Anda di halaman 1dari 31

Bakteriofaga

Pendahuluan
• Bakteriofaga (sederhananya faga) merupakan virus yang
menginfeksi/ menyerang bakteri.
• Virus ini sering digunakan oleh para ilmuwan untuk
penelaahan lebih mendalam tentang virus.
• Virus faga mudah ditumbuhkan pada bakteri (inang).
• Virus yang hidup pada bakteri tersebut mudah dipelihara
dengan kondisi yang dapat dikendalikan seperti waktu,
kerja, dan ruangan yang relatif sedikit dibandingkan
dengan pemeliharaan inang berupa tumbuhan dan
hewan.
• Virus yang menyerang bakteri diamati oleh
Twort dan d'Herelle pada tahun 1915 dan
1917. Mereka mengamati bahwa bakteri
usus tertentu dalam kultur cair dapat
dibubarkan dengan penambahan filtrat
bebas bakteri yang diperoleh dari limbah.
• Lisis sel-sel bakteri dikatakan dibawa oleh
virus yang dikatakan sebagai "
filterable poison" ("virus" adalah bahasa
Latin untuk "racun").
• Istilah bakteriofaga berasal dari kata
“bacteria” yaitu bakteri dan "phagein" yang
berarti "makan" atau "menggigit".
Morfologi dan Struktur Faga

• Bentuk Faga sama seperti virus, yaitu


terdiri atas sebuah inti asam nukleat yang
dikelilingi oleh selubung protein (kapsid)
fungsinya sebagai pelindung asam nukleat
(DNA dan RNA), dan dapat membantu
menginfeksi virus ke sel inangnya
• Tubuh Bakteriofaga tersusun ataskepala,
ekor,dan serabut ekor.
• Kepala berbentuk polyhedral(segi banyak)
yang di dalamnya mengandung DNA atau
RNA saja.
• Dari kepala muncul tubus atau selubung
memanjang yang dinamakan sebagai ekor
virus.
• Ekor bertugas sebagai alat penginfeksi.
• Pada bagian ujung ekor ditumbuhi
serabut-serabut ekor yang dapat berfungsi
sebagai penerima rangsang atau reseptor
• Sebagian besar penelitian Faga dilakukan
pada faga yang menyerang E. coli,
terutama fage-T dan fage lamda.
• Sel bakteri dapat mengalami salah satu
dari dua jenis infeksi oleh virus, yaitu
infeksi litik dan infeksi lisogenik.
• Pada E. coli, infeksi litik disebabkan
oleh fage kelompok ketujuh yang dikenal
sebagai fage- T, sementara infeksi
lisogenik disebabkan oleh fage lamda.
Infeksi/Reproduksi Faga

• Bakteriofaga sebenarnya mempunyai dua


tipe cara menginfeksi, yaitu litik dan
lisogenik.
• Cara menginfeksi Bakteriofaga tersebut
juga sekaligus digunakan sebagai cara
bereproduksi (memperbanyak diri)
Litik atau virulen

• Fage litik menginfeksi sel dan sel tersebut


memberikan tanggapan dengan cara
menghasilkan virus-virus baru dalam
jumlah yang besar, yaitu pada masa akhir
inkubasi.
• Sel ini akan pecah atau mengalami lisis
yang akan melepaskan fage-fage baru
untuk menginfeksi sel-sel inangnya.
DaurLitik

• a.Fase adsorbsi (penempelan)


pada fase ini, awalnya ditandai dengan
adanya ujung ekor menempel atau
melekat pada dinding sel bakteri.
Penempelan tersebut dapat terjadi
apabila serabut dan ekor virus melekat
pada dinding sel bakteri
• b.Faseinjeksi(penetrasi),
selubung sel berkontraksi , mendorong
inti ekor ke dalam sel melalui dinding
dan membran sel, kemudian virus
tersebut menginjeksikan DNA ke dalam
sel bakteri. Namun demikian, selubung
protein yang membentuk kepala dan
ekor fage tetap tertinggal di luar sel.
Setelah menginjeksi kemudian akan
terlepas dan tidak berfungsi lagi.
• c. Fase sintesis
DNA virus yang telah diinjeksikan yang
mengandung enzim lisozim ke dalam
akan menghancurkan DNA bakteri,
sehingga DNA virus yang berperan
mengambil alih kehidupan.
• Kemudian DNA virus mereplikasi diri
berulang-ulang dengan cara
menggandakan diri dalam jumlah yang
banyak, selanjutnya melakukan sintesis
protein dari ribosom bakteri yang akan
diubah manjadi bagian-bagian kapsid
seperti kepala,ekor, dan serabut ekor
• d. Fase perakitan
bagian-bagian kapsid kepala, ekor, dan
rambut ekor yang mula-mula terpisah
selanjutnya dirakit menjadi kapsid virus
kemudian DNA virus masuk ke dalamnya,
maka terbentuklah tubuh virus yang utuh.
• e. Fase litik
Setelah sekitar 20 menit dari infeksi awal
sudah terbentuk 200 Bakteriofaga yang
telah terakit dan sel bakteri itu pun
meledak pecah (lisis) dan melepaskan
fage-fage baru/virus akan keluar untuk
mencari atau menginfeksi bakteri-bakteri
lain sebagai inangnya, begitu seterusnya
dan memulai lagi daur hidup tersebut.
Daur Lisogenik

• Pada daur ini juga mengalami fase yang


sama dengan daur litik, yaitu melalui :
a. fase adsorbsi
b. fase injeksi.
• Selanjutnya, akan mengalami fase-fase
berikut:
• c.Fase penggabungan
karena DNA bakteri terinfeksi DNA virus,
hal tersebut akan mengakibatkanbenang
ganda berpilin DNA bakteri menjadi putus,
selanjutnya DNA virus menyisip di antara
putusan dan menggabung dengan benang
bakteri.Dengan demikian, bakteri yang
terinfeksi akan memiliki DNA virus.
• d. Fase pembelahan
karena terjadi penggabungan, maka DNA
virus menjadi satu dengan DNA bakteri
dan DNA virus menjadi tidak aktif disebut
profage. Dengan demikian, jika DNA
bakteri melakukan replikasi, maka DNA
virus yang tidak aktif (profage) juga ikut
melakukan replikasi.Bakteri yang
mengandung profaga disebut lysogen.
• dalam keadaan tertentu jika DNA virus
yang tidak aktif (profage) terkena zat kimia
tertentu atau terkena radiasi tinggi, maka
DNA virus akan menjadi aktif kemudian
menghancurkan DNA bakteri dan
memisahkan diri. Selanjutnya, DNA virus
tersebut mensintesis protein sel bakteri
(inangnya) untuk digunakan sebagai
kapsid bagi virus-virus baru dan sekaligus
melakukan replikasi diri menjadi banyak.
• Pelepasan DNA fage dari DNA
bakteri spontan merupakan peristiwa
langka yang terjadi sekitar satu dalam
10.000 bakteri terlisogenik, tapi hal ini
menjamin pembentukan fage-fage baru
yang dapat dilanjutkan untuk menginfeksi
sel lainnya.
• Biasanya sulit untuk mengenali bakteri
lisogenik karena sel bakteri terlisogenik
dan bakteri normal tampak identik.
• Namun dalam beberapa situasi, profage
bakteri lisogenik memperlihatkan
karakteristik baru (fenotipe
baru) yang tidak ditampilkan oleh
sel normal. Fenomena ini disebut konversi
lisogenik.
• Konversi lisogenik memiliki beberapa
manifestasi menarik pada bakteri
patogen dimana mereka hanya
mengeluarkan penentu virulensi tertentu
ketika mereka berada dalam
keadaan terlisogenik.
• Oleh karena itu, Corynebacterium
diphtheriae hanya dapat menghasilkan
racun yang bertanggung jawab untuk
penyakit jika membawa virus lisogenik
yang disebut fage beta
• Contoh lainnya adalah :
hanya Streptococci terlisogenik yang
menghasilkan toksin erythrogenic
(eksotoksin pirogenik) yang menyebabkan
ruam kulit pada demam berdarah.
• Beberapa racun Clostridium botulinum
disintesis
hanya pada strain terlisogeniknya.
• Fenomena yang mirip dengan konversi
lisogenik terjadi dalam hubungan antara
virus tumor hewan dan sel inangnya.
Dalam kedua kasus, DNA virus
dimasukkan ke dalam genom sel inang
dan ada perubahan pada fenotipe sel.
• Beberapa kanker manusia dapat
disebabkan oleh virus yang melisogeni
DNA sel manusia yang mekanismenya
seperti lisogeni pada bakteri
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai