DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
A. Pengkajian
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
E. Implementasi
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
E. Klasifikasi
F. Komplikasi
ii
G. Pathway
H. Pemeriksaan penunjang
I. Penatalaksanaan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
TINJAUAN TEORI
A. LATAR BELAKANG
Asma merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang banyak dijumpai, baik pada
anak-anak maupun dewasa. Kata asma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “terengah-
engah”. Hippocrates menggunakan istilah asma untuk menggambarkan kejadian pernafasan
yang pendekpendek (shortness of breath) lebih dari 200 tahun yang lalu. Sejak itu istilah
asma sering digunakan untuk menggambarkan gangguan yang terkait dengan kesulitan
bernafas, termasuk adalah istilah asma kardiak dan asma bronchial. Menurut National
Ashtma Education and Prevention Program (NAEPP) pada National institute of Health
(NIH) Amerika, asma didefinisikan sebagai penyakit inflamasi kronik pada paru (Ikawati,
2006).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel
inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi
jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi atau apabila bernafas berbunyi dan terjadi sesak).
Obstruksi jalan nafas umumnya bersifat reversibel, namun dapat terjadi kurang reversible
bahkan relatif nonreversibel tergantung berat dan lamanya penyakit. Obstruksi saluran
pernafasan disebabkan oleh banyak banyak faktor seperti bronkospasme, edema,
hipersekresi bronkus, hipersensitif bronkus dan inflamasi. Serangan asma yang tibatiba
disebabkan oleh faktor yang diketahui, meliputi faktor-faktor terpapar allergen, virus,
polutan atau zat-zat yang lain yang dapat merangsang inflamasi akut atau konstrikisi bronkus
(Wong, 2009).Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011, 235 juta orang di
seluruh dunia menderita asma dengan angka kematian lebih dari 8% di Negara-negara
berkembang yang sebenarnya dapat dicegah.
Asma didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika terjadi gangguan pada sistem pernapasan
yang menyebabkan penderita mengalami mengi (wheezing), sesak napas, batuk, dan sesak di
dada terutama ketika malam hari atau dini hari. Menurut Canadian Lung Association,10 asma
dapat muncul karena reaksi terhadap faktor pencetus yang mengakibatkan penyempitan dan
penyebab yang mengakibatkan inflamasi saluran pernafasan atau reaksi hipersensitivitas.
1
Kedua faktor tersebut akan menyebabkan kambuhnya asma dan akibatnya penderita akan
kekurangan udara hingga kesulitan bernapas. Secara medis, penyakit asma sulit
disembuhkan, hanya saja penyakit ini dapat dikontrol sehingga tidak mengganggu aktivitas
sehari-hari. Pengendalian asma dilakukan dengan menghindari faktor pencetus, yaitu segala
hal yang menyebabkan timbulnya gejala asma serta dapat dikendalikan dengan pengelolaan
yang dilakukan secara lengkap, tidak hanya dengan pemberian terapi farmakologis tetapi
juga menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu dengan cara mengontrol gejala asma.
Semua penatalaksanaan ini bertujuan untuk mengurangi gejala asma dengan meningkatkan
sistem imunitas
B. RUMUSAN MASALAH
Melihat semakin banyaknya penderita penyakit asma, serta kurangnya pemahaman tentang
konsep dasar penyakit asma dan asuhan keperawatan pada penderita asma, maka penulis tertarik
untuk membuat tulisan tentang, MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN (ASMA).
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran dan mempelajari lebih dalam konsep dasar penyakit
asma dan konsep asuhan keperawatan pada pasien asma.
b. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah diharapkan pembaca mampu
a) Mampu memahami konsep dasar penyakit asma termasuk dengan
penatalaksanaanya
b) Memahami tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan asma
c) Melaksanakan pengkajian pada klien dengan asma
d) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan asma
e) Mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan asma
f) Mampu melaksanakan implementasi pada klien dengan asma
g) Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan asma
h) Melakukan pendokumentasian pada klien dengan asma
2
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Menurut (Wahid & Suprapto, 2013) Pengkajian asuhan keperawatan pada pasien asthma
dimulai dari pengumpulan data seperti identitas klien, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial.
a. Identitas klien
Pengumpulan data identitas klien adalah pengkajian mengenai nama, umur, jenis
kelamin perlu di kaji pada pasien asthma. serangan asthma pada usia dini
memberikan implikasi bahwa sangat mungkin terdapat stautus atopi. sedangkan
serangan asthma pada usia dewasa di mungkinkan karna adanya faktor atropi. alamat
menggambarkan kondisi lingkungan tempat klien berada, dapat mengetahui
kemungkinan faktor penecetus serangan asthma. status perkawinan gangguan
emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor penecetus
serangan asthma, pekerjaan, serts bangsa juga perlu di kaji untuk mengetahui adanya
pemaparan bahan elergan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan serangan asthma datang mencari pertolongan dengan keluhan
terutama sesak nafas yang hebat dan mendadak kemudian di ikuti dengan gejala-
gejala lain yaitu: wheezing, penggunaaan alat bantu pernafasan, kelelahan, gangguan
kesadaran, sianosis, serta perubahan tekanan darah. perlu juga di kaji kondisi awal
terjadinya serangan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti adanya infeksi
saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, dan polip hidung. Riwayat
serangan asthma, frekuensi, waktu, dan alergen-alergen dicurigai sebagai pencetus
serangan, serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala
asthma.
1) Riwayat kesehatan keluarga
Pada klien asma perlu di kaji tentang riwayat penyakit asthma atau
penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena
hipersensitifitas pada penyakit asthma ini lebih di tentukan oleh faktor
genetik.
2) Riwayat psikososial
Gangguan emosional sering di pandang sebagai salah satu pencetus
bagi serangan asthma, baik gangguan itu berasal dari rumah tangga,
lingkungan sekitar samapai lingkungan kerja. seorang yang mempunya
beban hidup yang lebih berat berpotensial terjadi serangan asthma. Yatim
3
piatu, ketidakharmonisan hubungan dengan orang lain sampai ketakutan
tidak bias menjalankan peran seperti semula.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik secara head to toe / per system wajib dilakukan meskipun tidak
ada keluhan yang berarti agar mengantisipasi penyakit degenerative (Azizah, 2010).
1. Keadaan umum: hal yang perlu dikaji perawat mengenai tentang kesadaran
klien
2. Kepala
Pada lansia umumnya rambut nampak beruban, perlu diperhatikan pada
lansia ada sakit kepala atau tidak, apakah ada trauma pada masa lalu, apakah
klien mengeluh pusing atau tidak.
3. Mata
Pada lansia umumnya mengalami perubahan penglihatan dan kebanyakan
lansia memakai kacamata akibat dari perubahan penglihatan
4. Telinga
Pada lasia umumnya mengalami perubahan pendengaran, sebagian lansia
biasanya mengalami vertigo, dan mengalami sensitivitas pendengaran
5. Hidung
Pada lansia yang memiliki asma umumnya memiliki alergi terhadap debu
6. Mulut dan Tenggorokan
Pada lansia umumnya mengalami perubahan suara
7. Leher
Pada sebagian lansia umumnya tidak terdapat kekakuan, tidak terdapat
nyeri tekan, tidak ada benjolan, dan tidak ada keterbatasan gerak
8. Payudara
Pada sebagian lansia terutama wanita biasanya terjadi perubahan pada
puting susu
9. Pernafasan
Pada lansia asma terdapat sesak nafas, terkadang di ikuti dengan batuk,
mengi serta terdapat alergi pada pernafasan
10. Kardiovaskuler
Pada lansia terutama yang mengalami sesak nafas, dispnea pada saat
aktifitas sebagian lansia mengalami ketidaknnyamanan pada dada
11. Intestinal
Pada sebagian lansia umumya tidak terdapat masalah yang cukup berarti
pada gastro intestinal
12. Perkemihan
Pada sebagian lansia umumya tidak terdapat masalah yang cukup berarti
pada system perkemihan
13. Genito Reproduksi Wanita
Pada lansia wanita biasanya terjadi menopause (berhentinya menstruasi)
4
14. Muskuloskeletal
Pada lansia umumnya tidak terdapat masalah pada musculoskeletal, hanya
saja perlu diperhatikan pola olahraga pada lansia
15. Sistem Saraf Pusat
Pada lansia asma umumnya tidak terdapat masalah pada system saraf
pusat
16. Sistem Endokrin
Pada system endokrin biasanya terdapat perubahan rambut pada lansia.
5
B. Analisa Data
C. Diagnosa keperawatan
1.Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
D. intervensi
6
Retraksi dada ringan Tidak semifowler menggunakan
menggunakan otot bantu 4) Tekankan pada gravitasi,
pernapasan Wheezing (-) pasien untuk meningkatkan
menahan dada ekspansi paru
dengan bantal 4. Meningkatkan
selama napas ekspansi paru
dalam atau batuk meningkatkan
5) Catat adanya upaya batuk
derajat dispnea, efektif
ansietas, disstres 5. Sebagai
pernapasan serta maksimal serta
penggunaan otot indikasi
bantu pernapasan keberhasilan dari
tindakan
keperawatan
E. Implementasi
7
jenis aktivitas yang mampu
dilakukan
19.40 Respon : Klien mengerti dan
bisa menentukan aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Mengajarkan latihan
pemanasan dan pendinginan
yang tepat Respon : Klien
mengerti dan memahami cara
melakukan pemanasan dan
pendinginan
4. Mengajarkan teknik
pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik
Respon : Klien mau
mendeminstrasikan 65
5. Mengobservasi TTV sebelum
dan sesudah latihan fisik
Respon : Klien bersedia untuk
diobservasi TTV
12 februari 06.30 1. Mengajarkan pasien untuk
2021 mengidentifikasikan target dan
jenis aktivitas yang mampu
dilakukan
Respon : Klien bisa menentukan
aktivitas yang mampu dilakukan
dan klien mau melakukan
latihan fisik
2. Mengajarkan latihan
pemanasan dan pendinginan
yang tepat Respon : Klien
mengerti dan memahami cara
melakukan pemanasan dan
06.40 pendinginan
4. Mengajarkan teknik
pernapasan yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
06.45 oksigen selama latihan fisik
Respon : Klien mau
mendeminstrasikan
5. Mengobservasi TTV sebelum
dan sesudah latihan fisik
Respon : Klien bersedia untuk
diobservasi TTV
8
19.00 1. Menjelaskan kepada klien
tentang tujuan kepatuhan diet
Respon : Klien dapat
menjelaskan pentingnya
kepatuhan diet dengan
19.05 bahasanya sendiri
2. Memberikan informasi
tentang makanan yang harus
dihindari dan dianjurkan untuk
penyakit jantung koroner dan
nyeri telan
Respon : Klien memahami
penjelasan dan mau
mendomonstrasikannya
19.15 3. Mengobservasi Intake
makanan Respon : Klien
bersedia untuk diobservasi
intake makanannya
4. Mengobservasi berat badan
klien 67
Respon : Klien bersedia untuk
diobservasi berat badannya
F. Evaluasi
O : - klien tampak
sedikit rileks dan
sesak sudah
berkurang TD :
130/80 mmHg Rr :
25x/menit
A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi ke
1,2,3,4,5,6,7,8,9
11 februari 2021 Kebutuhan nutrisi S : Klien
kurang dari mengatakan
9
kebutuhan tubuh kesulitan menelan
saat makan karena
tenggorokannya
sakit
O : - Penurunan
berat badan 10%
dari 68 kg menjadi
61 kg dalam
waktu 2 bulan -
Nafsu makan
menurun 69 -
Membran mukosa
kering Rambut
rontok berlebihan
A : Masalah
belum teratasi
P : Iintervensi ke
3 dan 4
dilanjutkan
12 februari 2021 Pola nafas tidak S: Ds : Klien
efektif mengatatakan
sudah mengerti
tentang
penyakitnya
O:Do : - Saat
ditanya tentang
pengertian,
penyebab, tanda
gejala, komplikasi,
dan penanganan
penyakit Asma
klien dapat
menjawab dengan
bahasanya sendiri
- klien tidak
bertanyatanya lagi
tentang
penyakitnya
karena sudah
mengerti
A : Masalah
teratasi P :
Intervensi
dihentika
10
12 februari 2021 Kebutuhan nutrisi S : Klien
kurang dari mengatakan sudah
kebutuhan tubuh tidak mengalami
kesulitan menelan
saat makan dan
tenggorokannya
tidak sakit
O : - Berat badan
meningkat - Nafsu
makan meningkat
- Membran
mukosa lembab -
Rambut tidak
rontok berlebihan
A : Masalah
teratasi P :
Iintervensi ke 3
dan 4 dilanjutkan
11