Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.

D Dengan Tonsilitis Pada


An. S Di Wilayah Kerja Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang
(Case Study : Nursing Care To Mr. D Family With Tonsilitis In Children In
The Health Center North Magelang City)
Lutfi Eka Nur Ikhsan
Poltekkes Kemenkes Semarang
lutfigupil0@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang : Tonsilitis merupakan penyakit yang sering ditemukan
dimasyarakat baik masyarakat luar maupun indonesia, tetapi penyakit ini sering
ditemukan keterlambatan dikarenakan kurangnya informasi dan tanda gejala maupun
pencegahannya.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran maupun
penatalaksanaan asuhan keperawatan. Penelitian ini diambil pada pasien anak
tonsilitis secara komprehensif melalui pendekatan proses keperawatan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Penelitian ini diambil pada pasien dengan tonsilitis.
Sampelnya dengan An. S pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,observasi
dan dokumentasi
Hasil : Penelitian ini diambil pada pasien dengan Tonsilitis Di Puskesmas Magelang
Utara. Diharapkan keluarga mampu mengenali masalah sehubungan dengan penyakit
klien.
Kesimpulan : Masalah utama pada klien dengan Tonsilitis adalah ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah Tonsilitis
Kata Kunci : Tonsilitis, kurang pengetahuan, asuhan keperawatan.

Abstrack
Background: Tonsillitis is a disease that is often found in the community both
outside and Indonesian, but this disease is often found to be delayed due to lack of
information and signs of symptoms and prevention.
Objective: The purpose of this study was to determine the description and
management of nursing care. This study was taken in tonsillitis pediatric patients
comprehensively through the nursing process approach.
Method: This study is a qualitative study using the nursing process approach. This
study was taken in patients with tonsillitis. The sample is with An. S data collection
is done by interviews, observation and documentation
Results: This study was taken in patients with Tonsillitis at the North Magelang
Health Center. The family is expected to be able to recognize problems related to the
client's illness.
Conclusion: The main problem with clients with Tonsilitis is the inability of families
to recognize the problem of Tonsillitis
Keywords: Tonsillitis, lack of knowledge, nursing care.
1. Pendahuluan :
Tonsilitis merupakan penyakit yang sering ditemukan dimasyarakat baik
masyarakat luar maupun indonesia, tapi penyakit ini sering ditemukan keterlambatan
dikarenakan kurangnya informasi, gejala, dan pencegahannya. (Sudrajat, Dalam Ipa,
Wahyuni, Arsyad, 2013)
Secara medis, penyakit yang lebih sering disebut dengan amandel ini
ditandai dengan pembengkakan pada tonsil dan disertai dengan nyeri tenggorokan.
(Ballanger,2013)
Menurut WHO pola penyakit tenggorokan hidung telinga (THT) diberbagai negara
berbeda beda. Data 10 tahun terakhir menemukan bahwa sekitar 60% anak usia
dibawah 15 tahun mengalami gejala tonsilitis akut sering mengalami kegagal
penambahan berat badan, karena asupan nutrsi yang tidak maksimal. Jumalah
terbesar di duduki oleh anak anak, hal ini di sebabkan karena ketidakmampuan
keluarga dalam mengajarkan oral hygine pada anak. (Ipa, Wahyuni, Arsyad.2013)
Sapitri (2013) mengatakan data epidemiologi penyakit teling hidung tenggorokan
(THT) di 7 provinsi Indonesia, untuk tonsilitis sebesar 3,8%, tertinggi kedua setelah
nasofaringitis (4,6%).
Prevalensi penyakit ini meningkat tiap tahunnya sebanyak 23% per 1000
penduduk dengan usia yang bervariatif, daerah Indonesia bagian timur merupakan
daerah penyumbang terbanyak yaitu 23,44%, dipengaruhi karena ketidakmauan
masyarakat untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang telah disediakan serta
kurangnya informasi dan kesadaran masyarakat tentang prilaku hidup bersih.
(Asyraff, 2010)
Insiden Tonsilitis Di Jawa Tengah mencapai 23,36% dan 47% diantaranya
pada usia 6-15 tahun. Berlanjut pada tahun 2013 menurut Waskito (2014) penyakit
ini menduduki peringkat 10 besar yaitu diposisi ke 8. Berdasarakan survey, bahwa
peningkatan jumlah prevelensi dikarenakan ketidakmampuan keleuarga dalam
penggunaan pelayanan kesehatan.
Kemudian hasil studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Magelang
Utara Kota Magelang pada 18 November 2015, penderita tonsilitis periode 1 Januari
– 30 September 2015 sebanyak 289 kasus, untuk laki laki sebanyak 120 orang untuk
perempuan 169 orang. Kasusu tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan jumlah
kasus 47 kasus, penderita tahun ini bisa dibilang menurun dibanding tahun 2013 (457
kasus) (Puskesmas Magelang Utara)
Menurut Friedman (2014) dalam keluarga, setiap anggota keluarga harus
memahami tugas masing masing individu sebagai anggota keluarga termasuk tugas
keluarga dalam bidang kesehatan. Menurut Achar (2010), lima tugas keluarga dalam
bidang kesehatan adalah ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,
ketidakmampuan memodifikasi lingkungan, ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut Susanty (2011) ada beberapa dampak yang akan timbul bila tidak
dikenali secara benar, diantaranya gangguan rasa nyaman dan aman (nyeri) ,
khususnya adalah nyeri telan karena adanya peradangan dibagian tonsil. Peradangan
pada tonsil ini juga mengakibatkan meningkatnya suhu tubuh, kemudian karena
adanya nyeri telan penderita biasanya enggan untuk makan dan minum melalui mulut
hal ini juga dapat mempengaruhi resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.

2. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan


rancangan studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan. Populasi
Penelitian ini adalah anak yang mengalami febris. Sampelnya adalah An. S yang
dilakukan di Puskesmas Magelang Utara Kota Magelang pada bulan Januari 2016 di
bangsal pringgondani. Sampelnya adalah An. S pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara, observasi data, dan studi dokumentasi. Insrumen penelitian adalah
peneliti sendiri dengan beberapa alat bantu. Beberapa tahapan yang dilakukan oleh
penulis:
1. Pengkajian Keperawatan : melalukan pengumpulan data yang bersumber dari
pasien maupun keluarga pasien maupun buku rekam medis pasien
2. Diagnosa Keperawatan : melakukan semua analisis terhadap pasien sehingga
didapatkan diagnosa keperawatan pada pasien
3. Intervensi Keperawatan : menyusun rencana tindakam keperawatan untuk
mengatasi keperawatan yang terjadi pada pasien
4. Implementasi Keperawatan : melaksanakan rencana tindakan yang telah
disusun
5. Evaluasi Keperawatan : melakukan penilaian tindakan keperawatan yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi.

3. Hasil Penelitian : Peneliti akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan tahapan


tahapan pada proses keperawatan.
1. Pengkajian
Data hasil pengkajian menunjukan data subjektif : Keluarga Tn. D
mengatakan tahu bahwa tonsilitis adalah amandel namun belum tahu sepenuhnya
tentang tonsilitis mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
komplikasi, dan penanganan tonsilitis.
Data objektif : Keluarga Tn. D tidak dapat menjawab ketika diberi pertanyaan
seputar tonsilitis. Mukosa bibir agak kering, BB sebelum sakit : 16,2 kg, BB saat
sakit : 16 kg, klien terlihat lemah
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisis data pengkajian dapat ditegakkan Diagnosa
Keperawatan : Diagnosa keperawatan pertama adalah ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah dengan: Data subjektif keluarga Tn. D mengatakan belum tahu
sepenuhnya tentang tonsilitis mulai dari pengertian, penyebab, tanda gejala,
pencegahan dan penanganan tonsilitis. Data objektif : Keluarga Tn. D tidak dapat
menjawab ketika ditanya tentang seputar tonsilitis
Diagnosa keperawatan yang kedua adalah ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dengan: Data subjektif : Ny. I mengatakan bahwa An.
S mengeluh sakit pada tenggorokannya. Dan susah makan selama 1 minggu
terakhir. Data objektif : Data dari puskesmas bahwa An. S mengalami peradangan
tonsil stadium T2 . An. S selalu menolak bila disuapi makanan saat dilakukan
pemeriksaan fisik terdapat kemerahan pada tonsil.
Diaagnosa keperawatan yang ketiga adalah ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan terkait dengan diit ketika nyeri telan dengan: Data
subjektif: Ny. I mengatakan An. S susah makan karena sakit tenggorokan. Data
objektif : An. S menolak ketika disuapi. Mukosa bibir agak kering, BB sebelum
sakit : 16,2 kg, BB saat sakit : 16 kg. Terlihat lemah
3. Intervensi Keperawatan :
Tujuan keperawatan untuk masalah defisiensi pengetahuan adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, masalah teratasi dengan
kriteria hasil pengetahuan tentang tonsilitis, penyebab, tanda gejala,
komplikasi, penanganan dan pencegahan meningkat, dan dapat menjawab
pertanyaan. Intervensi keperawatannya : kaji tingkat pengetahuan keluarga Tn.
D tentang tonsilitis, beri pertanyaan tentang tonsilitis, dan beri penjelasan
tentang hal hal mengenai tonsilitis.
Tujuan keperawatan untuk masalah nyeri telan adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam, masalah teratasi dengan kriteria hasil
nyeri dapat terkontrol, keluarga tahu cara mengurangi nyeri, keluarga tahu diit
tepat ketika nyeri telan. Intervensi keperawatannnya : kaji karakteristik nyeri,
anjurkan perbanyak istirahat dan mengurangi aktifitas, anjurkan konsumsi
antibiotik, dan anjurkan pemberian makan dalam bentuk cair dan hangat.
Tujuan keperawatan untuk masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, masalah teratasi
dengan kriteria hasil tidak terjadi ketidakseimbangan nutrisi pada An. S.
Intervensi keperawatannya : kaji pengetahuan keluarga tentang pentingnya
nutrisi, beri penjelasan pentingnya nutrisi dengan bahasa yang mudah
dipahami, diskusikan manfaat vitamin C, diskusikan cara pemberian diit ketika
nyeri telan, dan beri pertanyaan seputar materi kemudian beri reinforcment
setiap jawaban yang benar.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 14-15 Jauari 2016 sesuai dengan
rencana tindakan yang telah disusun untuk masing masing masalah
keperawatan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 hari didapatkan tiga masalah
yang muncul teratasi karena telah tercapai kriteria hasilnya.

4. Pembahasan
Peneliti akan melakukan pembahasan untuk masing masing tahapan yang telah
dilalui.
1. Pengkajian
Tahap pengumpulan data dasar meliputi pengumpulan data subjektif
maupun objektif. Pengumpulan data subjektif meliputi identitas klien dan
penanggung jawab, riwayat kesehatan dahulu dan sekarang, keluarga, dan
sosial, sebelas pola fungsional Gordon.
Hasil pengkajian juga di dapatkan data, pendidikan terakhir Tn. D adalah SD
dan bekerja sebagai wiraswasta, pendidikan terakhir Ny. I adalah sarjana
pendidikan, Ny. I bekerja sebagai guru TK. An. T merupakan anak pertama
berumur 5 tahun, dan untuk An. S adalah anak kedua yang berumur 3,5 tahun.
Dan untuk tahap perkembangan keluarga Tn. T berada dalam tahap
perkembangan anak prasekolah.
Untuk riwayat kesehatan sendiri keluarga Tn. D tidak ada riwayat penyakit
yang bersifat keturunan dan menular seperti yang dilansir penulis. Hanya saja Tn. D
mempunyai riwayat penyakit hipertensi pada tahun 2013 dan memiliki kebiasaan
merokok.
Dari hasil pengkajian lingkungan, keluarga Tn. D menjadi satu rumah dengan orang tua
Ny. I, luas tanah kurang lebih 96 m, terdapat 11 ruangan didalam rumahnya. Sumber air
untuk MCK dan memasak menggunakan air dari sumur yang dipasang sanyo. Kondisi
air untuk memasak dan mencuci bersih, dan tidak berbau.
Keluaga Tn. D tinggal di daerah pemukiman daerah yang padat penduduk, dimana jarak
antara rumah satu dengan rumah yang lain saling berdekatan. Untuk tetangga menurut si
penulis mengatak cukup ramah dan saling menghormati. Untuk tempat tinggal keluarga
Tn. D tidak pernah berpindah pindah setelah menikah, mereka tinggal di lingkungan
tersebut sampai sekarang. Dalam kehidupan sehari keluarga Tn. D menggunakan bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia.
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan, kemampuan keluarga mengenal masalah
tonsilitis, Tn. D dan keluarga belum mengetahui bahwa anaknya mengalami tonsilitis.
Setahunya hanya mengalami demam dan susah makan. Kemampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit demam, keluarga sudah dapat merawat dengan
cara kompres air hangat namun belum tau cara untuk menangani gejala lain dari
tonsilitis dan pencegahannya. Dan untuk memelihara/memodifikasi lingkungan keluarga
Tn. D sudah baik, rumah sudah terlihat bersih dan barangnya tertata rapi.
Data pemeriksaan fisik menunjukan data keadaan umu pasien dan keluarga pasien baik
semua, untuk tingkat kesadarannya keluarga Tn. D composmentis semua.
2. Diagnosa keperawatan
Data untuk diagnosa Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah adalah data
subjektif. Keluarga Tn. D mengatakan tahu bahwa tonsilitis adalah amandel namun
belum tahu sepenuhnya tentang tonsilitis mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan dan penanganan. Untuk data objektif, penulis menulis keluatga Tn.
D tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penulis. Maka penulis
menetapkan masalah keperawatan Defisisensi Pengetahuan sesuai dengan teori
NANDA. Dengan kriteria hasil Keluarga dapat mengerti pengrtian tonsilitis, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi penanganan dan pencegahan meningkat , dan juga dapat
menjawab pertanyaan dari penulis.
Penulis menetapkan diagnosa Nyeri telan adalah data subjektif. Keluarga Tn. D
mengatakan bahwa An. S mengeluh sakit pada tenggorokan. Dan susah makan selama 1
minggu terakhir. Untuk data objektifnya, penulis menuliskan data dari puskesmas
bahwa An. S mengalami peradangan tonsil stadium T2. Dan penulis menyertakan An. S
selalu menolak untuk disuapi makan. Maka penulis juga menetapakan seperti hal nya di
diagnosa pertama masalah keperawatannya adalah ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit. Dengan kriteria hasil nyeri klien dapat terkontrol, dan
keluarga tahu diit yang tepat untuk mengatasi An. S.
Disini penulis juga menetapkan diagnosa yang ketiga yaitu resiko ketidakseimbangan
nutrisi , dari data subjektifnya: Ny. I mengatakan An. S susah makan karena sakit
tenggorokan ,dan daro data objektifnya penulis menuliskan An. S menolak untuk
disuapi. Maka penulis juga menetapkan Masalah Keperawatannya yaitu
ketidakmampuan keluarga memodifikasi/memelihara lingkungan keluarga. Dengan hal
tersebut kriteria hasil yang dituliskan penulisa adalah tidak terjadi ketidakseimbangan
nutrisi pada An. S.
3. Intervensi Keperawatan.
Pada tahap intervensi keperawatan, dilakukan penyusunan prioritas masalah
keperawatan. Dengan menentukan diagnosisi keperawatannya, maka dapat diketahui
diagnosis mana yaang akan dilakukan atau yang akan diatasi pertama kali atau yang
segera dilakukan (Hidayat, 2008)
Penulis menetapkan diagnosis utama adalah Defisiensi Pengetahuan. Hal ini sesuai
dengan teori menurut Asmadi (2008). Klien dan keluarga mengerti dan menjalankan
prosedur yang dianjurkan, klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali materi
yang di berikan(NANDA,2015). Dengan intervensi yang dirumuskan antara lain kaji
tingkat pengetahuan, beri penyuluhan kesehatan, gambarka tanda dan gejala yang
muncul dari masalah tonsilitis itu. Rumusan tindakan keperawatan ini sesuai dengan
(NANDA 2015)
Diagnosa yang kedua yaitu nyeri telan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Untuk perumusan NOC
menggunakan NANDA yaitu sebagai berikut, dapat mempertahankan makanan
dalam mulut, kemampuan menelan adekuat pengiriman bolus ke hipofaring selaras
dengan reflek menelan yang dirumuskan sesuai dengan (NANDA 2015 dan Susanti
2011) yaitu kaji karakteristik nyeri klien , anjurkan untuk meningkatkan istirahat,
anjurkan berikan makanan lunak, berikan antibiotik untuk penyembuhan
peradangan. Dalam perumusan tindakan keperawatan nyeri yang ditimbulkan karena
adanya peradangan pada daerah tonsil sehingga diberikan antibiotik.
Diagnosa keperawatan yang ketiga adalah resiko ketidakseimbangan nutrisi
berhubungan dengan ketidakmmpuan keluarga memodifikasi lingkungan dengan
intervensi sebagai berikut, jelaskan pentingnya nutrisi ketika sakit, jelaskan
pentingnya vitamin C untuk daya tahan tubuh, jelaskan cara pemberian diit yang
benar. Perumusan tindakan keperawatan ini mengacu pada Susanti. (2011) dan
Waskito (2013) namun tidak semua dilakukan karena disesuaikan dengan kebutuhan
klien.
Ali (2010) menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan
kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tau dan mengerti tetapi mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
4. Implementasi Keperwatan
Dalam proses penyuluhan terjadi hubungan timbal balik dari keluarga. Berupa
adanya tanya jawab yang disampaikan keluarga mengenai tanda dan gejala Tonsilitis.
Metode ini mempunyai keuntungan karena dengan cara ini kontak antara klien
dengan penyuluh lebih efektif dan intensif.
Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab serta
menggunakan leaflet yang mana menurut( Notoadmojo 2007) leaflet adalah bentuk
penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat
untuk manfaatnya yaitu mempermudah klien atau keluarga untuk mengingat pesan
yang disampaikan dan dapat dibaca kembali apabila belum paham.
Akibat yang muncul dari Defisiensi pengetahuan tentang maslah Tonsilitis bila
tidak diatasi yaitu keluarga tidak akan pernah tau tenyang pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, pencegahan, dan penatalaksanaan. Serta beresiko terjadi
kekambuhan pada An. S bila tidak diketahui cara pencegahannya.
Penyebab peradangan Tonsilitis yang sering ditemukan adalah kurangnya hygine
yang dapat mempermudah bakteri dan virus masuk ke rongga tenggorokan dan
menyerang tonsil (Arsyad 2013).
Sedangkan untuk diit ketika An. S mengalami nyeri telan sesuai dengan buku
Wijaya (2013) dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dalam keadaan cair atau
lembek.
Respon keluarga Tn. D cukup baik mampu menerima penjelasan yang telah
diberikan. Keluarga Tn. D nampak antusias terbukti dengan banyaknya pertanyaan
yang diajukan ketika diberi penjelasan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan kemampuan keluarga menilai atau
memahami suatu materi atau setelah dilakukan penyuluhan, menurut Notoadmojo
(2007). Sejalan dengan teori tersebut , diharapkan keluarga Tn. D dapet mengetahui
pengertian Tonsilitis, tanda dan gejala, pencegahan, penanganan dan akibat yang
dapat ditimbulkan.
Renacana tindak lanjut terhadap asuhan keperawatan ini yaitu memotivasi kelurga
untuk menyediakan bahan makanan yang bergizi, serta meningkatkan asupan vitamin
C agar daya tahan tubuh terjaga. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
puskesmas lebih baik lagi untuk menjaga kesehatan.

5.Kesimpulan
Dari kumpulam data-data yang diperoleh, kemudian dianalisa datanya menggunakan
skala penentuan prioritas masalah menggunakan skoring, sehingga muncul maslah
keperawatan prioritas yaitu Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah. Diagnosa mengacu pada NANDA (2015) dan Ali (2010) hanya
keluar tida diagnosa. Untuk implementasi, penyusunan muncul terkait dengan tugas
perawatan kesehatan pada Tn. D .
Faktor pendukung dalam melakukan tindakan keperawatan ini adalah keluarga yang
kooperatif dalam memberikan informasi dan juga saaat dilakukan pengkajian, keluarga juga
sangat terbuka saat diberikan penyuluhan kesehatan ini.

6. Referensi
-Erwin. DH. (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan diagnosa utama Defisiensi
Pengetahuan pada keluarga Tn. D Tonsilitis pada An. S di wilayah kerja Puskesmas
Magelang Utara Di Kota Magelang
-Assyraf, Najib. 2010. Tonsilitis
(http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/23120/7/cover.pdf.)
-Farokah (2007). Hubungan tonsilitis kronik dengan prestasi belajar pada siswa kelas II
sekolah dasar di Kota Semarang
(http://www.scribd.com/doc/252106260/analisis-jurnaltonsilitis diakses : 10 Desember
2015)
-Sapitri, Visit. (2013). Karakteristik penderita tonsilitis kronis yang diindikasikan
tonsilektomi di RSUD Raden Mattaher Jambi.
(www.portalgaruda.org/article.php?article=95557&val=884) diakses pada : 10 Desember
2015
-Waskito, aryani riestya. (2014). (www.docfoc.com/riestya-aryani-waskito-
2102011012016-rumah-sakit-tht-tht-di-kota-semarang) diakses pada : 10 Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai