Anda di halaman 1dari 5

Bakteriofag berasal dari kata bacteria dan phagus (bahasa Yunani).

Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Bakteriofage memiliki 2 macam cara untuk mereplikasikan dirinya, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Replikasi tersebut baru dapat dilakukan ketika virus ini telah masuk ke dalam sel inangnya (bakteri). Bakteriofage termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofage adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. E. coli merupakan bakteri yang hidup pada saluran pencernaan manusia. Perbedaan dengan virus ialah bahwa virus hidup dan berkembang biak dalam organisme yang multisel, sedangkan bakteriofaga hidup dan berkembang biak dalam organisme yang uni-sel.[1]

Bakteriofage ialah virus yang menginfeksi bakteri . Walaupun spektrum bakteri yang dapat diinfeksi satu bakteriofage itu terbatas, banyaknya bakteriofage yang ada tak terhitung jumlahnya itu maka sangat mungkin bahwa paling sedikit terdapat satu bakteriofage untuk setiap tipe bakteri (Utomo, 2009).

Dibandingkan dengan kebanyakan virus, bakteriofage sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup. Pada virus T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada banyak virus lain, termasuk virus penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya adalah RNA. Pada virus RNA, RNA baru dibuat dengan cara menggandakan langsung RNA lama atau dengan lebih dulu membentuk potongan DNA pelengkap. Proses ini dikenal dengan nama reverse transcription atau transkripsi balik. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, DHerelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya. Menurut (Hariri, 2010), virus menggandakan dirinya sendiri dengan membajak materi genetik dari suatu sel hidup. Urutan lima langkah ini memperlihatkan bagaimana bakteriofage T4 melaksanakan proses ini. 1. Siklus dimulai dengan merekatkan diri ke dinding sel bakteri. 2. Selama tahap penetrasi, DNA virus masuk ke sel.

3. Ia kemudian mengendalikan sel. Proses normal sel terhenti, dan sebagai gantinya ia membuat salinan bagian komponen virus. 4. Dalam tahap penyusunan, bagian-bagian yang berbeda-beda disatukan untuk menghasilkan virus baru. 5. Akhirnya, salinan atau virus replika ke luar dari sel. Langkah-langkah di atas adalah siklus hidup virus secara umum yang nantinya secara khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu daur litik dan daur lisogenik.

Peranan Virus bakteri (bakteriofage)


Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.Pada virus T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada banyak virus lain, termasuk virus penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya adalah RNA. Pada virus RNA, RNA "baru" dibuat dengan cara menggandakan langsung RNA "lama" atau dengan lebih dulu membentuk potongan DNA pelengkap. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya. Bakteriofage berasal dari kata bacteria dan phagus (bahasa Yunani). Dari asal kata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bakteriofage merupakan virus yang menyerang bakteri. Bakteriofage memiliki 2 macam cara untuk mereplikasikan dirinya, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Replikasi tersebut baru dapat dilakukan ketika virus ini telah masuk ke dalam sel inangnya (bakteri). Bakteriofage termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofage adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. E. coli merupakan bakteri yang hidup pada saluran pencernaan manusia. Kesimpulan: karena dia menyerang bakteri. Dan di dalam tubuh manusia ini banyak bakteri baik, sehingga Bakteriofage merusak sistem bakteri baik tersebut (contohnya ya E. Coli itu..) Dalam rekayasa genetika untuk penyembuhan atau pencegahan penyakit infeksi tertentu, pemetaan kromosom, menjinakkan bakteri patogen dengan menginfeksikan profage ke dalam sel nya dan banyak yang digunakan untuk bidang bioteknologi. Bakteriofage ialah virus yang menginfeksi bakteri . Walaupun spektrum bakteri yang dapat diinfeksi satu bakteriofage itu terbatas,

banyaknya bakteriofage yang ada tak terhitung jumlahnya itu maka sangat mungkin bahwa paling sedikit terdapat satu bakteriofage untuk setiap tipe bakteri. Komposisi dan struktur kimia. Bakteriofage terdapat dalam bentuk-bentuk pilihan dan, seperti virus hewan, semuanya mempunyai kapsid protein yang membungkus asam nukleat bakteriofage. Beberapa juga mempunyai struktur kompleks yang digunakan untuk menempelkan bakteriofage pada sel yang rentan. Kepala bakteriofage, yang berisi asam nukleat, sering ikosahedral, tetapi ada beberapa bentuk lain lain, termasuk bentuk bulat dan gilig (silindris). Tidak semua bakteriofage mempunyai ekor; diantaranya yang mempunyai, terdapat cukup keanekaragaman dalam strukturnya. Lisogeni Berbeda dengan pelepasan banyak virus hewan, pembebasan partikel bakteriofage yang matang selalu berakibat lisis dan kematian bakteri yang diinfeksi. Bakteriofage-bakteriofage yang infeksinya diikuti dengan reproduksi dan lisis disebut bakteriofage virulen. Akan tetapi banyak bakteriofage dapat menginfeksi bakteri tanpa merangsang produksi lebih banyak atau lisis sel yang terinfeksikan. Dalam hal ini, DNA bakteriofage menjadi bagian material genetik bakteri inangnya. DNA bakteriofage yang terdapat dan mereplikasi bersama dengan DNA bakteri disebut probakteriofage atau profage Bakteri yang membawa profage diberi istilah lisogen, yang menunjukkan adanya potensi untuk melisis dan bakteriofage yang dapat memproduksi lisogen disebut bakteriofage temperate. Sudah tentu, kecuali bila profage sewaktu-waktu menjadi virulen dan memproduksi partikel bakteriofage matang, suitlah untuk mengetahui apakah galur bakteri tertentu lisogen atau tidak. Namun, bakterium yang kadang-kadang lisogen memang akan menempuh daur lisis, dan bakteriofage yang dibebaskan dapat diasai dengan mencawankan supernat pada biakan bakteri kedua yang dilisis oleh bakteriofage temperat yang dibebaskan. Konversi lisogen. Walaupun profage tidak menyalin semua DNA nya (kecuali jika profage itu memasuki daur lisis), tidak berarti bahwa semua gen DNA profage mungkin disalin untuk membentuk protein yang baru bagi bakteri. Produk ini mungkin berupa enzim yang merangsang perubahan dalam struktur lipopolisakarida membran luar bakteri atau yang memprduksi racun yang dikeluarkan oleh bakteri ke dalam lingkungan sekitarnya. Protein racun yang dikeluarkan, yang disebut eksotoksin, merupakan dasar untuk penyakit gawat seperti difteria, demam skarlet dan botulisme. Diperolehnya karakter baru yang disandi oleh DNA

profage disebut konversi lisogen. Peranan bakteriofage dalam kehidupan : a. Untuk membuat antitoksin. b. Untuk melemahkan bakteri. c. Untuk reproduksi vaksin.

Pengertian Bakteriofage istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel) Identifikasi VirusBakteriophage yang merupakan virus penginfeksi bakteri dapat ditumbuhkan baik paada suspensi bakteri pada media cair ataupun media padat. Para ilmuwan kini memanfaatkan kombinasi virus-virus kecil, yang dikenal sebagai

bacteriophages, sebagai predator untuk menyerang dan mematikan virus-virus mematikan itu. Menurut edisi terbaru jurnal Nature, para peneliti di perusahaan bioteknologi Kanada, PhageTech, dan Universitas McGill, Montreal, menemukan bahwa kombinasi protein-protein yang menghambat pertumbuhan bakteri dapat digunakan untuk mengembangkan obat antibiotik baru.

Jing Liu dan koleganya menguji bakteri Staphylococcus aureuspenyebab paling utama penyakit infeksiuntuk mengidentifikasi bagian-bagian berbahaya dari bacteriophage dan molekulmolekul bakteri yang menjadi target virus. Bacteriophage dan virus-virus lain tidak bisa hidup atau berkembang biak tanpa bersemayam dalam sel-sel hidup, baik dalam tubuh tumbuhan, binatang, maupun bakteri. Dalam evolusinya, phage mengembangkan protein-protein unik yang mengikat dan berinteraksi dengan proteinprotein sel yang kritis dalam bakteri, merupakan proses-proses metabolik kunci. Bertugas menghajar bakteri dan menjadikannya sebagai pabrik yang memproduksi lebih banyak phage. Tampak seperti kelopak monster yang berkaki banyak, phage menempel pada permukaan sebagian besar S. aureus. Sekali nyantol, phage akan menyuntikkan DNA-nya ke dalam bakteri. Kemudian, DNA menginstruksikan bakteri untuk memproduksi virus-virus baru secara massal. Tidak sedikit S. aureus yang diproduksi jadi pecah dan mati. Replikasi baru phage ini akan terus menyerang lebih banyak bakteri tempat mereka bersemayam.

Istilah bacteriophage sudah digunakan pada 1917 oleh ahli biologi mikro Prancis, Felix d Herelle, yang tercatat pertama kali mengidentifikasi virus sebagai parasit dalam bakteri. Tapi penggunaan bacteriophage untuk menyembuhkan penyakit seperti infeksi staphylococcal dan neonatal sepsis masih sangat terbatas dilakukan di Barat, sedangkan di bekas Uni Soviet, selama beberapa dekade, terapi semacam itu sudah digunakan secara luas. Syukurlah, saat ini penggunaan terapetik bacteriophage sudah mulai tercerahkan. Setelah revolusi obat penisilin bergulir pada pertengahan abad ke-20, kepercayaan yang tinggi terhadap antibiotik menjadi alternatif dan menjadi senjata pamungkas bagi berbagai obat yang memiliki resistensi terhadap superbug. Formula antibiotik baru yang menyerupai virus ini ternyata cukup efektif untuk menghajar virusvirus induk yang ditemukan kebal terhadap antibiotik yang ada. Meskipun bacteriophage bekerja menyerang bakteri-bakteri induk (host) dan belum menjadi aplikasi antibiotik yang digunakan secara luas, para ilmuwan percaya bahwa mereka telah memiliki jawaban terhadap salah satu krisis medis modern yang paling serius dewasa ini.[ps]

Anda mungkin juga menyukai