitanya kurang dari Rp.271.626 terdapat 7 teori yang dikemukakan oleh Gibson (2006)
orang (77,8%) dengan praktik baik, sedangkan yang menyatakan lama kerja menjadi salah satu
dari 40 orang pada kelompok dengan variabel yang memengaruhi kinerja seseorang.
pendapatan perkapitanya lebih dari Rp. 271.626
terdapat 23 orang (57,5%) dengan praktik baik Cara menjadi Kader
dalam PSN DBD.
Hasil uji statistik dengan menggunakan Berdasarkan hasil analisis bivariat antara
uji Fisher didapatkan p value= 1,000, yang berarti cara menjadi kader dengan praktik kader
bahwa tidak terdapat hubungan antara jumantik dalam PSN DBD didapatkan bahwa
pendapatan perkapita keluarga dengan praktik dari 39 orang yang berada pada kelompok cara
kader jumantik dalam PSN DBD di Kelurahan menjadi kadernya “dipilih” terdapat 21 orang
Sampangan. Penelitian ini diperkuat dengan (53,9%) dengan praktik baik, sedangkan dari 10
hasil penelitian Nuryanti Erni (2013) yang orang pada kelompok cara menjadi kadernya
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara “kemauan sendiri” terdapat 9 orang (90,0%)
pendapatan dengan praktik kader. dengan praktik baik dalam PSN DBD. Hal ini
disebabkan karena proses seseorang menjadi
Lama Tugas kader jumantik dilakukan dengan memberikan
kesempatan untuk mengajukan diri atau atas
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara kemauan sendiri bersedia untuk menjadi kader
lama tugas dengan praktik kader jumantik jumantik, sehingga kader jumantik akan lebih
dalam PSN DBD didapatkan bahwa dari 32 bertanggung jawab dan tanpa beban dalam
orang yang berada pada kelompok dengan lama menjalankan tugasnya. Sedangkan persentase
tugas kurang dari 5 tahun terdapat 15 orang praktik kader jumantik dalam PSN DBD yang

36
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

tergolong buruk paling banyak terdapat di tanggung jawab sebagai kader jumantik
kelompok kader yang cara menjadi kadernya cenderung akan meningkatkan kualitas
“dipilih” yaitu sebanyak 18 orang (46,2%), hal praktiknya dalam menjalankan tugas dan
ini disebabkan karena proses menjadi kadernya tanggung jawab tersebut. Sedangkan persentase
karena ditunjuk atau bukan karena faktor praktik kader jumantik dalam PSN DBD yang
kesadaran diri sehingga dalam menjalankan tergolong buruk paling banyak terdapat di
tugas merasa terbebani atau terpaksa, maka kelompok kader yang memiliki pengetahuan
cenderung kader tidak aktif. Hasil uji statistik buruk tentang PSN DBD yaitu sebanyak 3
dengan menggunakan uji Fisher didapatkan p orang (60,0%).
value= 0,760, yang berarti bahwa tidak terdapat Hasil uji statistik dengan menggunakan
hubungan antara cara menjadi kader dengan uji Fisher didapatkan bahwa tidak terdapat
praktik kader jumantik dalam PSN DBD di hubungan antara pengetahuan tentang PSN
Kelurahan Sampangan. DBD dengan praktik kader jumantik dalam
PSN DBD di Kelurahan Sampangan. Hal ini
Pelatihan PSN DBD terjadi karena praktik kader jumantik dalam
PSN DBD tidak hanya dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara pengetahuan saja, hal lain yang dapat
pelatihan PSN DBD dengan praktik kader mempengaruhi praktik PSN DBD yaitu lama
jumantik dalam PSN DBD didapatkan bahwa tugas dari kader jumantik tersebut. Penelitian ini
dari 36 orang yang pernah mengikuti pelatihan diperkuat dengan hasil penelitian Fuji F dan
PSN DBD terdapat 23 orang (63,9%) dengan Hasanudin (2012) yang menyatakan tidak ada
praktik baik, sedangkan dari 13 orang pada hubungan antara pengetahuan dengan praktik
kelompok kader yang tidak pernah mengikuti kader jumantik
pelatihan PSN DBD terdapat 7 orang (53,8%)
dengan praktik baik dalam PSN DBD. SIMPULAN
Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji Chi square didapatkan p value= 0,363, yang Berdasarkan hasil penelitian mengenai
berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara hubungan antara karakteristik individu dengan
pelatihan PSN DBD dengan praktik kader praktik kader jumantik dalam PSN DBD di
jumantik dalam PSN DBD di Kelurahan Kelurahan Sampangan Kecamatan
Sampangan. Penelitian ini diperkuat dengan Gajahmungkur Semarang, dapat disimpulkan
hasil penelitian Ulya (2009) yang menyatakan bahwa lama tugas (p value=0,012) merupakan
tidak ada hubungan antara pelatihan dengan faktor yang berhubungan dengan kinerja kader
praktik kader jumantik. jumantik dalam PSN DBD, sedangkan umur (p
value=0,665), tingkat pendidikan (p
Pengetahuan tentang PSN DBD value=1,000), status pekerjaan (p value=0,660),
pendapatan perkapita (p value=0,451), cara
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara menjadi kader (p value=0,066), pelatihan (p
pengetahuan tentang PSN DBD dengan praktik value=0,760), dan pengetahuan (p value=(0,363)
kader jumantik dalam PSN DBD didapatkan merupakan faktor yang tidak berhubungan
bahwa dari 5 orang yang berada pada kelompok dengan praktik kader dalam PSN DBD.
dengan pengetahuan buruk tentang PSN DBD
terdapat 2 orang (40,0%) dengan praktik baik, SARAN
sedangkan dari 44 orang pada kelompok dengan
pengetahuan baik tentang PSN DBD terdapat Meningkatkan koordinasi dan pertemuan
28 orang (63,6%) dengan praktik baik dalam rutin dengan kader jumantik agar kader
PSN DBD. Hal ini disebabkan karena jumantik tetap solid, selain itu memberikan
pengetahuan yang baik tentang tugas dan reward atau penghargaan atas kinerja kader

37
Nurul Rezania / Unnes Journal of Public Health 4 (1) (2015)

jumantik, semisal dengan memberikan piagam hlm. 132-137, diakses 4 Juni 2014,
penghargaan dari walikota, segam jumantik, (http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3
atau memberi tunjangan kesehatan, sehingga 465/2992).
Kemenkes RI, 2010, Buletin Jendela Epidemiologi :
kader jumantik merasa dihargai dan nantinya
Demam Berdarah Dengue, Kemenkes RI:
dapat meningkatkan semangat dari kader
Jakarta.
jumantik untuk tetap menjabat dan ___________, 2012, Profil Bagian Pengendalian Penyakit
melaksanakan tugas sebagai kader jumantik. dan Penyehatan Lingkungan tahun 2012,
(Online), diunduh 16 Juni 2014,
UCAPAN TERIMA KASIH (http://www.slideshare.net/budi_hermawan_
a/profil-pppl2012
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Dr. H. Laeis, Zuhdiar. Lima Tahun, Kota Semarang
Harry Pramono, M.Si. terbanyak kasus DBD, Wed 21 Peb 2014,
diakses tanggal 20 Mei 2014,
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
(http://www.antarajateng.com/detail/index.
sekaligus dosen pembimbing skripsi Dr.
php?id=92806).
dr.Oktia Woro K.H, M.Kes. Nora RA, dkk, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan
3. Seluruh kader jumantik RT di wilayah Dengan Kinerja Kader Posyandu Balita Dalam
Kelurahan Sampangan yang telah terlibat Pelaksanaan Posyandu di Kecamatan Mranggen
dalam penelitian inisiswa kelas V dan VI di Kabupaten Demak Tahun 2011, (Online),
Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan diunduh pada tanggal 9 Maret 2014,
Batang Kabupaten Batang atas kerja (https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/
samanya selama penelitian. article/view/559/609).
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan
Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta, Jakarta.
Nuryanti, Erni, 2013, Perilaku Pemberantasan Sarang
DepKes RI, 2006, Pemberantasan Sarang Nyamuk Nyamuk di Masyarakat, Universitas Negari
Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) oleh Juru Semarang , Kemas, (Online), Volume 9, No 1,
Pemantau Jentik (Jumantik), Ditjen P2PL, Juli 2013, hlm. 15-23.
Jakarta. (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ke
_________, 2010a, Surveilans Epidemiologi Demam mas).
Berdarah Dengue, Ditjen P2PL, Jakarta. Perda Kota Semarang No. 5, 2010, Pengendalian
_________, 2010b, Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit Demam Berdarah Dengue, diunduh
Demam Berdarah Dengue, Ditjen P2PL, 16 Juni 2014,
Jakarta. (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/l
Dinkes Prov Jateng, 2013, Profil Kesehatan Provinsi d/2010/kotasemarang-5-2010.pdf).
Jawa Tengah. R I Bay, Aprinianis, 2012, Faktor-Faktor yang
Fuji Zulviana dan Hasanuddin Ishak, 2012, Berhubungan dengan Kinerja Jumantik di
Hubungan Pertisipasi Jumantik dengan Wilayah Kerja Puskesmas Jurang Manggu dan
Angka Bebas Jumantik (ABJ) di Wilayah Puskesmas Pondok Aren Kota Tangerang Selatan,
Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.
Rappocini, Vol. 8, No. 4, Oktober 2012, hal Sucipto, CD, 2011, Vektor Penyakit Tropis, Gosyen
213-218, diakses tanggal 22 Mei 2014, Publishing , Yogyakarta.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han Ulya, Ari Luthfiana, 2009, Kinerja Jumantik
dle/123456789/5412/Vol%208%20No%204 Kelurahan Cilandak Tahun 2008, Skripsi,
%20ahun%202012%20%28Lengkap%29.PDF (Online), Universitas Indonesia, diunduh
?sequence=1). tanggal 23 Mei 2014,
Gibson, et al, 2006, Organisasi (Terjemahan), edisi ke (http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-
lima, Erlangga, Jakarta. 125859.pdf).
Indah Trisnaniyanti, dkk, 2010, Persepsi dan Aktivitas
Kader PSN DBD Terhadap Pencegahan dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue,
(Online), Volume 26, No 3, September 2010,

38

Anda mungkin juga menyukai