Anda di halaman 1dari 71

MANAJEMEN SDM DI PUSKESMAS

PELATIHAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
TUJUAN

• Tujuan Pembelajaran Umum


Peserta mampu memahami Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
• Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Menjelaskan Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
2. Menjelaskan Pengorganisasian SDM Puskesmas
3. Menjelaskan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
4. Menjelaskan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2


I. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM PUSKESMAS

Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas:


1. Latar Belakang
2. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan Metode
Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)
3. Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan Puskesmas Berdasarkan Standar
Ketenagaan Minimal

Pokok Bahasan Pengorganisasian


Pokok Bahasan Pengembangan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3


1. LATAR BELAKANG
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 4


Arah pengembangan upaya
kesehatan, dari kuratif bergerak ke
arah promotif, preventif sesuai
kondisi dan kebutuhan
WHO (2006):

SDM adalah
Key Factor
Keberhasilan
Pembangunan
TARGET IDEAL REFORMASI KESEHATAN

Pengendalian Penyakit & Penguatan Promotif-Preventif &


Penguatan Ketahanan Kesehatan Pemenuhan Supply-Side

Tuberkulosis: kasus baru 190 per 100.000 penduduk Fungsi puskesmas: preventif-promotif>kuratif
(Saat ini: No.3 terbanyak di dunia, 314 per 100.000 penduduk) (Saat ini: kuratif>preventif-promotif)
Malaria: eliminasi di 405 kab./kota Puskesmas dengan 9 nakes: 83% puskesmas
(Saat ini: eliminasi di 300 kab./kota) (Saat ini: 39,6% puskesmas)

Kusta: eliminasi di seluruh Indonesia Rasio dokter umum: 1,12 per 1.000 penduduk
(Saat ini: eliminasi di 382 kab/kota) (Saat ini: 0,52 per 1.000 penduduk)

Imunisasi: 90% imunisasi dasar lengkap (IDL) Rasio dokter spesialis: 0,28 per 1.000 penduduk
(Saat ini: 57,9% IDL) (Saat ini: 0,13 per 1.000 penduduk)

Stunting: 14% balita Rasio tempat tidur RS: 2,0 per 1.000 penduduk
(Saat ini: 27,7% balita stunting) (Saat ini: 1,3 per 1.000 penduduk)

Merokok: 8,7% penduduk usia 10-18 tahun Jumlah RS Rujukan Nasional: 40 RS


(Saat ini: 9,1% merokok) (Saat ini: 14 RS)

Sistem surveilans: terpadu, real-time, berbasis lab Sistem informasi kesehatan: digitalisasi & terpadu
Saat ini: fragmented & belum berbasis lab. Saat ini: sebagian besar masih manual, sasaran program tidak
tepat, & fragmented
KETENAGAAN PUSKESMAS PROVINSI JAWA TENGAH

Jumlah Puskesmas 879 di Provinsi Jawa Tengah

Sumber : Pusrengun SDMK, Mei 2021


PBM (MENKES, MENDAGRI, MENPAN) TTG PERENCANAAN DAN PEMERATAAN
9
NAKES DI FASYANKES MILIK PEMDA
Permenkes No. 43 tahun 2019 (pasal 10 ayat 4):
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium klinik.

Permenkes No. 43 tahun 2019 (pasal 18):


Perhitungan kebutuhan ideal terhadap jumlah dan jenjang jabatan masing-masing
jenis Tenaga Kesehatan dan tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui analisis beban kerja,dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik
wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 10


PENDEKATAN PENYUSUNAN
PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK
- Menetapkan kebijakan Renbut SDMK - Merekapitulasi hasil Renbut Prov
Nas (Agregat)
- Sosialisasi & Advokasi Kebij Renbut - Mengevaluasi hasil Rekap Renbut SDMK
SDMK Prov

- Menetapkan kebijakan Prov - Menghitung Renbut SDMK


- Sosialisasi dan advokasi - Institusi / UPTD Proviinsi
- Memfasilitasi Metode - Merekapitulasi hasil perhitungan
Renbut SDMK Institusi / Faskes
Renbut SDMK

- Menghitung Renbut SDMK


- Memfasilitasi Metode Renbut Institusi Kab/Kota
Institusi/
SDMK kpd Institusi dan Faskes - Merekapitulasi hasil perhitungan
Faskes Renbut SDMK Faskes dan
- Menghitung Renbut SDMK Institusi
- Menyusun Renbut SDMK
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 11
PERMENKES NO.33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN
Pedoman Perencanaan Kebutuhan SDMK, Lingkup terdiri dari :
1.Pedoman Umum
2.Pedoman Utk Tk. Propinsi
3.Pedoman Untuk Tk Kab/Kota

Metode Yang digunakan :


1.ABK-Kes  Dapat menjadi Dakung Pengajuan formasi CPNS, sebagai bahan untuk penataan
SDMK
2.Standar Ketenagaan Minimal  Dapat menjadi Dakung Pemenuhan Nakes secara temporary,
untuk proses akreditasi dan pendirian faskes baru
3.Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jumlah Penduduk  Menghitung kecukupan nakes dibadingkan jumlah
penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)

Dilengkapi dengan :
1.Buku Manual
2.Aplikasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12
2. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN BERDASARKAN METODE
ANALISIS BEBAN KERJA KESEHATAN
(ABK KES)
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 13


Analisis Beban Kerja (ABK) Kesehatan

menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat institusi baik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan maupun non Fasyankes sesuai dengan beban kerja organisasi
dan kompetensi jabatan yang dipegangnya

Latar Belakang

SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012  Point 5a no 1  Perhitungan beban kerja dlm rangka penyusunan formasi PNS
ditindaklanjuti dengan pedoman perhitungan tenaga kesehatan yang dikeluarkan Menkes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 14


Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :
•Jenis & Jumlah Jabatan
•Jenis Pekerjaan
a. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;
b. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu
• Capaian / cakupan program tiap tahun

Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :


1.Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2.Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3.Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) serta Norma Waktu
4.Menghitung Standar Beban Kerja
5.Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6.Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 15


LANGKAH 1
Menetapkan Faskes dan Jenis Jabatan
No. Faskes Jenis Jabatan
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 16
LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TAHUN

Kode Faktor Keterangan Penghitungan  Jumlah Satuan


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
A Hari Kerja 6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai   12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender)   19 hr/th
D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th   5 hr/th
E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th   12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995   37,5 Jam/mg
Permendagri 12/2008; Permen
G Jam Kerja Efektif (JKE) PAN-RB 26/2011
70% x 37.5 26,25 Jam/mg
5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (hari) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 264 Hari/th
WKT 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x7.5 1113 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x6.25 1155 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th

WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya sesuai dengan
Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu

NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan Norma waktu Satuan


1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn
1 Tugas Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps
             

1. Melaksanakan RR 20 Mnt/hr 5280 menit/th


2. Melaksanakan KR 2 Jam/mg 6240 menit/th
Tugas
2 3. Memberikan Yan Posyandu 2 Jam/bln 1440 menit/th
Penunjang
4. Melaksanakan Keg.UKS 2 Jam/bln 1440 menit/th
5. Mengikuti pertemuan bulanan 2 Jam/bln 1440 menit/th

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


LANGKAH 4
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)

Norma Waktu Satuan WKT


NO Jenis Tugas Kegiatan SBK (6)/(4)
(menit) mnt/Ps menit

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400


2. Pertolongan
600 menit/ps 72000 120
Persalinan
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-
60 mnt/psn 72000 1200
3)
1 Tugas Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200

5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200

6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200

7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


LANGKAH 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)

Waktu Keg WKT FTP


NO Jenis Tugas Kegiatan Rata-rata waktu Satuan
(mnt/th) mnt/th %=7/6*100
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Melaksanakan RR 20 mnt/hr 5280 72000 7.3

2. Melaksanakan KR 120 mnt/mg 6240 72000 8.7

3.Yan Posyandu 180 mnt/bln 2160 72000 3.0

4. Melaks Keg.UKS 180 mnt/bln 2160 72000 3.0


2 Tugas Penunjang
5. Pertemuan bln 240 mnt/bln 2880 72000 4.0

6. Pengob.Sederhn 20 mnt/hr 5280 72000 7.3

7. Mini Lokakarya 120 mnt/bln 1440 72000 2.0

8. Penyul.ASI ekskl 120 mnt/mg 6240 72000 8.7


Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 55.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 – FTP/100)) 2.22
= 1/1-0.55= 1/0.45

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


PERHITUNGAN STANDAR TUGAS PENUNJANG

• SESUAIKAN SATUAN WAKTU MENJADI MENIT / TAHUN


• WAKTU KEGIATAN DIJADIKAN 1 TAHUN
– JIKA HARIAN X 264
– JIKA MINGGUAN X 52
– JIKA BULANAN X 12
– JIKA SEMESTERAN X 2

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


LANGKAH 6
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Pusk "A”Th 2014

Kebutuhan
Jenis Tugas Kegiatan Capaian (1 th) SBK
SDMK (Bidan)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)

1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35

2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64

3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29


A. Tugas
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27

5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03

6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03

7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2.79


Standar Tugas Penunjang (STP) (hasil dari Langkah 5)
B. Tugas Penunjang 2.22

Total Kebutuhan SDMK (Bidan)= (JKT x STP) 6.21

Pembulatan 6
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 22
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan SDMK
(contoh: Bidan Puskesmas) di Kabupaten/Kota “X” Tahun 2014

No Juml.SDMK Kebutuhan SDMK Kesenjangan


Puskesmas Keadaan
(Bidan) saat ini (Bidan) seharusnya (6)=(4)-(5)

(1) (2) (4) (5) (6) (7)


1 A 4 6 -2 Kurang
2 B 8 8 0 Sesuai
3 C 9 11 -2 Kurang
4 D 8 7 +1 Lebih
5 E 16 16 0 Sesuai
6 F 10 8 +2 Lebih
7 G 8 7 +1 Lebih
8 H 5 6 -1 Kurang
9 I 15 14 +1 Lebih
Kab/kota “X” 126 138 -12 Kurang

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


ABK Kes ONLINE
• www. renbut.kemkes.go.id
• Username : kode puskesmas masing-masing : MISAL
p3301180101
• Pasword : 123456
• Pilih ABK Kes
• Pilih daftar puskesmas –sampai kirim
• Isikan semua jabatan, tugas pokok, tugas penunjang, norma
waktu , waktu kerja tersedia sampai hasil ABK kes muncul
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
3. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN BERDASARKAN STANDAR
KETENAGAAN MINIMAL
SUB POKOK PERENCANAAN SDM KESEHATAN PUSKESMAS

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


PENGGUNAAN

Metode Standar Ketenagaan Minimal tepat digunakan untuk:


• Pendirian Faskes Baru sebagai persyaratan ijin pendirian, dan Peningkatan Status / Kelas Faskes
(RS, RSK, Puskesmas, RS Swsta, UPT / UPTD)  Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
(sumber: Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan Klasifikasi Rumah Sakit dan
Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


MANFAAT

1. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDMK dapat digunakan untuk melaksanakan


redistribusi di dalam rumah sakit yang bersangkutan atau redistribusi antar rumah sakit.
2. Hasil perhitungan rencana kebutuhan SDM kesehatan tdk dapat diusulkan untuk alokasi
formasi ke Kementerian PAN-RB melalui BKD kabupaten/kota atau BKD provinsi atau
langsung ke Kemen PAN-RB

Kemenkes  direncanakan untuk pemenuhan kebutuhan secara temporary  penugasan khusus


individu, WKS dr. Spesialis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


DATA DAN INFORMASI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENYUSUN STANDAR
KETENAGAAN MINIMAL

1. Informasi Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas


2. Data jenis, jumlah, dan kualifikasi SDMK sebagai data kondisi saat ini
atau tahun terakhir untuk dibandingkan dengan Standar Kebutuhan
Minimal (sumber data: Sekretariat rumah sakit atau Puskesmas atau
sekretariat Dinkes Kabupaten/kota).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


LANGKAH-LANGKAH METODE
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL
LANGKAH-01
Penetapan Standar Ketenagaan Minimal Faskes :
•Standar Ketenagaan Minimal SDMK Puskesmas menurut Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang
Puskesmas
LANGKAH-02
Perhitungan Rencana Kebutuhan SDMK di Puskesmas  Membandingkan antara jumlah standar dengan
jumlah SDMK yang ada di puskesmas sehingga terlihat apakah SDMK yang ada sudah sesuai dengan standar
atau belum. Output dari perhitungan dengan menggunakan standar ini bisa berupa :
 
Perhitungan Kebutuhan SDMK Puskesmas:
i.Puskesmas Kawasan Perkotaan
ii.Puskesmas Kawasan Pedesaan
iii.Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1 ini. Prinsip
SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
30
31
REFERENSI

• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


• UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
• UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
• UNDANG-UNDANG NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH
• PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 19 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS BEBAN KERJA
• PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NO. 26 TAHUN 2011
TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK DAERAH
• PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO.43 TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN SDM KESEHATAN
• PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN, MENTERI PAN RB, DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN
2014, NOMOR 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014, NOMOR 68 TAHUN 2014

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


II. PENGORGANISASIAN

Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas


Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
1. Organisasi Puskesmas
2. Jabatan Fungsional
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 33


1. ORGANISASI PUSKESMAS
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


PENGORGANISASIAN SDM
• Pengorganisasian adalah langkah menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian
wewenang wewenang oleh pimpinan pimpinan kepada staf
dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
• Fungsi pengorganisasian  (sinkronisasi) dan mengatur 
personil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah disepakati bersama

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Sumber Daya Manajemen Puskesmas

05/06/23
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sumber Daya Manajemen Puskesmas

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Organisasi Puskesmas

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 39
2. JABATAN FUNGSIONAL
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Jabatan Fungsional
• Kondisi lainnya untuk masing-masing jabatan fungsional, dapat di lihat pada tabel dibawah ini ;

PERSYARATAN
NAMA
NO PERATURAN PENDIDIK PANGKAT & MASA USIA KEPANG NILAI PAK
JABFUNG
AN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
1 DOKTER KEPMENPAN NOMOR 139/KEP/ IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
(AHLI) M.PAN/11/2003 TENTANG JABATAN DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
KREDITNYA DIMILIKI
2 DOKTER KEPMENPAN NO: 41/KEP/M.PAN/11 IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
GIGI (AHLI) /2003 TENTANG JABATAN FUNGSI- DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
ONAL DOKTER GIGI DAN ANGKA GIGI IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
KREDITNYA DIMILIKI
3 DOKTER PERMENPAN NO: PER/17/M.PAN/9/ IJAZAH PENATA - MAKSIMAL SAMA UNSUR
PENDIDIK 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- DOKTER MUDA TK I/ USIA 50 DENGAN UTAMA &
KLINIS ONAL DOKTER PENDIDIK KLINIS SPESIALIS IIIb TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
4 PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH D- PENGATUR/ 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(TERAMPIL) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL III KEPERA- IIc USIA 50 DENGAN UTAMA &
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA WATAN TAHUN YANG PENUNJANG
DIMILIKI
PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH PENATA 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL NERS MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA TAHUN YANG PENUNJANG
DIMILIKI
4

PERAWAT PERMENPAN NO: 25 TAHUN 2014 IJAZAH PENATA 1 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) TENTANG JABATAN FUNGSIONAL NERS MUDA/IIIa USIA 50
PERSYARATAN DENGAN UTAMA &
NAMA
NO PERATURAN
PERAWAT DAN ANGKA KREDITNYA PENDIDIK PANGKAT & MASA TAHUNUSIA KEPANG
YANG NILAI PAK
PENUNJANG
JABFUNG
AN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
DIMILIKI
1
5 DOKTER
BIDAN KEPMENPAN
PERMENPAN NOMOR 139/KEP/
NO: 1/PER/M.PAN/1/ IJAZAH
IJAZAH PENATA
PENGATUR 2 TH 5
2 TH TAHUN
MAKSIMAL SAMA
SAMA UNSUR
UNSUR
(AHLI) M.PAN/11/2003 TENTANG JABATAN DOKTER MUDA TK I/ SEBELUM DENGAN UTAMA &
(TERAMPIL) 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- SEKOLAH MUDA/ IIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA IIIb PENSIUN YANG PENUNJANG
ONAL BIDAN & ANGKA KREDITNYA
KREDITNYA BIDAN/D-I TAHUN YANG
DIMILIKI PENUNJANG
2 BIDAN DIMILIKI
BIDAN PERMENPAN NO: 1/PER/M.PAN/1/ IJAZAH S- PENATA 2 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
(AHLI) 2008 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1/ D-IV MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
ONAL BIDAN & ANGKA KREDITNYA BIDAN TAHUN YANG PENUNJANG
3
DIMILIKI
6 EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH D-I PENGATUR 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- EPID MUDA/ IIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
4 (TERAMPIL) ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENSIUN YANG PENUNJANG
DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH S- PENATA 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1 / D-IV MUDA/IIIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
(AHLI) ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN BIOLOGI PENSIUN YANG PENUNJANG
DAN ANGKA KREDITNYA /KES DIMILIKI
7 PEMBIM- PERMENPAN NO: 47 TAHUN 2013 IJAZAH S- PENATA 2 TH MAKSIMAL SAMA UNSUR
5
BING KES TENTANG PERUBAHAN ATAS PER- 1/D-IV MUDA/IIIa USIA 50 DENGAN UTAMA &
KERJA MENPAN NO: 13 TAHUN 2013 TTG JURUSAN TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) JABATAN FUNGSIONAL PEMBIM- KES DIMILIKI
BING KESEHATAN KERJA DAN ANGKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
KREDITNYA
6

EPIDEMIO- KEPMENPAN NO: 17/KEP/M.PAN/11 IJAZAH S- PENATA 1 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR


LOG KES /2000 TENTANG JABATAN FUNGSI- 1 / D-IV MUDA/IIIa SEBELUM DENGAN UTAMA &
PERSYARATAN
NO (AHLI)
NAMA ONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN
PERATURAN BIOLOGI
PENDIDIK PANGKAT & MASA PENSIUN
USIA YANG
KEPANG PENUNJANG
NILAI PAK
JABFUNG
DAN ANGKA KREDITNYA /KESAN GOL MIN KERJA PENSIUN KATAN
DIMILIKI
1 DOKTER KEPMENPAN NOMOR 139/KEP/ IJAZAH PENATA 2 TH 5 TAHUN SAMA UNSUR
7 PEMBIM-
(AHLI) PERMENPAN NO:TENTANG
M.PAN/11/2003 47 TAHUNJABATAN
2013 IJAZAH
DOKTER S- PENATA
MUDA TK I/ 2 TH MAKSIMAL
SEBELUM SAMA
DENGAN UNSUR
UTAMA &
BING KES FUNGSIONAL
TENTANG DOKTER DAN
PERUBAHAN ATASANGKA
PER- 1/D-IV IIIb
MUDA/IIIa PENSIUN
USIA 50 YANG
DENGAN PENUNJANG
UTAMA &
KREDITNYA DIMILIKI
2 KERJA MENPAN NO: 13 TAHUN 2013 TTG JURUSAN TAHUN YANG PENUNJANG
(AHLI) JABATAN FUNGSIONAL PEMBIM- KES DIMILIKI
BING KESEHATAN KERJA DAN ANGKA
3 KREDITNYA
8 PENYULUH KEPMENPAN NO: 58/KEP/M.PAN/8 IJAZAH D- PENGATUR - - SAMA UNSUR
KESEHATAN /2000 TENTANG JABATAN FUNGSIO- III MUDA TK DENGAN UTAMA &
4
MASY NAL PENYULUH KESEHATAN MASY. I/IIb YANG PENUNJANG
(TERAMPIL) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI
PENYULUH KEPMENPAN NO: 58/KEP/M.PAN/8 IJAZAH S- PENATA - - SAMA UNSUR
KESEHATAN /2000 TENTANG JABATAN FUNGSIO- 1/D-IV MUDA/IIIa DENGAN UTAMA &
MASYARAK NAL PENYULUH KESEHATAN MASY. YANG PENUNJANG
5 AT (AHLI) DAN ANGKA KREDITNYA DIMILIKI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Kualifikasi Pengangkatan Pertama Jabatan
Fungsional di Puskesmas
Persyaratan Umum :
– Tersedianya formasi jabatan fungsional
– SK pengangkatan menjadi PNS atau SK kenaikan pangkat terakhir
– Penetapan angka kredit yang mencukupi
– Surat pernyataan melaksanakan pada bidangnya
– DP3 / SKP satu tahun terakhir bernilai baik
– Kartu pegawai

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


III. Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
1. Variabel Penilaian Kinerja
2. Evaluasi
3. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 45


1. VARIABEL PENILAIAN KINERJA
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


VARIABEL PENILAIAN KINERJA
• Kelompok SDM : tugas pokok dan fungsinya
• Pendidikan : semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi bobot
penilaian
• Masa Kerja : semakin lama semakin tinggi nilai
• Kehadiran : semakin rajin semakin tinggi nilai
• Pengurangan : ada tidaknya pelanggaran disiplin
• Penambahan : ada tidaknya penghargaan / prestasi
• Produktivitas : disesuaikan tugas pokok dan tugas tambahan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2. EVALUASI
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Evaluasi
 Evaluasi Hasil Penilaian
• Hasil penilaian kinerja diperoleh berdasarkan hasil total skor individu yang meru
pakan penjumlahan penilaian atas variabel-variabel, tercantum dalam formulir A.
Hasil penilaian kinerja tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja SDM Pusk
esmas yang bersangkutan terkait beban kerja dan pemberian reward/pengharg
aan.
 Evaluasi Metode Penilaian
• Evaluasi ini perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendap
atkan masukan mengenai :
– Pola penilaian
– Variabel dan unsur-unsur yang dinilai
– Kesesuaian dengan target dan sasaran Puskesmas

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


3. PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Pemanfaatan Hasil Penilaian

Penghargaan Non Finansial


–ikuti pelatihan/seminar/lokakarya dengan didanai oleh Puskesmas
–Kesempatan untuk diusulkan mengikuti tugas belajar
–Pengembangan karir
Penghargaan Finansial
Penghargaan finansial dapat berupa pemberian insentif sesuai dengan
anggaran tersedia.

05/06/23 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


IV. Pengembangan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas
1. Training Need Analysis
2. Pengembangan Kompetensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


KOMPETENSI MELIPUTI:
Diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman
kerja
Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat pendidikan ,
pelatihan struktural /manajemen dan
Kompetensi Manajerial pengalaman kepemimpinan

Kompetensi Sosial Kultural


Diukur dari pengalaman kerja berkaitan
Pasal 69 dengan masyarakat majemuk dalam hal
UU 5 /2014 (ASN) agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan
Analisis Pengembangan Kompetensi

Biro Kepegawaian

ANALISIS DESAIN KURIKULUM DIKLAT BERBASIS


GAP KEBUTUHAN KOMPETENSI
DIKLAT

PROFIL
KOMPETENSI
PEGAWAI
Puslat
SDMK
POLA PIKIR TNA
(Training Need Assessment)
TAHAPAN Pengkajian Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi

20 jpl/tahun
1

6
Pedoman Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Pegawai

Pedoman Pengembangan Kompetensi


ASN di Lingkungan Kemenkes
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
MENURUT RPP MANAJEMEN ASN
Klasikal:
Pendidikan:
1.Pelatihan
Tugas Belajar/ Izin
2.Seminar
Pengembangan Belajar
3.Kursus
Kompetensi 4.Penataran
Pelatihan:
1.Pelatihan Klasikal
Non Klasikal:
2.Pelatihan Non
1.E-Learning
Klasikal
2.Bimbingan di
tempat Kerja
3.PJJ
4.Pertukaran Pegawai
REFERENSI
 UU 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 UU 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
 Undang Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 PP No: 67 tahun 2019
 Poin-poin Dalam Nawa Cita Pemerintahan Jokowi JK
 Perpres No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
 Permenpan RB No.20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
 Permenpan RB No. 1 tahun 2020 tentang pedoman analisis jabatan dan Analisis Beban Kerja
 Permenkes No 64 tahun 2015 tentang Organisasi & Tata Kerja
 Perka BKN Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS
 Perka BKN No. 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
 Perka BKN No. 22 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pengembangan Pegawai Negeri Sipil;
 Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
 Permenkes No. 43 tahun 2017 tentang Penyusunan Formasi Jabfungkes
 Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
 Pedoman Pengembangan Kompetensi ASN DiLingkungan Kementerian Kesehatan Melalui Kegiatan Non Pelatihan, Puslat SDM
Kesehatan Juni 2016
 Pedoman Analisis Kebutuhan PengembanganKompetensi, Puslat SDM Kesehatan Maret 2016
 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi), Jakarta : 2009
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 59
Pengembangan Aplikasi
Metode Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan

Bidang Perencanaan SDMK


Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK
Aplikasi Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan
Aplikasi mulai dikembangkan sejak 2016
dengan merujuk pada Permenkes Nomor 33
Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Ketenagaan Minimal
Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
Dapat menjadi Dakung Pemenuhan Nakes secara
temporary

ABK Kesehatan Rasio

Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jml Penduduk 


Dapat menjadi Dakung Pengajuan Menghitung kecukupan nakes dibadingkan jumlah
formasi CPNS, penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)
PPPK dan redistribusi
APLIKASI RENBUT VERSI 4.0
www.renbut.kemkes.go.id
PMK NO.43 TAHUN 2019 TENTANG PUSKESMAS
Perubahan Jumlah dan Jenis SDM Kesehatan pada
Standar Ketenagaan Minimal
02 Permenpan RB No. 1 Th 2020 Tentang
Pedoman Analisis Jabatan & ABK
Jam Kerja Efektif Pertahun 1.250 jam atau
75.000 mnt/thn

PERUBAHAN PERMENPAN
PMK NO. 3 TAHUN 2020 TENTANG
KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RS
Jumlah minimal nakes di RS tidak ada
01 03 TERKAIT JABATAN
FUNGSIONAL
KES & NON KES
lagi Perawat, Bidan, Terapis Gigi dan
Mulut

DILENGKAPI BUKU 04 Permenpan RB No. 41 Th 2018 Tentang


Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi
TUTORIAL DAN VIDEO
Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Instansi
Pemerintah
ABK KESEHATAN
Data yang dibutuhkan

Faskes / Instansi
Faskes Menetapkan Jenis Faskes
SDM KESEHATAN
Jenis SDMK yang ada
Jenis Tenaga Eksisting
Status Kepegawaian Jenis Pekerjaan
. a. Tugas Pokok, Uraian Tugas
Pekerjaan dan Norma Waktu;
Hasil Pekerjaan b. Tugas Penunjang, Uraian
Capaian / cakupan program Tugas, dan Norma Waktu
Out Put
tiap tahun
Cara Login

01 02

01
Dinkes Provinsi & Kab/Kota menggunakan username
yang sama dengan username ABK pada Aplikasi
Renbut versi sebelumnya

02
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) seperti
Puskesmas menggunakan kode yang ada pada
SISDMK. 03 04
RS menggunakan username yang sama dengan

03 username ABK pada Aplikasi Renbut versi


sebelumnya (sesuai kode SIRS) dengan
menambahkan huruf R di depannya (contoh :
R330192)
.
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2019
KESALAHAN UMUM DALAM PERHITUNGAN KEBUTUHAN

Norma Waktu
Norma waktu yang
Analisis Jabatan disediakan pada satu jenis
Penyusunan analisis jabatan kegiatan tidak terstandar
sebagai permulaan perhitungan, (terutama Jab Pelaksana)
seringkali tidak dilakukan
dengan baik
Ketersediaan Tenaga
Jumlah tenaga yang
tersedia perlu dimasukkan
Jenis Jabatan sesuai SK dengan jumlah riil
yang berada pada
Pemilihan jenis jabatan
organisasi tersebut
dalam suatu organisasi
perlu ditentukan secara
TEPAT untuk mencapai Fragmented
VISI organisasi Perhitungan masih dilakukan
secara terkotak/ fragmented.
Perhitungan perlu dilakukan secara
menyeluruh di satu organisasi
besar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai