Disusun Oleh :
Wenny trisnaningtyas
Theodora rosaria
Arif mujiono
Khamid khanafi
Muh. Firman yudiatma
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
i. Mengetahui efektifias penggunaan humidifier dan non humidifier pada pemberian
terapi oksigen aliran rendah.
Tujuan khusus
ii. Menganalisa literature terkait dengan prosedur pencegahan infeksi dan kolonialisasi
bakteri pada pemberian terapi oksigen aliran rendah
iii. Menganalisa literature terkait dengan signifikansi kejadian mukosa hidung kering
dan berdarah pada pemberian terapi oksigen aliran rendah.
iv. Menganalisa literature review apakah lebih baik penggunaan humidi atau non humidi
pada pemberian terapi oksigen aliran rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan beberapa penelitian, transmisi kuman dapat melalui permukaan benda mati
yang di anggap sebagai sumber pathogen nosocomial termasuk peralatan atau alat bantu
pernafasan seperti oxygen humidifier, yang dimana alat tersebut teridentifikasi menjadi
tempat colonisasi kuman bakteri pathogen. Humidifier adalah suatu alat untuk melembabkan
oksigen sebelum diterima oleh pasien (Pavlovic, 2000). Humidifikasi bertujuan untuk
mencegah terjadinya iritasi mukosa saluran nafas pasien (Kozier et al, 2004). Penggunaan
humidifier pada terapi oksigen memungkinkan adanya pertumbuhan bakteri karena
kelembaban di reservoir. Dalam kondisi kelembaban inilah diperlukan pencegahan sehingga
pertumbuhan bakteri dapat dikendalikan. Pertumbuhan kuman dapat terjadi bahkan sejak hari
pertama penggunaan reusable water humidifier (Kobayashi et al, 2006). Pada penggunaan
humidifier berulang/re-use kemungkinan migrasi bakteri dari water humidifier ke selang
oksigen cukup tinggi sehingga bakteri akan mudah masuk kedalam struktur paru paru terkecil
melalui pernapasan pasien. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan kontaminasi bakteri
ini salah satunya adalah botol humidifier yang tidak terjaga kebersihannya dapat memberikan
kontribusi nyata dalam munculnya infeksi pneumoni nosokomial (Yamashita et al, 2004).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat/US Center for Diseases
Controle and Prevention (CDC) merekomendasikan pedoman pencegahan penyakit
pneumonia nosokomial, salah satunya adalah upaya pemeliharaan secara seksama dan
berkala terhadap botol humidifikasi oksigen. Namun implementasi pada Rumah sakit masih
belum ada standar baku yang ditetapkan untuk pemeliharaan, perawatan dan standar
penggunaan terhadap humidifier. Oleh Karena itu,kami kemudian mengajukan protap SOP
sebagi standar pemeliharaan dan penggunaan botol humidifier pada jenis humidifier reusable.
Adapun standar protap SOP yang kami maksud adalah dengan memperhatikan tabung
humidifier harus dalam kondisi bersih, air dalam humidifier harus air steril dan diganti setiap
12 jam, bila cairan hendak ditambahkan sisa cairan harus dibuang terlebih dahulu,perawatan
tabung dilakukan dengan teknik desinfeksi yaitu dicuci dengan fenol 5% dan dibilas dengan
air mengalir kemudian dikeringkan, setelah kering bagian dalam dicuci ulang dengan
menggunakan alkohol 70%, kemudian dibilas dengan cairan aquades steril, Pemakaian
selang oksigen harus digunakan untuk satu pasien, Humidifier yang tidak terpakai harus
segera di disinfectan dan disimpan di tempat yang bersih dan kering,pada instalasi gawat
darurat di sarankan terapi oksigen menggunakan non humidifier karena mobilitas pasien
yang tinggi dan lama perawatan tidak lebih dari 4 jam,Pemakaian non humidifier dapat di
berikan pada pemberian oxygen kurang dari 5 liter, Bila pemakaian lebih dari 5 liter bisa di
berikan non humidifier asalkan kurang dari 4 jam, Pemakaian oxygen lebih dari 5 liter dalam
waktu lama menggunakan humidifier. Selain itu solusi dari permasalahan ini yaitu
penggunaan sterile humidifier oksigen sekali pakai/single use. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa humidifier sekali pakai/single use lebih aman untuk pasien daripada
yang dapat digunakan kembali/re-use (Fauci et al.2017). Dan studi lain yang dilakukan oleh
Meehan et al. telah menunjukkan bahwa humidifier sekali pakai bisa tetap steril hingga 77
hari (Fauci et al.2017).
Jurnal yang terkumpul kemudian di evaluasi dan di pilih kembali sesuai dengan
kriteria kecocokan penerapan tujuan evidance. Sehinga di temukan 21 jurnal yang
mendukung pemilihan pedoman humidi dan non humidi . Dari 21 jurnal tersebut
kemudian dipilih juranl dengan desain random control trials sebanyak 2 jurnal meta
analyze sistematic review. Kesimpulan akhir jurnal tersebut dikatakan bahw dari 27
randomized control trials yang dilakuakan daapat diketahun bahwa penggunaan non
humidi lebih baik dari pada penggunaan humidi pada pemberian terapi oksigen dengan
aliran rendah dalam menurunkan angka kontaminasi bakteri, dan tidak ditemukan
signifikansi yang kuat terhadap angka kejadian mukosa hidung kering,tenggorokan
kering, dan hidung berdarah.
BAB III
RANCANGAN PROJECT
Sedangkan inovasi kedua yang diajukan adalah peggunanan terapy oxygen dengan non
humidifier. Rancangan inovasi ini terlebih dahulu dilakukan dengan melakukan sosialisasi
pada perawat yang ada pada RS, selanjutnya dilakukan tahap intervensi dan di akhir tahap
dilakukan evaluasi tentang penggunakan terapi oksigen dengan non humidifier.
4. Timeline
Rencana kegiatan Oktober November Desember
Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis jurnal dan
perancangan Inovasi
Koordinasi perizinan
pelaksanaan Inovasi dengan
pihak RS
Sosialisasi materi penerapan
Inovasi
Pelaksanaan Inovasi
Evluasi hasil pelaksanaan dan
penerapan Inovasi