Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Nazla Firni Hanifah

NIM : 32722001D21069
MATA KULIAH : KMB
DOSEN PENGAMPU : Yeni Yulianti, S.Kep., Ns., M.Kep

PERBAIKAN NILAI MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PERTEMUAN 1
(KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)
Dalam konsepnya, Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang
berdasarkan pada ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah yang berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual pada klien dewasa untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, serta melakukan
rehabilitasi dari suatu keadaan sakit oleh individu.
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-
psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada
manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam,
2008: hal 14).
Keperawatan medikal bedah diarahkan untuk mencegah penyakit, merawat pasien dengan
penyakit kronis agar memiliki kualitas hidup yang baik dan membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya sebagai manusia, membantu meningkatkan kesehatan pasien agar mencapai
kesehatan yang optimal, dan merawat pasien dengan penyakit terminal agar meninggal dengan
damai. Tujuan keperawatan medikal bedah untuk membantu kelompok orang, pribadi dalam
mempromosikan, memulihkan, atau mempertahankan kesehatan yang optimal
Peran perawat medikal bedah pengasuh, pendidik, manajer kasus, konselor, advokator,
peneliti, administrator /manajer, staf pendidik, dan saksi ahli UUD yang mengatur tentang
keperawatan No 38 tah un 2014. Pelayanan keperawatan berkualitas, yaitu:
• Target ; Kepuasan Pasien
• Nursing Process
• Transcultural Nursing
• Patient Safety
• Evidence-Based Practice
Managemen Askep
• Memperpendek Length of stay (LOS)
• Mempertimbangkan kemampuan Pasien
• Nursing Care Plans (NCP)
• Kolaborasi dan partnership
• Pengaturan sistem pembiayaan
Tren dan issue kmb
• Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan professional
dalam medikal bedah.
• Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah
• Range usia px sangat lebar dgn kebutuhan individu setiap klien yg unik
• Meningkatnya jumlah populasi klien dewasa dan klien cedera
• Perubahan keinginan & harapan konsumen thd yankep →Terbentuk paradigma baru
• Perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat
• “Nursing Process “ harus selalu diaplikasikan jika kepuasan klien tujuannya
• ASEAN Community 2015/MEA
• Jumlah Lansia meningkat
• Penyakit Menular Sexual (HIV AIDS, Sipilis dll)
• Penyakit tropik endemik (SARS, ebola dll)
• Penyakit Covid-19 Pandemik Dunia
• Penyakit kronik (Cancer dll)
• Penyakit akibat cedera
• Bencana Massal = banyak korban
• Aspek Legal & Etik yan kep

PERTEMUAN 2
(GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN PATOLOGIS SISTEM PERNAFASAN DAN
CARDIOVASKULER)
1. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau
ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas
maupun bawah. dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.
Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudan
menular
2. EFUSI PLEURA
Penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada.Cairan dapat
menumpuk di sekitar paru-paru karena pemompaan jantung yang kurang baik atau karena
peradangan.
3. TBC
Suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi sertus vans terutama mempengaruhi
paru-paru.Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

PERTEMUAN 3
(Prosedur Tindakan untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen pada Gangguan Sistem
Pernafasan)
1. Memberikan posisi fowler dan semi fowler
Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilaksanakan selain menggunakan terapi oksigenasi
yaitu pemberian posisi berbaring dalam meningkatkan saturasi oksigen. Posisi berbaring yang
sering digunakan pada pasien IMA/AMI yaitu posisi duduk (fowler) dan posisi setengah duduk
(semi fowler).

2. Memberikan oksigen simple mask


Simple face mask adalah pemberian oksigen dengan cara menempatkan masker pada muka
pasien, hasilnya akan meningkatkan volume tampungan oksigen yang lebih besar daripada
ukuran tampungan anatomis saluran napas yang terbatas. Tampungan oksigen yang lebih besar
akan meningkatkan FiO2 (fraksi oksigen inspirasi).

3. Melakukan postural drainage


a. Pengertian
Postural drainage merupakan salah satu tehnik yang digunakan untuk mengalirkan
sputum/ dahak yang berada di dalam paru agar mengalir ke saluran pernapasan yang
besar sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
b. Tujuan
1. Untuk mengeluarkan sekret yang tertampung
2. Untuk mencegah akumulasi sekret agar tidak terjadi atelektasis
3. Mencegah dan mengeluarkan sekret
c. Indikasi
1. Pasien yang memakai ventilasi, pasien yang melakukan tirah baring yang lama,
pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik, bronkiektasis.
2. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret, pasien dengan abses paru,
dan pasien dengan pneumonia.
3. Ketidakmampuan pasien untuk berganti posisi
4. Produksi sputum lebih dari 25-30 ml/hari
5. Sistik fibrosis
d. Kontraindikasi
1. Tension pneumotoraks, hemoptisis, gangguan sistem kardiovaskuler seperti
hipotensi, hipertensi, infark miokard,akutrd infark dan aritmia.
2. Peningkatan TIK
3. Ketidakstabilan hemodinamik

6. Melakukan inhalasi (nebulizer)


Nebulizer adalah alat untuk mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup.
Pastikan peralatan yang digunakan sudah dibersihkan. Cuci tangan sebelum menyiapkan obat.
Masukkan obat ke cangkir nebulizer dan pastikan dosis yang diberikan sesuai anjuran atau resep
dokter. Sambungkan corong mulut atau masker ke cangkir nebulizer.
7. Melakukan perhisapan lender
melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan selang kateter suction
melalui Hidung/mulut/Endotrakeal.

8. Memasang dan memonitor transfusi darah


Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang memerlukan darah dengan
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set tranfusi.

PERTEMUAN 4
(TATALAKSANA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PATOLOGIS AKIBAT COVID 19)

Corona Virus
Virus RNA berukuran 120-160 nm. Menyebabkan penyakit saluran pernapasan -> Flu ->
Kegawatan pernafasan -› Kematian. Pertama kali muncul di Wuhan pada 12 Desember 2019.
Penularan COVID 19
Dari Manusia ke Manusia -> [Melalui Droplet yang keluar saat [bersin atau batuk -> Penularan
lebih agresif.
Tanda Dan Gejala
• Demam
• Batuk, pilek
• Letih, lesu
• Sakit tenggorokan
• Gangguan sesak nafas

PERTEMUAN 5
(PENGELOLAAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN PATOLOGIS
SISTEM CARDIOVASKULER)
Jantung merupakan suatu organ kompleks yang fungsi utamanya adalah memompa darah melalui
sirkulasi paru dan sistemik (Ganong, 2010). Hal ini dilakukan dengan baik bila kemampuan otot
jantung untuk memompa, sistem katub serta pemompaan dalam keadaan baik. Bila ditemukan
ketidaknormalan pada fungsi jantung maka mempengaruhi efisiensi pemompaan dan
kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan dalam memompa darah (Hudak & Gallo, 2011).
Kejadian pola nafas yang tidak efektif dapat dijumpai pada pasien gagal jantung. Pada pasien gagal
jantung akan menimbulkan masalah keperawatan yaitu gangguan kebutuhan rasa aman dan
nyaman, salah satunya adalah sesak (Komalasari, 2012). Gangguan pada pola nafas menyebabkan
kadar oksigen atau suplai dalam tubuh (sel) tidak adekuat, yang akhirnya berakibat ke kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Mubarak & Chayatin, 2015).
Masalah keperawatan yang sering muncul dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu
gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan pola nafas, dan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(Nanda, 2015). Dari beberapa masalah keperawatan tersebut, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
merupakan masalah paling urgent yang harus segera mendapatkan penanganan karena bisa
mengancam nyawa (Mancini & Gale, 2011).
Anamnesa Gangguan Kardiovaskuler
Keluhan utama penyakit pada sistem kardiovaskuler adalah
1. sesak napas
2. nyeri dada
3. palpitasi
4. dan claudication.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Oksigen
1. Asuhan Keperawatan Pada Anemia
2. Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan pembuluh darah kafiler
3. Asuhan Keperawatan pada Disseminated Intravascullar Coagulation (DIC)
PERTEMUAN 6
PEMERIKSAAN FISIK PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
Pemeriksaan Diagnostik Cardiovaskuler
CTR (Cardiothoracic Ratio)
Foto toraks standar mempunyai Cardiothoracic Ratio (CTR) normal, yaitu <0,5. Kriteria
ekslusinya adalah semua pasien yang tidak dapat di foto toraks standar dan foto toraks proyeksi
AP supine, ekspirasi maksimal
Pengukuran JVP (Jugularis Vena Pressure)
Tekanan vena jugularis (Jugular Venous Pressure “JVP” adalah pengukuran tidak langsung dari
tekanan vena kava. Vena kava menentukan gambaran dari kondisi atrium kanan pada jantung.
Meningkatnya JVP diakibatkan adanya kegagalan jantung dalam memompa darah ke dalam
sirkulasi.
EKG (Elektrokardiogram)
Elektrokardiogram, atau yang disebut juga dengan pemeriksaan rekam jantung, dilakukan
menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat
tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang
ditampilkan di layar monitor.
Standar perekaman EKG adalah menggunakan 12 lead untuk merekam aktivitas elektik jantung
dilihat dari posisi pandang.

• RA : Dipasang pada pergelangan tangan kanan


• LA : Dipasang pada pergelangan tangan kiri
• RF : Dipasang pada pergelangan kaki kanan
• F : Dipasang pada pergelangan kaki kiri

Pemeriksaan Treadmill (Stress test)

Pemeriksaan treadmill, atau yang juga dikenal dengan sebutan stress test, merupakan pemeriksaan
yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik.

Tujuan pemeriksaan treadmill


1. Diagnosis arteri koroner
2. Mendiagnosis masalah irama jantung (aritmia)
3. Panduan pengobatan gangguan jantung

Prosedur pemeriksaan treadmill

Sebelum melakukan pemeriksaan treadmill, dokter biasanya akan menanyakan beberapa


pertanyaan tentang riwayat kesehatan, serta seberapa sering dan beratnya kamu berolahraga
selama ini. Hal ini bertujuan untuk membantu menentukan jumlah latihan yang sesuai ketika
pemeriksaan nanti. Dokter juga biasanya akan mendengarkan jantung dan paru-paru untuk
mendeteksi setiap kelainan yang dapat memengaruhi hasil tes.

emudian, sesaat sebelum melakukan pemeriksaan, perawat akan menempelkan elektroda di


bagian dada, kaki, dan lengan. Elektroda itu biasanya memiliki kabel yang terhubung ke mesin
elektrokardiogram, yang merekam sinyal listrik yang memicu detak jantung. Kamu juga
mungkin diminta untuk bernapas ke dalam tabung selama tes untuk menunjukkan seberapa baik
kamu bisa bernapas selama berolahraga.

Setelah itu, kamu akan diminta untuk berjalan hingga berlari kecil di atas treadmill sampai detak
jantung telah mencapai target yang ditentukan, atau hingga muncul gejala yang tidak
memungkinkan kamu untuk melanjutkan, seperti:

• Nyeri dada sedang sampai berat.


• Napas pendek yang parah.
• Tekanan darah sangat tinggi atau rendah.
• Irama jantung yang tidak normal.
• Pusing.
• Kelelahan.
• Perubahan tertentu dalam elektrokardiogram.

Setelah berhenti berolahraga, kamu mungkin diminta untuk berdiri diam selama beberapa detik
dan kemudian berbaring selama beberapa waktu dengan monitor terpasang. Dokter kemudian
akan mengawasi segala kelainan karena detak jantung, hingga pernapasan kembali normal.
Setelah pemeriksaan selesai, kamu akan diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas secara
normal.

Kapan pemeriksaan treadmill dilakukan ?

Pemeriksaan treadmill biasanya disarankan untuk dilakukan ketika dokter mendeteksi adanya
gangguan atau gejala penyakit jantung. Pemeriksaan ini juga dilakukan ketika dokter ingin melihat
perkembangan perawatan penyakit jantung yang sedang dijalani pengidap.

PERTEMUAN 7
(PENGELOLAAN PENYAKIT TROPIS)
MALARIA
- Definisi malaria
Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu
protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur nyamuk
(Handayani wiwik, 2008). Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukanya bentuk aseksual
didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali (Harijanto, 2009).
- Patofisiologi Penyakit Malaria
Melalui aliran darah, nyamuk anopheles betina menginokulasi sporozoit ke dalam tubuh
manusia. Sporozoit menginfeksi sel hati , berkembang biak menjadi skizon . Lalu pecah
dan mengeluarkan merozoit (p. Vivax, dan p.ovale memiliki stadium dorman. (hipnozoit)
berdiam dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk menginvasi kembali dalam darah
beberapa minggu atau satu tahun kemudian) sesudah memperbanyak diri dalam hati ini
(exo-erythrocytic schizogony) . Selanjutnya parasit memasuki perkembang biakan secara
aseksual dalam eritrosit (erythrocytic schizogony) . Merozoit mengifeksi sel darah merah.
Stadium ring, trofozoit matur selanjutnya menjadi skizon, yang akan menghasilkan
merozoit . Beberapa parasit berubah menjadi bentuk stadium sexual erythrocytic
(gametosit).
DHF
- Definisi DHF
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adal demam berdarah
dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
- Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan
atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang, terjadinya
hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin, terjadinya
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok).
THYPOID
- Definisi Penyakit Thypoid
Demam thypoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh salmonella enterica
serovar thypi (S typhi). salmonella enterica serovar thypi A, B, dan C kuman-kuman
tersebut menyerang pada sistem pencernaan, terutama pada perut dan usus yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi yang disebut demam parathypoid. Demam thypoid dan
parathypoid termasuk ke dalam demam enterik. Sekitar 90% dari demam enterik adalah
demam thypoid. Kuman-kuman tersebut menyerang pada sistem pencernaan, dan ditandai
adanya demam suhu tubuh yang meningkat
(hipertermi) yang berkepanjagan (Nelwan, 2012).
- Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat juga ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella typhi kepada orang lain, kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikosumsi oleh orang yang
sehat

Anda mungkin juga menyukai