Disusun Oleh:
2022
DAFTAR NAMA KELOMPOK 2
Mengetahui:
Fasilitator
Ketua Tutor
Sekertaris 1 Sekertaris 2
PENDAHULUAN
Blok Keperawatan Medikal Bedah 1 adalah Mata kuliah pada tahun akademik 2021/2022 dari
prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada
kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan-bahan pembelajaran dan untuk
menambah wawasan.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari dilakukannya laporan dan turorial pada studi kasus ini adalah :
1. Sebagai laporan tugas kelompok Blok KMB 1 yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran.
2. Dapat menambah wawasan tentang pendidikan di keperawatan.
3. Mengerti istilah-istilah medis
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki berusia 52 tahun di rawat di ruang IPD karena post operasi pengangkatan tumor
mediastinum. Setelah 2 minggu dirawat di RS, pasien mengalami dyspnea dan batuk. Pasien
baru-baru ini memiliki ketergantungan pada inhaler albuterol karena membuat dia lebih nyaman.
Pasien mengalami demam, menggigil, batuk (kadang-kadang produktif) dan dyspnea (memburuk
jika tidur dengan posisi datar). Hasil pengkajian perawat ditemukan bahwa terdapat pernafasan
cuping hidung, retraksi dinding dada, menggunakan otot bantu nafas tambahan M Sternocleido
Mastoideus, tampak diaphoresis, wajah pucat, vocal fremitus normal, perkusi sonor, hasil
aukultasi terdapat ronchi di lobus kanan bawah dan lobus kiri lateral. Terdapat luka sebesar 10
cm di dada, eksudat serous dan terjahit rapi. Pasien sering terbangun saat tidur malam karena
sering batuk, terlihat menghitam di sekitar mata dan sering menguap. Pasien mengatakan selama
di RS tidak pernah sholat karena merasa najis pakainnya sering terkena sputum dari batuk
pasien. Pasien juga mengatakan lemas untuk beraktivitas walaupun sekedar ke kamar mandi,
pasien hanya bisa duduk sebentar di tempat tidur dengan di sokong oleh tempat tidur yang
ditinggikan, kekuatan otot ektremitas 3, 3, 3, 3.
Hasil radiologi: Chest X-ray showed focal consolidation in the right lower lobe, suggestive of
pneumonia.
Hasil kultur
Learning Outcome:
1. Definisi pneumonia
2. Etiologi pneumonia
3. Manifestasi pneumonia
4. Patofisiologi pneumonia
5. Diagnosa keperawatan
6. Intervesi keperawatan
7. Luaran keperawatan
Pertanyaan Umum:
Sumber: Menurut buku dari Zuriati,S.Kep, Ners, M.Kep, Melti Suriya, S.Kep, Ners,
Yuanita Ananda, S.Kep, Ners. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Respirasi Aplikasi Nanda NIC & NOC. Padang-Sumatera Barat. Penerbit
Sinar Ultima Indah. (Anastasia Prima Viaroza_018)
Gejala-gejala saluran pernafasan seperti batuk dan sesak nafas, demam, dan
tanda² konsolidasi paru, nyeri dada pleuritik,hemoptitis, dan ronki. Manifestasi
klinis yg tidak khas seperti hilangnya nafsu makan, penurunan status fungsional,
inkontinensia urin, dan jatuh bisa muncul sebagai penanda pneumonia pada
pasien lansia.
Sumber: Menurut jurnal penyakit dalam indonesia dengan judul faktor² yg
berhubungan dgn diagnosis pneumonia pada lansia Vol 3 No 4 2016. (Dina
Hanifa_027)
12. Bagaimana cara megatasi masalah spiritual pada kasus tersebut ? (Alfisyahrin
Tavajio_2018-011)
Jawaban:
Perawat dapat memberikan pendidikan tata cara bersuci dan salat fardhu bagi
pasien. Dan para ulama sepakat benda yang keluar dari tubuh manusia yang
tergolong suci di antaranya air liur, dahak, ingus, air susu, air mata, keringat,
kuku, rambut, janin, dan bayi.
Sumber: Menurut buku saku perawat. (Inafa Harliza Putri_021)
13. Askep
A. Apa intrvensi kep yang dilakukan pada kasus tersebut ? (Inafa Harliza
Putri_021)
Jawaban:
Intervensi keperawatan:
Sumber: Menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan pengurus pusat persatuan
perawat nasional indonesia. (Syafira Lathifa Nurhaliza_023)
14. Terapi non farmakologi apa yang dapat diterapkan untuk meredakan gejala yang di alami
pasien? (Alfisyahrin Tavajio_2018-011)
Jawaban:
Terapi non farmakologi
1) Fisioterapi dada sangat berguna bagi penderita penyakit paru baik yang
bersifat akut maupun kronis, sangat efektif dalam upaya mengeluarkan
sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru yang
terganggu. (pada px infeksi nosokomial pneumonia yang menggunakan
ventilasi mekanik dan intubasi).
2) Mobilisasi atau aktivitas di rumah sakit pada pasien istirahat total sangat
penting sekali dilakukan.
3) Aromaterapi merupakan tindakan terapautik dengan menggunakan minyak
esensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi
sehingga menjadi lebih baik. Aromaterapi merupakan salah satu terapi non
farmakologi atau komplementer untuk mengatasi bersihan jalan nafas.
Aromaterapi yang sering digunakan yaitu peppermint (mentha pipperita),
Menthol sebagai bahan aktif utama yang terdapat dalam Peppermint dapat
membantu melegakan hidung sehingga membuat napas menjadi lebih
mudah
Sumber:
1) Syahdida, Firma Aska. 2020. Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik
pada Pasien Pneumonia Dewasa Di ruang Rawat Inap RSUD Jombang
Periode Januari-Desember 2019. Program Studi Farmasi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
2) Amelia, S., Oktorina, R & Astuti, N. 2018. Aromaterapi Peppermint
Terhadap Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
Anak Dengan Bronkopneumonia. Research of Education and Art Link in
Nursing Journal Vol, 1. No. 2. (Anif Fatul Ulyawati_2018-147)
Terapi non farmakologi:
1) Memberikan pappermint sebagai aromaterapi
2) Melakukan latihan pursed lips breathing
3) Memberikan istirahat
4) Memberikan asupan cairan yang cukup
Sumber: Berdasarkan REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 2. (Syafira
Lathifa Nurhaliza_023)
15. Apa yang dimaksut retraksi dinding dada? (Ulil Chiqmatus Sa'diah_019)
Jawaban:
Retraksi dinding dada (tertariknya otot dada karena usaha napas yang kuat)
Sumber: Menurut Ardinasari, Eiyta. (2016). Buku Pintar Mencegah dan
Mengobati Penyakit Bayi & Anak Jakarta: Penerbit Bestari. (Alfisyahrin
Tavajio_2018-011)
16. Terapi farmaologis apa yang dapat dilakukan pada kasus tersebut ? (Fatasya Zurlizatul
Chusna Azahra_022)
Jawaban:
Terapi farmakologi yaitu terapi obat, pengobatan diberikan berdasarkan etiologi
uji resistensi tapi karena hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan
terapi secepatnya maka biasanya diberikan antibiotik golongan Penicillin G untuk
infeksi pneumonia virus, Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi
pneumonia.terapi cairan Asering 500ml 20 tpm, serta injeksi IV Ceftriaxone 1 gr,
inj IV Dexamethasone 4 mg, N-ace 1 tablet.
Sumber : Menurut PENGELOLAAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK
EFEKTIF PADA NY. S DENGAN PNEUMONIA DI RUANG ALAMANDA
RSUD UNGARAN, 2020. (Reifika Arfaka Rizieq_020)
Terapi Farmakologi
1) Antibiotik, diantaranya yaitu macrolida, fluoroquinolone, penicilin,
Carbapenem dan Sefalosporin. Terutama untuk pneumonia bakterialis.
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah seperti
Penisilin dan Cephalosporin. Penderita yang lebih tua dan penderita
dengan sesak napas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya,
harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infusi.
2) Analgesik bisa diberikan untuk meredakan nyeri dada pleuritic
3) Antipiretik pada pasien dengan demam.
4) Mukolitik membantu mengencerkan sekresi sehingga sekresi dapat keluar
pada saat batuk. Obat ini diberikan kepada Pasien dengan sekresi mukus
yang abnormal dan kental. Acetilcystein (Mucomyst) berbentuk aerosol
dapat digunakan untuk mengurangi kekentalan dari sekresi.
5) Kortikosteroid berguna pada keterlibatan luar dengan hipoksemia dan bisa
reaksi inflamasi.
Sumber: Menurut Yeni Farida dkk. Study of Antibiotic Use on Pneumonia
Patient in Surakarta Referral Hospital. Journal of Pharmaceutical Science and
Clinical Research, 2018, 02, 44 – 52. (Setiaty Pandia_016)
Antibiotik tunggal yang digunakan oleh sebagian besar pasien anak dan dewasa
adalah seftriakson. Antibiotik kombinasi pada tahun pasien anak sebagian besar
adalah ampicillin dan gentamisin, sedangkan pada pasien dewasa seftriakson dan
azitromisin.
Sumber: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2017, 02
(Syafira Lathifa Nurhaliza_023)
17. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan sputum culture pada kasus tersebut ? (Anif
Fatul Ulyawati_2018-147)
Jawaban:
Sputum Culture Gram Stain: 4+ squamous epithelial cells, 4+ menandakan
jumlah sel yg sangat banyak.
4+ segmented neutrophils, no organisms
Culture: No growth at 48 hours
No growth & no organisms menandakan tidak adanya bakteri didalam sputum.
Sumber: INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND
MEDICAL LABORATORY (Syafira Lathifa Nurhaliza_023)
Sumber: Menurut judul jurnal Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Cinere Kota Depok Tahun 2018 Oleh putru
chairunnisa. (Diva Berlianova D._015)
Anak laki-laki adalah faktor risiko yang mempengaruhi kesakitan pneumonia ini
disebabkan karena diameter saluran pernapasan anak laki-laki lebih kecil
dibandingkan dengan anak perempuan atau adanya perbedaan dalam daya tahan
tubuh antara anak laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Hananto (2004) bahwa anak laki-laki mempunyai peluang menderita
pneumonia 1,46 kali dibanding anak perempuan.
Sumber: Menurut Rigustia, R., Zeffira, L., & Vani, A. T. (2019). Faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Ikur
Koto Kota Padang. Health and Medical Journal, 1(1), 22-29. (Anastasia Prima
Viaroza_018)
23. Apa itu sputum ? (Bayuningsih_026)
Jawaban:
Sputum adalah lendir yang disebut juga dahak.
Sumber: Menurut Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan (2021). "Identifikasi
Bakteri Gram Negatif dari Sputum Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut di
Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi.". (Aulia Uzlifatul Aszifah_024)
Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea.
Individu yang sehat tidak memproduksi sputum.
Sumber: Menurut buku Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan tahun 2022.
(Fatasya Zurlizatul Chusna Azahra_022)
Sputum adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea melalui mulut.
Sumber: Menurut jurnal berjudul Active Cycle Breathing Technique (ACBT)
Pengeluaran Sputum Pada Lansia Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK). Diss. Universitas' Aisyiyah Surakarta, 2021. (Putri Marsha
Zerlina_028)
25. Apa itu pernapasan cuping hidung ? (Fatasya Zurlizatul Chusna Azahra_022)
Jawaban:
Pernapasan cuping hidung yaitu, cuping hidung mengmang dan kembali untuk
memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk kedalam tubuh hal itu karena reaksi
tubuh saat mengalami sesak napas.
Sumber: Menurut UNISA, R. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK USIA INFANT (3 BULAN) DENGAN BRONCHOPNEUMONIA
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK
EFEKTIF DI RSUD CIAMIS TAHUN 2018. (Ulil Chiqmatus Sa'diah_019)
26. Pemeriksaan lab utama apa untuk pneumonia ? (Syafira Lathifa Nurhaliza_023)
Jawaban: