NIM : 32722001D21069
MATA KULIAH : KMB
DOSEN PENGAMPU : Yeni Yulianti, S.Kep., Ns., M.Kep
PERTEMUAN 2
(GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN PATOLOGIS SISTEM PERNAFASAN DAN
CARDIOVASKULER)
1. ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut atau
ISPA adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas
maupun bawah. dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak-anak dan lansia.
Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam. ISPA sangat mudan
menular
2. EFUSI PLEURA
Penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada.Cairan dapat
menumpuk di sekitar paru-paru karena pemompaan jantung yang kurang baik atau karena
peradangan.
3. TBC
Suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi sertus vans terutama mempengaruhi
paru-paru.Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.
PERTEMUAN 3
(Prosedur Tindakan untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen pada Gangguan Sistem
Pernafasan)
1. Memberikan posisi fowler dan semi fowler
Salah satu tindakan keperawatan yang dapat dilaksanakan selain menggunakan terapi oksigenasi
yaitu pemberian posisi berbaring dalam meningkatkan saturasi oksigen. Posisi berbaring yang
sering digunakan pada pasien IMA/AMI yaitu posisi duduk (fowler) dan posisi setengah duduk
(semi fowler).
PERTEMUAN 4
(TATALAKSANA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PATOLOGIS AKIBAT COVID 19)
Corona Virus
Virus RNA berukuran 120-160 nm. Menyebabkan penyakit saluran pernapasan -> Flu ->
Kegawatan pernafasan -› Kematian. Pertama kali muncul di Wuhan pada 12 Desember 2019.
Penularan COVID 19
Dari Manusia ke Manusia -> [Melalui Droplet yang keluar saat [bersin atau batuk -> Penularan
lebih agresif.
Tanda Dan Gejala
• Demam
• Batuk, pilek
• Letih, lesu
• Sakit tenggorokan
• Gangguan sesak nafas
PERTEMUAN 5
(PENGELOLAAN PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN PATOLOGIS
SISTEM CARDIOVASKULER)
Jantung merupakan suatu organ kompleks yang fungsi utamanya adalah memompa darah melalui
sirkulasi paru dan sistemik (Ganong, 2010). Hal ini dilakukan dengan baik bila kemampuan otot
jantung untuk memompa, sistem katub serta pemompaan dalam keadaan baik. Bila ditemukan
ketidaknormalan pada fungsi jantung maka mempengaruhi efisiensi pemompaan dan
kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan dalam memompa darah (Hudak & Gallo, 2011).
Kejadian pola nafas yang tidak efektif dapat dijumpai pada pasien gagal jantung. Pada pasien gagal
jantung akan menimbulkan masalah keperawatan yaitu gangguan kebutuhan rasa aman dan
nyaman, salah satunya adalah sesak (Komalasari, 2012). Gangguan pada pola nafas menyebabkan
kadar oksigen atau suplai dalam tubuh (sel) tidak adekuat, yang akhirnya berakibat ke kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Mubarak & Chayatin, 2015).
Masalah keperawatan yang sering muncul dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu
gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan pola nafas, dan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(Nanda, 2015). Dari beberapa masalah keperawatan tersebut, ketidakefektifan bersihan jalan nafas
merupakan masalah paling urgent yang harus segera mendapatkan penanganan karena bisa
mengancam nyawa (Mancini & Gale, 2011).
Anamnesa Gangguan Kardiovaskuler
Keluhan utama penyakit pada sistem kardiovaskuler adalah
1. sesak napas
2. nyeri dada
3. palpitasi
4. dan claudication.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Oksigen
1. Asuhan Keperawatan Pada Anemia
2. Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan pembuluh darah kafiler
3. Asuhan Keperawatan pada Disseminated Intravascullar Coagulation (DIC)
PERTEMUAN 6
PEMERIKSAAN FISIK PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN
Pemeriksaan Diagnostik Cardiovaskuler
CTR (Cardiothoracic Ratio)
Foto toraks standar mempunyai Cardiothoracic Ratio (CTR) normal, yaitu <0,5. Kriteria
ekslusinya adalah semua pasien yang tidak dapat di foto toraks standar dan foto toraks proyeksi
AP supine, ekspirasi maksimal
Pengukuran JVP (Jugularis Vena Pressure)
Tekanan vena jugularis (Jugular Venous Pressure “JVP” adalah pengukuran tidak langsung dari
tekanan vena kava. Vena kava menentukan gambaran dari kondisi atrium kanan pada jantung.
Meningkatnya JVP diakibatkan adanya kegagalan jantung dalam memompa darah ke dalam
sirkulasi.
EKG (Elektrokardiogram)
Elektrokardiogram, atau yang disebut juga dengan pemeriksaan rekam jantung, dilakukan
menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik jantung yang disebut elektrokardiograf. Dengan alat
tersebut, impuls atau aktivitas listrik jantung akan terpantau dan tampak berupa grafik yang
ditampilkan di layar monitor.
Standar perekaman EKG adalah menggunakan 12 lead untuk merekam aktivitas elektik jantung
dilihat dari posisi pandang.
Pemeriksaan treadmill, atau yang juga dikenal dengan sebutan stress test, merupakan pemeriksaan
yang dilakukan guna melihat kinerja jantung selama seseorang melakukan aktivitas fisik.
Setelah itu, kamu akan diminta untuk berjalan hingga berlari kecil di atas treadmill sampai detak
jantung telah mencapai target yang ditentukan, atau hingga muncul gejala yang tidak
memungkinkan kamu untuk melanjutkan, seperti:
Setelah berhenti berolahraga, kamu mungkin diminta untuk berdiri diam selama beberapa detik
dan kemudian berbaring selama beberapa waktu dengan monitor terpasang. Dokter kemudian
akan mengawasi segala kelainan karena detak jantung, hingga pernapasan kembali normal.
Setelah pemeriksaan selesai, kamu akan diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas secara
normal.
Pemeriksaan treadmill biasanya disarankan untuk dilakukan ketika dokter mendeteksi adanya
gangguan atau gejala penyakit jantung. Pemeriksaan ini juga dilakukan ketika dokter ingin melihat
perkembangan perawatan penyakit jantung yang sedang dijalani pengidap.
PERTEMUAN 7
(PENGELOLAAN PENYAKIT TROPIS)
MALARIA
- Definisi malaria
Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu
protozoa spesies plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui air liur nyamuk
(Handayani wiwik, 2008). Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukanya bentuk aseksual
didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali (Harijanto, 2009).
- Patofisiologi Penyakit Malaria
Melalui aliran darah, nyamuk anopheles betina menginokulasi sporozoit ke dalam tubuh
manusia. Sporozoit menginfeksi sel hati , berkembang biak menjadi skizon . Lalu pecah
dan mengeluarkan merozoit (p. Vivax, dan p.ovale memiliki stadium dorman. (hipnozoit)
berdiam dalam hati dan dapat kambuh kembali untuk menginvasi kembali dalam darah
beberapa minggu atau satu tahun kemudian) sesudah memperbanyak diri dalam hati ini
(exo-erythrocytic schizogony) . Selanjutnya parasit memasuki perkembang biakan secara
aseksual dalam eritrosit (erythrocytic schizogony) . Merozoit mengifeksi sel darah merah.
Stadium ring, trofozoit matur selanjutnya menjadi skizon, yang akan menghasilkan
merozoit . Beberapa parasit berubah menjadi bentuk stadium sexual erythrocytic
(gametosit).
DHF
- Definisi DHF
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang
ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
dirongga tubuh. Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adal demam berdarah
dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Nurarif & Hardhi, 2015).
- Patofisiologi
Fenomena patologis menurut (Herdman , 2012), yang utama pada penderita DHF adalah
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan
atau kebocoran plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan
berkurangnya volume plasma yang secara otomatis jumlah trombosit berkurang, terjadinya
hipotensi (tekanan darah rendah) yang dikarenakan kekurangan haemoglobin, terjadinya
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20%) dan renjatan (syok).
THYPOID
- Definisi Penyakit Thypoid
Demam thypoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh salmonella enterica
serovar thypi (S typhi). salmonella enterica serovar thypi A, B, dan C kuman-kuman
tersebut menyerang pada sistem pencernaan, terutama pada perut dan usus yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi yang disebut demam parathypoid. Demam thypoid dan
parathypoid termasuk ke dalam demam enterik. Sekitar 90% dari demam enterik adalah
demam thypoid. Kuman-kuman tersebut menyerang pada sistem pencernaan, dan ditandai
adanya demam suhu tubuh yang meningkat
(hipertermi) yang berkepanjagan (Nelwan, 2012).
- Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat juga ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly
(lalat), dan melalui Feses. Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan
kuman salmonella typhi kepada orang lain, kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikosumsi oleh orang yang
sehat