Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KASUS PNEUMONIA

Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu Ns. Ginanjar Sasmito Adi, Sp.Kep.M.B

Oleh Kelompok 2:

Intan Rusdian Permata Sari (1911011066)


Farrel Ascarya Awana (1911011076)
M. Zainun Zakkyamani (1911011090)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
ANALISA KASUS PNEUMONIA

Pasien yang dikaji bernama An. R. F berusia 6 bulan dan berjenis kelamin
laki-laki. An. R. F berstatus sebagai anak tunggal dari Ny. D. F dan Tn. T. F
beragama Kristen Protestan, bertempat tinggal di Kapan. Pasien masuk UGD pada
tanggal 11 Mei 2019 pukul 02.00 WITA dengan diagnosa medis pneumonia. Saat
ini pasien dirawat di Ruang Kenanga dengan diagnosa medis pneumonia. Saat di
kaji keluhan utama yang dialami pasien adalah batuk dan sesak nafas, ibu
mengatakan An. R.F mengalami batuk-batuk namun tidak dapat mengeluarkan
dahak. Keluarga pasien mengatakan awal masuk rumah sakit karena mengalami
demam, sesak nafas, dan batuk.
Keluarga pasien (ibu) mengatakan bahwa sakit yang di alami An. R. F
dalah batuk dan sesak nafas, keluarga tidak tahu cara pencegahan dan penanganan
pasien dirumah, saat ditanyakan ibu tidak bisa menjawab cara penanganan dan
pencegahan. Keluarga pasien mengatakan pada saat An. R. F berusia satu bulan,
ia pernah dirawat dirumah sakit karena demam, batuk, pilek dan kejang. Saat itu
An. R. F lebih banyak diberikan obat tradisional dan jarang mengonsumsi obat-
obatan medis.
Pada pola hidup, pasien mengalami gangguan pada personal hygiene. Saat
sebelum sakit, biasanya An. R. F dimandikan dua kali dalam sehari dan rambut di
cuci. Namun pada saat sakit pasien hanya dapat di lap sekali dalam sehari karena
pasien mengalami sesak, lemas, terpasang O2, 5 liter/menit, terpasang infus
Dextrose 5 % ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit) dan terpasang NGT di
lubang hidung sebelah kiri. Saat dilakukan pengukuran, berat badan An. R. F 4
kg, panjang badan 60 cm, lingkar kepala 42 cm. Riwayat kehamilan dan kelahiran
saat dikaji , riwayat prenatal Ibu An. R.F melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Kapan sebanyak lima kali.
Pada masa kehamilan, sakit yang biasa dirasakan ibu mual dan sakit
kepala serta cepat lelah, riwayat intranatal Ibu bersalin di Puskesmas Pembantu
dengan usia kehamilan 32 minggu dan ditolong oleh bidan dengan jenis
persalinan spontan. Saat ibu melahirkan, bayi langsung menangis dengan berat
badan bayi 2800 gram dan kulit berwarna merah. Riwayat postnatal An. R. F
mendapat ASI sampai dengan usia 2 bulan, dan pada usia 3 bulan bayi sudah
mendapatkan susu formula. Pasien juga tidak alergi terhadap obat-obatan, tidak
alergi dengan susu formula. Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap. An R.
F baru mendapatkan imunisasi HB 0, BCG, Polio 1.
Saat pengkajian didapatkan data tanda-tanda vital dengan suhu 37,70C,
nadi 103x/menit, pernapasan 59x/menit, pasien tampak sesak. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik terdapat pernapasan cuping hidung, bunyi ronchi pada paru
kanan lobus bawah, ada retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu nafas,
terpasang O2 5 liter/menit, pasien tampak batuk, adanya secret berwarna putih
tampak pada hidung, bentuk dada simetris, lingkar dada 37 cm, konjungtiva tidak
anemis, sklera berwarna putih, pupil isokhor, bibir tampak pucat, mulut tampak
bersih, rambut tampak kotor dan lengket.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil bentuk abdomen simetris,
abdomen teraba lunak, tidak ada massa pada abdomen, bising usus 36 x/menit dan
tidak ada mual muntah, pergerakan sendi bebas tidak ada fraktur. Pengkajian juga
dilakukan untuk mengetahui dampak hospitalisasi yang terjadi pada An. R.F
maupun orang tuanya diantaranya orang tua merasa khawatir karena An. R.F
merupakan anak pertama dan anak satu-satunya.
Pemeriksaan laboratorium terakhir dilakukan pada tanggal 18 Mei 2018
pukul 09.12 WITA didapatkan hasil Hemoglobin 12.0 g/dL, Eritrosit 5.60
10^6/uL, Hematokrit 39.9%, Monosit 10.8%, Neutrofil 3.25 10^3/uL, Limfosit
7.79 10^3/uL, Trombosit 276 10^3/uL. Saat perawatan, pasien mendapatkan obat-
obatan Dextrose 5% ½ NaCl 1000cc/24 jam (14 tetes per menit), Dexametazole 2
x 2 mg per IV, Amoxycilin 3x 1½ ctg per NGT, Cefotaxime 3 x 300 mg per IV.

1. Analisa Data

Data-data Masalah Etiologi


DS : Ibu mengatakan An. R. F Bersihan Mukus yang
mengalami batuk-batuk namun jalan nafas brlebihan
tidak dapat mengeluaran tidak efektif
dahak.

DO : An. R.F tampak batuk, TTV:


RR: 59x/menit, Suhu 37.70C,
Nadi 103x/menit, terdengar
bunyi nafas ronchi pada paru
kanan lobus bawah.
DS :Ibu mengatakan An. R. F Pola nafas tidak Keletihan otot
mengalami sesak nafas. efektif pernapasan.

DO: Terdapat pernapasan cuping


hidung, retraksi dinding dada dan
penggunaan otot bantu nafas,
terpasang O2 masker 5 liter
permenit, RR: 59x/menit.
DS : Ibu mengatakan sakit yang Defisit Kurang terpapar
diderita An. R.F adalah batuk dan pengetahuan informasi
sesak nafas , ibu tidak mengetahui
cara penanganan dan pencegahan
penyakit yang dialami An. R. F

DO : Saat ditanyakan ibu tidak bisa


menjawab pertanyaan tentang
cara penanganan dan pencegahan
penyakit An. R. F

2. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus yang
berlebihan merupakan masalah yang dapat mengancam kehidupan pasien.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
merupakan masalah yang dapat mengancam kehidupan pasien.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
merupakan masalah yang dapat mengancam tumbuh kembang dan
kesehatan pasien.

3. Intervensi Keperawatan
1. Untuk diagnosa I: bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
mukus yang berlebihan.
Tujuan: pasien akan mempertahankan bersihan jalan nafas yang efektif selama
perawatan.
Kriteria Hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 bersihan
jalan nafas kembali efektif, dengan
Kriteria hasil: yang diharapkan adalah batuk berkurang/tidak ada batuk, tidak
ada mukus, bunyi ronchi berkurang/tidak ada bunyi ronchi, tanda-tanda vital
dalam batas normal (frekuensi pernapasan 25-40x/menit).
Intervensi:
1) atur posisi fowler/semi fowler untuk meminimalkan ventilasi,
2) lakukan fisioterapi dada jika perlu,
3) observasi adanya bunyi nafas tambahan,
4) monitor tanda-tanda vital,
5) ajarkan nafas dalam dan batuk efektif,
6) keluarkan sekret dengan batuk atau suction,
7) kolaborasi pemberian terapi uap,
8) kolaborasi pemberian terapi intavena.

2. Untuk diagnosa II: pola nafas tidak efektif berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan.
Tujuan: pasien akan mempertahankan pola nafas yang efektif selama
perawatan.
Objektif: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pola
nafas kembali efektif, dengan
Kriteria hasil: sesak nafas berkurang/ tidak sesak, tidak ada pernapasan
cuping hidung, tidak ada tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu nafas
berkurang/tidak ada penggunaan otot bantu nafas. Intervensi:
1) observasi irama, kedalamam, dan kesulitan bernapas,
2) catat pergerakan dada,
3) catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot bantu nafas, dan retraksi pada
otot supraclaviculas,
4) monitor pola nafas (misalnya bradipneu, tekipneu),
5) atur posisi pasien fowler/ semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi,
6) kolaborasi pemberian O2 dan Bronchodilator.

3. Untuk diagnosa III: defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi.
Tujuan: keluarga akan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
pneumonia serta cara pencegahan dan penanganan penyakit pneumonia selama
dalam perawatan.
Objektif: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit,
keluarga mampu meningkatkan pengetahuan tentang pneumonia, dengan
Kriteria hasil: keluarga mengetahui pengertian penyakit , faktor penyebab,
mengetahui tanda dan gejala penyakit,mengetahui cara pencegahan,
mengetahui cara penanganan dirumah (discharge planning).
Intervensi:
1) jelaskan tentang penyakit anak (pneumonia),
2) jelaskan penyebabnya,
3) jelaskan tanda dan gejala,
4) jelaskan cara penularan,
5) jelaskan cara pencegahannya,
6) cara penanganan dirumah (discharge planning).

Anda mungkin juga menyukai