Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH
D. MANFAAT PENYUSUNAN MAKALAH
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT POSBINDU PTM
C. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN POSBINDU PTM
BAB III METODE PENULISAN
A. POPULASI DAN SAMPEL
B. WAKTU DAN TEMPAT
C. INSTRUMEN DAN ALAT
D. PELAKSANAAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul ‘’Gambaran Mobile Posbindu PTM Mangku Sehat di
Kelurahan Mangkubumen wilayah binaan Puskesmas Manahan Tahun 2022’’. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr Suwarji selaku Kepala Puskesmas Manahan yang telah memberikan


ijin untuk membuat makalah ini.
2. Bapak Endri selaku ketua Posbindu PTM Mangku Sehat yang telah
membantu memberikan data kegiatan Posbindu PTM Mangku Sehat

3. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Surakarta, 16 Juni 2022


Penulis,

Fenadiyah Endang Wahyuning, AMd. Kep


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pola kejadian penyakit saat ini telah mengalami perubahan yang ditandai dengan
transisi epidemiologi. Perubahan pola penyakit yang semula didominasi oleh
penyakit infeksi beralih pada pada penyakit tidak menular (PTM). Perhatian dunia
terhadap penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan peningkatan
frekuensi kejadiannya. Dua dari sepuluh penyebab utama kematian di dunia
disebabkan oleh penyakit tidak menular, stroke dan penyakit jantung iskemik
bahkan menjadi penyebab kedua teratas baik di negara maju maupun berkembang
(WHO, 2014). Penyakit tidak menular telah menjadi penyebab utama kematian
secara global pada saat ini (Shilton, 2013).
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang baru
dikembangkan oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi WHO agar
memusatkan penanggulangan PTM melalui tiga komponen utama, yaitu surveilans
faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi dan reformasi
manajemen pelayanan kesehatan adalah pos pembinaan terpadu penyakit tidak
menular (Posbindu PTM) (Kemenkes, 2012).
Dalam hal mencegah berbagai faktor risiko secara dini. Salah satu strategi adalah
dengan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat. Masyarakat diberi
fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya,
mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri
berdasarkan prioritas dan potensi yang ada. Upaya pengendalian PTM dibangun
berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli
terhadap ancaman PTM melalui Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan suatu bentuk pelayanan yang melibatkan peran serta
masyarakat melalui upaya promotif-preventif untuk mendeteksi dan mengendalikan
secara dini keberadaan faktor risiko PTM secara terpadu.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan
tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan, diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di
masyarakat dan mencakup upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.
Komitmen Negara dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM tercantum
dalam Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1
yang menyatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan PTM beserta akibat
yang ditimbulkan. Untuk itu deteksi dini faktor risiko PTM berbasis masyarakat perlu
untuk dikembangkan.
Berdasarkan Data Puskesmas Manahan, distribusi Posbindu PTM untuk wilayah
binaan Puskesmas Manahan sebanyak 2 posbindu di tingkat kelurahan yaitu
Posbindu Wijaya Kusuma di wilayah Kelurahan Manahan dan Posbindu Mangku
Sehat di wilayah Kelurahan Mangkubumen ( Profil Puskesmas Manahan, 2021).
Kegiatan Posbindu sempat vakum dikarenakan pandemi covid-19 pada tahuj 2020.
Kegiatan dimulai lagi pada akhir tahun 2021 dengan menerapkan protokol
kesehatan.
Perilaku seseorang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan ditentukan oleh tiga
faktor, yaitu faktor predisposisi (antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai,
karakteristik individu), faktor pemungkin (antara lain ketersediaan sarana
kesehatan, jarak tempuh, hukum pemerintah, keterampilan terkait kesehatan), dan
faktor penguat (antara lain keluarga, teman sebaya, guru, tokoh masyarakat)
(Handayani, 2012). Di antara ketiga faktor tersebut, faktor jarak tempuh sangat
berpengaruh terhadapa tingkat pemanfaatan posbindu di wilayah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun makalah
tentang gambaran mobile posbindu PTM di Kelurahan Mangkubumen wilayah
binaan Puskesmas Manahan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah : “ Gambaran
mobile posbindu PTM Mangku Sehat di Kelurahan Mangkubumen wilayah binaan
Puskesmas Manahan Tahun 2022”.

C. TUJUAN PENYUSUNAN MAKALAH


Tujuan dilakukannya penyusunan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran mobile Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di wilayah kerja Puskesmas
Manahan Kota Surakarta Tahun 2022.
b. Untuk mengetahui manfaat apa yang di dapat dengan
dilaksanakannya mobile posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas
Manahan Kota Surakarta Tahun 2022.

D. MANFAAT PENYUSUNAN MAKALAH


1. Bagi Penyusun Makalah
Mengetahui permasalahan pelaksanaan posbindu PTM dan manfaat
dilakukannya mobile posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas
Manahan Kota Surakarta Tahun 2022.
2. Bagi Pembaca
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai informasi dalam
meningkatkan pengetahuan pembaca tentang kegiatan mobile
posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta
Tahun 2022.
3. Bagi Institusi
Dengan adanya mobile posbindu PTM di wilayah kerja maka
pelayanan posbindu PTM bisa lebih dekat diakses oleh masyarakat
jadi bisa memperluas sasaran posbindu PTM di wilayah kerja
Puskesmas Manahan Tahun 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara
mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangakan sebagai
bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM karena sebagian besar faktor risiko
PTM pada awalnya tidak memberikan gejala (Kemenkes RI, 2014).
Kegiatan Posbindu bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dini
masyarakat terhadap faktor risiko PTM melalui pemberdayaan dan peran
serta masyarakat dalam deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM dan
tindak lanjut dini, sehingga dampak yang fatal dari PTM dapat dihindari.
Sasaran kegiatan Posbindu PTM adalah kelompok masyarakat yang sehat,
berisiko dan penyandang PTM berusia ≥15 tahun.
Kegiatan Posbindu PTM dapat dilakukan di lingkungan tempat tinggal dalam
lingkup desa/kelurahan ataupun fasilitas publik lainnya seperti sekolah dan
perguruan tinggi, tempat kerja, tempat ibadah, pasar, tempat kos, terminal
dan lain sebagainya Pelaksana kegiatan Posbindu PTM adalah kader
kesehatan yang sudah terbentuk atau kelompok orang dalam
organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia mengadakan kegiatan
Posbindu PTM yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk
melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing- masing kelompok atau
organisasi tersebut berada.
Menurut Kemenkes RI (2014), klasifikasi Posbindu PTM adalah sebagai
berikut :
a. Posbindu PTM Dasar
Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang
dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen atau
formulir untuk mengidentifikasi riwayat PTM dalam keluarga dan yang telah
diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut,
Indeks Massa Tubuh (IMT) , pemeriksaan tekanan darah serta konseling.
b. Posbindu PTM Utama
Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan Posbindu PTM Dasar ditambah
dengan pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran
Arus Puncak Ekspirasi (APE), konseling dan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam asetat 14 (IVA) serta Clinical Breast Examination (CBE), pemeriksaan
kadar alkohol dalam darah dan tes amfetamin urin bagi pengemudi, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter, bidan, perawat kesehatan/
tenaga ahli teknologi laboratorium medik/lainnya). Kemitraan dalam
penyelenggaraan Posbindu PTM perlu diadakan mulai pada tatanan
desa/kelurahan seperti bermitra dengan forum desa/kelurahan siaga untuk
mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Selain itu
kemitraan dengan pos kesehatan desa/ kelurahan, industri, dan klinik swasta
perlu dijalin guna terlaksananya kegiatan dan pengembangan Posbindu.
Kemitraan dengan pihak swasta lebih baik menggunakan pola kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan melalui fasilitas puskesmas.
Dukungan dapat berupa sarana/prasarana lingkungan yang kondusif untuk
menjalankan pola hidup sehat misalnya fasilitas olah raga atau sarana
pejalan kaki yang aman dan sehat serta ruang terbuka hijau (Kemenkes RI,
2014).
B. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT POSBINDU PTM
Adapun tujuan dari penyelenggaraan Posbindu PTM yaitu untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko PTM. Sasaran Posbindu PTM yaitu, kelompok
masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM atau orang dewasa yang
berumur 15 tahun keatas.Pada orang sehat agar faktor risiko tetap terjaga
dalam kondisi normal. Pada orang dengan faktor risiko adalah
mengembalikan kondisi berisiko ke kondisi normal. Pada orang dengan
penyandang PTM adalah mengendalikan faktor risiko pada kondisi normal
untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.
Beberapa manfaat dibentuknya Posbindu PTM antara lain sebagi berikut :
a. Membudayakan gaya hidup sehat dengan berperilaku cek kondisi
kesehatan anda secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik,
diet yang sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup, kelola
stres dalam lingkungan yang kondusif di rutinitas kehidupannya.
b. Mawas diri yaitu faktor risiko PTM yang kurang menimbulkan gejala
secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali secara dini.
c. Metodologis & bermakna secara klinis yakni kegiatan dapat
dipertanggung jawabkan secara medis dan dilaksanakan oleh kader
khusus dan bertanggung jawab yang telah mengikuti pelatihan metode
deteksi dini atau edukator PPTM.
d. Mudah dijangkau karena diselenggarakan di lingkungan tempat tinggal
masyarakat/ lingkungan tempat kerja dengan jadwal waktu yang
disepakati.
e. Murah karena dilakukan oleh masyarakat secara kolektif dengan biaya
yang disepakati/sesuai kemampuan masyarakat.
C. LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN POSBINDU PTM
a. Identifikasi Kelompok Potensial
Identifikasi merupakan kegiatan mencari, menemukan, mencatat data
mengenai kelompok-kelompok masyarakat potensial yang merupakan
sasaran atau subyek dalam pengembangan Posbindu PTM (Kemenkes RI,
2014). Identifikasi diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya, sehingga masyarakat dapat mandiri dan kegiatan
Posbindu dapat berlangsung secara berkesinambungan. Kelompok potensial
merupakan kelompok orang yang secara rutin berkumpul untuk melakukan
kegiatan bersama, yaitu antara lain karang taruna, Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK)/dasawisma, pengajian, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), organisasi profesi, klub olah raga, koperasi dan kelompok
masyarakat di tempat kerja, perguruan tinggi, sekolah dan lain-lain.
Identifikasi dilakukan pada tingkat kabupaten sampai wilayah kerja
puskesmas. Informasi didapat dari kegiatan wawancara, pengamatan,
angket, partisipasi dan fokus diskusi kelompok terarah (Kemenkes RI, 2014).
b. Sosialisasi dan Advokasi
Sosialisasi dan advokasi dilakukan kepada kelompok potensial terpilih,
mereka diberi informasi tentang besarnya permasalahan PTM yang ada,
dampaknya bagi masyarakat dan dunia usaha, upaya pencegahan dan
pengendalian serta tujuan dan manfaat kegiatan deteksi dini dan
pemantauan faktor risiko PTM melalui Posbindu PTM.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar
diperoleh dukungan dan komitmen dalam menyelenggarakan Posbindu
PTM. Tindak lanjut dari advokasi adalah kesepakatan bersama berupa
penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2014).
c. Pelatihan Petugas Pelaksana Posbindu PTM
Menurut Kemenkes RI (2014), pelatihan adalah kegiatan memberikan pengetahuan
tentang PTM, faktor risiko, dampak dan upaya yang diperlukan dalam pencegahan
dan pengendalian PTM, memberikan kemampuan dan keterampilan dalam
memantau faktor risiko PTM dan melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya.
Peserta pelatihan adalah calon kader pelaksana kegiatan Posbindu PTM, setiap
Posbindu PTM paling sedikit mempunyai lima kader dengan kriteria mau dan mampu
melakukan kegiatan Posbindu PTM, dapat membaca dan menulis dan lebih utama
berpendidikan minimal SLTA atau sederajat. Peserta pelatihan maksimal 30 orang
agar pelatihan berlangsung efektif, jadi maksimal ada enam Posbindu PTM yang
akan dilaksanakan oleh kader. Waktu pelaksanaan pelatihan berlangsung selama 3
hari atau disesuaikan dengan kondisi setempat dengan modul yang telah
dipersiapka
BAB III
METODE PENULISAN

A. POPULASI SAMPEL
1. Populasi
Populasi pada penulisan ini yaitu data kegiatan posbindu PTM di wilayah
binaan Puskesmas Manahan yaitu posbindu Mangku Sehat.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penulisan ini adalah jumlah sasaran dalam
kegiatan posbindu PTM Mangku Sehat di wilayah kelurahan
Mangkubumen.

B. WAKTU DAN TEMPAT


1. Waktu
Pelaksanaan kegiatan posbindu PTM Mangku Sehat dilaksanakan sesuai
kesepakatan, semenjak pandemi tidak rutin dilakukan setiap bulan.
2. Tempat
Kegiatan posbindu PTM Mangku Sehat dilaksanakan di Wilayah Kelurahan
Mangkubumen
C. INSTRUMEN ALAT
1. Instrumen Penulisan : buku laporan pencatatan rekap kegiatan posbindu
PTM
2. Alat dan Bahan Penulisan : ATK, Jadwal Mobile Posbindu PTM, Posbindu
Kit
D. PELAKSANAAN
1. Mendapatkan persetujuan dari Kepala Puskesmas Manahan untuk
melakukan pengambilan data kegiatan posbindu PTM
2. Mencatat data merekap kegiatan posbindu PTM
3. Membuat analisa hasil pencatatan dan rekapitulasi kegiatan posbindu PTM
4. Melaporkan hasil analisa kepada Kepala Puskesmas
BAB IV
PEMBAHASAN

Data rekapitulasi hasil kegiatan posbindu PTM Mangku Sehat sebelum dilaksanakan
secara mobile :
Kegiatan Posbindu Agustus 2021 September 2021
Tempat RW V RW V
Jumlah peserta 35 35
Sasarab Baru 0 0

Data rekapitulasi hasil kegiatan mobile posbindu PTM Mangku Sehat :


Kegiatan Posbindu November 2021 Juni 2022
Tempat RW I RW VI
Jumlah Peserta 30 28
Sasaran Baru 30 20

Posbindu PTM Mangku Sehat merupakan posbindu tingkat kelurahan yang ada di
Kelurahan Mangkubumen. Kegiatan Posbindu PTM awalnya dilaksanakan secara
menetap di satu wilayah yaitu di RW V Mangkubumen saja. Posbindu PTM ini adalah
posbindu tingkat kelurahan jadi hanya ada 1 posbindu PTM di 1 Kelurahan.
Sasarannya untuk semua warga Kelurahan Mangkubumen. Kegiatannya
dilaksanakan sebulan sekali.
Akan tetapi setelah beberapa kali pelaksanaan penambahan sasaran baru tidak ada,
jadi yang dating hanya peserta lama yaitu penduduk yang tinggal di sekitar wilayah
Mangkubumen RW V tersebut. Akhirnya kader bersama Puskemas melakukan
mobile Posbindu PTM ke wilayah-wilayah di Kelurahan Mangkubumen agar mudah
menjangkau masayarakat selain warga sekitar Mangkubumen RW V. Pelaksanaan
mobile Posbindu PTM dilaksanakan secara bergilir dari satu RW ke RW lainnya
sesuai kesepakatan atau permintaan dari wilayah.
Dari data di atas bisa terlihat bahwa Kegiatan Posbindu yang dilaksanakan secara
mobile akan memperluas jangkauan masyarakat sehingga akan lebih banyak
masyarakat yang bisa memanfaatkan pelayanan Posbindu PTM dan sasaran
Posbindu PTM menjadi lebih banyak lagi. Dengan lebih banyaknya masyarakat yang
mendapatkan pelayanan Posbindu PTM maka akan lebih luas jangkauan penemuan
dini resiko PTM di Kelurahan Mangkubumen. Sehingga memudahkan Puskesmas
untuk mengelola dan mengendalikan faktor resiko PTM pada masyarakat
Mangkubumen. Puskesmas bisa menganggarkan dan perencanaan kegiatan untuk
mengelola dan mengendalikan faktor resiko PTM di Kelurahan Mangkubumen.
Harapannya adalah bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kelurahan
Mangkubumen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan dan pembahasan mengenai gambaran mobile
posbindu PTM Mangku Sehat Kelurahan Mangkubumen wilayah binnaa
Puskesmas Manahan, dapat disimpulkan :
1. Mobile Posbindu PTM bisa memperluas sasaran baru
2. Mobile Posbindu PTM bisa lebih dijangkau oleh masyarakat sehingga banyak
masyarakat yang bisa mendapatkan pelayanan posbindu PTM

B. SARAN
1. Sangat diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemanfaatan
melalui promosi dan penyuluhan tentang manfaat Posbindu
2. Sosialisasi mengenai jadwal Mobile Posbindu PTM perlu ditingkatkan
3. Diharapkan kepada petugas kesehatan ataupun kader Posbindu lebih
aktif dalam melakukan pendekatan atau koordinasi kepada
masyarakat agar mau melakukan kunjungan ke Posbindu secara
rutin
4. Meningkatkan kemampuan kader melalui pelatihan-pelatihan guna
meningkatkan pelayanan Posbindu PTM
5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM sangat perlu
dilakukan untuk menilai kinerja tenaga kesehatan maupun kader
kesehatan yang bertugas pada program Posbindu PTM
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit


Tidak Menular (POSBINDU PTM), 2012.
Shilton T., Beatriz C., & Claire B. Towards a Global Framework for
Capacity Building for Non-communicable Disease Advocacy in
Low and Middle Income Countries. Global Health Promotion
Journal, 20 (4), 2013.
WHO. Global Status report on noncommunicable Disease 2014. World
Health, p.176, 2014.

Anda mungkin juga menyukai