Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma merupakan inflamasi kronik pada jalan nafas yang disebabkan oleh
hiperresponsivitas jalan nafas, edema mukosa dan produksi mucus berlebih
[ CITATION Ern15 \l 14345 ] . Asma merupakan penyakit inflamasi saluran nafas
yang dapat menyerang semua kelompok umur, biasanya ditandai dengan
peradangan pada saluran napas yang bersifat kronik dengan ditemukannya
riwayat gejala pernapasan seperti sesak napas, sesak dada, dan batuk.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan penyakit asma
termasuk 10 besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita
pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Dari 25 juta penduduk Indonesia, 10%
menderita asma. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2005 mencatat
225.000 orang meninggal karena asma (Departemen Kesehatan, 2019). Di
Indonesia, berdasarkan data RISKEDAS tahun 2013, didapatkan hasil bahwa
angka kejadian asma di Sulawesi Tengah 7,8%, Nusa Tenggara Timur 7,3 %,
Daerah Istimewa Yogyakarta 6,7 % dan Sulawesi Selatan 6,7 % dimana angka
kejadian asma lebih sering terjadi pada wanita dengan presentase 4,6 %, 2%
lebih tinggi dibandingkan laki laki. Tanda dan gejala asma yang biasa sering
muncul adalah mengi, peningkatan frekuensi pernafasan, hyperventilation,
hyperinflasi, fluktuasi kadar CO2[ CITATION Ern15 \l 14345 ].
Kejadian Asma dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
kecemasan, kebiasaan merokok, riwayat keluarga dan hewan peliharaan
[ CITATION Adh19 \l 14345 ] . Adanya berbagai faktor pemicu kekambuhan asma
membuat pola hidup individu menjadi berubah karena harus menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan fisiologis yang disebabkan oleh asma dan
menghindari faktor pemicu kekambuhan asma. Hal ini dapat memberikan
dampak pada fisik maupun psikologis individu. Dampak fisik yang cenderung
dialami oleh individu yang mengalami asma seperti kesulitan bernafas, bunyi
nafas mengikik dan terengah-engah, mudah merasa lelah, kesulitan berbicara
ketika serangan asma kambuh, dan kesulitan tidur. Berbagai dampak fisik yang
dialami individu yang mengalami asma juga cenderung menimbulkan perubahan
pada bentuk fisik seperti terbentuk lingkaran mengelilingi mata, ukuran hidung
bertambah kecil, bahu terlihat meninggi, dan gigi bagian atas terlihat menonjol.
Perubahan fisik yang terjadi pada individu yang mengalami asma akan
berpengaruh terhadap menurunnya rasa percaya diri individu (Cutetomatto,
2012).
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari penyakit asma?
2. Apa etiologi/faktor resiko penyakit asma?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit asma?
4. Apa manifestasi klinis penyakit asma? Bagaimana patofisiologi penyakit
asma?
5. Bagaimana asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit asma?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami penyakit asma dan asuhan keperawatan
terhadap pasien dengan kasus asma.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui dan memahami definisi penyakit asma
2) Untuk mengetahui dan memahami etiologi/faktor resiko penyakit asma
3) Untuk mengetahui dan memahami patofisiologis penyakit asma
4) Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis penyakit asma
5) Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang dapar ditegakkan terhadap
pasien dengan penyakit asma
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis asma mudah dikenali. Setelah pasien terpajan alergen
penyebab atau faktor pencetus, segera akan timbul dispnea. Pasien merasa
seperti tercekik dan harus berdiri atau duduk dan berusaha penuh mengerahkan
tenaga atau bernapas. Berdasarkan perubahan-perubahan anatomis yang telah
dijelaskan, bahwa kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi. Percabangan
trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk
memaksakan udara keluar dari bronkiolus yang sempit, mengalami edema dan
terisi mukus, yang dalam keadaan normal akan berkontraksi sampai tingkatan
tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal tempat
penyumbatan, sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. Kemudian akan
timbul mengi ekspirasi memanjang yang merupakan ciri khas asma sewaktu
pasien berusaha memaksakan udara keluar. Serangan asma seperti ini dapat
berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam, diikuti batuk
produktif dengan sputum berwarna keputih-putihan (Price & Wilson, 2006)
E. Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Nabilatul Hasanah
Tempat, tanggal lahir : Purworejo, 18 Mei 2000
Umur : 19 tahun
Alamat : Jln. Cederawasih
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi S1 Administrasi Negara
UNSOED
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Klien mengatakan bulan kemarin baru saja di rawat karena penyakit
tipes. Klien juga mengatakan memiliki maagh dan asma. Klien
mangatakan tadi malam asmanya kambuh.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Klien mengatakan Almarhumah Ibu memiliki riwayat kanker dan
Neneknya memiliki riwayat Asma. Namun ayahnya tidak memiliki
riwayat penyakit serius.
3. Pemeriksaan fisik
Tanda vital
a) TD : 120/60 mm/Hg
b) N : 74 kali/menit
c) RR : 18 kali/menit
d) Suhu : 36,3oC
4. Terapi
Klien mengatakan sudah tidak mengonsumsi obat, terakhir
mengonsumsi saat SMP. Klien mengatakan apabila asmanya kambuh ia
hanya menggunakan aroma terapai dan keruangan yang tidak terlalu
sempit.
5. Pengkajian Riwayat Asma
Klien mengatakan Asma mulai dirasakan ketika kelas 3 SD. Biasanya
asmanya kambuh ketika terasa capek, udara dingin, ruangan sempit dan
ruangan berdebu. Saat asma kambuh biasanya berlangsusng sekitar 30
menit namun benar-benar terasa sakit sekitar 15 menit. Klien
mengatakan saat terkena asma sakit yang dirasakan seperti ada yang
menekan dada dan kesulitan bernapas meskipun sudah nafas dalam.
Klien tidak meimiliki kebiasaan merokok dan tidak tinggal di
lingkungan yang merokok namun Ayahnya merupakan seorang
perokok.
b) Diagnosis
No Data Problem Etiologi
1 DS : Klien ketidakseimbangan antara Gangguan Pernapasan
mengatakan jika suplai dan kebutuhan oksigen
asmanya kambuh
ketika terasa capek
2 DS : Klien Hiperventilasi Disfungsi
mengatakan jika neuromuscular
udara dingin, dan
ruangan berdebu
3 DS : Klien Kebutuhan O2 tidak Hereditas
mengatakan jika terpenuhi
udara dingin, dan
ruangan berdebu
Black, J.M. & Hawks, J.H. 2014, Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang Diharapkan Volume 3. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam, Hidaya, L. & Sari, N.P.W.P. 2009. Faktor Risiko Asma Dan Perilaku
Pencegahan Berhubungan Dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma (Asthma
Risk Factors And Prevention Behaviour Relate To Asthma Level Of Control).
Jurnal Keperawatan Indonesia.
Usman, I., Chundrayetti, E. & Khairsyaf, O. 2015. Faktor Risiko dan Faktor Pencetus
yang Mempengaruhi Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr . M . Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas volume 4, 392
Price, Syilvia. A & Wilson, Lorraine. M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG