Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan 9 – Agen-agen Infeksius (Bakteri, Virus, Jamur, Parasit)

Perbedaan Proses Infeksi


Agen Infeksius
Dr. dr. Fitriyati Irviana, MM
Port D’entrée Virus Ke Dalam Tubuh
• Melalui saluran pernafasan
• Beberapa jenis virus seperti orthomyxho viris (virus influenza) rhinovirus dan
adenovirus (virus penyebab cacar air) bisa berterbangan bebas didunia. Virus jenis ini
biasanyamenyebar keudara ketika sesorang yang mengidap penyakit dampak virus
virus tersbut batuk atau bersin bersin. Dalam hal ini virus virus terbawa oleh uap air
ludah atau lender yang keluar ketika batuk atau bersin.
• Melalui saluran pencernaan
• selain melalui saluran pernafasan, beberapa jenis virus juga bisa masuk kedalam
tubuh melalui saluran pencernaan. Antara lain :
• prota virus (virus penyebab penyakit gastroenteritis) yaitu peradangan pada lambung dan
usus
• coronavirus ( virus penyebab demam)
• polrovirus (virus penyebab virus polyomielitis) ,yaitu penyakit yang menyerang otak dan
sumsum tulang belakang yang bisa mengakibatkan pada penderitanya lumpuh.
• Hepatitis A (virus penyebab peradangan hatidan beberapa jenis adenovirus. Masuknya virus
virus jenis ini kedalam tubuh biasanya terjadi pada makanan yang tidak higienis
Con’t
• Melalui saluran kelamin dan saluran kencing
• Bebrapa jenis virus bisa masuk kedalam tubuh melalui saluran kelamin dan saluran kencing.
Virus virus jenisini antara lain
• herpes simplex (virus penyebab penyakit herpes kelamin).
• HIV (Human immunodefesiensi virus)
• HPV (Human papiloma virus), virus yang menyebabkan penyakit kutil disekitar kelamin. Virus
virus jenis ini biasanya masuk lealui aktivitas sexsual.
• Melalui kulit
• Kulit yang bersangkutan atau bersentuhanlangsung dengan penderita penyakit. Dampak virus
eksklusif bisa terinfeksi virus tereut. Beberapajenis virus yang bisa masuk atau menginfeksi
melalui kulit antara lain herpes simplex.
• Melalui darah
• Virus yang terdapat dalam darah seseorang yang terinfeksi bisa menyebar atau masuk
kedalam tubuh orang sehat melalui penggunaan jarum,infeksi, tal sekali pakai dan gigitan
nyamuk.
Infeksi Virus Pada Saluran Pernapasan
• Banyak virus penyebab penyakit seperti, virus influenza, parainfluenza,
virus rubeola dan coronavirus (bersifat setempat). Gejala ditempat lain
seperti virus variola, virus varicella bahkan ada yang bersifat tumorik
seperti virus papilloma.
• Pada influenza, proses infeksinya dimulai dari virus yang masuk harus
berhadapan dengan Ig A yang mampu menetralisir dan glikoprotein yang
mampu menghambat perlekatan virus pada reseptornya Virus-virus yang
mampu melampauinya akan berkembangbika pada sel dan merusaknya.
• Virus-virus yang baru dilepaskan selanjutnya menyerang sel epitel lainnya.
Penyebaran ini dibantu cairan transudat. Proses kematian sel menyebabkan
saluran napas menjadi lebih rentan terhadap infeksi bakterial.
Infeksi Virus Pada Saluran Pencernaan
• Hanya virus tak berselubung yang masih infektif setelah lewat cairan empedu dan
lambung. Virus tersebut hanya menyebabkan penyakit setempat seperti;
rotavirus, Norwalk agent, Hawaii agent, pararotavirus.
• Adapula yang menyebar ketempat lain seperti virus hepatitis dan virus
imunodifisiensi manusia. Pada kasus infeksi rotavius, gejala timbul akibat
kerusakan sel-sel velii. Akibat kerusakan tersebut terjadi defisiensi enzim-enzim
penting seperti disakarida dan gangguan absorpsi garam-garam dan air.
• Perkembangbiakkan virus sering juga disebut dengan istilah replikasi. Untuk
berkembangbiak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu,
virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia.
• Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara
lisogenik. Pada infeksi secara lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi
berintegrasi dengan DNA sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah
banyak pada saat sel inang membelah.
Infeksi secara litik melalui fase-fase berikut ini :
•Pada fase Absorpsi, fage melekat di bagian tertentu dari dinding sel bakteri dengan serabut ekornya. Daerah
Fase Absorpsi perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas bagi fage sehingga fage jenis lain tidak dapat melekat di
tempat tersebut.

Fase Penetrasi •Meskipun tidak memilki enzim untuk metabolisme, bakteriofage memiliki enzim lisosom yang berfungsi merusak
dinding sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke dalam sel bakteri

•Pada fase ini, fage merusak DNA bakteri dan menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada
Fase Replikasi dan Sintesis fase replikasi, fage menyusun dan memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage membentuk selubung-selubung
protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang terdiri dari kepala, ekor dan serabut ekor telah terbentuk.

Fase Perakitan •Komponen-komponen fage akan disusun membentuk fage baru yang lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya

Fase Pembebasan atau lisis •Setelah fage dewasa, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru akan keluar. Jumlah virus baru ini dapat
mencapai 200 buah. Pembentukkan partikel bakteriofage melalui siklus litik ini memerlukan waktu 20 menit.
Infeksi secara lisogenik Infeksi secara lisogenik
melalui fase-fase berikut ini:
Fase Absorpsi dan •Pada fase absrpsi dan infeksi peristiwa yang terjadi sama halnya dengan fase absropsi pada infeksi secara litik. Fage
menempel di tempat yang tepat yang spesifik pada sel bakteri.
Infeksi

Fase Penetrasi •Pada fase ini, fage melepas enzim lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke
dalam sel bakteri.

•DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profage. Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada
Fase Penggabungan dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein
reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profage tidak aktif.

•Saat profage akan bereplikasi, itu artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri,

Fase Replikasi bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage. DNA fage (dalam profage) akan
terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk
mengaktifkan profagenya. Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
Perbedaan siklus Litik & Lisogenik
Variabel pembeda Siklus litik Siklus lisogenik
1 Kondisi awal bakteri (sel inang) Non virulen Virulen
2 Jumlah tahapan 5 tahapan: adsorbsi, lisis 4 tahap: adsorbsi,
penetrasi, replikasi, penetrasi, penggabungan,
perakitan, lisis pembelahan atau
replikasi
3 Kelanjutan siklus Terhenti, karena sel Dapat dilanjutkan dengan
inangnya siklus litik jika virulensi
rusak/mengalami lisis bakteri hilang
4 Kondisi akhir bakteri (sel inang) Mengalami lisis (mati) Tidak mengalami lisis
(tidak mati)
Contoh
• Proses Infeksi Virus Dengue
Proses Infeksi Bakteri
• Proses infeksi bakteri dimulai dari, dimana suatu bakteri harus
menempel dan melekat pada sel inang biasanya pada sel epitel.
• Setelah bakteri mempunyai kedudukan yang tetap untuk menginfeksi,
mereka mulai memperbanyak diri dan menyebar secara langsung
melalui jaringan atau melalui sistem limfatik ke aliran darah.
• Infeksi ini (bakteremia) dapat berlangsung sementara atupun
menetap. Bakteremia mempunyai kesempatan untuk menyebar ke
dalam tubuh serta mencapai jaringan yang cocok untuk
memperbanyak diri.
Port D’entrée Infeksi Bakteri
•Salah satu jenis bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui kontak manusia langsung maupun tidak langsung. Pada kasus
Kontak penularan difentri, terjadikontak langsung dimana orang seha kontak dengan benda benda yang terinfeksi seperti pensil, gelas,
handuk, mainan dan lainnya. Sedangkan kontak langsung contoh : pada khasus gonorea atau kencing nanah

•Sebagian infeksi pernafasan menyebar karena menghirup udara yang mengandung bakteri. Bakteri jenis ini cenderung berada

Inhalasi atau pernafasan diudara dalam bentuk aerosol. Bakteri ini menyebar dilingkungan melalui bersin, batuk, berbicara atau meludah. Meskipun
mudah menyerang namun ada beberapa bakteri yang tahan pada kondisi kering dan tetap berada diudara untuk jangka waktu
yang lama. Jadi saat orang sehat menghirup udara yang mengandung bakteri dia akan tertular infeksi pernafasan.

•Infeksi saluran pernafasan biasanya disebabkan karena tidak sengaja menelan bakteri pathogen atau toksin bakteri. Infeksi
Pencernaan bisa ditularkan melalui perantara air (waterbone) dan bersentuhan tangan (hand bobe) bakteri ini masuk kesaluran
pencernaan melalui mulut dan dakam beberapa kasus melalui hidung dan mata .

Inokulasi •Bakteri yang terinokulasi kedalam jaringan sub kutan biasa menyebaban infeksi. Misalnya bakteri clostridium tetani yang
menyababkan tetanus.

Kongenital atau bawaan •Patogen yang mampu melewati penghalang lasenta infeksi janin didalam rahim disebut infeksi kongenetal. Dapat
menyebabkankelainan pada bayi
Contoh Infeksi Bakteri :
• Sifilis, atau dikenal juga dengan raja singa, adalah penyakit infeksi menular seksual yang
bersifat kronis. Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Sifilis dapat menyerang organ-organ
dalam tubuh seperti jantung, otak dan susunan saraf. Penyakit sifilis dapat menyerang laki-laki
maupun wanita, dan segala usia. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Penyebaran penyakit terjadi melalui sentuhan langsung dengan luka yang
mengandung Treponema pallidum, seperti melalui hubungan seksual yang tidak aman ataupun
kontak fisik lainnya, seperti menyentuh luka pada penderita sifilis atau menggunakan pakaian
bergantian tanpa dicuci terlebih dahulu.
• Kusta, atau lepra atau penyakit Hensen, adalah infeksi progresif lambat akibat Mycobacterium
leprae, yang mengenai kulit dan saraf perifer serta menyebabkan deformitas. M. leprae yang
terhirup, seperti M. tuberculosis, diserap oleh makrofag alveolus dan menyebar melalui darah,
tetapi tumbuh di jaringan yang relatif dingin di kulit dan ekstremitas. Meskipun tidak mudah
menular, kusta tetap menyebabkan endemi pada sekitar 10 sampai 15 juta orang yang tinggal di
negara miskin di daerah tropis.
• Kolera, Proses infeksi pada kolera meliputi ingesti vibrio cholerae, atraksi khemotaktik bakteri
pada epitelium usus, motilitas bakteri dengan flagellum polar tunggal, dan penetrasi lapisan
mukus pada permukaan intensial. V. Cholerae tetap tinggal pada permukaan sel epitel dengan
diperantai oleh pili dan kemungkinan oleh adhesi lain. Prosuksi toksin kolera mengakibatkan
terjadinya aliran kllorida dan air ke dalam lumen usus, menyebabkan diare dan
ketidakseimbangan elektrolit.
Contoh
• Infeksi Bakteri Salmonella Tiphy
Proses Infeksi Jamur
• Pada keadaan normal kulit memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan jamur
karena adanya lapisan lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara
suatu keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau
keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan
mudah mengakibatkan infeksi.
• Terutama pada kulit yang lembab, misalnya tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi,
karena keringat, dan menggunakan sepatu tertutup.Penularan terjadi oleh spora-spora
yang dilepaskan penderita mikosisbersamaan dengan serpihan kulit.
• Spora ini terdapat dimana-mana, seperti di tanah, debu rumah dan juga di udara, di
lingkungan yang panas dan lembab, dan di tempat dimana banyak orang berjalan tanpa
alas kaki, infeksi dengan spora paling sering terjadi misalnya di kolam renang, spa, ruang
olahraga, kamar ganti pakaian, dan kamar mandi.
• Kulit manusia memiliki lapisan pelindung yang terdapat flora bakteri, lapisan tersebut
dalam keadaan normal dapat memelihara dan menjaga keseimbangan biologis kulit yang
menyebabkan kulit memiliki daya tangkis terhadap jamur dan kuman.
Port D’Entrée Infeksi Jamur
• Penularan keringat yang berlebih dan mongering dikulit, keringat
kotor bercampur bakteri yang akan menimbulkan baud an menempel
di pori-pori kulit. Sehingga dapat menyebabkan panu, dan penyakit
kulit lainnya.
• Penularan langsung tumitis, epitel, rambut yang mengandung jamur.
• Tidak langsung, tanaman, kayu yang dihinggapi debu.
• Agen penularan kontaminasi dengan pakaian, handuk, seprai, autonuklasi dari
tinta pedis, tinta inguium, dan tinta manum.
• Sentuhan kulit penderita berkudis dengan kulit orang lain.
Mekanisme infeksi jamur sebagai berikut :
•Ketika lapisan pelindung tersebut rusak atau keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat dengan mudah
mengakibatkan infeksi pada kulit manusia terutama pada kulit yang lembab.

Tahap Inkubasi •Beberapa aktivitas yang menyebabkan kulit menjadi lembab adalah kulit tubuh yang tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi,
berkeringat, dan menggunakan sepatu tertutup. Penularan jamur terjadi oleh spora-spora yang dilepaskan penderita mikosis bersamaan
dengan serpihan kulit. Spora ini terdapat dimana-mana, seperti di tanah, debu rumah dan juga di udara, di lingkungan yang panas dan
lembab, dan di tempat dimana banyak orang berjalan tanpa alas kaki. Infeksi dengan spora paling sering terjadi misalnya di kolam renang,
spa, ruang olahraga, kamar ganti pakaian, dan kamar mandi.

Tahap Produmal •Setelah terjadi infeksi, spora tumbuh menjadi mycellium dengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan.

Tahap Sakit •Benang mycellium menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksi meluas. Enzim yang dimiliki fungi menembus ke bagian dalam kulit dan
mengakibatkan suatu reaksi peradangan. Peradangan tersebut terlihat seperti bercak-bercak merah bundar dengan batas-batas tajam yang
melepaskan serpihan kulit sehingga menimbulkan rasa gatal-gatal dikulit.
Contoh
• Infeksi Candidiasis
Proses Infeksi Parasit
• Penularan penyakit parasitik terjadi karena stadium infektif berpindah dari
satu hospes ke hospes yg lain. Parasit menginvasi imunitas protektif dengan
mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host:
1. Parasit mengubah permukaan antigen mereka selama siklus hidup dalam host
vertebrata
2. Menjadi resisten terhadap mekanisme efektor imun selama berada dalam host
3. Parasit protozoa dapat bersembunyi dari sistem imun dengan hidup di dalam sel
host atau membentuk kista yang resisten terhadap efektor imun. Dan kemudian
parasit menyembunyikan mantel antigeniknya secara spontan ataupun setelah
terikat pada antibodi spesifik.
4. Lalu parasit menghambat respon imun dengan berbagai mekanisme untuk masing-
masing parasit.
Port D’entrée Infeksi Parasit (Cacing)
• Cacing mudah masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi dengan telurnya. Ketika telur
cacing ini tertelan bersama makanan dan minuman akan memasuki
usus kemudian tekur ini akan menjadi larva didalam tubuh manusia.
• Cacing dan menembus telapak tangan dan kaki. Ketika tangan dan
kaki yang tercemar tanpa disadari cacing yang sangat kecil dapat
masuk menembus telapak tangan dan kaki.
• Tertular karena sentuhan, manusia yang terinfeksi cacingan dapat
menularkan atau memindahkan larva cacing dari hubungannya
kepada manusia lain melalui sentuhan
Contoh
• Infeksi Ascariaris
Perbedaan Proses Infeksi Agen Infeksius
• Pejamu memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh
jaringan dan mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh.
• Benteng pertama diperankan oleh kulit yang utuh, membran mukosa
permukaan dan sekret yang diproduksi.
• Contohnya lisozym air mata merusak peptidoglikan dinding bakteri.
Agen penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit,
riketsia, dan clamidia.
• Infeksi virus yang menyebabkan penyakit umumnya digolongkan ke
dalam sistem organ yang terkena, seperti infeksi virus pernapasan,
bentuk kelainan klinis yang di timbulkan seperti virus yang
menyebabkan eksastema, dan sifat infeksi infeksi laten virus.
• Infeksi yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi bersamaan dengan adanya rasa sakit, nyeri,
atau borok pada bagian tubuh.
• Ada waktu saat sistem kekebalan tubuh tidak dapat menyingkirkan suatu infeksi bakteri. Masing-
masing faktor penyebab memiliki karakteristik tersendiri. Jamur menimbulkan infeksi umumnya
terjadi di kulit.
• Infeksi jamur lebih cenderung mengenai daerah-daerah yang sering berkeringat dan lembab,
seperti muka, badan, kaki, lipatan paha, dan lengan. Parasit yang terdiri dari vermes dan protozoa
menimbulkan infeksi melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
• Riketsia menginfeksi dengan masuk ke kulit manusia melalui gigitannya atau kontak dengan
kotoran yang terdapat hewan atau serangga terinfeksi bakteri tersebut kemudian menyebar
mengikuti peredaran darah lalu menginfeksi sel-sel tubuh dan membelah diri di sana.
• Sedangkan, Clamidia menginfeksi dengan mencari inang untuk membantu reproduksi parasit
karena dia tidak dapat hidup jika tidak menempel pada inangnya, karena clamidia bersifat parasit
intraseluler obligat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai