IDEOPATIC RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROME
MURNI KUSUMA DEWI
ARDHIKA PUTRI UTAMI
ITA INDRASWATI
AGDAMA REVONDIKA M
Pengertian
Sindrom gawat nafas, atau RDS disebut juga sebagai
penyakit membran hialin atau penyakit paru akibat
defisiensi sulfaktan
Gangguan pernapasan ini paling umum terjadi pada bayi
paterm ( kurang bulan)
Episdemologi
Berdasarkan data dari hasil World health Organization pravelensi
penyakit sistem pernafasan pada bayi baru lahir mencapai 29,5 % pada
tahun 2010 , sebagian besar dari gangguan pernafasan tersebut
disebabkan oleh asfiksia neonatorum. Di negara maju menyebabkan 20
% kematian bayi. Kejadian RDS ini 60 % - 80 % terjadi pada bayi
prematur dan hanya 5 % saja kejadian pada bayi matur
Etiologi
Takipneu (>60
Takikardi Lemah
kali /menit)
Pernafasan
Sianosis
cuping hidung
Patofisiologi
Respiratori distres syndrom terjadi ateleksis yang sangat
progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang dapat
disebut sulfaktan.
Sulfaktan adalah zat aktif yang diproduksi oleh sel epitel
saluran napas disebut sel pnemosit tipe II. Zat ini mulai
dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu
Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya
ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan
asidosis.
Hipoksia akan menyebabkan terjadinya:
Oksigenasi jaringan menurun > metabolisme anerobik>
dengan penimbunan asam laktat asam organik> asidosis
metabolic
Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus
alveolaris>transudasi kedalam alveoli> terbentuk
fibrin>fibrin dan jaringan epitel yang nekrotik>lapisan
membran hialin
Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya
jantung, penurunan aliran darah keparu dan mengakibatkan
hambatan pembentukan surfaktan yang menyebabkan
terjadinya atelaktasis.
pathway
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan
fungsi paru Pemeriksaan
Gambaran Pemeriksaan
(uji stabilitas fungsi
radiologis darah
busa atau uji kardiovaskuler
kocok)
Komplikasi
Jangka Pendek
Kebocoran udara
Perdarahan pulmonal
Ductus arterious
paten
Infeksi atau kolaps
paru
Displasia
bronkopulmonal
Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Ventilasi Mekanik
Positif End Expiratory Breathing (PEEB)
Terapi Farmakologi (kortikosteroid antenatal)
Terapi sulfaktan-profilaksis
Pencegahan Infeksi
Dukungan nutrisi
Pengkajian
Pemeriksaan fisik
Kulit: Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya
aliran darah perifer)
Jari dan kuku :Sianosis ,Clubbing finger
Mulut dan bibir ;Membrane mukosa sianosis, Bernafas
dengan mengerutkan mulut
Hidung :Pernapasan dengan cuping hidung
Vena leher :Adanya distensi/bendungan
Dada :Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan
aktivitas pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan
pernafasan), Pergerakan tidak simetris antara dada kiri
dengan kanan , Tactil fremitus, thrill, (getaran pada dada
karena udara/suara melewati saluran /rongga pernafasan)
Diagnosa
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
hilangnya fungsi jalan napas, eksudat dalam alveoli.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
hipoventilasi alveoli, penumpukan cairan di alveoli,
hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan factor biologis
ReAnxietas orang tua berhubungan dengan ancaman
pada status terkini (anak sakit)
Intervensi
NO. TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
DX EVALUASI (NIC)